Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun dalam rangka


memenuhi Tugas stase
Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Nur Janna
14420212146

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. Konsep Dasar Konsep Diri


1. Pengertian

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang


merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai
hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang lain terdekat
dan realitas dunia. (Damaiyanti, 2018)
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :

A. Citra Tubuh ( Body Image)

Citra tubuh (body image) adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan
sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh dimodifikasi
secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru.

B. Ideal Diri ( Self Ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya


berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu. Sering
juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri
sendiri.

C. Identitas Diri ( Self Identifity)

Identitas diri/ pribadi adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang


bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan komunikasi
individu . Identitas diri juga merupakan kesadaran akan diri pribadi yang bersumber
dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep dari dan menjadi
satu kesatuan yang utuh.
D. Peran Diri ( Self Role )

Peran diri merupakan serangkaian pada perilaku yang diharapkan oleh


lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok social.
Peran yang diterapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak mempunyai
pilihan. Peran yang diambil adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.

E. Harga Diri ( Self Esteem )

Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai yang
penting dan berharga. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi
orang lain, dan mendapat penghargaan dari orang lain.

B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah


1. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evolusi yang negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.

Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya sendiri,


termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga , tidak berguna, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
yaitu mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktiv
yang diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan. (Damaiyanti, 2018)

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
digambarkan sebagai harga sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Muhith, 2018).

Harga diri rendah merupakan evaluasi hasil yang dibuat individu dan
kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
biasanya
kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan
keberhargaan (Daud, dkk, 2017)

Harga diri rendah adalah penilaian negative individu terhadap diri sendiri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Reynaldy,
2018)

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,, tidak berarti, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri ( Pramujiwati, dkk, 2016 : Muhith, 2017)

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara:

a. Situasional

Terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai


suami atau istri, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu, karena sesuatu
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba)

b. Kronik

Persasaan negative tehadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum


sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negative, kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respon mal yang obyektif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.

2. Patofisiologi
a. Etiologi

Berbagai factor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.


Harga diri rendah muncul saat lingkungan cendrung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya. Adapun factor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah
kronik adalah meliputi faktor predisposisi, dan faktor presipitasi sebagai berikut :

i. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidakrealistis,kegagalan yang berulang,
kurang
mempunyai tanggung jawab, personal, ketergantungan pada orang
lain, dan ideal yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran
gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social.

ii. Faktor Presipitasi


Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasannya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/ bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas menurun.

b. Tanda dan Gejala

Menurut Damaiyanti (2017), tanda dan gejala harga diri rendah kronik adalah
sebagai berikut :

i. Mengkritik diri sendiri


ii.Perasaan tidak mampu
iii.Pandangan hidup yang pesimis
iv.Penurunan produktivitas
v.Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakian tidak rapi,
selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak merunduk,
bicara lambat dengan suara nada yang lemah.
c. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Keracunan Dipersonalisasi


Diri Diri Rendah Identitas

Individu dengan konsep diri yang pasif dapat berfungsi lebih efektif yang
terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan. Sedangkan individu dengan konsep diri yang negative dapat dilihat dari
hubungan individu dan social yang maladaptive (Dermawan & Rusdi, 2017)

d. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup
berikut ini :

i. Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas
diri ( misalnya, konser music, bekerja keras, menonton TV secara
obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya
ikut serta dalam klub social, agama, politik, kelompok, gerakan atau
geng)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang komptitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)

ii. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini:


1. Penutupan identitas : adopsi identitas premature yang dinginkan orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
2. Identitas negative : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat.

3. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,


proyeksi, pengalihan (displacement), berbalik marah terhadap diri sendiri, dan
amuk . (Damaiyanti, 2014 ; Yusuf, AH, 2017)

C. Penatalaksanaan Pada Harga Diri Rendah ( HDR)


a. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada gangguan konsep dari khususnya
dengan perilaku harga diri rendah yaitu :
i. Terapy Modalitas
Terapy modalitas atau perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
shizofrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik
prilaku menggunakan latihan ketrampilan social untuk meningkatkan
kemampuan social. Terapy aktifitas kelompok yang paling relevan dilakukan
pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah terapy
aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapy aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah terapy yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok
ii. Terapy Somatik
Terapy somatic adalah terapy yang diberikan kepada klien dengan
tujuan mengubah prilaku yang maladaptive menjadi prilaku yang adptif
dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik
Beberapa jenis terapy somatic yaitu :
1. Restrain adalah terapy dengan menggunakan alat-alat mekanik
atau manual unruk membatasi mobilitas fisik klien.
2. Seklusi adalah bentuk terapy dengan mengurung klien dalam
ruangan khusus.
3. Foto Terapy atau sinar
4. ECT ( electro Compusive Terapy ) merupakan terapy dengan
menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada
penderita baik tonik maupun klonik. Dosis terapy kejang listrik
4-5 joule perdetik
iii. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
intraksi antara sesame penderita dan dengan para pelatih
iv. Psikoterapy

Terapy kejiwaan atau psikoterapy pada klien, baru dapat diberikan


apabila klien dengan terapy psifarmako sudah mencapai tahapan dimana
kemampuan mental realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah
baik.

b. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada gangguan konsep diri yang mengarah
pada diagnose medis skizofrenia, khususnya dengan perilaku harga diri rendah
antara lain :
i. Psikofarmakologi
Jenis obat psikofarmakologi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Golongan generasi pertama ( Typical)
Obat yang masuk dalam kategori generasi pertama adalah,
Chorpromozine HCL (largatic, promactil, neprosetil),
Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thirodazine HCL ( Melleril
dan Holaperidol( Haldol, Govotil, Serenance)).
2. Golongan generasi ke dua (Atypical)
Obat yang termasuk generasi kedua , misalnya :
Risperidone, (Risperdol, Rizodal, Nopremia), Olonzapine
(Zyprexa), Oventiapne (seroquel) dan Clozapine(Cloearil).

Selain itu terdapat juga beberapa obat untuk pasien dengan gangguan
Harga Diri Rendah (HDR), yaitu :

- Obat anti psikosis : Penotizin


- Obat anti depresi : Amitripilin
- Obat anti ansietas : Diozepam, Bromozepam, Clobozepam
- Obat anti insomnia : Phneobarbital

ii. Terapy kejang listrik ( Electro Compulsive Terapy)


ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang
satu atau dua tempel. Terapy ini diberikan pada skizorenia yang tidak
mempan dengan terapy neuroleptika oral atau injeksi, dengan dosis 4-5 joule
perdetik.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Fokus
i. Data Subyektif
1. Klien mengatakan dirinya tidak berharga / tidak berarti
2. Klien mengatakan malu berhubungan dengan orang lain
3. Klien mengatakan khawatir terhadap penolakan orang lain
ii. Data Objektif
1. Kurang spontan ketika diajak bicara
2. Tidak ada kontak mata
3. Apatis, ekspresi wajah kosong
4. Perilaku tidak apektif
5. Bicara dengan suara pelan
6. Tidak ada komunikasi verbal

b. Pohon Masalah

Isolasi Sosial

(Effect)
Harga Diri Rendah Kronik

(Core Problem)

Koping Individu Tidak Efektif

(Causa)

c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah :
i. Harga diri rendah kronik
ii. Koping individu tidak efektif
iii. Isolasi social
( Damaiyanti, 2014)

d. Rencana Keperawatan

Dx Rencana Keperawatan
Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil

Harga diri TUM : Setelah diberikan 1 BHSP dengan


rendah kronik Klien memiliki askep … X… komunikasi terapeutik :
konsep diri yang diharapkan - Sapa klien dengan
positif interaksi dengan ramah baik verbal
TUK 1 : klien : maupun non verbal
Klien dapat Dapat - Perkenalan
membina menunjukan rasa diri dengan
hubungan saling senang, ada sopan
kontak mata, - Tanyakan nama
lengkap dan nama
percaya dengan mau jabat panggilan yang
perawat tangan, mau disukai pasien
menyebutkan - Jelaskan tujuan
nama, mau pertemuan
menjawab salam - Beri perhatian dan
klien, mau duduk perhatikan kebutuhan
berdampingan dasar klien
dengan perawat,
mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapinnya.

