Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG SISTEM PENDENGARAN

(Dosen pengampu : Winasari Dewi M.Kep)

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Aditya Mayhesa Herdiana
Alfina Nur Safitri
Annisa Sintawil
Ambarina
Alma Miranti

Dzikri Akhmad Maulud

Frisilia Windi Akihary


Gilang Purnama
Marshanda Amellia Sumiati
Maya Purnama
N. Widiana Siti Zahra
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kelompok
kami untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayahnya-lah kelompok kami dapat
menyelesikan makalah yang berjudul Sistem Pendengaran (Auditory) tepat waktu.
Makalah Sistem Pendengaran disusun guna memenuhi tugas Bu Winasari Dewi,M.Kep pada Ilmu
Biomedik Dasar di Universitas Bhakti Kencana Garut. Selain itu kami juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Sistem Pemdengaran.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Bu Winasari Dewi,M.Kep selaku dosen
mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar atas tugas yang telah diberikan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami.
DAFTAR ISI

BAB I .......................................................................................................................

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN

BAB II........................................................................................................................

PEMBAHASAN SISTEM PENDENGARAN

PENGERTIAN SISTEM PENDENGARAN

INDERA PENDENGAR

BAGIAN DARI TELINGA MANUSIA


FISIOLOGI PENDENGARAN
SUARA
GANGGUAN PENDENGARAN
BAB III.......................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................

KESIMPULAN..........................................................................................................

SARAN......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh. telinga
merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung  jawab untuk indera pendengaran. Ini
melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan
cara ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran,
telinga kita adalah penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan. Untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur
dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
struktur indra pendengaran. Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar.
Maka dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga,fisiologi
pendengaran,proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat
penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini mampu
menambah pengetahuan mengenai materi indra pendengaran.

B. TUJUAN

 1. Untuk mengetahui penjelasan tentang indra pendengaran pada manusia


 2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga manusia
 3. Untuk mengetahui fisiologi pendengaran
 4. Untuk gangguan gangguan pendengaran

1
BAB II

PEMBAHASAN SISTEM PENDENGARAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENDENGARAN


Indra pendengaran merupakan suatu bagian atau organ yang mampu mengenali dan
mendeteksi kehadiran suara dan menjaga keseimbangan posisi tubuh seorang manusia.
Indra pendengaran juga memiliki fungsi sebagai reseptor dalam perbaikan dari getaran
suara yang diterima. Indera pendengaran umumnya dikenal dengan dua telinga manusia
yaitu telinga sebelah kanan dan telinga sebelah kiri. Indera pendengaran memiliki peranan
yang sangat penting bagi kehidupan seorang manusia

B. INDERA PENDENGAR
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga
bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar
berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah. Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang
suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena
kompresi (pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut. (Sherwood, 2001).

Gambar 1. 1

2
C. Bagian Dari Telinga Manusia
Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam.
Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari
telinga luar ke telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang
kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan
oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai  jenis suara. Mari kita
bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran
mereka dalam mendengar.
a. Telinga luar 
Telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian yang terlihat dari telinga, berfungsi sebagai organ
pelindung untuk gendang telinga. Berfungsi untuk mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk
ke telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
 Daun Telinga (Pinna) - Gelombang suara masuk ke telinga melalui daun telinga atau pinna.
 Saluran Telinga (Meatus) - Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini menguatkan gelombang suara
dan channelizes mereka ke telinga tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang
mensekresi kotoran telinga.

Gambar 1. 2

b. Telinga Tengah
Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam, merasakan gelombang suara dari
telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari
bagian-bagian berikut.
 Gendang telinga (membran timpani) - Gendang telinga adalah selaput tipis yang bertindak sebagai
partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan
mengubah energi suara menjadi energi mekanik.

3
 Hammer/Martil (Malleus) - Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga.
Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan
hammer bergetar.
 Anvil/landasan (Incus) - Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu
bergetar dalam menanggapi getaran hammer.
 Stirrup/Sanggurdi (Stapes) - Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di
telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke telinga bagian
dalam.

Gambar 1. 3

c. Telinga dalam
 (Labyrinth): Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian terdalam dari telinga. Hal ini diisi
dengan zat seperti air dan terdiri dari baik pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam
terdiri dari bagian-bagian berikut.
 Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung yang dapat meregang
sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari sel-sel saraf banyak. Sel-sel saraf mirip rambut
merespon secara berbeda terhadap berbagai frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke
generasi impuls listrik.
 Saluran setengah lingkaran - Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat pada koklea dan
membantu dalam mempertahankan keseimbangan.
 Auditory Saraf - ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf, yang
kemudian diteruskan ke otak.

4
Gambar 1. 4

bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia melakukan fungsi tertentu yang berkontribusi terhadap
fungsi keseluruhan telinga. Setiap kerusakan atau gangguan di bagian telinga dapat menyebabkan masalah
telinga dan gangguan pendengaran (tuli).

D. Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh telinga luar, lalu
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran tersebut. Energi getar yang
telah diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam (koklea) dan diproyeksikan
pada membran basilaris, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran
basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka
dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan
proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis
yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (Guyton, 2007).

Gambar 1. 5

5
E. Suara
Bunyi atau suara merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium
(cair, padat, udara) sebagai perantara sehingga dapat sampai ke telinga. Bunyi atau suara
juga merupakan rangsangan yang diterima oleh telinga akibat adanya getaran pada
medium elastis, kuat atau lemahnya suatu bunyi atau suara akan dipersepsikan berbeda
pada masing-masing individu yang mendengarnya, hal ini sangat tergantung pada
kualitas (Nugroho, 2009).
Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas suara, yaitu frekuensi dan intensitas suara.
1. Frekuensi, jumlah gelombang bunyi yang dapat diterima telinga manusia setiap
detiknya, dengan satuan bunyinya cycles per second (cls) atau Hertz (Hz). Frekuensi
bunyi yang dapat diterima manusia terbatas mulai dari 16 Hz-20.000 Hz. Tipe bunyi
dapat dibedakan menjadi rentang frekuensi, yaitu :
a. Infra Sonik : Suara dengan gelombang 0-16 Hz Infra Sonik adalah frekuensi yang
tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
b. Sonik : Suara dengan gelombang 16-20.000 Hz Sonik adalah frekuensi yang dapat
ditangkap oleh telinga manusia.
c. Ultra Sonik : Suara dengan gelombang >20.000 Hz. Frekuensi 4000 Hz merupakan
frekuensi yang paling peka ditangkap oleh pendengaran kita, biasanya ketulian
pemaparan bising atau adanya gangguan pendengaran terjadi pada frekuensi ini.
Biasanya pada frekuensi ini digunakan dalam bidang kedokteran, seperti untuk
penghancuran batu ginjal, pembedahan katarak karena dengan frekuensi yang tinggi
mempunyai daya tembus terhadap jaringan (Listyaningrum, 2011).
2. Intensitas (arus per satuan luas), perbandingan tegangan suara yang datang dan
tegangan suara standar yang dapat didengar oleh manusia normal pada frekuensi
1000 Hz yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).

6
F. Gangguan Pendengaran
1. Gangguan Pendengaran Konduktif
Dapat terjadi ketika proses penghantaran bunyi atau suara terganggu akibat adanya
gangguan pada telinga.
Beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran
konduktif adalah:
• Adanya penumpukan cairan di telinga bagian tengah akibat pilek atau rhinitis.
• Infeksi telinga tengah atau otitis media.
• Infeksi telinga luar atau otitis eksterna.
• Tumor atau pertumbuhan jaringan abnormal di telinga bagian luar dan tengah, seperti
kolesteatoma.
• Kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat saluran telinga.
• Adanya benda asing yang tersangkut saluran saluran telinga, seperti batu kerikil atau
manik-manik.
• Kelainan bentuk telinga atau malformasi telinga, seperti mikrotia, tidak terbentuknya
daun telinga, atau adanya kelainan tulang-tulang pendengaran.
• Penyakit pada tulang-tulang pendengaran, seperti otosklerosis.
2. Gangguan Pendengaran Sensorineural
Terjadi ketika ada kerusakan telinga bagian dalam dan gangguan pada jalur saraf antar
telinga bagian dalam dan otak.
Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran
sensorineural, yaitu:
• Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun yang menyerang telinga atau penyakit
Meniere.
• Penggunaan obat yang bisa menimbulkan efek samping pada telinga, seperti antibiotik
aminoglikosida, obat kemoterapi, aspirin dosis tinggi, dan loop diuretic.
• Gangguan pembentukan telinga bagian dalam.
• Proses penuaan yang disebut juga presbikusis.
• Pukulan atau cedera di kepala.
• Paparan suara keras yang berlangsung dalam waktu lama, seperti bekerja di proyek
dengan kebisingan tinggi.

7

3. Gangguan Pendengaran Campuran
Terjadi ketika timbul gangguan pendengaran konduktif bersamaan dengan gangguan
pendengaran sensorineural. Kondisi ini dapat menunjukan adanya kerusakan pada telinga
bagian luar, tengah, dan bagian dalam, atau jalur saraf ke otak.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh. Harus tepat, telinga
merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung  jawab untuk indera pendengaran. Ini
melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara
ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita
adalah penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan.
Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari
telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke
telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di telinga
bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan cara
ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-
bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.
.
B. SARAN

Kelompok ini berharap dengan adanya Makalah tentang lingkungan terhadap Sistem
Pendengaran ini para pembaca sekalian tidak hanya dapat mngerti tentang isi dari makalah ini
tetapi juga memahaminya.

Anda mungkin juga menyukai