Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM PENDENGARAN DAN


PEREDARAN DARAH

DISUSUN OLEH

IDA NURAYANI
NPM. 2026030009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI
BENGKUL
U 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Alhamdulillahirobbilalamin berkat limpahan rahmat-Nya sehingga
makalah dapat terwujud sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya bekerja sendiri. Tanpa bantuan
dari semua pihak, tidak mungkin makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman yang
selalu memberikan motivasi dan semangat sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan Atas segala bantuannya baik
secara moral, material, maupun spiritual penulis mengucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari kesalahan, kelemahan,
bahkan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan agar dapat dijadikan acuan dalam penulisan makalah
periode berikutnya. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas bantuan dari
semua pihak penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pendengaran ............................................................................. 3
B. Sistem Peredaran Darah.............................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah


Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem
sensorik tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran,
yang bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi
utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan
cara ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang
berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah penting untuk penentuan
posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan.
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan
tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur
indra pendengaran.
Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk
mendengar. Maka dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang
bagian-bagian telinga,fisiologi pendengaran,proses pendengaran dan gangguan
pendengaran. Mengingat indra pendengaran sangat penting bagi manusia, maka
besar harapan kelompok kami dengan adanya makalah ini mampu menambah
pengetahuan mengenai materi indra pendengaran.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak
terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui
sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung

1
ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan
menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari
paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin
yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang
belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke
dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas.
Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat
pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pendengaran?
2. Bagaimana Sistem Peredaran Darah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sistem Pendengaran.
2. Untuk mengetahui Sistem Peredaran Darah.
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Sistem Pendengaran
1. Pengertian Pendengaran
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia,
yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada
pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara.
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut.

Bagian dari Telinga Manusia dan Fungsinya

2. Bagian dari Telinga Manusia


Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga
tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah
sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari
telinga luar ke telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian
dalam bentuk gelombang kompresi.
Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi
impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat
mendengar dan membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara
singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia dan
peran mereka dalam mendengar.
a. Telinga luar: ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian
terlihat dari telinga, yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk
gendang telinga. Ini mengumpulkan dan memandu gelombang suara
masuk ke telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut.
1) Telinga Flap (Pinna) - Gelombang suara masuk ke telinga melalui
flap telinga atau pinna.
2) Saluran Telinga (Meatus) - Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini
menguatkan gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga
tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang
mensekresi kotoran telinga.
b. Telinga Tengah: Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan
telinga bagian dalam, merasakan gelombang suara dari telinga luar
dalam bentuk gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi
udara dan terdiri dari bagian-bagian berikut.
1) Gendang telinga (membran timpani) - Gendang telinga adalah
selaput tipis yang bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan
telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara,
dan mengubah energi suara menjadi energi mekanik.
2) Hammer (Malleus) - Ini adalah tulang kecil, yang terletak di
sebelah gendang telinga. Karena terletak berdekatan dengan
gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan
hammer bergetar.
3) Anvil (Incus) - Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer,
itu bergetar dalam menanggapi getaran hammer.
4) Stirrup (Stapes) - Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi
adalah tulang kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan
melewati gelombang kompresional ke telinga bagian dalam.
c. Telinga dalam (Labyrinth): Telinga bagian dalam, seperti namanya,
adalah bagian terdalam dari telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air
dan terdiri dari baik pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga
bagian dalam terdiri dari bagian-bagian berikut.
1) Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur
digulung yang dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran
koklea terdiri dari sel-sel saraf banyak. Sel-sel saraf mirip rambut
merespon secara berbeda terhadap berbagai frekuensi getaran, yang
akhirnya mengarah ke generasi impuls listrik.
2) Saluran setengah lingkaran - Ini adalah loop berisi cairan, yang
melekat pada koklea dan membantu dalam mempertahankan
keseimbangan.
3) Auditory Saraf - ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel
saraf, yang kemudian diteruskan ke otak.
Dengan cara ini, bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia
melakukan fungsi tertentu yang berkontribusi terhadap fungsi keseluruhan
telinga. Setiap kerusakan dan / atau gangguan di bagian telinga dapat
menyebabkan masalah telinga dan gangguan pendengaran (tuli).

