Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI FAAL

INDERA PENDENGERAN DAN INDERA KIMIAWI

Disusun oleh :

1. Dina Tiara Latifa (220401110094)


2. Siti Azizah (220401110109)
3. Liza Luaya Tinniswah (220401110123)
4. Aileen Fawnia Tsabita Dzakirah (220401110130)
5. Juliana Nur Afifah (220401110132)
6. Muhammad Rafli Ardanis (220401110133)

PSIKOLOGI C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indera Pendengaran dan Inderan
Kimiawi” tepat pada waktunya.

Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak kesulitan itu dapat teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hilda Halida,
M.Psi selaku dosen mata Psikologi Faal serta teman-teman yang banyak membantu dan memberi
ide kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna menambah
pengetahuan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Malang, 12 April 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indera pendengaran ialah salah satu panca indera manusia yang berguna untuk
mengenali berbagai macam bunyi dan menentukan lokasi bunyi. Indera pengelihatan
adalah indera yang sangat penting bagi manusia karena tidak hanya dibutuhkan untuk
berkomunikasi dengan sesama manusia, namun juga untuk mengenali kondisi sekitar
tubuh. Bunyi sendiri merupakan suatu getaran yang disebabkan oleh benda yang
menimbulkan suatu gelombang. Gelombang tersebut akan menghasilkan bunyi, baik
yang bernada tinggi ataupun bernada rendah. Manusia dapat mendengarkan bunyi anatar
20 Hz sampai dengan 20.000 Hz.
Pada sistem gustatory (pengecapan) yang merupakan indera kimiawi juga, akan
dibahas tentang stimulus, anatomi, fungsi serta mekanisme yang terjadi sehingga kita
akan mengetahui bagaimana rasa makanan yang dimakan itu rasanya manis, asin, asem,
atau pahit. Sistem olfaction (penciuman) dan sistem gustatory (pengecapan) disebut
sebagai sensasi kimiawi karena berfungsi untuk memonitor substansi-substansi kimiawi
dari lingkungan di luar tubuh. Sistem olfactory merespons substansi kimiawi yang ada di
luar lingkungan dengan cara menghirup napas melalui reseptor-reseptor nasal, sedangkan
sistem gustatory merespons substansi kimiawi yang terdapat dalam larutan yang berada
di rongga mulut.
Saat makan, organ penciuman dan organ pengecapan saling berhubungan secara
selaras dalam bereaksi. Molekul-molekul makanan akan menstimulasi reseptor
penciuman dan pengecap yang akan menghasilkan kesan sensasi terintegrasi yang disebut
dengan rasa (flavor). Sehingga, bila seseorang mengalami hambatan dalam organ
penciumannya, maka akan mengalami kesulitan untuk membedakan dua rasa yang
berbeda, seperti rasa apel dan kentang, dan tidak bisa merasakan lezatnya makanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi indera pendengaran?
2. Bagaimana mekanisme indera pendengaran?
3. Bagaimana respon emosi manusia terhadap informasi pendengaran?
4. Bagaimana struktur dan fungsi indera pengecapan?
5. Bagaimana mekanisme indera pengecapan?
6. Bagaimana struktur dan fungsi indera penciuman?
7. Bagaimana mekanisme indera penciuman?
8. Apa hubungan indera penciuman dan indera pengecapan?

C. Tujuan
1. Mengetahui struktur dan fungsi indera pendengaran.
2. Mengetahui mekanisme indera pendengaran.
3. Mengetahui respon emosi manusia terhadap informasi pendengaran.
4. Mengetahui struktur dan fungsi indera pengecapan.
5. Mengetahui mekanisme indera pengecapan.
6. Mengetahui struktur dan fungsi indera penciuman.
7. Mengetahui mekanisme indera penciuman.
8. Mengetahui hubungan indera penciuman dan indera pengecapan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Indera Pendengaran


Manusia bisa mendengar karena adanya suara atau bunyi yang diterima oleh
indera auditori, yaitu telinga. Telinga adalah organ tubuh yang menakjubkan. Indera
pendengaran ini merupakan suatu proses yang mekanis. Telinga terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.
Suara atau bunyi adalah vibrasi molekul-molekul udara yang menstimulasi sistem
auditori. Fungsi sistem auditori adalah untuk mempersepsi bunyi. Manusia hanya bisa
mendengar bunyi dengan vibrasi molecular antara 20 sampai 20.000 Hz (putaran
perdetik). Suara sebagai stimulus berasal dari benda-benda yang bergerak baik dalam zat
padat, cair ataupun gas. Getaran benda akan menggetarkan pertikel-partikel di udara
sekitarnya. Lalu getaran yang berlangsung terus menerus akan menimbulkan gelombang
suara yang akhirnya akan sampai di telinga.

