Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM PANCA INDRA

Oleh
Anisah Nur Ismayanti
NPM : 201FF04001

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG


FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
2020
MODUL 4

SISTEM PANCA INDRA

1. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi sistem panca indra pada
manusia.
b. Mengetahui dan memahami fungsi dari sistem panca indra.

2. Prinsip
Berdasarkan pengamatan fisiologis dari setiap sistem panca indra

3. Pendahuluan/ Dasar Teori


Tubuh kita berada di dalam suatu lingkungan yang selalu mengalami
perubahan. Oleh karena itu tubuh kita harus mampu mengenali perubahan-
perubaban teresebut sehingga dengan segera dapat melakukan pertahanan atau
penyesuaian yang sangat penting untuk menjaga homeostasis tubuh.
Kemampuan kita dalam mengenali perubahan-perubahan lingkungan
tergantung pada sistem saraf sensoris dan reseptor-reseptonya. Misalnya, selama
aktivasi saraf simpatik, kami mengalami peningkatan kesadaranakan informasi
sensorik dan mendengar suara yang biasanya tidak akan kita sadari. Namun,
ketika berkonsentrasi pada masalah yang sulit, kita mungkin tidak sadar akan
adanya suara yang cukup keras.
Umumnya kita mengklasifikasikan sensasi yang kita terima menjadi lima
jenis yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa dan bau. Kelima jenis itu
kita sebut dengan sistem panca indra.
Sistem Panca indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan
lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada
pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah
yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.

1
Sistem panca indera pada manusia dibagi menjadi :
1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan
lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan
tiga otot penggerak mata, yaitu :
a. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata
ke bawah dan ke dalam.
c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas
dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat
kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus
orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata
yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis
superior.
2. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga
berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
a. Bagian-bagian telinga:
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar,
bagian tengah, dan bagian dalam.
 Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
 Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
 Saluran lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
 Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.
 Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan
memperbesar getaran suara.

2
 Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran
dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam.
Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang
pendengaran. Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi
tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di
dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang
telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan
biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu. Tulang
pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar
getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu
tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang
ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
 Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut :
 Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
 Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam
saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung
saraf pendengaran.
 Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
b. Mekanisme kerja pendengaran
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian
sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar.
Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan
diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan
bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak.

3
3. Indera penciuman/pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi
oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Daerah
yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada
daerah sensitif ini terdapat 2 jenis yaitu sel penyokong berupa epitel-epitel
dan sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi
terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi
kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit.
Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena
mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam
hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada
selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel
pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan
diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
4. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat
kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi
oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada
lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu
adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan
kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla
agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di
dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.

4
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang
mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi
iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
5. Indera Peraba (Kulit)
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf
sebagai reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.
Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung
saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang
berselaput (berpapilia). Sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu
benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa
luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai
alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf
peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan
daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan.

5
4. Alat dan Bahan
a. Alat
 Kartu snellen  Garpu tala
 Penutup telinga  jarum
 Jam/stopwatch  Pipet tetes
 Penutup mata  Benang jahit
 Penutup hidung  Buku test warna ishihara

b. Bahan :
 Bawang merah  Kapas
 Minyak permen  Air es
 Minyak cengkeh  Jambu
 larutan HCl 0,0009 N  Kamper
 larutan asam asetat 1%,  Kentang
 Larutan kinin sulfat 0,1% dan 0,000008 M
 larutan sukrosa 0,01 M dan 5%
 larutan NaCl 0,01 M dan 10%

5. Prosedur kerja
a. Indra Penglihatan
 Refleks akomodasi

Ukur Pupil mata dengan lampu senter

Amati perbedaan pupil mata di bawah sinar biasa dan sinar terang

6
 Titik dekat akomodasi

Ambil objek pensil atau batang pengaduk

Gerakan objek mendekati mata perlahan-lahan sampai objek terlihat berganda

Gerakan kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek tunggal

 Ketajaman Penglihatan

Sediakan kartu snellen

Uji ketajaman penglihatan

Hitung dengan rumus :


Ket :
V = Nilai ketajaman penglihatan
d = Jarak dimana huruf dapat dilihat dengan jelas (dapat dibaca) D = Jarak dimana
huruf seharusnya dapat dibaca (mata normal)

 Penglihatan binocular

Masukan benang ke dalam lubang jarum dengan kedua mata terbuka

Catat waktu yang diperlukan

Lakukan kembali hal yang sama dengan salah satu mata ditutup

 Uji buta warna

Letakkan buku Ishihara berjarak 75 cm dari subjek

 Berikan jawaban nomor atau gambar apa yang terdapat dalam buku tersebut

Dijawab tidak lebih dari 3 detik

7
b. Indra Pendengaran
 Uji Ketajaman pendengaran

Lakukan pengujian di ruangan yang sepi

Minta seorang anggota kelompok untuk menutup telinga kiri dengan kapas dan
menutup matanya

Tempatkan sebuah jam yang berdetak di dekat telinga kanan

Jauhkan jam dari telinga dengan teratur dan perlahan-lahan

Tentukan jarak dimana detak jam tepat tidak terdengar lagi

Jauhkan jam sedikit lagi, perlahan- lahan dekatkan kembali pada telinga

Tentukan jarak dimana detak jam tepat terdengar kembali

Lakukanlah hal yang sama pada telinga kiri dengan telinga kanan ditutup dengan kapas

Bandingkan ketajaman pendengaran telinga kanan dan kiri

8
 Uji ketulian

Siapkan Garpu tala


Pukulkan pada lutut dengan frekuensi 512 cps

Gigit garpu tala diantara gigi dengan bibir terbuka

c. Indra Pengecap
 Distribusi reseptor kecap

Teteskan satu tetes larutan pada lidah

 Larutan kinin sulfat 0,1%


 Larutan sukrosa 5%
 Larutan asam asetat 1%
 Larutan natrium klorida 10%

Setiap kali setelah mengecap satu rasa, berkumurlah dengan air tawar

 Nilai ambang Rasa

Ujilah kebenaran data literatur pada larutan ini

 Pahit : kinin 0,000008 M


 Manis : sukrosa 0,01 M
 Asam : asam klorida 0,0009 M
 Asin : natrium klorida 0,01 M

Panaskan semua larutan pada suhu 37°C

Teteskan 1 tetes larutan pada lidah yang bersih


(sewaktu mencicipi lidah tidak digoyangkan)

9
d. Indra Penciuman
 Adaptasi penciuman

Siapkan 1 orang responden dan tutup matanya

Ciumkan kamfer pada satu lubang hidung responden


(lubang hidung yang lain di tutup)

Cium kamper terus menerus, catat waktu yang diperlukan sampai responden
tidak dapat lagi mendeteksi bau tersebut

Mintalah responden untuk membedakan atau mengenali bau minyak permen dan
minyak cengkeh dengan lubang hidung

 Interaksi rasa dengan penciuman

Siapkan 1 orang responden dan tutup mata dan hidungnya

Mintalah responden untuk menjulurkan lidah

Tempatkan bergantian potongan-potongan jambu air, bawang merah,


kentang atau makanan lain

Tebak potongan-potongan sampel itu oleh responden

Ulang percobaan di atas dengan lubang hidung terbuka

10
e. Indra Perasa
 Distribusi Reseptor

Pada bagian anterior dari lengan bawah gambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2
cm yang terdiri dari 20 kotak dengan menggunakan bolpoint

Di dalam daerah tersebut, lakukan sentuhan perlahan dengan bulu sikat paling sedikit
pada 20 tempat berbeda. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf S. S
artinya terasa adanya sensasi sentuh

Panaskan paku dalam air yang bersuhu sekitar 400C atau 500C. Kemudian dikeringkan.
Cara lokasi reseptor panas seperti pada prosedur no. 2 tandai dengan huruf P jika
dirasakan sensasi panas

Dinginkan paku dalam air es kemudian keringkan. Cari lokasi reseptor dingin seperti
pada prosedur 2 dan 3, tandai dengan huruf D jikan dirasakan sensasi dingin

Lakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan jarum untuk reseptor nyeri

Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekanan ringan, yang
mewakili syok ringan. Tandai tempat reseptor pada daerah tersebut dengan
huruf N

Jumlahkan lokasi reseptor untuk tiap sensasi

Ulangi prosedur di atas pada daerah antara lutut dan mata

11
6. Data Pengamatan

a. Panca Indra Penglihatan


Refleks Akomodasi
Responden Lingkungan
Sinar Biasa Sinar Terang
(mm) (mm)
A 4 2
B 5 3
C 4 3

Titik Dekat Akomodasi


Responden Jarak titik terdekat
(cm)
A (Kacamata) 9
B (Kacamata) 13
C (Tanpa Kacamata) 14

Penglihatan Binokular
Responden Keadaan
Kedua mata terbuka 1 Mata tertutup
(detik) (detik)
A 6 17
B 5 73
C 9,45 30

a. Panca Indra Penciuman


Adaptasi Penciuman
Responden Waktu
Pertama kali tercium Tidak tercium lagi
(detik) (detik)
A (Parfum) 2 177
B (Kamfer) 2 183
C (Parfum) 1 122

12
Ditributor Reseptor Rasa
Responden Bagian lidah yang terasa
Manis Asin Asam Pahit
A Depan Sisi depan Sisi belakang Pangkal
B Ujung lidah Tengah lidah Tengah lidah Pangkal lidah
C Ujung lidah Tengah lidah Tengah lidah Semua lidah

