Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM PENDENGARAN PADA MANUSIA

Disusun Oleh :
Ketua Kelompok:
Andreo Gaferoh E711811034
Anggota:
Ajeng Try Aulia E711811033
Dwi Novita Sari E711811038
Novi Irawati E711811051
Tasya Dwi Kurnia E711811061
Vica Vijayanti E711811062

TINGKAT 2
JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Pendengaran” dengan lancar.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tak lepas dari bantuan,
arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada bu Rizky Dimas Monica, M.Kes. selaku dosen pengajar mata
kuliah KKPT III (P-TM) dan kepada semua pihak yang terkait atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini, sekali lagi penulis mengucpkan
terima kasih.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Wassalamualaikum Wr.wb

Cimahi, Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Sistem Pendengaran..................................................................................4
2.2 Fungsi Telinga...........................................................................................7
2.3 Penyakit – Penyakit Pendengaran...........................................................12
2.4 Terminologi Medis Sistem Pendengaran.................................................15
2.5 Istilah Medis Umum terkait Telinga........................................................18
2.6 Istilah Medis Penyakit Gangguan Telinga...............................................18
2.7 Istilah medis tindakan diagnostic dan terapi...........................................19
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan


berdampingan dengan alam, karena alam sangat penting
untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap
makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan
alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan
yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap
makhluk hidup.Indera ini berfungsi untuk mengenali
setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam
maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk
hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor
inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel
reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,
ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan
lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di
dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun,
kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi
untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh.
Yang termasuk eksoreseptor yaitu: Indera penglihatan (mata), indera ini berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya.
Indera pendengaran (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan

1
2

lingkungan seperti suara. Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya.
Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan
lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya. Indera
pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan
sebutan panca indera. Berikut akan dijelaskan dari salah satu panca indera
manusia yaitu telinga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendengaran?

2. Apa saja bagian-bagian dan fungsi-fungsi dari sistem pendengaran?

3. Penyakit apa saja yang terjadi pada sistem pendengaran?

4. Terminology medis apa saja yang ada di system pendengaran?

5. Istilah umum apa saja yang terkait dengan telinga?

6. Apa saja istilah medis penyakit gangguan telinga?

7. Apa saja istilah medis tindakan diagnostic dan terapi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pendengaran.


3

2. Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi-fungsi dari sistem


pendengaran.

3. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang terjadi pada sistem


pendengaran.

4. Untuk mengetahui terminology medis apa saja yang ada di sistem


pendengaran

5. Untuk mengetahui istilah umum apa saja yang terkait dengan telinga

6. Untuk mengetahui istilah medis penyakit gangguan telinga

7. Untuk mengetahui istilah medis tindakan diagnostic dan terapi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendengaran

Sistem pendengaran adalah sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini
dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, saraf-saraf,
dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Tidak semua
suara dapat dikenali oleh semua binatang. Anatomi pendengaran memiliki alat
indera yang disebut telinga anatomi telinga perlu diketahui untuk membantu
mengatahui gangguan gangguan pendengaran. Telinga terdiri dari tiga bagian
utama yaitu telingan bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam.

4
5

Berikut penjelasan anatomi telinga :


a. Telinga bagian luar (auris eksterna) terdapat : daun telinga dan liang
telinga

b. Teliga bagian tengah (auris media ) terdapat : membran timpani, kavum


timpani, tuba eustakius, prosesus maostoideus.

c. Telinga bagian dalam ( labirin ) terdapat : kanalis semisir kuralis,


utrikulus, sakulus, koklea.

Anatomi Telinga dalam :


a. Telinga bagian dalam terletak di dalam pars petrosus os temporale

b. Telinga bagian dalam terdiri dari organ pendegaran dan organ


keseimbangan
6

c. Telinga dalam (koklea/rumah siput) – berisi cairan dan sel "rambut" yang
sangat peka. Struktur yang berupa rambut halus ini bergetar ketika
dirangsang oleh getaran bunyi
d. Sistem vestibular – berisi sel yang mengendalikan keseimbangan
e. Saraf auditori – menghubungkan koklea/rumah siput ke otak

Anatomi Telinga Tengah :

a. Gendang telinga (membran timpani) – mengubah bunyi menjadi getaran

b. Tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes) – rangkaian ketiga


tulang kecil ini (osikula) menghantar getaran ke telinga dalam

Anatomi Telinga Luar

a. Daun telinga – mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga

b. Liang telinga (saluran telinga luar) – mengarahkan bunyi ke telinga


7

Fisiologi pendengaran :

a. Bunyi ditangkap daun telinga


b. Kemudian masuk ke membran timpani
c. Ke tulang peendengaran
d. Lalu ke fenestra ovale
e. Menggerakan perilimfe pada pada skala vestibuli
f. Melalui membran reisnner mendorong endolimfe menimbulkan gerak
relatif membran basilaris dan membran tektoria
g. Defleksi stereosiliasel rambut
h. Masuk ke Kanal ion terbuka
i. Lalu Terjadi pertukaran ion
j. Depolarisasi sel rambut
k. Terjadi pelepasan neurotransmiter
l. potensial aksi saraf auditorius
m. ke nukleus auditorius

n. diteruskan ke korteks pendengaran yaitu lobus temporalis

2.2 Fungsi Telinga

a. Telinga Sebagai Pengatur Keseimbangan

Terdapat struktur khusus pada organ telinga yang berfungsi mengatur dan
menjaga keseimbangan tubuh. Organ ini berhubungan dengan saraf otak ke
VIII yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan untuk mendengar.

b. Telinga Sebagai Indera Pendengaran


8

Telinga dapat berfungsi sebagai indera pendengaran apabila terdapat


gelombang suara yang masuk melalui telinga luar yang akan diterima oleh
otak melalui proses terjadinya pendengaran yang akan kami jelaskan
dibawah.

1) Bagian-bagian Telinga dan Fungsinya


Secara luas telinga di bagi menjadi 3 bagian besar, yaitu Telinga Luar,
Telinga Tengah, dan Telinga dalam. Masing – masing bagian tersebut
memiliki fungsi spesifik terhadap tugasnya masing – masing. Berikut
penjelasan untuk bagian – bagian telinga tersebut :
a) Telinga Luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga (aurikula), saluran
telingan luar (analis auditoris eksternal) dan gendang telinga
(Membran Timpani) yang membatasinya dengan telinga dalam.
Daun Telinga terbentuk oleh susunan tulang rawan yang memiliki
bentuk khas untuk mendukung fungsinya, yaitu untuk memusatkan
gelombang suara yang masuk ke saluran telinga.
Saluran Telinga Luar, dalam bagian ini terdapat kelenjar sudorifera
yaitu kelenjar yang dapat menghasilkan serumen (bahan mirip lilin
yang dapat mengeras). Serumen ini menjaga telinga agar tidak banyak
kotoran dari luar yang masuk ke dalam, juga dapat menghindari
masuknya serangga karena memiliki bau tidak sedap.
Membran Timpani adalah bagian yang berfungsi untuk
menangkap gelombang suara.
9

b) Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dan menjaga
tekanan udara tetap seimbang. Dinding dari bagian ini dilapisi oleh sel
epite. Fungsi Utamanya adalah untuk meneruskan Suara yang diterima
dari Telinga Luar ke Telinga Bagian Dalam. Pada telinga bagian
tengah terdapat Tuba Eustachius, yaitu bagian yang menghubungkan
telinga dengan rongga mulut (faring). Tuba Eustachius ini berfungsi
untuk menyeimbangkan tekanan udara antara telinga bagian luar
dengan telinga bagian tengah.
Telinga bagian tengah terdiri atas 3 tulang pendengaran utama
yaitu Maleus(Martil), Incus(Landasan) dan Stapes(sanggurdi), Tulang
Tulang ini saling berhubungan satu sama lain (dihubungkan oleh
sendi) karena adanya sendi maka tulang – tulang ini dapat bergerak.
Rangkaian 3 Tulang yang sedemikian rupa ini berfungsi untuk
mengirimkan getaran yang diterima dari membran timpani pada
telinga luar menuju ke Jendela Oval Telinga Dalam. Tuba Eustachius
ini selalu menutup kecuali saat menelan dan menganga. Oleh karena
10

itu saat kita dalam ketinggian tertentu, apabila telinga berdengung,


kita dianjurkan untuk menelan, karena menelan dapat membuka tuba
eustachius yang akan menyeimbangkan kembali tekanan udara.

c) Telinga Dalam
Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran.
Telinga dalam disebut juga sebagai labirin karena bentuknya. Labirin
tulang (Labirin Osea) merupakan rongga yang terbentuk pada tonjolan
tulang pelipis yang berisikan cairan perilimfe. Labirin Membran
terletak pada bagian yang sama dengan bagian labirin tulang, namun
tempatnya lebih dalam dan dilapisi oleh sel epitel serta berisi cairan
endolimfe.

