Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR PERTEMUAN 5

SISTEM INDERA PADA MANUSIA


(INDERA PENDENGARAN, INDERA PERABA DAN INDERA PENGECAP)
Kompetensi Dasar :

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon
dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

Indikator Pencapaian Kompetensi :


:

3.10.13 Menjelaskan struktur alat indra pada manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit)
3.10.14 Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi alat indera pada manusia

Tujuan Pembelajaran :
:
1. Peserta didik mampu menjelaskan struktur alat indra pendengar (telinga) pada manusia setelah
melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD 5
2. Peserta didik mampu mengaitkan hubungan antara struktur alat indra pendengaran (telinga) dengan
mekanisme pendengaran setelah melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok dengan
menggunakan LKPD 5
3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur alat indra peraba (kulit) pada manusia setelah melakukan
kajian literatur dan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD 5
4. Peserta didik mampu mengaitkan hubungan antara struktur alat indra peraba (kulit) dengan
fungsinya setelah melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD 5
5. Peserta didik mampu menjelaskan struktur alat indra pengecap (lidah)pada manusia setelah
melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD 5
6. Peserta didik mampu mengaitkan hubungan antara struktur alat indra pengecap (Lidah) dengan
fungsinya setelah melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD 5

SISTEM INDERA PADA MANUSIA

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 1


Tubuh kita dapat merespon suatu keadaan yang terjadi dari luar seperti dapat merasakan kasar
atau halusnya sebuah benda, melihat warna, merasakan makanan, mencium berbagai macam aroma,
karena adanya alat indera. Indera adalah organ reseptor sensorik yang berfungsi untuk menerima
rangsangan dari lingkungan luar (eksteroreseptor).
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima, alat indera dibedakan menjadi:
 Kemoreseptor, penerima rangsangan berupa senyawa kimia. Contoh: lidah dan hidung
 Fotoreseptor, penerima rangsangan berupa cahaya. Contoh: retina mata
 Mekanoreseptor, penerima rangsangan berupa tekanan atau suhu. Contoh: kulit
 Audioreseptor, penerima rangsangan berupa bunyi. Contoh: koklea pada telinga
Indera manusia ibaratkan sebuah jendela untuk mengenal dunia, karena melalui indera kita dapat
menerima berbagai macam rangsangan dari luar. Kemampuan itu haruslah kita syukuri sebagai anugerah
yang Tuhan berikan kepada makhluk ciptaanNya.

A. INDERA PENDENGARAN (TELINGA)


Indera pendengar manusia adalah telinga, selain sebagai indera pendengar telinga berfungsi
sebagai alat keseimbangan. Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga
bagian tengah, dan telinga bagian dalam.

Gambar 1. Penampang Melintang Telinga Manusia


Sumber: https://fri3ta.files.wordpress.com/2010/06/alat-pendengaran.jpg

1. Struktur Alat Indra Pendengar (Telinga) Pada Manusia


a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, liang telinga, dan gendang telinga (membran
timpani). Daun telinga berfungsi menangkap gelombang/getaran suara supaya dapat masuk
ke dalam telinga. Selanjutnya, getaran suara disa lurkan menuju liang telinga atau saluran
auditori. Di dalam liang telinga terdapat bulu-bulu halus dan kelenjar yang menghasilkan zat
berasa pahit. Bulu-bulu halus berperan dalam proses penyaringan debu-debu atau kotoran
Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 2
yang masuk ke dalam telinga. Sementara, zat yang disekresikan oleh kelenjar tersebut
berfungsi untuk menghalangi dan membunuh binatang yang masuk menuju telinga. Dari
liang telinga, getaran suara akan ditangkap oleh gendang telinga atau membran timpani.
Adanya membran timpani membuat getaran suara tersebut mengalami resonansi atau vibrasi
(getaran). Apabila membran timpani rusak, getaran tidak dapat diterima dengan baik.
Akibatnya, suara yang didengar kacau atau sama sekali tak terdengar. Setelah melewati
membran timpani, selanjutnya getaran suara masuk menuju telinga bagian tengah
b. Telinga bagian tengah
Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi
jaringan mukosa. Pada telinga bagian tengah terdapat :
1. Tulang-Tulang Pendengaran
yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk
mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.
2. Saluran Eustachius
Saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, saluran ini berfungsi
menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.

Gambar 2. Telinga bagian tengah


Sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-
DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Sistem.Indera.Manusia/materi4.html
c. Telinga bagian dalam
Dari telinga bagian tengah, getaran akan diteruskan menuju telinga bagian dalam. Pada
bagian dalam, telinga manusia terdiri atas labiran tulang dan labirin selaput. Labirin tulang
tersusun oleh beberapa bagian, yaitu serambi (vestibulum), saluran setengah lingkaran
(kanal semisirkularis), dan rumah siput (koklea). Serambi dan saluran setengah lingkaran
berperan dalam proses keseimbangan, sedangkan koklea berperan dalam pendengaran.
Perhatikan gambar 3

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 3


Gambar 3. Telinga bagian dalam
Sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-
DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Sistem.Indera.Manusia/materi4.html

Koklea terbagi menjadi dua ruangan, yakni bagian atas terdapat saluran vestibulum dan
bagian bawah terdapat saluran koklea. Di antara kedua saluran ini dipisahkan oleh saluran
berukuran kecil yang dinamakan saluran timpani. Saluran vestibulum berhubungan dengan
jendela oval, sementara saluran timpani terkait dengan jendela bundar yang menghubungkan
telinga tengah. Di dalam saluran vestibulum dan saluran timpani terisi oleh cairan yang
dinamakan perilimfa, dan saluran koklea terisi dengan cairan endolimfa. Selain berisi cairan,
selaput dasar saluran koklea (membran basiler) terdapat organ Corti yang mengandung sel-sel
rambut. Adanya organ Corti menjadikan getaran dapat direspons oleh saraf auditori dan
selanjutnya dikirim menuju sistem saraf pusat (otak) dalam bentuk impuls saraf. Perhatikan
Gambar 4

Gambar 4. (a) struktur koklea, (b) struktur organ corti


Sumber: http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-indera-4/

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 4


2. Mekanisme Pendengaran pada Telinga
Semua suara atau bunyi dari luar tubuh dapat kita dengarkan karena masuk dalam bentuk
gelombang suara yang melalui medium udara. Sebelum telinga kita mendengar bunyi, terlebih dahulu
daun telinga akan menangkap dan mengumpulkan gelombang suara. Selanjutnya gelombang suara
masuk ke dalam liang telinga (saluran pendengaran) dan ditangkap gendang telinga (membran
timpani). Akibatnya gelombang suara tersebut terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan
menuju telinga tengah melalui tiga tulang kecil osikula yakni tulang martil (maleus), tulang landasan
(inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang sanggurdi, getaran diteruskan melalui jendela oval
menuju koklea yang berisi cairan. Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah
gerak yang berlawanan. Setelah itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di dalam
organ Corti. Getaran dalam cairan koklea akan menggetarkan membran basiler, dan getaran ini juga
akan menyebabkan membran tektorial ikut bergetar. Getaran akan diubah menjadi impuls saraf, yang
selanjutnya dihantarkan saraf auditori menuju otak. Otak akan memberikan tanggapan, sehingga kita
dapat mendengar suara.

3. Mekanisme Kesetimbangan dalam Telinga


Ketika kita berjalan di atas balok titian, mekanisme kesetimbangan tubuh akan berusaha
dijaga. Bagian tertentu dalam telinga turut menjaga mekanisme keseimbangan dalam tubuh tersebut.
Dengan demikian, selain berperan dalam pengolahan gelombang suara, telinga juga berfungsi sebagai
alat kesetimbangan tubuh saat melakukan gerakan dan perubahan gravitasi. Bagian telinga yang
berfungsi sebagai kesetimbangan terletak di atas koklea yakni tiga saluran setengah lingkaran (saluran
semisirkuler) dan serambi (vestibulum). Seperti yang telah dijelaskan sedikit di depan, kedua bagian
ini berisi cairan limfa. Pada bagian dasar saluran semisirkuler terdapat bagian membesar yang disebut
ampula. Di dalam ampula tersusun banyak sel rambut kecil bersilia. Sel rambut berfungsi sebagai
reseptor dan dinamakan krista. Krista terbenam dalam suatu zat seperti gelatin yang disebut kupula.
Apabila kepala kita melakukan gerakan menggeleng, cairan perilimfa akan bergoyang dan
menstimulasi sel-sel rambut untuk mengirimkan impuls saraf ke otak. Bagian inilah yang berperan
dalam kesetimbangan gerakan.

