Anda di halaman 1dari 16

Hak Pasien dan Perawat

Jun18

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan

pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak

asasi untuk berbuat, menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan

menrima sesuatu dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh

setiap orang. Dalam menuntut suatu hak, tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat

terjalin suatu ikatan yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat,

sehingga segala sesuatunya dapat memberikan dampak positif.

Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman

tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan

tercipta kehidupan yang damai dan tentram.

Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak manusia

atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan

kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat

dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.

Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :

1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)

Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak,

dsb.

2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)


Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan

oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.

3. Rights of legal aquality

Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum dan

pemerintahan.

4. Political Rights (hak asasi politik)

Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih,

mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.

5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak untuk

memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.

6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan

perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.

Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan jelas

beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan, hak asasi

ekonomi berupa kemakmuran dan hak asasi sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang

tubuh terdapat dalam pasal-pasal :

1. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak)

2. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan

3.Pasal 29 ( kebebasan beragama)

4.Pasal 31 ( mendapatkan pengajaran)


5. Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)

6. Pasal 33 (ekonomi)

7.Pasal 34 ( kesejahteraan sosial)

Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan terhadap

sesuatu, dimana seseorang berhak seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa

tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.

Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak mempunyai

atau memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang mepunyai hak

untuk masuk restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal ini jika ditinjau

dari sudut hukum orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang

menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar

makanan tersebut. Dari sudut pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu

pertimbangan etis, cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat

berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup dan

tinggal dalam kurun waktu tertentu.

Peranan hak-hak.

1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang

dengan kelompok

Contoh :

Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk

menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa


dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan

terhadap pasien, hal ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.

2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.

Contoh :

Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena

terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan

bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk

pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut

mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan

pasien.

3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat

menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh orang

lain.

Contoh :

Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi.

Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien

tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan

bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak

merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien,

berarti ia mengingkari kebebasan pasien.

Jenis-jenis hak :
1.Hak untuk memilih/kebebasan

Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang telah

ditentukan.

Contoh :

Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang

diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.

Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.

2. Hak kesejahteraan

Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar

keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.

Contoh :

Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air

bersih, dan lain-lain.

3. Hal legislatif

Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.

Contoh :

Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh

suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan

dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap

peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan

perselisihan.

5 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and Bandman, 1985)

1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang yang

bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau tidak

menggunakan hak tersebut.

Contoh :

Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi dia

mempunyai hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.

2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain untuk

menggunakan hak-haknya.

Contoh :

Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen untuk

mendapatkan pengobatan.

3. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak memihak dan

kejujuran.

Contoh :

Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
4.Hak untuk dapat dilaksanakan.

Contoh :

Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan bahwa

pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua pasien.

5. Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat dikesampingkan

atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau pengganti.

Contoh :

Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak disengaja, pasien

dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari daftar pembedahan berikutnya

(bila terjadi kekeliruan).

Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25 The

United Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United Nations

International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :

1.Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)

2.Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)

Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland 1964

muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to informasi)

Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :

1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan


2.Hak mendapat informasi

3. Hak memilih

4. Hak mendengar

Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :

1.Hak memberikan consent (persetujuan)

Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa

paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang

ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan

consent. Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak

untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :

a. Tertulis

b.Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya

c.Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan

d.Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan konsekuensinya,

penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang diharapkan, Tawaran diberikan

oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan

2. Hak untuk memilih mati

Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter, salah satu

kriteria kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering

bertolak belakang dengan hak untuk tetap mempertahankan hidup.


Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak mamapu membuat

keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam keadaan koma. Dalam situasi

inipasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan

peralatan mekanik.

3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya

Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah orang dengan

gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum

mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia

lanjut yang sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.

4. Hak pasien dalam penelitian

Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian misalnya

penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien harus memperhatikan

aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi

secara jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien

untuk menolak atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam

penelitian yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak

dilanggar baik secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus memahami hak-hak

pasien : membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang

lengkap, menghentikan partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau

resiko cidera, percakapan tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari

pelayanan orang yang tidak kompeten.

Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey, 1974),

terdiri dari 4 katagori yanitu :


1.Hak kebenaran secara menyeluruh

2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)

3.Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan

kesehatan

4.Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit

PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN

Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American Hospital

Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang

pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.

1.Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan

keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.

2.Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan

dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti

masalah yang dihadapinya.

3.Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan

tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan

akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.

4.Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan diinformasikan

tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.


5.Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut program

asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan

6.Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan

kesehatan yang diberikan kepadanya.

7.Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap dan

memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan RS yang

ditunjuk dapat menerimanya.

8.Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain,

seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang

diterimanya.

9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu

eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.

10.Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke

dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.

11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan

untuk asuhan keehatannya.

12.Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya

sebagai pasien dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :

1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besarnya

partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan


2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat

3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien

4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan dan

penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak

berpartisipai apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.

Kewajiban Pasien :

Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang

memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan haknya.

1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada diinstitusi

kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.

2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun perawat yang

memberikan asuhan.

3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang

penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.

4.Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban untuk

menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama

perawatan.

5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan

perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.


HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
A. HAK KLIEN
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.
Dewasa ini klien juga untuk meminta untuk lebih dapat menentukan sendiri dan
mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit. Persetujuan, kerahasiaan, dan hak klien untuk
menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan diri sendiri.
Kebutuhan untuk hak klien adalah hasil secara luas dari dua keadaan yaitu kerentanan
(vulnerability) klien dari penyakit dan kompleksitas hubungan dalam tatanan asuhan
kesehatan. Ketika sakit, seseorang sering tidak mampu menyatakan hak-haknya sebagaimana
bila ia sakit. Menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran tentang hak seseorang
dalam situasi tersebut. Oleh karenanya seseorang yang lemah atau terkait dengan
penyakitnya, mungkin tidak mampu menyatakan hak-haknya.
Pola baru dari hubungan asuhan kesehatan muncul sebagai akibat dari beberapa
kekuatan di masyarakat, mencakup konsumen yang lebih berpengetahuan dan pengakuan dari
peranan gaya kehidupan di dalam penyakit. Tujuan kesehatan meliputi pengembalian
otonomi dan kemendirian klien serta penerimaan kesehatan yang baik sebagai tanggung
jawab pemberi asuhan, klien, serta masyarakat. Tujuan ini tidak dapat di capai, kecuali klien
menerima tanggung jawab secara aktif untuk kesehatan mereka dan asuhan kesehatan, serta
kecuali klien dan pemberi asuhan saling menghargai. Penggerakan hak-hak klien
meningkatkan hubungan kesehatan yang baru ini, dan perawat dewasa ini di cegah untuk
mengurangi hak-hak klien dengan mengidentifikasi dan melindungi hak klien serta pembantu
klien menyatakan haknya (Healey, 1983).
Pada tahun 1973 di American Hospital Association menerbitkan a Patients Bill of
Rights dalam upaya meningkatkan hak klien yang dirawat. Seringkali klien tidak mengetahui
haknya, walaupun banyak rumah sakit dewasa ini memberi klien pada saat masuk pernyataan
haknya.
Empat hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan kesehatan (Annas dan Healey,
1974)
1. Hak untuk kebenaran secara menyeluruh
2. Hak untuk privasi dan martabat pribadi
3. Hak untuk memelihara penentuan diri dengan berpartisipasi dalam keputusan sehubungan
dengan kesehatan seseorang
4. Hak untuk memperoleh catatan medis, baik selama maupun setelah dirawat