Labirin Tulang telinga dalam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :


(1) Koklea (Fungsinya lebih ke pendengaran)
11

(2) Vestibuli (Fungsinya lebih ke menjaga keseimbangan)


(3) Kanalis Semisirkularis (Fungsinya lebih ke menjaga
keseimbangan)

(a) Koklea (Rumah Siput)


Koklea berbentuk seperti tabung bengkok ke belakang lalu
berlilit mengelilingi tulang dan membentuk seperti kerucut di
ujungnya. Koklea berfungsi sebagai reseptor karena memiliki sel –
sel saraf di dalamnya. Dalam Tabung Koklea terdapat bagian yang
dibentuk oleh tulang dan membran koklea, bagian ini disebut
Membran Basilaris. Membran Basilaris berfungsi memisahkan
koklea menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian atas disebut Skala
Vestibuli, dan pada bagian bawah disebut skala timpani. Diantara
skala vestibuli dan skala timpani terdapat skala media. Bagian atas
Skala media dibatasi oleh membran vestibularis (reissner) dan
bagian bawahnya oleh membran basilaris.
Dalam skala vestibuli dan Skala Timpani terdapat cairan yang
disebut dengan cairan perilimfe. Cairan ini berasal dari cairan
serebrospinal yang masuk melalui sebuah saluran kecil, kemudian
bermuara di vestibuli. Sedangkan dalam skala media terdapat
cairan yang disebut dengan endolimfe yang belum diketahui
darimana asalnya.
Pada Bagian atas membran basilaris terdapat suatu struktur
khusus yang dikenal dengan nama organ korti. Organ Korti
berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organ Korti
adalah struktur yang disusun oleh sel-sel rambut dan sel
penyokong, sel rambut pada organ korti ini dihubungkan dengan
bagian auditori (pendengaran) dari saraf otak VIII.

(b) Vestibuli
12

Vestibuli adalah bagian yang terdiri dari sakula dan utrikula.


Sakula dan Utrikula ini disusun oleh sel rambut yang memiliki
struktur khusus, sel rambut ini disebut macula acustika. Sel rambut
pada sakula tersusun secara vertikal, sedangkan pada utrikula
tersusun secara horizontal. Pada sel rambut macula austica ini
tersebar partikel serbuk protein kalsium karbonat (CaCO3) yang
disebut otolith. Secara sederhana cara kerja vestibuli dapat
dijelaskan:
Saat berubahnya posisi kepala, Otolith yangs sensitif terhadap
gravitasi lepas dari sel rambut pada macula asutica, hal ini
merangsang timbulnya “respon pendengaran” yang akan direspon
oleh otot untuk menjaga keseimbangan.

(c) Kanalis Semisirkularis (Saluran Setengah Lingkaran)

Kanalis Semisirkularis adalah saluran setengah lingkarang yang


terdiri dari 3 saluran semisirkularis yang tersusun menjadi satu
kesatuan dengan posisi yang berbeda. 3 Saluran tersebut adalah :
i Kanalis Semisirkularis Horizontal
ii Kanalis Semisirkularis Vertikal Superior (Vertikal Atas)
iii Kanalis Semirikularis Vertikal Posterior (Vertikal Belakang)

2.3 Penyakit – Penyakit Pendengaran

Telinga merupakan salah satu organ vital, paling penting bagi kita untuk
menjaga kesehatan telinga. Penyakit yang menyerang telinga biasanya selain
menyulitkan kita untuk mendengar, juga dapat memberi rasa sakit dan rasa
pusing yang memicu sakit kepala.
a. Othematoma
Sering disebut dengan penyakit bunga kol yang disebabkan oleh kelainan
genetis. Sejak lahir, penderita othematoma tidak memiliki aurikel dan anal
auditori. Penyakit ini ditandai dengan adanya gangguan tulang rawan pada
daun telinga yang biasanya disertai dengan pendarahan. Pendarahan ini akan
13

sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan serius. Othematoma


juga dapat menyebabkan bentuk telinga penderita ikut mengalami perubahan
karena munculnya jaringan berlebih pada daun telinga.
b. Neuroma Akustikus

Penyakit Tumor yang menyerang syaraf penghubung telinga dengan otak.