Interaksi Penciuman dan Pengecap


Responden Keadaan
Hidung tertutup Hidung terbuka
Kentang Bawang Kentang Bawang
A Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Terdeteksi Terdeteksi
B Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Terdeteksi Terdeteksi
C Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Terdeteksi Terdeteksi

b. Panca Indra Pendengaran


Ketajaman Pendengaran
Responden Jarak Ketika suara – (cm)
Terdengar Tidak terdengar
A (Berkerudung) 2 19
B (Laki-Laki) 15 18
C (Perempuan) 10 15

c. Panca Indra Peraba


Distribusi Reseptor
Responden Peliput
Sentuhan Panas Dingin Nyeri
A 100% 100% 100% 100%
B 100% 75% 90% 100%
C 100% 100% 100% 100%

Ket:
S: Sentuhan D: Dingin
P: Panas N: Nyeri

13
Responden A
SPDN SPDN SPDN SPDN S: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN P: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN D: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN N: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN

Reponden B
SPDN SPDN SPDN SPDN S: 100%
SPDN SPDN SPDN SPDN P: 75%
SPDN SPDN SPDN SPDN D: 90%
SPDN SPDN SPDN SDN N: 100%

SDN SDN SN SN

Responden C
SPDN SPDN SPDN SPDN

SPDN SPDN SPDN SPDN

SPDN SPDN SPDN SPDN

SPDN SPDN SPDN SPDN

SPDN SPDN SPDN SPDN

S: 100%
P: 100%
D: 100%
N: 100%

14
7. Pembahasan

Pada praktikum ini beberapa praktikan melalui beberapa pengujian panca


indra uji refleks akomodasi berujuan untuk mengetahui pada saat kondisi
lingkungan minim cahaya atau di kegelapan, pupil akan membesar, sehingga
lebih banyak cahaya yang sampai ke retina untuk menunjang penglihatan.
Sebaliknya, dalam kondisi terang, pupil akan mengecil untuk
membatasi cahaya yang masuk ke mata. Pada data pengamatan refleks
akomodasi sinar biasa responden A 4 mm, responden B 5 mm, responden C 4
mm. Pada data pengamatan refleks akomodasi sinar terang responden A 2 mm,
responden B 3 mm, responden C 3 mm. Dalam pengujian ini peran fibrous
layer dilihat apakah masih berfungsi optimal atau tidak.

Uji titik dekat akomodaasi bertujuan untuk mengetahui bahwa sample


reponden memiliki pengelihatan normal atau mengalami gangguan
pengelihatan. Daya akomodasi mata adalah kemampuan otot mata untuk
menebalkan atau memipihkan lensa mata atau kemampuan lensa mata untuk
mengubah jarak fokusnya. Pada data pengamatan titik dekat akomodasi kedua
mata terbuka responden A 9cm, responden B 13cm, responden C 14cm. Dalam
pengujian ini peran fibrous layer dilihat apakah masih berfungsi optimal atau
tidak. Fibrous layer berfungsi sebagai memberi suport melindungi, sebagai
penempelan otot mata ekstrinsik, dan berperan dalam proses focusing.

Uji adaptasi penciuman bertujuan untuk mengetahui homeostatis tubuh pada


sampel responden dapat beradaptasi pada waktu berpa lama. Semakin cepat
waktu objek tidak tercium menandakan bahwa penyesuaian tubuh juga
semakin cepat. Pada data pengamatan adaptasi penciuman awal tercium
responden A 2 detik, responden B 2 detik, responden C 1 detik. Pada data
pengamatan adaptasi tidak tercium lagi responden A 177 detik, responden B
183 detik, responden C 122 detik. Sumber objek penciuman dapat
mempengaruhi homeostatis tiap individu responden.

15
Uji reseptor rasa bertujuan untuk mengetahui apakah sesuai dengan teori
sensor perasa yang terdapat dilidah praktikan. Jika diketahui menurut Pears, E,
2010 dalam buku anatomi dan fisiologi untuk paramedis menjelaskan bahwa
terdapat empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, asin. Hal ini
disebabkan karena puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan
rasa yang berbeda-beda juga pada tiap bagian lidah. Pada data pengamatan rasa
manis responden A depan, responden B ujung lidah, responden C ujung lidah.
Pada data pengamatan rasa asin responden A depan, responden B tengah lidah,
responden C tengah lidah. Pada data pengamatan rasa asam responden A
belakang, responden B tengah lidah, responden C tengah lidah. Pada data
pengamatan rasa pahit responden A pangkal lidah, responden B pangkal lidah,
responden C semua lidah. Reseptor gustasi tersebar di permukaan superior
lidah dan sambungan antara faring dan laring. Taste buds struktur sensoris
yang terdiri dari reseptor persasa dan sel epitel. (5000 taste buds pada orang
dewasa). Setiap taste budterdiri dari 40-100 reseptor rasa dan banyak stem
cellyang disebut sel basal. Sel basal akan berdiferensiasi menjadi sel
gustatory pada lidah (reseptor rasa).

