Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENDENGARAN

MAKALAH

disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pengajar : Rokhmatul H, M.Kes

Oleh :

Ai Nurwati (42010421002)

Arda Rasilinda (42010421006)

Dwi Endang (42010421010)

Humaerotu Zahro (42010421019)

Mayada Rakhmawati (42010421028)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Anatomi
Fisiologi Indera Pendengaran” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca agar tahu apa itu anatomi fisiologi indera pendengaran. Adapun tujuan lain yaitu
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang dibimbing
oleh Bapak Rokhmatul H, M.Kes. Makalah ini berisi tentang anatomi fisiologi indera
pendengaran.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Rokhmatul H, M.Kes. selaku dosen Mata
Kuliah Ilmu Biomedik Dasar atas bimbingan dan saran beliau sehingga makalah ini dapat
selesai. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kritik dan saran sebagai masukan bagi kami makalah sangat berarti.

Cirebon, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A. Pengertian .................................................................................................................. 2
B. Fisiologi pendengaran ................................................................................................ 4
C. Penyakit- penyakit pendengaran ................................................................................ 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar
sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal
dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama
indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Setiap
orang normalnya memiliki lima/panca indera yang berfungsi dengan baik untuk
menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan
atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup namun
tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Telinga adalah alat indera yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita sehingga dapat mengetahui/mengidentifikasi apa yang terjadi
disekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang
tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian
luar, bagian tengah dan bagian dalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendengaran?
2. Apa saja bagian-bagian dan fungsi pada system pendengaran?
3. Apa saja penyakit yang terjadi pada system pendengaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari system pendengaran.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian/anatomidari sistem pendengaran beserta fungsinya.
3. Untuk mengetahui penyakit yang terjadi pada sistem pendengaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Anatomi pendengaran memiliki alat indera yang disebut telinga anatomi
telinga perlu diketahui untuk membantu mengetahui gangguan pendengaran.
Telinga terdiri dari tiga bagian utama yaitu telinga bagian luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam.
Berikut penjelasan anatomi telinga :
 Telinga bagian luar (auris eksterna) terdapat : daun telinga dan liang
telinga
 Telinga bagian tengah (auris media) terdapat : membran timpani,
kavum timpani, tuba eustakius, prosesus maostoideus.
 Telinga bagian dalam (labirin) terdapat : kanalis semisir kuralis,
utrikulus, sakulus, koklea

1. Anatomi telinga dalam :


 Telinga bagian dalam terletak didalam pars petrosus os temporale.
 Telinga bagian dalam terdiri dari organ pendengaran dan organ
keseimbangan.
 Telinga dalam koklea/rumah siput berisi cairan dan sel “rambut” yang
sangat peka.

2
2. Anatomi telinga tengah :
 Gendang telinga (membrane timpani) – mengubah bunyi menjadi getaran.
 Tulang – tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes) – rangkaian ketiga
tulang kecilini (osikula) menghantar getaran ke telinga dalam.

3. Anatomi telinga luar :


 Daun telinga – mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga
 Liang telinga (saluran telinga luar) – mengarahkan bunyi ke telinga

3
B. Fisiologi pendengaran
 Bunyi ditangkap daun telinga
 Kemudian masuk ke membrane tipani
 Ke tulang pendengaran
 Lalu ke fenestra ovale
 Menggerakan perilimfe pada skala vestibule
 Melalui membran reisnner mendorong endolimfe menimbulkan gerak
relative membrane basilaris dan membrane tektoria
 Defleksi stereosilia sel rambut
 Masuk ke kanal ion terbuka
 Lalu terjadi pertkaran ion
 Depolarisasi sl rambut
 Terjadi pelepasan neurotransmitter
 Potensial aksi saraf audiotorius
 Ke nucleus audiotorius
 Diteruskan ke korteks pendengaran yaitu lobus temporalis

Adapun tes untuk mempermudah interpretasi secara klinik yaitu tes Rinne, tes
Weber, dan tes Schwabach.

1. Tes Rinne

Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa (Soepardi et al, 2007).
Caranya yaitu garpu tala digetarkan, kemudian ditempelkan pada tulang mastoid
sampai pendengar tidak mendengar lagi, lalu dipindahkan ke depan liang telinga.
Disini akan terdengar lagi oleh karena hantaran udara lebih baik daripada melalui
tulang. Ini disebut Rinne positif. Bila ada gangguan aliran udara disebut Rinne
negatif. Rinne positif terdapat pada orang normal dan pada penderita gangguan
saraf (neurosensoris). (Hassan et al, 2007).

4
2. Tes Weber
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran
tulang telinga kiri dengan telinga kanan (Soepardi et al, 2007). Caranya yaitu
garpu tala digetarkan dan diletakka di verteks, kemudian dibandingkan
pendengara telinga kanan dan kiri. Pada orang normal pendengaran telinga
kanan dan kiri sama (tidak ada lateralisasi). Bila ada gangguan konduksi, 10
terjadi lateralisasi ke arah telinga yang sakit. Bila ada gangguan saraf, terjadi
lateralisasi ke telinga yang sehat. Hasil dinyatakan sebagai lateralisasi ke
kanan / ke kiri atau lateralisasi negatif (Hassan et al, 2007).
3. Tes Schwabach
Tes Schwabach ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran
tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
(Soepardi et al, 2007). Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada
prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala
segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang
pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut
Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan
diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus
mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi
disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-
sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama dengan pemeriksa
(Soepardi et al, 2007).

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis


 Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal
 Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif
 Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineural
Catatan: Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne

5
C. Penyakit – penyakit pendengaran

Telinga merupakan salah satu organ vital, paling penting bagi kita
untuk menjaga kesehatan telinga. Penyakit yang menyerang telinga biasanya
selain menyulitkan kita untuk mendengar, juga dapat memberi rasa sakit dan rasa
pusing yang memicu sakit kepala.

1. Othematoma

Atau yang sering disebut dengan penyakit bunga kol yang disebabkan
oleh kelainan genetis. Sejak lahir, penderita othematoma tidak memiliki
aurikel dan anal auditori. Penyakit ini ditandai dengan adanya gangguan
tulang rawan pada daun telinga yang biasanya disertai dengan pendarahan.
Pendarahan ini akan sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan
serius. Othematoma juga dapat menyebabkan bentuk telinga penderita ikut
mengalami perubahan karena munculnya jaringan berlebih pada daun telinga.

2. Neuroma Akustikus

Penyakit Tumor yang menyerang syaraf penghubung telinga dengan


otak. Penderia akustikus memiliki gejala awal berupa gangguan syaraf
pendengaran, telinga berdengung serta hilangnya keseimbangan.

3. Meniere

Penyakit pada telinga bagian dalam yang terjadi karena kantung


endolimfatikus mengalami pembengkakan akibat penumpukan cairan di dalam
telinga. Gejala awal yang perlu diwaspadai antara lain telinga berdengung
(tinnitus), gangguan pendengaran serta pusing. Penyakit ini biasanya tidak
hanya menyerang satu telinga saja, namun juga kedua telinga dapat beresiko
terkena penyakit ini.

4. Perindokritis

Perindokritis disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi pada penyakit


Perindokritis ini dapat disebabkan oleh bisul yang pecah ditelinga, luka
maupun gigitan serangga. Biasanya, penyakit ini disertai dengan keluarnya

6
nanah juga pendarahan pada telinga penderita. Celakanya, kontimanasi
bakteri pada nanah tersebut dapat memotong pembuluh darah menuju tulang
rawan telinga sehingga tulang rawan tersebut dapat rusak. Penyakit yang
termasuk dalam kategori penyakit telinga luar ini memberikan bentuk aneh
pada telinga. Proses Perindokritis pun seringnya bertahap dan cernderung
tidak terlihat sehingga penderita jarang menyadarinya. Pemberian salep anti
bakteri atau obat herbal pada luka dapat dijadikan sebagai penanggulangan
penyakit ini.

5. Infeksi Telinga

Merupakan jenis penyakit telinga yang umum terjadi. Infeksi dapat


disebabkan bakteri dan virus yang masuk ke telinga manusia. Infeksi telinga
ini dapat menyerang setiap bagian telinga.

6. Infeksi Telinga Luar (Otitis Externa)

Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk


seperti mengorek telinga secara berlebihan maupun membiarkan kotoran
telinga menumpuk. Gejala yang muncul berupa : a. sakit pada telinga b. sakit
saat membuka mulut serta gangguan pendengaran apabila terjadi
pembengkakan pada liang telinga.

7. Infeksi Telinga Tengah (Otitis Media)

Penyakit yang menyebabkan telinga bagian tengah mengalami


peradangan. Biasanya, otitis media disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan
karena virus dan bakteri penyebab infeksi menyebar dan melewati saluran
eustachius. Hal ini menyebabkan gangguan berupa peradangan,
pembengkakan saluran hingga gangguan pendengaran. Penyakit ini lebih
sering menyerang anak-anak dikarenakan saluran eustachius anak-anak lebih
pendek dan lebih datar sehingga memudahkan penyebaran kuman. Penyakit
ini harus diobati dengan baik, karena penyakit ini dapat berlangsung lama
beresiko merusak ossicles (tulang telinga tengah) dan bahkan menyebabkan
gendang telinga pecah.

7
8. Tinnitus

Gejala timbulnya bunyi seperti desiran, dengungan maupun suara lain


di dalam telinga. Sebenarnya penyakit ini tidak begitu mengganggu, namun
apabila dibiarkan dapat menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya seperti
munculnya tumor pada telinga. Meskipun demikian, resiko munculnya tumor
ini sangat jarang terjadi karena kebanyakan orang akan cepat tanggap dalam
menangani tinnitus. Penyakit ini biasanya muncul dengan sendirinya ketika
penderita sudah terbiasa dengan tempat bising.

9. Kanker Telinga Luar

Kanker ini menyerang jaringan kulit dan terjadi di tepi bagian atas
telinga bagian luar yang telihat dari dari adanya luka koreng yang tidak teratur
dengan pengerasan kulit. Koreng ini dapat terjadi selama bertahun-tahun dan
disertai maupun tidak dengan adanya pembengkakan ataupun benjolan di
leher. Biasanya, kanker jenis ini disebabkan oleh paparan sinar matahari
lansung dalam jangka waktu yang panjang.

10. Kanker di Liang Teling

Penyebab kanker di liang telinga belum lah pasti, namun biasanya


dikaitkan dengan sejarah kanker pada telinga luar.

a. Cairan pada liang telinga

b. Gangguan pendengaran

c. Sakit telinga

d. Terkadang dapat menyebabkan kelumpuhan wajah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem
sensorik tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran, yang
bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi utama menerima
gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini, kita dapat
mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran,
telinga kita adalah penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan
Badan. Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan
telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga
gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang
kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di telinga
bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan
oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis
suara.

B. Saran
Semoga dapat memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa
tentang anatomo fisiologi indera pendengaran. Semoga dapat memberikan manfaat
bagi kami dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan sehingga dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di lapangan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/181685530/Makalah-Sistem-Pendengaran

https://www.scribd.com/document/399958214/Makalah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-
Pendengaran

https://www.tokopedia.com/blog/bagian-bagian-telinga-edu/

10

Anda mungkin juga menyukai