Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


DI RSJD SURAKARTA

DISUSUN OLEH :
Nama : Dita Sucianatasya
NIM : 19.0.P.235

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA HUSADA
KARANGANYAR
2022

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA
Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung.
(Scultz dan Videback, 1998).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti


rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. (Stuart & Sunden, 1995).

2. Rentang Respon

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan


kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden,
1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


Diri positif rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya
sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang
lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang


negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri,
penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,
perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial.

3. Tanda dan gejala

Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala meliputi :

 Mengatakanhalyang negatif tentang diri sendiridalam waktu lama dan


terus menerus

 Mengekspreksikan sikap malu / minder/ rasa bersalah

 Kontak mata kurang atau tidak ada

 Selalu ngatakan ketidakmampuan / kesulitan untuk mencoba sesuatu

 Bergantung pada orang lain

 Tidak asertif, pasif, dan hipoaktif

 Bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan


membesarkan umpan balik negatif mengenai dirinya

4. Penyebab

a) Faktor presdiposisi
Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping
mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang
individu tidak adekuat.

b) Faktor Prespitasi
1. Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksika kejadian yang megancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi
yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada
tiga jeis transisi peran :
1). Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
2). Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
3). Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan
fisik, prosedur medis dan keperawatan.

5. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan.
Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Hal ini menyebabkan
penampilan seseorang yang tidak optimal. Harga diri rendah muncul saat
kingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya.
Sehingga berdampak seseorang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya.
(Eko P,2014)
Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri.
Adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptive, menganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
(DEPKES,2003).

III. MEKANISME KOIPING


Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang atau
jangka pendek seta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi presepsi diri yang
menyakitkan. Mencangkup :
 Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas diri (misal bekerjakeras, menonton konser, menonton tv
secara obserfasif).
 Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misal
ikut dalam klub sosial, agama, politik, geng).
 Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu (misal olahraga yang
kompetitif,prestasi akademik, kontes untuk mendapat
popularitas).

IV. POHON MASALAH

RESIKO ISOLASI SOSIAL MENARIK


DIRI

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI

CORE PROBLEM

BERDUKA DISFUNGSIONAL
V. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
- Masalah keperawatan yang dikaji
 Resiko isolasi sosial menarik diri
 Gangguan konsep diri
 Berduka disfungsional
- Data yang dikaji
 Data subjektif : klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa,
tidak tau apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data objektif : klien tampak lebih suka sendiri, bingng bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin menciderai diri/
ingin mengakhiri hidup.

VI. FOKUS INTERVENSI


 Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeuitik.
 Diskusikan kemampuan aspek positif, keluarga dan lingkungan
yang dimiliki pasien.
 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dapat dilakukan saat
di
 rumah sakit.
 Membuat jadwal harian
 Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
 Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakaan.
 Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat
pasien dengan harga diri rendah.
Daftar Pustaka

 Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice.


1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.

 Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.


EGC: Jakarta.

 Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan.


5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

 Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa..


EGC: Jakarta.

 Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC:
Jakarta.
 Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket
Guide for Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai