DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV
4B KEPERAWATAN
ALDHI
MARIA ULFA
MOH FAHRIL
WINDA WINARSI
ISRATUN MAWADDAH
FEHGA ARDIANTO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “
Asuhan Keperawatan gangguan system pendengaran dengan kasus presbiakusis
pada lansia” dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Keluarga STIKES Widya Nusantara Palu.
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu
memahami asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem
pendengaran (presbikusis).
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami tentang anatomi fisiologi Presbiakusis
b. Dapat memahami tentang Pengertian Presbiakusis
c. Dapat memahami tentang epidemiologi presbiakusis
d. Dapat memahami tentang etiologi presbiakusis
e. Dapat memahami tentang factor-faktor resiko terjadinya
presbiakusis
f. Dapat memahami tentang manifestasi klinis presbiakusis
g. Dapat memahami tentang pemeriksaan diagnostic presbiakusis
h. Dapat memahami tentang penatalaksanaan presbiakusis
i. Dapat memahami tentang komplikasi presbiakusis
j. Dapat memahami tentang klasifikasi presbiakusis
k. Dapat memahami tentang pencegahan presbiakusis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Telinga luar
Terdiri dari aurikula (pinna) dan kanal auditorius eksternal.
Fungsinya untuk menerima suara. Aurikel tersusun atas sebagian besar
kartilago yang tertutup dengan kulit. Lobus satu-satunya bagian yang tidak
disokong oleh kartilago. Sesuai pertambahan usia kartilago terus dibentuk
dalam telinga dan kulit telinga berkurang elastisitasnya; kemudian aurikel
tampak lebih besar dari lobulus. Perubahan-perubahan yang menyertai
proses penuaan ini adalah pengeriputan lobulus dalam suatu pola oblique
linier.
5) PATHWAY PRESBIAKUSIS
Proses penuaan
Hilangnya sel-sel
rambut pada basal
koklea
PRESBIAKUSIS
B3 B6
Gangguan
neuron-neuron ↓ keseimbangan
kokhlea
Resiko
Fungsi pendengaran cedera
menurun
Pendengaran terhadap
kata-kata/rangsang
suara menurun
Gangguan Sensori
Kesulitan Persepsi
mengerti Pendengaran
pembicaraan
b. Audiometri
Audiogram nada murni menunjukkan tuli perseptif bilateral simetris,
dengan penurunan pada frekuensi diatas 1000 Hz.
c. Tes Ketajaman Pendengaran (SOP)
- Tes penyaringan sederhana
Hasil :klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang
disebutkan
- Klien tidak mendengar dengan jelas detak jarum jam pada jarak 1-2
inchi
d. Uji Rinne
Hasil: klien tidak mendengar adanya getaran garpu tala dan tidak jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.
e. Uji Schwabach
f. Uji Weber (SOP)
8) Penatalaksanaan
1) Terapi Medikamentosa
- Vasodilator: Asam Nikotinat.
- Vitamin B kompleks, vitamin A. Keduanya diberikan dalam sebulan
(dihentikan bila tidak ada perbaikan).
- Dipasang alat bantu pendengaran (“Hearing Aid”).
2) Tindakan keperawatan
Presbiakusis merupakan penyakit yang sampai sekarang belum
dapat disembuhkan, namun beberapa cara untuk mengurangi efek dari
penyakit pada kehidupan penderita seperti:
Penggunaan alat bantu pendengaran khusus, melatih
membaca bibir (lip reading).
Implan koklea yang menjadi pengobatan pilihan pada
penderita dengan jaras audiosensoris normal.
Beberapa cara yang dapat coba dilakukan penderita atau lawan
bicara penderita presbiakusis, antara lain:
Berhadapan ketika berbicara, bicara sedikit lebih keras,
menghindarai lingkungan yang berisik.
Merefleksi atau meresume kalimat yang agak panjang, dan
berbicara dengan tempo agak lambat.
Tidak ada pantangan diet atau pantangan aktivitas khusus untuk
penderita presbiakusis, namun beberapa penelitian menyatakan bahwa
pengurangan porsi diet sebanyak 30% dan suplemen antioksidan dapat
mengurangi produksi radikal bebas yang juga dapat mengakibatkan
presbiakusis. Selain itu, pasien juga menghindari suara keras.
9) Komplikasi
Presbikusis dapat menyebabkan resiko yang lebih tinggi untuk tuli.
Kemampuan mendengar penderita presbikusis akan berkurang sevara
berangsur, biasanya terjadi bersamaan pada kedua telinga. Telinga menjadi
sakit bila lawan bicaranya memperkeras suaranya.
Komplikasinya antara lain :
a) Trauma akustik (karena kebisingan)
b) Penyakit Meniere
c) Otosklerosis stadium lanjut
10) Klasifikasi
Presbikusis di bagi menjadi empat tipe yaitu sebagai berikut :
a) Presbikusis sensori
Tipe ini menunjukkan atrofi epitel disertai hilangnya sel-sel rambut
dan sel penyokong organ corti.
b) Presbikusis Neural
Tipe ini memperlihatkan atrofi sel=sel saraf di koklea dan jalur
saraf pusat.
c) Presbikusis strial
Tipe presbikusis yang sering didapati dengan cirri khas kurang
pendengaran yang mulai timbul pada decade ke-6 dan berlangsung
perlahan-lahan.
d) Presbikusis konduktif koklea
Tipe kekurangan ini disebabkan gangguan gerakan mekanis di
membrane basalis.(sandhi indra yanas 2014)
11) Pencegahan
a) Pencegahan Primer
Hindari paparan dengan bising yang terlalu sering.
Membersihkan telinga secara teratur.
Membiasakan olahraga.
Makan makanan yang bergizi.
b) Pencegahan Sekunder
Gunakan alat bantu pendengaran.
Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak
bibir dan latihan mendengar.
Berbicaralah kepada penderita presbiakusis dengan nada rendah dan
jelas.
c) Pencegahan Tersier
Lakukan permeriksaan pendengaran secara rutin.
e. Analisa Data
Sign and Sympton Etiologi Problem
DS: Susah mendengar Perubahan Gangguan persepsi sensori
suara penerimaan sensori (pendengaran)
DO: Tampak bingung
saat diajak bicara, Tidak
adanya umpan balik
dari pasien saat diajak
bicara, Tidak adanya
keseimbangan antara
telinga yang satu
dengan teliga lainnya
(saat dilakukan uji
weber)
DS: - Disfungsi sensori Resiko cedera
DO: -
2) Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan sensori persepsi: pendengaran b.d perubahan
penerimaan sensori yang ditandai dengan tampak bingung saat
diajak bicara.
b. Resiko cedera b.d disfungsi sensori
3) Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi
Tujuan Rasional
Keperawatan keperawatan
Gangguan sensori Goal: klien tidak 1. Kaji fungsi 1. Untuk melihat
persepsi: pendengaran akan mengalami pendengaran sejauh mana fungsi
b.d perubahan gangguan sensori pasien dan tingkat
penerimaan persepsi: pendengaran pasien
sensoriyang ditandai pendengaran
DS: Susah mendengar 2. Berikan edukasi 2. Pasien yang
suara Objektif: Dalam kepada pasien berpengetahuan luas
DO: Tampak bingung waktu 3X24 jam tentang cara dapat melakukan
saat diajak bicara, klien tidak akan koping alternatif koping terhadap
Tidak adanya umpan mengalami terhadap penurunan
balik dari pasien saat perubahan penurunan pendengaran secara
diajak bicara, Tidak penerimaan sensori. pendengaran; lebih baik.
adanya keseimbangan perawatan alat
antara telinga yang Outcomes: setelah bantu dengar, bila
satu dengan teliga dalam perawatan diprogramkan.
lainnya (saat klien mudah tidak
dilakukan uji weber) susah mendengar 3. Menolong pasien 3. Agar pasien bisa
suara, Tidak lagi dalam menggunakan
tampak bingung menggunakan sesuai dengan
saat diajak bicara, alat bantu instruksi yang
adanya umpan balik pendengaran diberikan
dari pasien saat
diajak bicara,
adanya 4. Berikan 4. Dengan lebih
keseimbangan penjelasan memahami rencana
antara telinga yang tentang perawatan, pasien
satu dengan teliga penanganan, akan bekerja sama
lainnya (saat prosedur, dan lebih baik dalam
dilakukan uji lain-lain kepada perawatannya
weber) pasien dengan
jelas dan singkat.
4) Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan / intervensi keperawatan yang telah ditetapkan / dibuat.
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagian dengan
mengacu pada kriteria evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia
lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara
perlahan dan simetris pada kedua sisi telinga. Pada audiogram terlihat
gambaran penurunan pendengaran bilateral simetris yang mulai terjadi
pada nada tinggi dan bersifat sensorineural dengan tidak ditemukannya
kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan kita tentang “Asuhan Keperawatan
Gangguan system pendengaran dengan kasus presbiakusis pada Lansia”.
Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA