Telinga manusia memiliki kemampuan untuk mendengar suara dengan frekuensi antara 20-
20.000 Hz
Telinga manusia bagian luar berfungsi seperti corong yang menangkap getaran suara dan
menyalurkannya hingga ke gendang telinga. Telinga bagian luar terdiri dari dua bagian.
Kedua bagian itu adalah daun telinga dan liang telinga.
1. Daun telinga
Daun telinga atau pinna merupakan bagian dari telinga luar yang paling menonjol dan mudah
terlihat. Setiap manusia normalnya memiliki dua daun telinga yang terletak pada dua sisi
yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Daun telinga terbentuk dari tulang rawan.
Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke
liang atau saluran telinga. Selain itu, fungsi dari daun telinga adalah untuk melakukan
lokalisasi suara yakni dengan merasakan daun telinga pada sisi mana yang lebih dekat dengan
suara.
Bagian selanjutnya dari telinga luar setelah daun telinga adalah liang atau saluran telinga.
Saluran telinga orang dewasa memiliki panjang sekitar 3 cm. Bentuk lubang telinga ini
menyerupai huruf S.
Pada bagian awal saluran/ lubang telinga tersusun dari tulang rawan dan pada bagian
selanjutnya tersusun dari tulang keras. Fungsi lubang atau liang telinga adalah untuk
menyalurkan getaran suara menuju telinga bagian tengah.
Telinga bagian tengah terletak di antara telinga bagian luar dan telinga bagian dalam. Batas
telinga tengah dengan telinga luar ditandai dengan membran timpani atau gendang telinga.
Bentuk dari telinga tengah menyerupai kubah dengan enam sisi.
Fungsi telinga tengah adalah untuk memindahkan getaran suara dari gendang telinga
menuju cairan telinga yang ada di telinga bagian dalam. Ada beberapa bagian pada telinga
bagian tengah yang mendukung pemindahan getaran suara. Berikut ini adalah beberapa
bagian yang ada di telinga tengah.
Membran timpani merupakan sebuah selaput yang memisahkan saluran/ lubang telinga luar
dengan telinga tengah. Membran timpani sering juga disebut dengan gendang telinga. Hal ini
dikarenakan bentuk dari membran timpani memang menyerupai gendang.
Gendang telinga atau membran timpani memiliki diameter berukuran 1 cm dan berbentuk
cekung. Pada bagian gendang telinga terdapat saraf sehingga membuatnya adanya rasa sakit
apabila menyentuh bagian membran timpani. Fungsi gendang telinga adalah untuk
merespon suara yang ditandai dengan adanya getaran pada gendang telinga.
2. Rongga timpani
Setelah selaput atau membran timpani, bagian selanjutnya dari telinga tengah adalah rongga
timpani. Rongga timpani terdiri dari tiga buah tulang pendengaran dan dua otot pendengaran.
Fungsi tulang pendengaran atau disebut juga osikel pendengaran adalah untuk
menghubungkan membran timpani dengan telinga dalam. Berikut ini adalah tulang-tulang
pendengaran:
Maleus (martil)
Tulang pendengaran maleus merupakan tulang pendengaran yang menempel pada membran
timpani. Maleus memiliki bentuk tulang seperti martil. Fungsi tulang maleus atau tulang
martil adalah meneruskan getaran dari membran timpani.
Incus (landasan)
Tulang pendengaran incus terletak di dekat tulang maleus atau tulang martil. Incus atau
disebut juga tulang landasan dengan ukuran kecil dan berbentuk seperti sebuah landasan
pesawat. Fungsi tulang incus adalah untuk memberikan respons tulang maleus.
Stapes (sanggurdi)
Tulang pendengaran yang ketiga adalah tulang stapes atau dikenal dengan tulang sanggurdi.
Bentuk dari tulang sanggurdi seperti sanggurdi kuda yang memiliki bagian yang
melengkung. Fungsi tulang stapes adalah memberikan respons dari getaran yang diteruskan
oleh tulang stapes dan mengalirkan gelombang suara ke telinga dalam.
Getaran suara yang direspon oleh getaran membran timpani akan menggerakan tulang-tulang
pendengaran dengan gerakan yang memiliki frekuensi sama. Gerakan dari ketiga tulang
pendengaran akan menghasilkan tekanan yang menyerupai gelombang. Gelombang tersebut
pun akan membuat gerakan yang mirip dengan gerakan cairan telinga dalam
2.2 Otot pendengaran
Selain tulang pendengaran, pada bagian telinga tengah terdapat dua otot pendengaran. Kedua
otot pendengaran tersebut adalah tensor timpani dan stapedius. Otot tensor timpani adalah
otot telinga yang ada di tulang maleus, sedangkan otot stapedius adalah otot telinga yang ada
di tulang stapes.
Fungsi otot tensor timpani adalah untuk menarik gendang telinga ke dalam dan
membuatnya tegang. Pada saat yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk melindungi
telinga dari suara keras muncul sebagai refleks timpani. Otot stapedius akan mengurangi
pergerakan tulang stapes.
Bagian selanjutnya adalah telinga dalam. Melalui namanya, kamu pun sudah tahu bahwa
bagian telinga ini merupakan bagian telinga yang paling dalam. Telinga dalam terletak di
tulang labirin.
Tulang labirin berbentuk seperti labirin yang dilapisi dengan membran labirin. Ada bagian
yang terletak di antara tulang labirin dengan membran labirin, yaitu perilimph. Membran
labirin memiliki cairan sendiri yang bernama endolimph.
1. Koklea
Koklea merupakan bagian dari telinga dalam yang berbentuk spiral seperti rumah
siput. Fungsi koklea adalah mengubah getaran suara menjadi persepsi pendengaran. Koklea
memiliki ukuran lebar 9 mm dan tinggi 5 mm.
2. Ruang koklea
Di dalam koklea terdapat tiga ruang yang berisi cairan perilimph. Ketiga ruang koklea
tersebut adalah ruang atas, ruang depan, dan ruang bawah. Hanya ada satu ruang yang diisi
dengan endolimph, yaitu ruang tengah atau disebut juga dengan saluran koklea. Fungsi
ruang koklea adalah untuk menampung cairan koklea.
3. Organ korti
Organ korti dilapisi oleh membran yang disebut dengan membran basilar. Besar organ korti
seperti ukuran kacang polong. Fungsi organ korti adalah untuk mengubah gelombang
menjadi impuls saraf.
Ada beberapa komponen penting pada organ corti di antaranya adalah sel rambut dalam, sel
rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s, Claudiu’s, membran tektoria dan lamina
retikularis. Komponen-komponen inilah yang menyampaikan persepsi suara ke otak dan
sistem saraf pusat sehingga manusia bisa mendengar dan memberikan respon
Aktivitas sel-sel rambut dalam dan luar dimungkinkan melalui berbagai komponen lain di
dalam koklea. Komponen utama mereka tercantum sebagai berikut:
a) Selaput kemangi
b) Endolymph
Agar sel-sel rambut dalam berfungsi dengan baik, ujung stereocilia mereka harus dimandikan
dalam endolymph, yang memiliki konsentrasi ion kalium (K +) yang sangat tinggi,
menciptakan gradien elektrokimia yang kuat (perbedaan besar dalam tegangan) dari ujung ke
dasar. sel rambut. Gradien elektrokimia ini menyediakan energi yang memungkinkan sel
rambut berfungsi. Interaksi antara stereocilia dan endolymph dibahas lebih lanjut di bawah
ini. (Stereocilia)
Perlindungan telinga bagian dalam
Selain itu, ossicles dan otot-otot yang berdekatan juga melayani fungsi perlindungan.
Menanggapi suara keras, tensor tympani menarik gendang telinga ke dalam dan
mengencangkannya. Pada saat yang sama, stapedius mengurangi pergerakan stape. Tindakan
otot-otot ini secara kolektif dikenal sebagai refleks timpani. Refleks ini meredam perpindahan
getaran dari gendang telinga ke jendela oval. Diperkirakan bahwa refleks timpani adalah
adaptasi evolusioner untuk perlindungan terhadap suara-suara yang keras namun perlahan
seperti guntur. Namun, karena memiliki waktu tunda sekitar 40 ms, itu tidak cukup cepat
untuk melindungi telinga bagian dalam dari suara keras yang tiba-tiba seperti suara
tembakan. Itu juga tidak cukup melindungi telinga dari suara keras yang berkelanjutan seperti
suara pabrik atau musik keras. Suara-suara ini dapat merusak stereocilia dari sel-sel rambut di
telinga bagian dalam, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suaraadalah getaran
udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanantinggi karena kompresi
(pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang-seling dengan daerah-daerah
bertekanan rendah karena penjarangan(rarefaction) molekul tersebut. Setiap alat yang mampu
menghasilkan polagangguan molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Suatu
contohsederhana adalah garpu tala.
1. Konduksi mekanis
Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisicairan. Dengan
demikian, gelombang suara hantaran udara harus disalurkanke arah dan dipindahkan ke
telinga dalam, dan dalam prosesnya melakukankompensasi terhadap berkurangnya energi
suara yang terjadi secara alamiahsewaktu gelombang suara berpindah dari udara ke air.
Fungsi ini dilakukanoleh telingan luar dan telinga tengah.
Daun telinga yang merupakan bagian dari telinga luar mengumpulkangelombang suara dan
menyalurkannya ke saluran telinga luar.
Karena bentuknya, daun telinga secara parsial menahan gelombang suara yangmendekati
telinga dari arah belakang dan, dengan demikian, membantuseseorang membedakan suara
datang dari arah depan atau belakang.
Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani kecairan di telinga dalam.
Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yangterdiri dari tiga tulang yang dapat
bergerak atau osikula (maleus, inkus, danstapes) yang berjalan melintasi telinga tengah.
Ujung tangkai maleus melekat di bagian tengah membran timpani, dantempat perlekatan ini
secara konstan akan tertarik oleh muskulus tensortimpani, yang menyebabkan membran
timpani tetap tegang. Keadaan inimenyebabkan getaran pada setiap bagian membran timpani
akan dikirim ketulang-tulang pendengaran, dan hal ini tidak akan terjadi bila
membrantersebut longgar. Tulang-tulang pendengaran telinga tengah ditunjang olehligamen-
ligamen sedemikian rupa sehingga gabungan maleus dan
inkus bekerja sebagai pengungkit tunggal, dengan fulcrum yang terletak hampir pada
perbatasan membran timpani.
Tulang pendengaran pada telinga tengah berlaku sebagai piston terhadapcairan di telinga
dalam.
Tulang pendengaran pada telinga tengah berlaku sebagai piston terhadapcairan di telinga
dalam.Ketika membran timpani bergetar sebagai respon terhadap gelombangsuara, rantai
tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama,memindahkan frekuensi gerakan
tersebut dari
Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkanmenimbulkan getaran yang
dihasilkan menimbulkan gerakan sepertigelombang pada cairan telinga frekuensi yang sama
dengan frekuensigelombang suara semula. Namun, diperlukan tekanan yang lebih besar
untukmenggerakkan cairan. Terdapat dua mekanisme yang berkaitan dengansistem osikuler
yang memperkuat tekanan gelombang suara dari udaramenggetarkan cairan di koklea.
Pertama, karena luas permukaan membrantimpani jauh lebih besar daripada luas permukaan
jendela oval,
terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di membran timpanidisalurkan ke
jendela oval (tekanan=gaya/satuan luas). Kedua, efek pengungkit tulang-
tulang pendengaran menghasilkan keuntungan mekanistambahan. Kedua mekanisme ini
bersama-sama meningkatkan gaya yangtimbul pada jendela oval sebesar dua puluh kali lipat
dari gelombang suara yang langsung mengenai jendela oval. Tekanan tambahan ini cukup
untukmenyebabkan pergerakan cairan koklea.
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara refleks sebagairespons terhadap
suara keras (lebih dari 70 dB), menyebabkan membrantimpani menegang dan pergerakan
tulang-tulang di telinga tengah dibatasi.Pengurangan pergerakan struktur-struktur telinga
tengah ini menghilangkantransmisi gelombang suara keras ke telinga dalam untuk
melindungi perangkat sensorik yang sangat peka dari kerusakan. Namun, respons refleksini
relatif lambat, timbul paling sedikit 40 mdet setelah pajanan suatu suarakeras. Dengan
demikian, refleks ini hanya memberikan perlindunganterhadap suara keras yang
berkepanjangan, bukan terhadap suara keras yangtimbul mendadak, misalnya suara ledakan.
2. Konduksi di cairan
Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil “jalan
pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membran vestibularis
yang tipis, ke dalam duktuskoklearis, dan kemudian melalui membran basilaris ke
kompartemen bawah,tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke
luar-masuk bergantian.
Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisigelombang tekanan melalui membran
basilaris menyebabkan membran
ini bergerak ke atas dan ke bawah, atau bergetar, secara sinkron dengangelombang tekanan.
Karena organ Corti menumpang pada membran basilaris sel-sel rambut juga bergerak naik
turun sewaktu membran basilaris bergetar. Karena rambut-
rambut dari sel reseptor terbenam di dalammembran tektorial yang kaku dan stasioner,
rambut-rambut tersebut akanmembengkok ke depan dan belakang sewaktu membran basilaris
menggeser posisinya terhadap membran tektorial. Perubahan bentuk mekanis rambutyang
maju-mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang mekanis disel-sel rambut terbuka
dan tertutup secara bergantian. Hal ini
menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian
potensial reseptor dengan frekuensi yang sama dengan rangsangan suara semula.
3. Transduksi
Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melaluisinaps kimiawi dengan
ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk sarafauditorius (koklearis). Depolarisasi sel-
sel rambut
(sewaktumembran basilaris bergesar ke atas) meningkatkan kecepatan pengeluaran zat perant
ara mereka, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serataferen. Sebaliknya,
kecepatan pembentukan potensial akasi bekurang ketikasel-sel rambut mengeluarkan sedikit
zat perantara karena mengalamihiperpolarisasi (sewaktu membran basilaris bergerak ke
bawah).
4. Transduksi elektrik
Timbulnya potensial aksi pada saraf auditorius lalu dilanjutkan kenukleus auditorius sampai
ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobustemporalis.
https://www.google.com/search?q=tulang+stapes&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjB
hKu98vnkAhVMMI8KHQJcDr8Q_AUIESgB&biw=1366&bih=576#imgrc=lwz6FDWjDPhVQM:
1. VirtualMedicalCentre: EarAnatomy.
https://www.myvmc.com/anatomy/ear/
https://www.medel.com/id/how-hearing-works/