TUK 2 : Setelah diberikan 2 Diskusikan dengan


Klien dapat askep selama … pasien tentang :
mengidentifikasi X… diharapkan - Aspek positif yang
aspek positif interaksi dengan dimiliki dengan
dan kemampuan klien lingkungan
yang dimiliki menyebutakan : - Kemampuan yang
- Aspek positif dimiliki klien
dan
kemampuan
yang dimiliki
- Aspek positif
keluarga
- Aspek positif
lingkungan
klien
TUK 3 : Setelah diberikan 3 Diskusikan dengan klien
Klien dapat askep … X… kemampuan yang dapat
menilai diharapkan klien dilaksanakan :
kemampuan dapat menilai - Diskusikan
kemampuan kemampuan yang
yang yang dapat dapat dilanjutkan
dilaksanakan digunakan atau pelaksanaanya
dilaksanakan :
TUK 4: Setelah diberikan 4 Rencanakan aktifitas
Klien dapat ( askep selama … klien yang dapat
menetapkan ) X… diharapkan dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai klien membuat sesuai kemampuan klien :
dengan rencana kerja - Tingkatkan kegiatan
kemampuan harian : sesuai dengan
yang toleransi kondsi klien
dimilikinnya - Beri contoh cara
pelaksanaan yang
boleh klien lakukan
TUK 5 : Setelah diberikan 5. Beri kesempatan klien
Klien dapat askep selama … untuk mecoba kegiatan
melakukan X… diharapkan yang telah
kegiatan sesuai klien dapat direncanakannya
kondisi sakit melakukan - Beri pujian atas
dan kegiatan sesuai keberhasilan klien
kemampuannya keadaan dan - Diskusikan
kemampuannya. kemungkinan
pelaksanaan di rumah
TUK 6 : Setelah diberikan 6 – Beri pendidikan
Klien dapat askep selama … kesehatan tentang cara
memanfaatkan X… diharapkan merawat klien dengan
fasilitas klien dapat HDR
pendukung yang memanfaatkan - Bantu keluarga
ada system memberikan
pendukung yang dukungan selama
ada di keluarga : klien dirawat
- Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan rumah
e. Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik Dalam Bentuk
Strategi Pelaksanaan (SP) / Implementasi

Pasien Keluarga
NO
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi kemampuan 1 .Mendiskusikan masalah yang
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. klien. di rumah .
Membantu klien menilai 2 .Menjelaskan pengertian, tanda dan
kemampuan klien yang masih gejala, harga diri rendah yang dialami
3. dapat digunakan . klien beserta proses terjadinya.
Membantu klien memilih atau 3 . menjelaskan cara-cara merawat klien

menetapkan kegiatan yang akan dengan harga diri rendah .

dilatih sesuai dengan 4 . mendemontrasikan cara merawat


4. kemampuan klien. klien dengan harga diri rendah.

Melatih klien sesuai dengan 5 . memberi kesempatan kepada


5. keluarga untuk memperaktikan cara
kemampuan yang dipilih .
merawat klien dengan Harga Diri
Memberikan pujian yang wajar
6. Rendah ( HDR)
terhadap keberhasilan klien .
Menganjurkan klien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1 . Melatih keluarga mempraktikan cara
harian klien merawat langsung kepada klien dengan
2. Melatih klien melakukan harga diri rendah
kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan klien.
3. Menganjurkan klien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
SP3K
1 .Membuat perencanaan pulang
bersama keluarga dan membuat jadwal
aktifitas diirumah termasuk minum obat
( discharge planning)
2 . Menjelaskan follow up klien setelah
pulang .

f. EvaluasiKeperawatan
Evaluasi yang diharapkan pada pasien harga diri rendah yaitu :
i. Klien tidak merasa Harga Diri Rendah lagi
ii. Koping individu aktif
iii. Isolasi social dapat teratasi

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Damaiyanti, M., & Iskandar. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.

Daud, Faisal Asdar, R. (2018) ‘Gambaran karakteristik penderita harga diri rendah yang
rawat inap di rskd provinsi sulawesi selatan’, 5, pp. 449–453. (diakses onlie
tanggal 31 Agustus 2017)

Dermawan, D., & Rusdi. (2017). Kepeerawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Keliat, Budi Anna. 2019. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi I. jjakarat :EGC

Locusisend. 2017 Psychiatri Nursing and Contemporary Paractive 1st edition. Lippincot.
Raven Publishet. Philadelpia

Muhith, A. (2017). Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Pramujiwati, D., Keliat, B. A. and Wardani, Y. (2017) ‘PENANGANAN PASIEN HARGA


DIRI RENDAH KRONIK DENGAN’, 1(2). (Diakses onlie tanggal 31 Agustus
2017)

Rynaldi (2017). Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah
Di Rsjd Arif Zainudin Surakarta (Diakses online tanggal 31 Agustus 2017)

Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2017). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai