Oleh
Anisah Nur Ismayanti
NPM : 201FF04001
1. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi sistem panca indra pada
manusia.
b. Mengetahui dan memahami fungsi dari sistem panca indra.
2. Prinsip
Berdasarkan pengamatan fisiologis dari setiap sistem panca indra
1
Sistem panca indera pada manusia dibagi menjadi :
1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan
lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan
tiga otot penggerak mata, yaitu :
a. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata
ke bawah dan ke dalam.
c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas
dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat
kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus
orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata
yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis
superior.
2. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga
berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
a. Bagian-bagian telinga:
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar,
bagian tengah, dan bagian dalam.
Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
Saluran lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.
Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan
memperbesar getaran suara.
2
Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran
dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam.
Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang
pendengaran. Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi
tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di
dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang
telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan
biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu. Tulang
pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar
getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu
tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang
ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut :
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam
saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung
saraf pendengaran.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
b. Mekanisme kerja pendengaran
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian
sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar.
Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan
diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan
bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak.
3
3. Indera penciuman/pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi
oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Daerah
yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada
daerah sensitif ini terdapat 2 jenis yaitu sel penyokong berupa epitel-epitel
dan sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi
terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi
kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit.
Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena
mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam
hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada
selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel
pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan
diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
4. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat
kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi
oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada
lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu
adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan
kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla
agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di
dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
4
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang
mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi
iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
5. Indera Peraba (Kulit)
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf
sebagai reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.
Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung
saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang
berselaput (berpapilia). Sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu
benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa
luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai
alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf
peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan
daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan.
5
4. Alat dan Bahan
a. Alat
Kartu snellen Garpu tala
Penutup telinga jarum
Jam/stopwatch Pipet tetes
Penutup mata Benang jahit
Penutup hidung Buku test warna ishihara
b. Bahan :
Bawang merah Kapas
Minyak permen Air es
Minyak cengkeh Jambu
larutan HCl 0,0009 N Kamper
larutan asam asetat 1%, Kentang
Larutan kinin sulfat 0,1% dan 0,000008 M
larutan sukrosa 0,01 M dan 5%
larutan NaCl 0,01 M dan 10%
5. Prosedur kerja
a. Indra Penglihatan
Refleks akomodasi
Amati perbedaan pupil mata di bawah sinar biasa dan sinar terang
6
Titik dekat akomodasi
Gerakan kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek tunggal
Ketajaman Penglihatan
Penglihatan binocular
Lakukan kembali hal yang sama dengan salah satu mata ditutup
Berikan jawaban nomor atau gambar apa yang terdapat dalam buku tersebut
7
b. Indra Pendengaran
Uji Ketajaman pendengaran
Minta seorang anggota kelompok untuk menutup telinga kiri dengan kapas dan
menutup matanya
Jauhkan jam sedikit lagi, perlahan- lahan dekatkan kembali pada telinga
Lakukanlah hal yang sama pada telinga kiri dengan telinga kanan ditutup dengan kapas
8
Uji ketulian
Pukulkan pada lutut dengan frekuensi 512 cps
c. Indra Pengecap
Distribusi reseptor kecap
Setiap kali setelah mengecap satu rasa, berkumurlah dengan air tawar
9
d. Indra Penciuman
Adaptasi penciuman
Cium kamper terus menerus, catat waktu yang diperlukan sampai responden
tidak dapat lagi mendeteksi bau tersebut
Mintalah responden untuk membedakan atau mengenali bau minyak permen dan
minyak cengkeh dengan lubang hidung
10
e. Indra Perasa
Distribusi Reseptor
Pada bagian anterior dari lengan bawah gambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2
cm yang terdiri dari 20 kotak dengan menggunakan bolpoint
Di dalam daerah tersebut, lakukan sentuhan perlahan dengan bulu sikat paling sedikit
pada 20 tempat berbeda. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf S. S
artinya terasa adanya sensasi sentuh
Panaskan paku dalam air yang bersuhu sekitar 400C atau 500C. Kemudian dikeringkan.
