Disusun oleh :
PSIKOLOGI C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indera Pendengaran dan Inderan
Kimiawi” tepat pada waktunya.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak kesulitan itu dapat teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hilda Halida,
M.Psi selaku dosen mata Psikologi Faal serta teman-teman yang banyak membantu dan memberi
ide kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna menambah
pengetahuan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indera pendengaran ialah salah satu panca indera manusia yang berguna untuk
mengenali berbagai macam bunyi dan menentukan lokasi bunyi. Indera pengelihatan
adalah indera yang sangat penting bagi manusia karena tidak hanya dibutuhkan untuk
berkomunikasi dengan sesama manusia, namun juga untuk mengenali kondisi sekitar
tubuh. Bunyi sendiri merupakan suatu getaran yang disebabkan oleh benda yang
menimbulkan suatu gelombang. Gelombang tersebut akan menghasilkan bunyi, baik
yang bernada tinggi ataupun bernada rendah. Manusia dapat mendengarkan bunyi anatar
20 Hz sampai dengan 20.000 Hz.
Pada sistem gustatory (pengecapan) yang merupakan indera kimiawi juga, akan
dibahas tentang stimulus, anatomi, fungsi serta mekanisme yang terjadi sehingga kita
akan mengetahui bagaimana rasa makanan yang dimakan itu rasanya manis, asin, asem,
atau pahit. Sistem olfaction (penciuman) dan sistem gustatory (pengecapan) disebut
sebagai sensasi kimiawi karena berfungsi untuk memonitor substansi-substansi kimiawi
dari lingkungan di luar tubuh. Sistem olfactory merespons substansi kimiawi yang ada di
luar lingkungan dengan cara menghirup napas melalui reseptor-reseptor nasal, sedangkan
sistem gustatory merespons substansi kimiawi yang terdapat dalam larutan yang berada
di rongga mulut.
Saat makan, organ penciuman dan organ pengecapan saling berhubungan secara
selaras dalam bereaksi. Molekul-molekul makanan akan menstimulasi reseptor
penciuman dan pengecap yang akan menghasilkan kesan sensasi terintegrasi yang disebut
dengan rasa (flavor). Sehingga, bila seseorang mengalami hambatan dalam organ
penciumannya, maka akan mengalami kesulitan untuk membedakan dua rasa yang
berbeda, seperti rasa apel dan kentang, dan tidak bisa merasakan lezatnya makanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi indera pendengaran?
2. Bagaimana mekanisme indera pendengaran?
3. Bagaimana respon emosi manusia terhadap informasi pendengaran?
4. Bagaimana struktur dan fungsi indera pengecapan?
5. Bagaimana mekanisme indera pengecapan?
6. Bagaimana struktur dan fungsi indera penciuman?
7. Bagaimana mekanisme indera penciuman?
8. Apa hubungan indera penciuman dan indera pengecapan?
C. Tujuan
1. Mengetahui struktur dan fungsi indera pendengaran.
2. Mengetahui mekanisme indera pendengaran.
3. Mengetahui respon emosi manusia terhadap informasi pendengaran.
4. Mengetahui struktur dan fungsi indera pengecapan.
5. Mengetahui mekanisme indera pengecapan.
6. Mengetahui struktur dan fungsi indera penciuman.
7. Mengetahui mekanisme indera penciuman.
8. Mengetahui hubungan indera penciuman dan indera pengecapan.
BAB II
PEMBAHASAN
Telinga sebagai indera pendengaran terdiri atas tiga bagian, yaitu telingan bagian
luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Struktur anatomi dan fungsi telinga
yaitu :
1. Telinga Luar
a. Daun telinga (Pinna) : Menangkap dan mengarahkan suara ke telinga
dalam.
b. Liang telinga (Ear canal) : Mencegah benda asing mencapai gendang
telinga.
c. Gendang telinga (Membran Tympani) : Menangkap getaran suara dari luar
telinga. Pembatas antara telinga luar dan telinga tengah. Bentuknya tipis
dan lebarnya 10 mm. Sangat peka dan mudah sobek.
2. Telinga Tengah
Ossicle (osikel) tulang-tulang kecil di tengah :
a. Tulang pukul (malleus) : Bersandar pada membran tymphani.
b. Tulang landasan (incus) : Ketiga tulang osikel berfungsi untuk
mengeraskan getaran yang diterima oleh gendang telinga, sehingga telinga
dalam menerima getaran 20 kali lebih keras.
c. Tulang sanggurdi (stapes) : Menghubungkan incus dengan fenestra ovalis.
Berada di tulang telinga terkecil.
3. Tulang Dalam
a. Jendela oval (oval window) : Vibrasi selaput yang mentransfer vibrasi ke
kokhela.
b. Kokhela (rumah siput) : Saluran panjang yang melingkar-lingkar dengan
selaput internal yang mengalir hingga hampir ke ujungnya.
c. Organ of corti :
Basiliar membrane : Selaput internal, organ reseptor auditori.