3. Fisiologi gelombang bunyi pendengaran


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke
jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke
cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi
akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran
tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-
selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke
bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah
rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler
akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga
saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal)
dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung
dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang
berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor
keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular
(saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith
pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

4. Fisiologi Sistem Pendengaran Pada Manusia


Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara.
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut.
Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta
suatu gelombang tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan
menyebabkan perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris
terhadap membrana tektorium. Sewaktu menggesek membrana tektorium,
sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi.
Apabila deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang
bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk melepaskan
potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak
Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan
berubah dan, neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi.
Misalnya, sel-sel rambut yang terletak dibagian membrana basilaris dekat
jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh suara
berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang terletak dimembrana
basilaris yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang mengalami
perubahan oleh gelombang berfrekuensi rendah. Otak menginterpretasikan
suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan. Otak
menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron
dan jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi.
Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga
dalam melalui membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang
merupakan jalur utama untuk pendengaran normal, disebut hantaran
osikular. Gelombang bunyi juga menimbulkan getaran membran timpani
kedua yang menutupi fenestra rotundum. Proses ini, yang tidak penting
untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara. Hantaran jenis ketiga,
hantaran tulang, adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang tengkorak ke
cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi apabila
kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke
tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat
keras
Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural / sensorineural
deafness ( perseptif) serta tuli campur / mixed deafness. Tuli konduktif
disebabkan oleh hal yang mengganggu hantaran normal daripada
gelombang suara ke organ Corti. Jadi merupakan gangguan konduksi
rangsangan suara melalui liang telinga, membran timpani, ruang telinga
tengah, dan tulang pendengaran (Hassan et al, 2007).
Pada telinga luar misalnya prop serumen atau benda asing dalam
liang telinga, otitis eksterna, eksostosis. Pada telinga tengah misalnya
OMA supurativa dan nonsupurativa, otitis media kronik dengan atau tanpa
mastoiditis, perforasi membrana timpani, otitis media serosa (glue ear),
otitis media adesiva, otosklerosis, sumbatan tuba Eustachii, barotrauma,
trauma kepala disertai gangguan fungsi telinga oleh ossicular chain
disruption atau oleh hematoma dalam telinga tengah, neoplasma
Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea
(telinga dalam, nervus VIII atau di pusat pendengaran. Tuli saraf
disebabkan oleh hal yang merintangi atau mengurangi reaksi normal dari
sel rambut terhadap stimulasi oleh gelombang suara atau hal yang
merintangi / mengganggu reaksi normal dari jalan serabut saraf organ
Corti ke korteks serebral. Kerusakan pada saraf atau koklea dapat
disebabkan oleh trauma kepala disertai kerusakan os petrosus, trauma
akustik misalnya ketulian akibat bising di pabrik, infeksi (virus pada
parotitis, campak, influenza dan sebagainya), neoplasma (akustik neuroma,
glomus jugulare), obat ototoksik (streptomisin, kanamisin, preparat kina),
gangguan serebrovaskular .
Tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli
sensorineural. Tuli campur dapat merupakan suatu penyakit, misalnya
radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam atau merupakan
dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf)
dengan radang telinga tengah (tuli konduktif)
Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran
melalui udara dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau
audiometer nada murni. Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala
merupakan tes kualitatif, sedangkan dengan menggunakan audiometer
merupakan tes kuantitatif.. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada
antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling
efektif antara 500-2.000 Hz. Oleh karena itu untuk memeriksa
pendengaran dipakai garpu tala 512, 1.024, dan 2.048 Hz. Penggunaan
ketiga garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila
salah satu frekuensi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan
pendengaran. Bila tidak mungkin menggunakan ketiga garpu tala itu, maka
diambil 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi
suara bising disekitarnya (Soepardi et al, 2007).Terdapat berbagai macam
tes penala, seperti tes Rinne, tes Weber, tes Schwabach, tes Bing, dan tes
Stenger. Untuk mempermudah interpretasi secara klinik, dipakai tes Rinne,
tes Weber, dan tes Schwabach secara bersamaan .
a. Tes Rinne
Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui
udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.
Caranya yaitu garpu tala digetarkan, kemudian ditempelkan pada
tulang mastoid sampai pendengar tidak mendengar lagi, lalu
dipindahkan ke depan liang telinga. Disini akan terdengar lagi oleh
karena hantaran udara lebih baik daripada melalui tulang. Ini disebut
Rinne positif. Bila ada gangguan aliran udara disebut Rinne negatif.
Rinne positif terdapat pada orang normal dan pada penderita gangguan
saraf (neurosensoris). Rinne negatif terdapat pada gangguan aliran
udara (tuli konduktif), misalnya di daerah membran timpani, serumen
pada liang telinga, kerusakan tulang pendengaran, dan sebagainya.
b. Tes Weber
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan
hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan. Caranya yaitu garpu
tala digetarkan dan diletakka di verteks, kemudian dibandingkan
pendengara telinga kanan dan kiri. Pada orang normal pendengaran
telinga kanan dan kiri sama (tidak ada lateralisasi). Bila ada gangguan
konduksi, terjadi lateralisasi ke arah telinga yang sakit. Bila ada
gangguan saraf, terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat. Hasil
dinyatakan sebagai lateralisasi ke kanan / ke kiri atau lateralisasi
negatif .
c. Tes Schwabach
Tes Schwabach ialah tes pendengaran untuk membandingkan
hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal. Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan
pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian
tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat
mendengar disebut Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat
mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala
diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien
masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila
pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut
dengan Schwabach sama dengan pemeriksa.
d. Tes Bing (tes Oklusi)
Cara pemeriksaan yaitu tragus telinga yang diperiksa ditekan
sampai menutup liang telinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira-
kira 30 dB. Penala digetarkan dan diletakkan pada pertengahan kepala
(seperti pada tes Weber). Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang
ditutup, berarti telinga tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yang
ditutup tidak bertambah keras, berarti telinga tersebut menderita tuli
konduktif.
e. Tes Stenger
Tes Stenger digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik
(simulasi atau pura-pura tuli). Cara pemeriksaan dengan menggunakan
prinsip masking. Misalnya pada seseorang yang berpura-pura tuli pada
telinga kiri. Dua buah penala yang identik digetarkan dan masing-
masing diletakkan di depan telinga kiri dan kanan, dengan cara tidak
kelihatan oleh yang diperiksa. Penala pertama digetarkan dan
diletakkan di depan telinga kanan (yang normal) sehingga jelas
terdengar. Kemudian penala yang kedua digetarkan lebih keras dan
diletakkan di depan telinga kiri (yang pura-pura tuli). Apabila kedua
telinga normal karena efek masking, hanya telinga kiri yang
mendengar bunyi, jadi telinga kanan tidak akan mendengar bunyi.
Tetapi bila telinga kiri tuli, telinga kanan tetap menengar bunyi.