Struktur Indera Pendengaran

Telinga sebagai indera pendengaran terdiri atas tiga bagian, yaitu telingan bagian
luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Struktur anatomi dan fungsi telinga
yaitu :
1. Telinga Luar
a. Daun telinga (Pinna) : Menangkap dan mengarahkan suara ke telinga
dalam.
b. Liang telinga (Ear canal) : Mencegah benda asing mencapai gendang
telinga.
c. Gendang telinga (Membran Tympani) : Menangkap getaran suara dari luar
telinga. Pembatas antara telinga luar dan telinga tengah. Bentuknya tipis
dan lebarnya 10 mm. Sangat peka dan mudah sobek.
2. Telinga Tengah
Ossicle (osikel) tulang-tulang kecil di tengah :
a. Tulang pukul (malleus) : Bersandar pada membran tymphani.
b. Tulang landasan (incus) : Ketiga tulang osikel berfungsi untuk
mengeraskan getaran yang diterima oleh gendang telinga, sehingga telinga
dalam menerima getaran 20 kali lebih keras.
c. Tulang sanggurdi (stapes) : Menghubungkan incus dengan fenestra ovalis.
Berada di tulang telinga terkecil.
3. Tulang Dalam
a. Jendela oval (oval window) : Vibrasi selaput yang mentransfer vibrasi ke
kokhela.
b. Kokhela (rumah siput) : Saluran panjang yang melingkar-lingkar dengan
selaput internal yang mengalir hingga hampir ke ujungnya.
c. Organ of corti :
 Basiliar membrane : Selaput internal, organ reseptor auditori.
 Tectorial membrane
 Hair cells : Reseptor auditori, terdapat di kokhela. Berperan
menangkap getaran gelombang dalam cairan kokhela dan
meneruskan ke sel saraf pendengaran di otak untuk diterjemahkan
menjadi suara.
d. Saraf auditori : Saraf pendengaran.
e. Round window : Menyebarkan vibrasi cairan kokhela, selaput elastis di
dalam dinding kokhela.
f. Vestibular system : Membawa informasi tentang arah dan intensitas
gerakan kepala, membantu mempertahankan keseimbangan, menjaga
kepala tetap ke depan: penyesuaian gerakan mata dengan gerakan kepala.
g. Eustachian tube

Fungsi Indera Pendengaran

Telinga memiliki fungsi utama sebagai indera pendengar. Telinga memiliki fungsi
menangkap dan mengubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris secara
efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari dan dimengerti.

a) Telinga luar
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi dari luar. Bagian-bagiannya meliputi
daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput gendang telinga, dan kelenjar
minyak.
b) Telinga tengah
Telinga tengah berfungsi dalam menghantarkan getaran suara atau bunyi dari telinga
luar ke telinga dalam. Bagian-bagiannya meliputi rongga yang ada didalamnya
terdapat tulang-tulang pendengar. Rongga ini dihubungkan dengan rongga mulut oleh
pembuluh eustachius. Tulang-tulang pendengar ini terdiri atas tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi.
c) Telinga dalam
Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran suara atau bunyi yang disampaikan
oleh telinga tengah. Bagian-bagiannya meliputi tingkap jorong, tiga saluran setengah
lingkarang, rumah siput, saluran rumah siput, dan alat keseimbangan.

B. Mekanisme Indera Pendengaran


Manusia dapat mendengar bunyi melalui rangsangan bunyi yang masuk melalui
telinga. Bunyin yang didengar manusia tersebut melalui beberapa tahapan, sehingga
bunyi tersebut tidak hanya dapat didengar, tetapi juga dapat dimengerti oleh manusia.
Berikut ini penjelasan mengenai mekanisme kerja telinga manusia dalam menerima
rangsangan bunyi.
1. Muncul bunti di lingkungan sekitar.
2. Telinga akan mengumpulkan dan menangkap rangsang suara di lingkungan.
3. Rangsangan bunyi masuk ke telinga melalui saluran telinga bagian luar.
4. Rangsangan bunyi menggetarkan membran timpani atau gendang telinga.
5. Rangsangan bunyi menggetarkan tulang martil.
6. Rangsangan suara akan menggetarkan tulang lintasan. Tulang sanggurdi bergetar.
7. Rangsangan suara akan melewati dan menggetarkan jendela oval.
8. Rangsangan bunyi akan terus masuk dan menggetarkan cairan perilimfe pada saluran
vestibuli. Membran basiler juga ikut bergetar. Sel rambut pada organ korti ikut
bergetar.
9. Organ korti mengubah rangsangan bunyi menjadi impuls listrik. Impuls listrik akan
diteruskan ke saraf pendengaran.
10. Saraf pendengaran meneruskan impuls listrik ke otak untuk diubah menjadi persepsi
pendengaran.

Suatu bunyi dapat didengar manusia melalui sebuah proses yang berawal dari
masuknya bunyi yang ditangkap oleh daun telinga diteruskan menuju telinga bagian luar,
tengah, dan dalam. Selanjutnya, impuls rangsangan bunyi akan diteruskan menuju otak
melalui saraf pendengaran. Sampai akhirnya, bunyi dapat didengar. Faktanya, seorang
tunanetra memiliki indra pendengaran yang lebih baik. Hal itu karena indra pendengaran
bekerja lebih optimal disbanding dengan indra pengelihatannya.

C. Respon Emosi Manusia Terhadap Informasi Pendengaran


Indera pendengaran memaikan peran penting dalam mengirimkan informasi
sensorik ke otak yang kemudian dapat memicu respon emosi manusia. Berikut adalah
beberapa contoh respon emosi manusia terhadap informasi pada sistem kerja indera
pengdengaran :
1. Musik dapat memicu perasaan yang kuat pada manusia. Beberapa jenis music
dapat memicu perasaan bahagia, sedih, gembira, cemas, dan lain sebagainya.
Ini karena music dapat mempengaruhi emosi manusia dan merangsang pusat-
pusat emosi di otak.
2. Suara-suara seperti jeritan, ledakan, atau suara kentut dapat memicu respon
emosi yang kuat pada manusia. Suara-suara ini sering dianggap sebagai sinyal
bahaya dan dapat memicu respons fight or flight pada manusia.
3. Ketika kita mendengar suara orang yang kita cintai, suara itu dapat memicu
perasaan kebahagiaan, rindu, dan sejenisnya. Suara tersebut dapat
mengaktifkan pusat-pusat emosi yang terkait dengan perasaan positif.
4. Suara-suara yang terdengar monoton atau tidak menyenangkan dapat memicu
perasaan bosan, tidak nyaman, atau tidak menyenangkan. Hal ini dapat
mengganggu fokus dan konsentrasi seseorang.

Dalam banyak kasus, respon emosi manusia terhadap informasi pada sistem kerja
indera pendengaran dapat bervariasi tergantung pada konteks dan individu yang terlibat.

D. Struktur dan Fungsi Indera Pengecapan


Lidah adalah kumpulan otot rangka di dasar mulut yang dapat membantu
mencerna makanan melalui proses mengunyah dan menelan. Lidah merupakan massa
jaringan ikat otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat
erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ruang antara bundel
otot. Pada bagian bawah lidah, membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu
rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum
oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laring.
Indera pengecapan (gustatorik) merupakan reaksi kimiawi yang dapat terjadi
akibat stimulasi melalui makan atau minum. Pengecapan memiliki peranan yang sangat
penting dalam kualitas hidup karena pengecapan juga termasuk ke dalam organ visceral
yang erat kaitannya dengan fungsi saluran pencernaan. (Submitted et al., 2019)
Indera pengecap sangat erat kaitannya dengan indera penciuman. Misalnya, jika
indera penciuman terganggu karena menderita influenza, maka indera pengecap juga ikut
terganggu. Dengan kata lain, kualitas rasa sangat dipengaruhi oleh kualitas bau. Namun
demikian, indera pengecap merupakan indera tersendiri sebagaimana indera yang lain.
(Vii, n.d.)
Selain fakta bahwa indera perasa terkait dengan indera penciuman, kualitasnya
juga dipengaruhi oleh pengalaman subjektif masing-masing. Misalnya, beberapa orang
yang merasakan rasa pahit pada kafein sementara yang lain tidak. Beberapa penduduk
India mendeteksi asam sitrat sebagai rasa yang tidak enak, tetapi sebagian orang lain
merasakan sebaliknya.

Struktur Lidah

Bagian-bagian lidah terdiri pangkal lidah (radiks lingua), punggung lidah (dorsum
lingua), dan ujung lidah (apeks lingua). Permukaan atas lidah bludru dan ditutupi papil-
papil yang terdiri atas tiga jenis papil , yaitu :
1) Papila sirkumvalata, (sirkum = bulat); tersusun bulat, berbentuk seperti huruf V
terletak di belakang lidah.
Papila sirkumvalata merupakan papilla yang berukuran besar (berdiameter 2 sampai 4
mm), jumlahnya sekitar 10 sampai 12 buah dan terletak pada daerah posterior lidah.
Papila-papila sirkumvalata biasanya akan membentuk suatu barisan tunggal di depan
sulkus terminalis. Masing-masing papilla sirkumvalata memiliki sekitar 100 sampai
200 taste bud yang terletak di dinding papilla.