Gambar 5. Alat kesetimbangan pada telinga


Sumber: Rochmah (2009)

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 5


Sementara itu, vestibulum berperan saat terjadi kesetimbangan gravitasi. Vestibulum tersusun
atas dua bagian berbentuk kantung dan berlapis sel-sel rambut dan silia. Dua bagian ini meliputi
sakula dan utrikula, yang di dalamnya berisi cairan endolimfa. Pada bagian dinding sakula dan
utrikula terdapat bagian yang tersusun dari zat kapur. Bagian yang dimaksud disebut otolit. Adanya
perubahan gravitasi saat kepala menunduk atau menggeleng (tubuh bergerak), dapat menyebabkan
otolit bergerak. Perubahan posisi otolit tersebut mengakibatkan silia melengkung, sehingga
menstimulasi impuls saraf untuk dikirim menuju otak. Informasi dari otak menjadikan posisi kepala
dapat di ketahui.

B. INDERA PERABA (KULIT)


1. Struktur Kulit Sebagai Alat Indera Peraba
Kulit berfungsi sebagai indera peraba karena memiliki ujung-ujung saraf sebagai
mekanoreseptor. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur kulit dengan saraf perabanya,
perhatikanlah Gambar 1. dibawah ini!

Gambar 6. Struktur anatomi kulit

Di dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf sensorik sebagai reseptor untuk sentuhan, suhu,
tekanan dan rasa sakit. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang berselubung (disebut korpuskel) dan
ada yang bebas. Saraf-saraf yang berperan merespon berbagai rangsangan dan terletak pada
bagian epidermis dan dermis kulit adalah sebagai berikut:

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 6


Tabel 1. Macam-Macam Reseptor pada Kulit

Saraf-Saraf Peraba Fungsi Gambar Keterangan


Korpuskula Pacini Reseptor tekanan Reseptor berselubung
kuat besar, memiliki
struktur berlapis
banyak dan
merupakan reseptor
terbesar. Terletak di
dermis bagian dalam,
juga di dinding
kandung kemih dan
dekat sendi dan otot.
Pada dermis letaknya
disekitar akar rambut.
Korpuskula Ruffini Reseptor panas Reseptor berselubung
atau Golgi mazzoni di dalam kulit dan
jaringan lebih dalam
yang bereaksi
terhadap rangsangan
panas.

Korpuskula Reseptor Ujung saraf


Meissner dan cakram sentuhan atau berselubung dalam
merkel tekanan ringan bagian atas dermis
kulit, khususnya pada
telapak tangan,
telapak kaki, bibir,
kelopak mata.

Reseptor tidak
berselubung, biasanya
di bagian atas dermis
atau bagian bawah
epidermis.

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 7


Korpuskula Krausse Reseptor dingin Reseptor berselubung
di bagian dermis yang
bereaksi terhadap
rangsangan dingin

Ujung saraf tanpa Reseptor Bercabang, biasanya


selaput (bebas) nyeri/sakit tidak berselubung.
Terdapat diseluruh
tubuh dan seluruh.

2. Hubungan antara Struktur Kulit sebagai Alat Indera Peraba dan Fungsinya
Reseptor pengindra tekanan, nyeri dan suhu tersebar di seluruh tubuh. Sebaliknya,
pengecap dan pembau merupakan “indra khusus” karena reseptor mereka rumit, berada di tempat
tertentu, dan mendeteksi jenis rangsangan yang spesifik. Indra peraba dihasilkan oleh reseptor
sensorik mikroskopik (merupakan) ujung terspesialisasi dari sel saraf) di dalam kulit atau jaringan
yang lebih dalam.

Saraf-saraf sensorik pada kulit tersebar secara tidak merata dan berada pada kedalaman
yang berbeda. Rangsangan panas dan dingin diterima oleh reseptor yang berbeda sehingga kita
dapat membedakan rasa panas dan dingin. Rangsangan sakit cukup kuat yang mengenai kulit
menyebabkan penerima rangsangan sakit yang ada di dalam kulit bereaksi terhadap rangsang
tersebut. Sensasi rasa sakit merupakan alat pelindung karena rasa sakit merupakan sinyal adanya
luka pada tubuh.