Uji penciuman dan pengecap bertujua untuk mengetahui bahwa pada indra
penngecap terhubung melalui satu saluran dimana antara keduanya saling
berkaitan. Lidah akan bekerja mendeteksi rasa makanan secara maksimal jika
indra penciuman juga dalam konidi baik. Begitu pula sebaliknya. Pada data
pengamatan interaksi penciuman dan pengecap ketika hidung ditutup semua
responden tidak dapat mendeteksi jenis makanan yang dimasukan ke mulut
baik bawang ataupun kentang. Sedangkan pada data pengamatan interaksi
penciuman dan pengecap ketika hidung dibuka responden dapat mendeteksi
dengan baik makanan yang dimasukan ke mulut baik bawang ataupun kentang.
Karena masih ada saluran yang berkaitan antara indra penciuman dan indra
perasa. Reseptor-reseptor akan bergabung membentuk knob (1 knobterdiri dari
20 silia). Olfactory bulbs akan menghantarkan stimulus sepanjang olfactory
tractke olfactory cortex, hipotalamus, dan system limbik. Stimulasi olfaktori

16
merupakan satu-satunya informasi sensoris yang langsung menuju ke
korteks cerebral tanpa melalui thalamus (pusat prossesing).

Uji ketajaman pendengaran bertujuan untk mengetahui praktikan secara


optimal dapat mendengar suara ada jarak berapa jauh. Pada data ketajaman
pendengaran terdengar responden A 2 detik, responden B 15 detik, responden
C 10 detik. Pada data ketajaman pendengaran terdengar responden A 19 detik,
responden B 18 detik, responden C 15 detik. Pada pendenganran reseptor
terletak di cochlea (rumah siput). Sama seperti reseptor keseimbangan, reseptor
suara pun berupa sel rambut. Intensitas suara ditentukan oleh berapa banyak sel
rambut yang terstimulasi.

Uji reseptor bertujuan untuk mengetahui lapisan kulit peka terhadap


ragsangan dari sekitar atau tidak. Rangsangan diberikan dalam beberapa bentuk
yaitu berupa rangsangan sentuhan, tangsangan panas, rangsangan dingin, serta
rangsangan nyeri (menggunakan jarum). Data pengamatan distributor reseptor
sentuhan pada responden A, B, dan C didapat persentase 100% yang berarti
semua responden dapat merasakan rangsangan sentuhan secara baik. Data
pengamatan distributor reseptor pada rangsangan panas responden A 100%,
responden B 75%, responden C 100% dimana resonden B tidak dapat
merasakan rangsangan panas dengan baik. Data pengamatan distributor
reseptor pada rangsangan nyeri pada responden A,B,dan C didapat persentase
100% yang berarti semua responden dapat merasakan rangsangan nyeri secara
baik. Data pengamatan distributor reseptor pada rangsangan dingin responden
A 100%, responden B 90%, responden C 100% dimana responden B tidak
dapat merasakan rangsangan dingin secara baik.

17
8. Kesimpulan

a. Sistem panca indra meliputi indra pengelitahan (mata), indra perasa (lidah),
indra pencium (hidung), indra pendengar (telinga) serta indra peraba
(kulit). Dapat berfungsi untuk mengetahui anatomi panca indra terhadap
homeostatis tubuh terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar.

b. Rangsangan pada indra pengelihatan dapat mempengaruhi kondisi anatomi


organ tubuh salah satunya pupul akan mengecik letika diberi cahaya terang.
Kemudian indra perasa juga saling berkaitan dengan indra penciuman jika
salah satunya mengalami gangguan maka baik penciuman atau perasa tidak
dapat emndeteksi secara maksimal. Indra pendegaran manusia dapat
mendengar 20.000Hz. indra peraba terdapat pada kulit.

9. Daftar Pustaka

Arrington, L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang: Media


Prasetya.

Gunstream, S, E., et al., 1989, Anatomy and Physiology Laboratori


Textbook, Wm C Brown Publisher, Dubuque.

Gunstream S, E., 2015, Anatomy and Physiology with Integrated


Study 6th Edition, McGraw-Hill Education, New York.

Martini, FH, Nath, JL, Bartholomew, EF., 2012, Fundamentals of


Anatomy and Physiology, 9th Edition, Pearson Education Inc., London

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.


Jakarta: EGC.

Rugh, R., 1990, The Mouse, its Reproduction and Development,


Oxford University Press, Oxford.

18

Anda mungkin juga menyukai