B. Sistem Peredaran Darah


1. Pengertian Sistem Peredaran Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan olehjaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah. Sistem peredaran darah adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Pada darah, terdapat beberapa bagian darah, yaitu sebagai berikut.
a. Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak dan
berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah
pada hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari
hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan
oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin
yang unsur pembuatnya adalah zat besi.Pada manusia, sel darah
merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan
bikonkaf.Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus.Sel darah
merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya
dihancurkan.Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos
yang berarti selubung/sel).

b. Sel darah putih (leukosit)


Sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen
darah.Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh.Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109hingga 11x109 sel darah
putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar
7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat
6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
c. Keping darah (trombosit)
Keping darah adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai
nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran
diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit.
Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme
hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan
membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar
antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut
dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang
sama dapat meningkatkan risikotrombosis. Trombosit memiliki
bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran
lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh
benda kasar.

d. Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan
berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel
darah ditutup.55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma
darah.Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10%
berupa larutanprotein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon
dan karbon dioksida.Plasma darah juga merupakan medium pada
prosesekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi
darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian
diputarsentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel
darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy
coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma
tanpafibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen
menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor
penting dalam proses pembekuan darah.

2. Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh
plasma darah
b. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh
yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan
melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
c. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin)
yang dilakukan oleh plasma darah.
d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel
darah merah
e. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh
sel darah putih
f. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
g. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
3. Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah terdiri dari:

a. Pembuluh darah
Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler
(yang merupakan pembuluh darah halus):
1) Pembuluh nadi atau arteri, yaitu Merupakan pembuluh darah yang
mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh arteri bersifat
elastis dan darah yang mengalir tekanannya kuat karena
memperoleh pemompaan langsungdari jantung Pembuluh ini
dibedakan menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah
pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung.
Arteri adalah cabang dari aorta,sedangkan arteriol adalah
pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
2) Pembuluh balik atau vena, yaitu Merupakan pembuluh yang
mengalirkan darah kembali menuju ke jantung. Vena kurang
elastis bila dibandingkan dengan arteri dan darah yang mengalir
tekanannya rendah karena aliran darah pada vena berdasarkan
sistem katup dan pompa otot. Vena biasanya terletak di
permukaan tubuh di bawah kulit, sedangkan arteri lebih ke dalam.
Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule
adalah pembuluh balik yangberhubungan dengan kapiler. Vena
menerima darah dari venule, sedangkan vena cava adalah
pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan
jantung.
3) Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan
arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang
dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi
pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida jaringan.
b. Jantung