Pada manusia, sentuhan halus di deteksi oleh reseptor yang terdapat dekat permukaan
kulit. Reseptor sentuhan tidak disebarkan secara merata di seluruh permukaan tubuh. Kulit ujung
jari dapat mengandung sebanyak 100 per sentimeter persegi dan ujung lidah demikian pula
banyaknya. Konsentrasi reseptor sentuhan di lokasi lain cenderung jauh lebih kecil jumlahnya.
Bagian belakang tangan umpanya kurang dari 10 per sentimeter persegi.

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 8


C. INDERA PENGECAP (LIDAH)
1. Struktur Indera Pengecap
Indra pengecap pada manusia adalah lidah. Lidah mempunyai reseptor yang peka
terhadap zat kimia berbentuk cair. Pada lidah terdapat dua kelompok otot, yaitu otot intrinsiK
(melakukan gerakan halus) dan otot ekstrinsik (melakukan gerakan kasar saat mengunyah dan
menelan serta mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya). Permukaan lidah dilapisi oleh selaput
lendir/ membran mukosa agar selalu lembab. Lidah memiliki permukaan yang bersifat kasar
karena memiliki tonjolan yang disebut papilla.
Di dalam satu papilla terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari
dua jenis sel, yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap (sel rambut
sebagai reseptor) yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Secara
umum dapat disebutkan bahwa setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap
salah satu rasa, yaitu rasa manis, asin, asam atau pahit. Tunas pengecap untuk rasa pahit terutama
terletak pada pangkal lidah, untuk rasa manis dan asin banyak terdapat di ujung lidah dan untuk
rasa asam terdapat disisi lidah. Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorokan dan
langit-langit rongga mulut.

Gambar 7. Struktur indera pengecap


Sumber: http://pustaka.pandani.web.id/2016/03/struktur-indera-pengecap-lidah.html

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 9


Menurut bentuknya, papilla dibedakan menjadi tiga jenis:
1) Papilla sirkumvalata, papilla yang dilingkari saluran berjumlah 8-12, berjejer-jejer
membentuk huruf V di dekat pangkal lidah
2) Papilla filiformis, papilla yang menyebar di seluruh permukaan lidah
3) Papilla fungiformis, papilla yang bentuknya seperti jamur, letaknya menyebar di ujung dan
sisi lidah.
3. Hubungan antara Struktur Lidah sebagai Alat Indera Pengecap dan Fungsinya
Sel-sel reseptor untuk pengecapan adalah sel-sel epitelium yang telah termodifikasi yang
diorganisasikan menjadi kuncup pengecapan yang tersebar di sejumlah bagian permukaan lidah
dan mulut. Sebagian besar kuncup pengecapan berada di permukaan lidah atau mengalami
penjuluran yang mirip putting (papila pada lidah). Meskipun kita tidak dapat membedakan jenis
reseptor pengecapan yang berbeda hanya dengan melihat strukturnya, kita mengenal empat
persepsi pengecapan dasar (manis, asin, asam, pahit) yamg masing-masing dideteksi pada bagian
yang berbeda pada lidah.
Pengecapan dasar ini dikaitkan dengan bentuk molekuler tertentu atau muatan molekuler
tertentu (struktur cincin glukosa untuk rasa manis, misalnya atau ion natrium positif untuk rasa
asin) yang berikatan dengan molekul reseptor yang terpisah. Meskipun masing-masing sel
reseptor lebih responsif terhadap suatu jenis zat tertentu, sel reseptor sesungguhnya dapat
dirangsang oleh suatu kisaran zat kimia yang luas. Dari tiap citarasa makanan atau tegukan
minuman, otak mengintegrasikan input yang berbeda dari kuncup pengecapan dan
mempersepsikan citarasa yang kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi jilid 2 edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.


Kimball, John W. 1983. Biologi Fifth Edition (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Parker, Steve. 2009. EnsiklopediaTubuhManusia. Jakarta: Erlangga
Priadi, Arif. 2009. Biology 2 Senior High School Year XI (Bilingual). Jakarta: Yudhistira
Purnomo. 2010.BSE. Biologi: kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan
Rochmah, Siti Nur, dkk. 2009. BSE. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.

Biologi SMA/MA Kelas XI Semester 2-Sistem Indera pada MAnusia 10

Anda mungkin juga menyukai