Tectorial membrane
Hair cells : Reseptor auditori, terdapat di kokhela. Berperan
menangkap getaran gelombang dalam cairan kokhela dan
meneruskan ke sel saraf pendengaran di otak untuk diterjemahkan
menjadi suara.
d. Saraf auditori : Saraf pendengaran.
e. Round window : Menyebarkan vibrasi cairan kokhela, selaput elastis di
dalam dinding kokhela.
f. Vestibular system : Membawa informasi tentang arah dan intensitas
gerakan kepala, membantu mempertahankan keseimbangan, menjaga
kepala tetap ke depan: penyesuaian gerakan mata dengan gerakan kepala.
g. Eustachian tube
Telinga memiliki fungsi utama sebagai indera pendengar. Telinga memiliki fungsi
menangkap dan mengubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris secara
efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari dan dimengerti.
a) Telinga luar
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi dari luar. Bagian-bagiannya meliputi
daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput gendang telinga, dan kelenjar
minyak.
b) Telinga tengah
Telinga tengah berfungsi dalam menghantarkan getaran suara atau bunyi dari telinga
luar ke telinga dalam. Bagian-bagiannya meliputi rongga yang ada didalamnya
terdapat tulang-tulang pendengar. Rongga ini dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh eustachius. Tulang-tulang pendengar ini terdiri atas tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi.
c) Telinga dalam
Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran suara atau bunyi yang disampaikan
oleh telinga tengah. Bagian-bagiannya meliputi tingkap jorong, tiga saluran setengah
lingkarang, rumah siput, saluran rumah siput, dan alat keseimbangan.
Suatu bunyi dapat didengar manusia melalui sebuah proses yang berawal dari
masuknya bunyi yang ditangkap oleh daun telinga diteruskan menuju telinga bagian luar,
tengah, dan dalam. Selanjutnya, impuls rangsangan bunyi akan diteruskan menuju otak
melalui saraf pendengaran. Sampai akhirnya, bunyi dapat didengar. Faktanya, seorang
tunanetra memiliki indra pendengaran yang lebih baik. Hal itu karena indra pendengaran
bekerja lebih optimal disbanding dengan indra pengelihatannya.
Dalam banyak kasus, respon emosi manusia terhadap informasi pada sistem kerja
indera pendengaran dapat bervariasi tergantung pada konteks dan individu yang terlibat.
Struktur Lidah
Bagian-bagian lidah terdiri pangkal lidah (radiks lingua), punggung lidah (dorsum
lingua), dan ujung lidah (apeks lingua). Permukaan atas lidah bludru dan ditutupi papil-
papil yang terdiri atas tiga jenis papil , yaitu :
1) Papila sirkumvalata, (sirkum = bulat); tersusun bulat, berbentuk seperti huruf V
terletak di belakang lidah.
Papila sirkumvalata merupakan papilla yang berukuran besar (berdiameter 2 sampai 4
mm), jumlahnya sekitar 10 sampai 12 buah dan terletak pada daerah posterior lidah.
Papila-papila sirkumvalata biasanya akan membentuk suatu barisan tunggal di depan
sulkus terminalis. Masing-masing papilla sirkumvalata memiliki sekitar 100 sampai
200 taste bud yang terletak di dinding papilla.
3) Papila filiformis, (fili = benang); berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat
pada bagian depan lidah dan lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan daripada
rasa pengecapan yang sebenarnya.
Papila filiformis merupakan papila terkecil tetapi yang terbanyak dibandingkan
papilla lainnya. Papila ini merupakan tonjolan jaringan ikat berbentuk kerucut,
langsing, tinggi 2-3 mm dan dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk yang cukup keras, tetapi tidak mempunyai kuncup kecap. Papilla ini berfungsi
mekanis dan terdistribusi pada bagian anterior permukaan dorsal lidah dengan ujung
menghadap ke posterior. (Wangko, 2014)
Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lender dan reseptor pengecap berupa tunas
pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan.
Pada manusia, jumlah tunas pengecap ada sekitar 2.000 papila. Ada 4 macam rasa utama,
yaitu: pahit, manis, asin, dan asam.
a. Rasa pahit. Terdapat pada pangkal lidah
Rasa pahit, seperti rasa manis, tidak disebabkan oleh zat kimia apapun, tetapi zat yang
menghasilkan rasa pahit hampir seluruhnya adalah zat organik. Klasifikasi golongan zat
yang sering menimbulkan rasa pahit adalah:
1. Zat organik rantai panjang yang mengandung nitrogen, dan
2. Alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam pengobatan,
seperti kuinin, kafein, striknin dan nikotin.
Fungsi indera penciuman adalah untuk merasakan aroma dan bau. Selain itu,
indera penciuman juga memiliki beberapa fungsi lain, antara lain :
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, Iriani Indri. Ira Puspitawati., dan Ratna Dyah Surartri. 2012. Psikologi Faal. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Aziz, Abdul, Wibisoni Sukmo Wardhono, dan Tri Afirianto. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Holografis (Studi Kasus : Bab Indera Pendengaran Manusia). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 4(1). Hlm. 25-35.