Pernyataan hak pasien/klien


Uraian pernyataan hak pasien (a Patients Bill of Rights) adalah sebagai berikut :
1. Klien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan.
2. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi terbaru dan lengkap dari dokter
mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosisnya.
3. Klien mempunyai hak untuk menerima informasi penting dari dokternya untuk memberikan
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta risiko kemungkinan
dialaminya, kecuali dalam sistem darurat.
4. Klien mempunyai hak untuk menolak pengobatan sejauh diijinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakannya.
5. Klien mempunyai hak untuk mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis diskusi medis konsultasi, pemeriksaan, dan pengobatan
yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Klein mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua komunikasi dan catatan mengenai
asuhannya harus diberlakukan sebagai rahasia.
7. Klien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan rumah
sakit yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit dengan
instansi lain, seperti pendidikan institusi atau instansi lainnya sehubungan dengan asuhan
yang diterimanya.
Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama yang merawat dan sebagainya.
9. Klien mempunyai hak untuk diberikan penasehat apabila rumah sakit mengajukan untuk
terlibat atu berperan dalam eksperimen manusiawi yang memengaruhi asuhan atau
pengobatannya. Klien mempunyai hak untuk menolak berpartisipasi dalam proyek riset
tersebut.
10. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan asuhan berkelanjutan yang dapat diterima. Klien
mempunyai hak untuk mengetahi lebih jauh waktu perjanjian dengan dokter yang ada. Klien
mempunyai hak untuk mengharapkan rumah sakit menyediakan mekanisme sehingga ia
mendapat informasi dari dokter atau staf yang didelegasikan oleh dokter tentang kesehatan
klien selanjutnya.
11. Klien mempunyai hak untuk mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang harus
diikitunya sebagai klien.
12. Klien mempunyai hak untuk mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang
diikutinya.
Menurut Fred Ameln hak-hak tersebut meliputi hak atas informasi, hak memberikan
informasi, hak memilih dokter, hak memilih sarana kesehatan, hak atas rahasia kedokteran,
hak menolak pengobatan, hak menolak sesuatu tindakan medik tertentu, hak untuk
menghentikan pengobatan, hak melihat rekam medis, hak second opinion.
Hak-hak pasien yang paling menonjol dalam hubungannya dengan pelayanan
kesehatan, yaitu (1) rekam medis, (2) persertujuan tindakan medis, (3) rahasia medis. Ketiga
hak tersebut dengan tiga doktrin kesehatan ( Poernomo, 2000).

B. KEWAJIBAN KLIEN
Menurut Fred Ameln, kewajiban pasien adalah :
1. Memberi informasi lengkap perihal penyakitnya kepada tenaga kesehatan.
2. Mematuhi nasehat tenaga kesehatan.
3. Menghormati privasi tenaga kesehatan yang mengobatinya.
4. Memberi imbalan jasa.

Selain itu, menurut buku Pengantar Pendidikan Keperawatan karya A. Aziz Alimul
H., S.Kep.,Kewajiban pasien antara lain :
1. Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mentaati segala peraturan tata tertib rumah sakit.
2. Pasien wajib menceritakan sejujurnya tentang segala sesuatu mengenai penyakit yang
diderita.
3. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter atau perawat dalam rangka
pengobatan.
4. Pasien beserta penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau dokter.
5. Pasien dan penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi segala perjanjian yang
ditandatangani.

Sedangkan menurut M. Jusuf Hanafiah dalam buku Etika Kedokteran & Hukum
Kesehatan edisi 3, kewajiban pasien adalah :
1. Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter.
2. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya.
3. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter.
4. Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit dan lain lainnya.
5. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.
6. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta
honorarium dokter.

C. UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN


Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999(UUPK) mengartikan
konsumen sebagai setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dimasyarakat, baik
untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain, dan tidak
untuk dipedagangkan. Pelaku usaha didefinisikan sebagai setiap orang perseorang atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi. Pengertian jasa menurut UU konsumen adalah setiap
layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk
dimanfaatkan konsumen.
Dalam UU ini dijabarkan hak dan kewajiban konsumen, pelaku usaha dan jasa yang
kalau kita periksa satu-persatu semuanya dapat kita aplikasikan dalam tatanan hubungan
antara perawat dan pasien/klien. Hal ini mengingat bahwa hubungan antara perawat dan
pasien kontraktual, adanya jasa asuhan keperawatan yang disepakati bersama, dan juga
mengingat ada kecenderunagan konsumerasi pelayanan kesehatan yang memandang pasien
atau klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan. Salah satu hak pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang nyaman, aman, dan selamat.

Anda mungkin juga menyukai