Jantung merupakan alat pemompa darah yang letaknya di


dalam rongga dada agak ke kiri. Bersarnya kurang lebih sama dengan
kepalan. Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut
1) Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus
ruangan jantung. Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
a) Perikardium
Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium
ini berlapis dua. Diantara keduanya terdapat cairan limfa yang
berfungsi untuk menahan gesekan.
b) Miokardium
Miokardium adalah otot jantung. Otot ini tersusun atas jenis otot
yang bekerja secara tidak sadar.
c) Endokardium
Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung.
2) Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua
serambi (atrium) kanan dan kiri serta dua bilik (ventrikel) kanan
dan kiri. Serambi kanan berisi darah yang kaya CO2 berasal dari
seluruh tubuh, sedangkan serambi kiri berisi darah yang kaya
oksigen yang berasal dari paru-paru.
3) Klep jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat klep
atau valvula. Fungsi klep ini untuk menjaga agar aliran darah tetap
searah. Klep-klep tersebut adalah sebagai berikut:
a) klep berdaun tiga atau valvula trikuspidalis, terdapat diantara
serambi kanan dan bilik kanan. Klep ini berfungsi untuk
mencegah agar darah dalam bilik kanan tidak kembali ke
serambi kanan.
b) klep berdaun dua atau valvula biskupidalis, terdapat diantara
serambi kiri dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah
agar darah dalam bilik kiri tidak kembali ke serambi kiri.
c) klep berbentuk bulan sabit atau valvula seminularis. Klep ini
terdiri atas tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi besar.
Fungsinya adalah untuk mencegah agar darah dalam nadi tidak
kembali ke bilik.
4) Saraf jantung
Saraf pada jantung membentuk beberapa simpul saraf
jantung. Simpul saraf tersebut adalah sebagai berikut:
a) Simpul Keith-Flack atau Nodus Sino Aurikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada dinding serambi, diantara vena
yang masuk ke serambi kanan.
b) Simpul Tawara atau Nodus Atrioventrikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada sekat antara serambi dan bilik.
c) Berkas His.
Berkas His berupa serabut saraf yang merupakan kelanjutan dari
simpul tawara. Serabut saraf dari berkas His ini terdapat pada
sekat antara bilik dan bercabang-cabang ke otot jantung dinding
ventrikel. Fungsinya adalah untuk mencegah agar darah dalam
nadi tidak kembali ke bilik.
5) Kerja jantung
Bila serambi jantung mengembang, jantung akan mengisap
darah masuk ke serambi dari pembuluh balik. Serambi kanan
menarik darah dari vena cava superior dan vena cava inferior,
sedangkan serambi kiri menarik darah vena pulmonalis atau
pembuluh balik paru-paru. Bersamaan masuknya darah keserambi
kanan, simpul keith-flack terangsang. Rangsangan diteruskan ke
simpul Tawara. Bersamaan dengan ini, otot dinding serambi
berkontraksi sehingga ruangan serambi mengucup. Begitu impuls
dari keith-flack sampai disimpul Tawara, maka katup antara
serambi dan bilik terbuka, darah mengalir ke bilik. Sementara itu,
impuls saraf diteruskan ke berkas his. Setelah darah masuk ke
dalam ventrikel, klep antara atrium dan bilik menutup.
Sesampainya rangsangan di miokardium bilik, maka
berkontraksilah dinding bilik. Akibatnya ruangan bilik menguncup.
Tekanan ruangan dalam bilik maximum disebut tekanan sistole.
Pada waktu sistole, darah terpompa ke aorta. Setelah darah
terpompa keaorta, dinding bilik berelaksasi. Ruangan jantung
membesar maximum sehingga tekanannya menjadi minimum.
Tekanan terendah dalam ruangan jantung akibat otot jantung
berelaksasi disebut diastole.
6) Siklus jantung
Dalam kerja memompa darah, jantung berdenyut secara
terus-menerus sejak embrio berumur 25 hari sampai seseorang
meninggal dunia. Sekali denyut, mulai dari pemompaan darah
hingga memompa berikutnya disebut siklus jantung. Secara
sederhana siklus pemompaan darah oleh jantung berlangsung
sebagai berikut:
a) Otot jantung berelaksasi, semua klep jantung dalam keadaan
menutup. Darah masuk kedalam atrium dari pembuluh balik.
b) Klep berdaun tiga dan klep berdaun dua membuka. Darah
mengalir dari serambi ke bilik. Aliran darah ini diperkuat oleh
mengecilnya ruang serambi. Hal ini disebabkan oleh
berkontraksinya dinding serambi.
c) Dinding bilik berkontraksi. Bersamaan dengan itu, klep berdaun
dua dan berdaun tiga menutup. Tetapi klep semilunaris
membuka sehingga tekanan darah dalam bilik meningkat.
d) Darah mengalir dengan kuat dari bilik menuju aorta. Bersamaan
dengan ini dinding serambi mengembang sehingga darah masuk
keserambi dari vena. Seluruh proses tersebut berlangsung
kurang dari satu detik. Bila kita mendengarkan denyut jantung
dengan stetoskop, suara detaknya terdengar ganda. Yang
pertama adalah bersamaan dengan menutupnya klep antara
serambi dan bilik, sedangkan yang kedua adalah bersamaan
dengan menutupnya klep semilunaris.
4. Jenis-jenis Sistem Peredaran Darah
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya,
darah dan cairan lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam
pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada
saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar
dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh.
Sistem Peredaran Darah Terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan
pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan sejumlah arteri.
Jantung terletak dibagian tengah belakang dada, berdinding otot tebal,
berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus oleh perikardium. Arteri
merupakan saluran yang berasal dari jantung, mempunyai valve(katub-
katub) yang mencegah darah masuk kembali
ke jantung.
Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri berikut:
1) Arteri Optalmik (mata), terletak dimedian dorsal di atas lambung dan
keluar menuju bagian muka (kemudian ke Bawah bercabang-cabang
menjadi dua).
2) Dua arteri antena, terletak besebelahan dengan arteri optalmik
menuju ke bagian muka, kemudian bercabang-cabang ke bawah.
Arteri ini memberi darah ke daerah lambung, antena alat ekskresi,
otot, dan jantung kepala lainnya.
3) Dua arteri hati, meninggalkan jantung menuju kelenjar pencernaan
dan berada di bawah arteri antena.
4) Arteri dorsal abdominalis, menuju posterior dan berfungsi memberi
darah ke dorsal ataupun abdomen
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni.
Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati
vena. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup
karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua
kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari:
1) Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna, yaitu
peredaran darah dari jantung (bilik kiri) menuju keseluruh tubuh
(kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi kanan).
2) Peredaran darah kecil atau sirkulatoria parva, yaitu peredaran darah
dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung
(serambi kiri). Selain itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari
suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung, mampir dulu ke suatu
alat. Pada manusia adalah sistem vena porta hepatis, yaitu darah dari
usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi
menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga
luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh
darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena
pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida.
Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi
bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua.
Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya.
Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem
sensorik tubuh. Harus tepat, telinga merupakan organ sistem pendengaran,
yang bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini melakukan fungsi
utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan
cara ini, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang
berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah penting untuk penentuan
posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan.
Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga
tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah
sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga
luar ke telinga tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam
bentuk gelombang kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang
kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan
cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan berbagai jenis suara. Mari
kita bahas secara singkat tentang bagian-bagian yang berbeda dari telinga
manusia dan peran mereka dalam mendengar.

B. Saran
1. Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang kehamilan disertai penyakit
2. Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang kehamilan disertai penyakit
3. Diharapkan untuk petugas kesehatan agar meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad A. K.Muda . (2015).kamus lengkap kedokteran .penerbit Citas Media pers


surabaya

Anna Pujiadi (2014),Dasar – Dasar biokimia . penerbit Universitas Indonesia ,


Jakarta .

Averdi Roezim Dr, (2013).Buku pelajaran THT . penerbit Gramedia , Jakarta .

Daniel S .Wibowo ,Dr,(2016).Anatomi Susunan Saraf.Alumni.Bandung.

Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Suharto dan Bambang S. 2012. Biologi. Jakarta:
Erlangga.

Syaifuddin , Drs . H . (2002) .Struktur & Komponen Tubuh Manusia . Penerbit


Buku Kedokteran EGC , Jakarta

Wildam Yatim , Dr .(2016) .Genitika . Penerbit Tarsito , Bandung

Anda mungkin juga menyukai