Disusun Oleh :
Nur Janna
14420212146
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Citra tubuh (body image) adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan
sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh dimodifikasi
secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru.
Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai yang
penting dan berharga. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi
orang lain, dan mendapat penghargaan dari orang lain.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evolusi yang negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
digambarkan sebagai harga sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Muhith, 2018).
Harga diri rendah merupakan evaluasi hasil yang dibuat individu dan
kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
biasanya
kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan
keberhargaan (Daud, dkk, 2017)
Harga diri rendah adalah penilaian negative individu terhadap diri sendiri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Reynaldy,
2018)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,, tidak berarti, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri ( Pramujiwati, dkk, 2016 : Muhith, 2017)
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
b. Kronik
2. Patofisiologi
a. Etiologi
i. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidakrealistis,kegagalan yang berulang,
kurang
mempunyai tanggung jawab, personal, ketergantungan pada orang
lain, dan ideal yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran
gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social.
Menurut Damaiyanti (2017), tanda dan gejala harga diri rendah kronik adalah
sebagai berikut :
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakian tidak rapi,
selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak merunduk,
bicara lambat dengan suara nada yang lemah.
c. Rentang Respon
Individu dengan konsep diri yang pasif dapat berfungsi lebih efektif yang
terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan. Sedangkan individu dengan konsep diri yang negative dapat dilihat dari
hubungan individu dan social yang maladaptive (Dermawan & Rusdi, 2017)
d. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup
berikut ini :
i. Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas
diri ( misalnya, konser music, bekerja keras, menonton TV secara
obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya
ikut serta dalam klub social, agama, politik, kelompok, gerakan atau
geng)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang komptitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
b. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada gangguan konsep diri yang mengarah
pada diagnose medis skizofrenia, khususnya dengan perilaku harga diri rendah
antara lain :
i. Psikofarmakologi
Jenis obat psikofarmakologi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Golongan generasi pertama ( Typical)
Obat yang masuk dalam kategori generasi pertama adalah,
Chorpromozine HCL (largatic, promactil, neprosetil),
Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thirodazine HCL ( Melleril
dan Holaperidol( Haldol, Govotil, Serenance)).
2. Golongan generasi ke dua (Atypical)
Obat yang termasuk generasi kedua , misalnya :
Risperidone, (Risperdol, Rizodal, Nopremia), Olonzapine
(Zyprexa), Oventiapne (seroquel) dan Clozapine(Cloearil).
Selain itu terdapat juga beberapa obat untuk pasien dengan gangguan
Harga Diri Rendah (HDR), yaitu :
b. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
(Effect)
Harga Diri Rendah Kronik
(Core Problem)
(Causa)
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah :
i. Harga diri rendah kronik
ii. Koping individu tidak efektif
iii. Isolasi social
( Damaiyanti, 2014)
d. Rencana Keperawatan
Dx Rencana Keperawatan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Pasien Keluarga
NO
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi kemampuan 1 .Mendiskusikan masalah yang
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. klien. di rumah .
Membantu klien menilai 2 .Menjelaskan pengertian, tanda dan
kemampuan klien yang masih gejala, harga diri rendah yang dialami
3. dapat digunakan . klien beserta proses terjadinya.
Membantu klien memilih atau 3 . menjelaskan cara-cara merawat klien
f. EvaluasiKeperawatan
Evaluasi yang diharapkan pada pasien harga diri rendah yaitu :
i. Klien tidak merasa Harga Diri Rendah lagi
ii. Koping individu aktif
iii. Isolasi social dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Damaiyanti, M., & Iskandar. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Daud, Faisal Asdar, R. (2018) ‘Gambaran karakteristik penderita harga diri rendah yang
rawat inap di rskd provinsi sulawesi selatan’, 5, pp. 449–453. (diakses onlie
tanggal 31 Agustus 2017)
Dermawan, D., & Rusdi. (2017). Kepeerawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, Budi Anna. 2019. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi I. jjakarat :EGC
Locusisend. 2017 Psychiatri Nursing and Contemporary Paractive 1st edition. Lippincot.
Raven Publishet. Philadelpia
Muhith, A. (2017). Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Rynaldi (2017). Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah
Di Rsjd Arif Zainudin Surakarta (Diakses online tanggal 31 Agustus 2017)
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2017). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.