Penderia akustikus memiliki gejala awal berupa gangguan syaraf pendengaran,
telinga berdengung serta hilangnya keseimbangan.

c. Meniere

Penyakit pada telinga bagian dalam yang terjadi karena kantung


endolimfatikus mengalami pembengkakan akibat penumpukan cairan di dalam
telinga. Gejala awal yang perlu diwaspadai antara lain telinga berdengung
(tinnitus), gangguan pendengaran serta pusing. Penyakit ini biasanya tidak
hanya menyerang satu telinga saja, namun juga kedua telinga dapat beresiko
terkena penyakit ini.

d. Perindokritis

Perindokritis disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi pada penyakit


Perindokritis ini dapat disebabkan oleh bisul yang pecah ditelinga, luka
maupun gigitan serangga. Biasanya, penyakit ini disertai dengan keluarnya
nanah juga pendarahan pada telinga penderita. Celakanya, kontimanasi bakteri
pada nanah tersebut dapat memotong pembuluh darah menuju tulang rawan
telinga sehingga tulang rawan tersebut dapat rusak.

Penyakit yang termasuk dalam kategori penyakit telinga luar ini


memberikan bentuk aneh pada telinga. Proses Perindokritis pun seringnya
bertahap dan cernderung tidak terlihat sehingga penderita jarang
menyadarinya. Pemberian salep anti bakteri atau obat herbal pada luka dapat
dijadikan sebagai penanggulangan penyakit ini.
e. Infeksi Telinga
14

Merupakan jenis penyakit telinga yang umum terjadi. Infeksi dapat


disebabkan bakteri dan virus yang masuk ke telinga manusia. Infeksi telinga
ini dapat menyerang setiap bagian telinga.

f. Infeksi Telinga Luar (Otitis Externa)


Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk seperti
mengorek telinga secara berlebihan maupun membiarkan kotoran telinga
menumpuk.
Gejala yang muncul berupa :
1) sakit pada telinga
2) sakit saat membuka mulut serta gangguan pendengaran apabila terjadi
pembengkakan pada liang telinga.
g. Infeksi Telinga Tengah (Otitis Media)
Penyakit yang menyebabkan telinga bagian tengah mengalami peradangan.
Biasanya, otitis media disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan karena virus
dan bakteri penyebab infeksi menyebar dan melewati saluran eustachius. Hal
ini menyebabkan gangguan berupa peradangan, pembengkakan saluran hingga
gangguan pendengaran. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak
dikarenakan saluran eustachius anakanak lebih pendek dan lebih datar
sehingga memudahkan penyebaran kuman. Penyakit ini harus diobati dengan
baik, karena penyakit ini dapat berlangsung lama beresiko merusak ossicles
(tulang telinga tengah) dan bahkan menyebabkan gendang telinga pecah.
h. Tinnitus
Gejala timbulnya bunyi seperti desiran, dengungan maupun suara lain di
dalam telinga. Sebenarnya penyakit ini tidak begitu mengganggu, namun
apabila dibiarkan dapat menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya seperti
munculnya tumor pada telinga. Meskipun demikian, resiko munculnya tumor
ini sangat jarang terjadi karena kebanyakan orang akan cepat tanggap dalam
menangani tinnitus. Penyakit ini biasanya muncul dengan sendirinya ketika
penderita sudah terbiasa dengan tempat bising.
i. Kanker Telinga Luar
15

Kanker ini menyerang jaringan kulit dan terjadi di tepi bagian atas telinga
bagian luar yang telihat dari dari adanya luka koreng yang tidak teratur
dengan pengerasan kulit. Koreng ini dapat terjadi selama bertahun-tahun dan
disertai maupun tidak dengan adanya pembengkakan ataupun benjolan di
leher. Biasanya, kanker jenis ini disebabkan oleh paparan sinar matahari
lansung dalam jangka waktu yang panjang.
j. Kanker di Liang Telinga
Penyebab kanker di liang telinga belum lah pasti, namun biasanya
dikaitkan dengan sejarah kanker pada telinga luar.
Gejala nya adalah :
1) Cairan pada liang telinga
2) Gangguan pendengaran
3) Sakit telinga
4) Terkadang dapat menyebabkan kelumpuhan wajah
k. Kanker Telinga Tengah
Penyebab kanker di liang telinga belum lah pasti, namun biasanya terjadi
pada orang dewasa dengan riwayat keluarnya cairan telinga dalam waktu
yang lama.
Gejala – gejala nya adalah :
1) Cairan pada telinga dalam waktu yang lama
2) Cairan disertai dengan darah
3) Gangguan pendengaran
4) Kelumpuhan wajah
l. Otosklerosis
Penumpukan jaringan spons pada telinga telinga tengah yang mengurangi
penghantaran suara pada telinga. Otosklerosis biasanya menghasilkan
gangguan pendengaran yang disebabkan oleh masalah di bagian luar atau
tengah atau gangguan pendengaran konduktif. Belum diketahui secara pasti
penyebab penyakit ini, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara otosklerosis dan perubahan hormonal yang
berhubungan dengan kehamilan dan juga virus.
m. Tuli Konduksi
16

Kondisi yang terjadi apabila telinga tidak dapat mendengar karena adanya
gangguan pada penghantaran getaran suara. Berikut merupakan penyebab
terjadinya gangguan ini :
1) Penyumbatan serumen
2) Penebalan atau pecahnya membran timpani
3) Pengapuran tulang pendengaran
4) Adanya kekakuan hubungan stape pada tingkap oval
5) Tuli Karena Kerusakan saraf auditora (tuli saraf)
n. Herpeps Zozter Otitis
Disebabkan oleh virus varicella zoster yang juga menjadi penyebab cacar
air dan penyakit telinga. Herpeps Zozter Otitis terjadi karena infeksi viral
yang menyebar ke syaraf wajah dan telinga dalam. Penyakit ini ditandai
dengan adanya rasa sakit pada telinga, kemerahan di daerah telinga dan
wajah yang terkadang mati rasa. Penderita mungkin menderngar suara
abnormal ataupun mengalami gangguan pendengaran, vertigo dan sakit
kepala.

2.4 Terminologi Medis Sistem Pendengaran


Akar kata
a. Acoust/o = hearing (Pendengaran)
b. Audio/o = pendengaran;suara
c. Cochle/o = inner sac;labyrinth (telinga tengah)
d. Myring/o = eardrum (gendering telinga)
e. Oy/o = stapes;middle ear bone(tulang telinga tengah)
f. Tympan/o = eardrum
g. Laryng/o = larynx
h. Myc/o = jamur
i. Rhin/o = hidung
j. Malle/o = bagian yang terdekat ke genderang
k. Incud/o = alas

Roots/ Combining forms:

audi/o =hearing
17

aur/o =ear

auricul/o =ear flap

cochle/o =cochlea

incud/o =incus (an ear ossicle)

laryng/o =larynx

labyrinth/o =labyrinth (of inner ear)

malle/o =malleus (an ear ossicle)

mastoid/o =mastoid process

myring/o =ear membrane (drum)

myc/o =fungus

ossicul/o =ossicle

ot/o =ear

salping/o =eustachian tube

stapedi/o =stapes (an ear ossicle)

pharyng/o =pharynx

py/o =pus

rhin/o =nose

tympan/o =ear drum / middle ear

ten/o =tendon
18

vestibul/o =vestibular apparatus (of


inner ear)

Suffix
-cusis;cusia = pendengaran
-oma = tumor
-rrhae = aliran ke luar
-(o)tomy = insisi ke dalam

-al =pertaining to

-Algia =condition of pain

-ar =pertaining to

-centesis =puncture to remove fluid

-eal =pertaining to

-ectomy =removal of

-emphraxis =blcking/ stopping up

-genic =pertaining to formating/


originating in

-gram =x-ray
traing/picture/recording

-graphy =technoque of recording/


making an x-ray

-ia =condition of

-it is =inflammation of
19

-logy =study of

-meter =measuring instrument

-metry =process of measuring

-osis =abnormal condition/


disease/abnormal increase

-plasty =surgical
repair/reconstruction

-rrhea (Am) =excessive discharge/ flow

-rrhoea =excessive discharge/ flow

-sclerosis =abnormal condition of


hardening

-scope =instrument to view

-stomy =formation of an opening/


an opening

-tome =cutting instrument

-tomy =incission int

Prefix
Old = tua/manula

2.5 Istilah Medis Umum terkait Telinga

Acoustic = terkait pendengaran


20

Audiologist =seorang spesialis pengevaluasi


ketajaman pendengaran dan tuli
Audiology =ilmu tentang pendengaran
Auditory = terkait pendengaran
Cochlear = terkait cohlea telinga
Otologist = dokter spesialis ilmu pengobatan
penyakit/gangguan telinga
Otorhinolaryngologist = dokters spesialis THT
Otorhinolaryngology =ilmu ENT(THT)
Otology = ilmu telinga
Otoscope = alat untuk memeriksa telinga

2.6 Istilah Medis Penyakit Gangguan Telinga

Acoustic neuroma = tumor benign saraf akoustik


Cholesteatoma = masa kistik/rumor yang tumbuh
lambat, terjadi dari
kumpulan debris epitel dan
cholesterol, sering timbul di
telinga tengah
Impacted cerumen = akumulasi eksesif cerumen
Conductive deafness = tuli akibat gangguan transmisi
gelombang suara melalui
telinga luar/tengah
Labyrinthitis =inflamasi atau infeksi telinga
dalam
Meniere’s diseases = penyakit kronik telinga dalam
dengan gejala akumulasi
eksesif cairan di dalamnya
Myringitis = inflamasi atau infeksi gendering
telinga
21

Otalgia/earache = sakit telinga


Otitis externa = radang atau infeksi saluran
telinga luar
Otitis media = radang atau infeksi telinga
tengah
Otomycosis = infeksi telinga luar akibat jamur
Otorrhea = pengeluaran cairan dari telinga
Otosclerosis = kekakuan telinga
Perforation of the tynpanis membrane = gendering
telinga ruptur atau berlubang
Presbycusis = gangguan pendengaran pada
manusia
Sensoneural deafness = tuli sensoneural akibat
kerusakan sel saraf auditoria tau
jaringan
Serous otitis media = infeksi telinga disertai
akumulasi cairan seorosa
Suppurative otitis media =infeksi telinga tengah disertai
pengeluaran nanah
Tinnitus = sensasi mendengung telinga
Tympanitis = radang pada membrane tympani
Vertigo = pusing, terasa berputar-putar

2.7 Istilah medis tindakan diagnostic dan terapi

Audiogram =gambar grafik ketajaman


pendengaran
Audiometry = instrument pengukur ketajaman
pendengaran
Myringoplasty = operasi plastic perbaikan
gendering telinga
Myringotomy = insisi gendering telinga
22

Myringotomy and tubes = insisi gendering telinga


disertai insersi tube untuk jalan
mengalir keluar cairan
Otoplasty = operasi plastic perbaikan satu
atau kedua telinga
Otoscopy = menggunakan otoscope untuk
melihat keadaan gendering
telinga
Rinne test = test pembeda konduksi
gelombang suara melalui telinga
dan udara dengan alat garpu tara
Stapedectomy = insisi stapes telinga
Tympanoplasty = operasi plastic perbaikan
gendering telinga
Weber test = pemeriksaan ketajaman
pendengaran penentu adanya
gangguan akibat deficit
konduktif atau sensoneural
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena


alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Indera pada manusia
berfungsi sebagai alat bantu manusia dalam beraktivitas. Anatomi pendengaran
memiliki alat indera yang disebut telinga anatomi telinga perlu diketahui untuk
membantu mengatahui gangguan gangguan pendengaran. Telinga terdiri dari tiga
bagian utama yaitu telingan bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian
dalam. Fungsi telinga adalah sebagai pengatur keseimbangan, dan indera
pendengaran. Penyakit yang menyerang telinga adalah seperti Othematoma,
Neuroma Akustikus, Meniere, Perindokritis, Infeksi Telinga, Infeksi Telinga Luar
(Otitis Externa), Infeksi Telinga Tengah (Otitis Media), Tinnitus, Kanker Telinga
Luar, Kanker di Liang Telinga, Kanker Telinga Tengah, Otosklerosis, Tuli
Konduksi dan Herpeps Zozter Otitis.
Sebagai rekam medis yang professional hendaknya kita mengetahui juga
istilah medis juga tindakan beserta terminology medis agar kedepannya dalam
mengkodingkan ataupun menggambarkan suatu penyakit dengan baik.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, Iriani, I., Puspitasari, Ira & Suryaratri, Ratna, D. 2012. Psikologi Faal.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumber: http://www.softilmu.com/2015/04/Pengertian-
Bagian-Bagian-Telinga-Fungsiadalah.html

https://halosehat.com/tips-kesehatan/kesehatan-telinga/jenis-penyakit-yang-
menyerangtelinga

http://igacitra0.blogspot.co.id/2015/09/anatomi-fisiologi-pendengaran.html

21

Anda mungkin juga menyukai