Cara lokasi reseptor panas seperti pada prosedur no. 2 tandai dengan huruf P jika
dirasakan sensasi panas
Dinginkan paku dalam air es kemudian keringkan. Cari lokasi reseptor dingin seperti
pada prosedur 2 dan 3, tandai dengan huruf D jikan dirasakan sensasi dingin
Lakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan jarum untuk reseptor nyeri
Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekanan ringan, yang
mewakili syok ringan. Tandai tempat reseptor pada daerah tersebut dengan
huruf N
11
6. Data Pengamatan
Penglihatan Binokular
Responden Keadaan
Kedua mata terbuka 1 Mata tertutup
(detik) (detik)
A 6 17
B 5 73
C 9,45 30
12
Ditributor Reseptor Rasa
Responden Bagian lidah yang terasa
Manis Asin Asam Pahit
A Depan Sisi depan Sisi belakang Pangkal
B Ujung lidah Tengah lidah Tengah lidah Pangkal lidah
C Ujung lidah Tengah lidah Tengah lidah Semua lidah
Ket:
S: Sentuhan D: Dingin
P: Panas N: Nyeri
13
Responden A
SPDN SPDN SPDN SPDN S: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN P: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN D: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN N: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN
Reponden B
SPDN SPDN SPDN SPDN S: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN P: 75%
SPDN SPDN SPDN SPDN D: 90%
SPDN SPDN SPDN SDN N: 100%
SDN SDN SN SN
Responden C
SPDN SPDN SPDN SPDN
S: 100%
P: 100%
D: 100%
N: 100%
14
7. Pembahasan
15
Uji reseptor rasa bertujuan untuk mengetahui apakah sesuai dengan teori
sensor perasa yang terdapat dilidah praktikan. Jika diketahui menurut Pears, E,
2010 dalam buku anatomi dan fisiologi untuk paramedis menjelaskan bahwa
terdapat empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, asin. Hal ini
disebabkan karena puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan
rasa yang berbeda-beda juga pada tiap bagian lidah. Pada data pengamatan rasa
manis responden A depan, responden B ujung lidah, responden C ujung lidah.
Pada data pengamatan rasa asin responden A depan, responden B tengah lidah,
responden C tengah lidah. Pada data pengamatan rasa asam responden A
belakang, responden B tengah lidah, responden C tengah lidah. Pada data
pengamatan rasa pahit responden A pangkal lidah, responden B pangkal lidah,
responden C semua lidah. Reseptor gustasi tersebar di permukaan superior
lidah dan sambungan antara faring dan laring. Taste buds struktur sensoris
yang terdiri dari reseptor persasa dan sel epitel. (5000 taste buds pada orang
dewasa). Setiap taste budterdiri dari 40-100 reseptor rasa dan banyak stem
cellyang disebut sel basal. Sel basal akan berdiferensiasi menjadi sel
gustatory pada lidah (reseptor rasa).
Uji penciuman dan pengecap bertujua untuk mengetahui bahwa pada indra
penngecap terhubung melalui satu saluran dimana antara keduanya saling
berkaitan. Lidah akan bekerja mendeteksi rasa makanan secara maksimal jika
indra penciuman juga dalam konidi baik. Begitu pula sebaliknya. Pada data
pengamatan interaksi penciuman dan pengecap ketika hidung ditutup semua
responden tidak dapat mendeteksi jenis makanan yang dimasukan ke mulut
baik bawang ataupun kentang. Sedangkan pada data pengamatan interaksi
penciuman dan pengecap ketika hidung dibuka responden dapat mendeteksi
dengan baik makanan yang dimasukan ke mulut baik bawang ataupun kentang.
Karena masih ada saluran yang berkaitan antara indra penciuman dan indra
perasa. Reseptor-reseptor akan bergabung membentuk knob (1 knobterdiri dari
20 silia). Olfactory bulbs akan menghantarkan stimulus sepanjang olfactory
tractke olfactory cortex, hipotalamus, dan system limbik. Stimulasi olfaktori
16
merupakan satu-satunya informasi sensoris yang langsung menuju ke
korteks cerebral tanpa melalui thalamus (pusat prossesing).
17
8. Kesimpulan
a. Sistem panca indra meliputi indra pengelitahan (mata), indra perasa (lidah),
indra pencium (hidung), indra pendengar (telinga) serta indra peraba
(kulit). Dapat berfungsi untuk mengetahui anatomi panca indra terhadap
homeostatis tubuh terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar.
9. Daftar Pustaka
18