2) Papila fungiformis, (fungsi = jamur); berbentuk tonjolan seperti kepala jamur.


Banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian tepi lidah.
Papila fungiformis merupakan papila yang paling mudah dilihat. Papila fungiformis
terlihat seperti bitnik-bintik datar berwarna merah terang, berdiameter sekitar 1mm
dan terdapat pada dua pertiga anterior lidah, yaitu di sepanjang tepi, dorsal, dan ujung
lidah. Papila ini dapat lebih mudah terlihat setelah minum susu atau setelah
meneteskan pewarna makanan di ujung lidah. Masing-masing papilla fungiformis
memiliki sekitar 8-10 taste bud yang biasanya terletak di puncak papila.

3) Papila filiformis, (fili = benang); berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat
pada bagian depan lidah dan lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan daripada
rasa pengecapan yang sebenarnya.
Papila filiformis merupakan papila terkecil tetapi yang terbanyak dibandingkan
papilla lainnya. Papila ini merupakan tonjolan jaringan ikat berbentuk kerucut,
langsing, tinggi 2-3 mm dan dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk yang cukup keras, tetapi tidak mempunyai kuncup kecap. Papilla ini berfungsi
mekanis dan terdistribusi pada bagian anterior permukaan dorsal lidah dengan ujung
menghadap ke posterior. (Wangko, 2014)

Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lender dan reseptor pengecap berupa tunas
pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan.
Pada manusia, jumlah tunas pengecap ada sekitar 2.000 papila. Ada 4 macam rasa utama,
yaitu: pahit, manis, asin, dan asam.
a. Rasa pahit. Terdapat pada pangkal lidah
Rasa pahit, seperti rasa manis, tidak disebabkan oleh zat kimia apapun, tetapi zat yang
menghasilkan rasa pahit hampir seluruhnya adalah zat organik. Klasifikasi golongan zat
yang sering menimbulkan rasa pahit adalah:
1. Zat organik rantai panjang yang mengandung nitrogen, dan
2. Alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam pengobatan,
seperti kuinin, kafein, striknin dan nikotin.

b. Rasa manis, terdapat pada ujung lidah


Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol, alkohol,
aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonate, asam halogen, dan garam
anorganik dari timah hitam dan berilium, Hampir semua zat yang menyebabkan rasa
manis merupakan zat kimia organik: satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa
manis merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan berilium.
(PANCA_INDERA_PERASA_LIDAH_MANUSIA_Progra, n.d.)
c. Rasa asin, terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah
Rasa asin berasal dari garam terionisasi, khususnya konsentrasi ion sodium. Kualitas rasa
asin sedikit berbeda dari garam ke garam karena jenis garam tertentu mengeluarkan rasa
lain selain rasa asin.
d. Rasa asam, terletak pada samping kiri dan kanan lidah.
Rasa asam disebabkan oleh golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen dan intensitas
sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen. Jadi
semakin asam makanannya, semakin kuat sensasi rasa asamnya.

Fungsi Indera Pengecapan


Lidah memiliki fungsi utama sebagai indera pengecap, alat bantu berkomunikasi,
mengunyah, dan menelan makanan. (Maulidasari, M. Rezki Muamar, 2020)
a) Alat pengecap
Semua papila lidah memiliki alat perasa untuk mengecap makanan, minuman atau
apapun yang masuk ke dalam mulut. Pada umumnya lidah dapat mengecap empat
rasa utama yaitu manis, asam, pahit dan asin. Rasa kelima adalah umami, atau gurih,
yang biasanya dirasakan pada monosodium glutamat atau MSG.
b) Membantu komunikasi
Lidah bekerja dengan bibir dan gigi untuk membuat suara yang keluar dari
tenggorokan menjadi jelas dan mudah dimengerti oleh lawan bicara. Tanpa lidah,
sulit untuk memahami perkataan seseorang.
c) Membantu mengunyah makanan
Karena lidah bebas bergerak di dalam mulut, lidah membantu memproses makanan
dan minuman dari padat menjadi lembek, sehingga lebih mudah ditelan.

E. Mekanisme Indera Pengecapan


Berikut ini mekanisme kerja dan alur lidah sebagai indera pengercapan :
1. Makanan masuk ke dalam mulut, melalui proses pelumasan dengan air ludah dan
pengecapan.
2. Zat kimia makanan akan larut bersama air ludah.
3. Zat kimia akan mengenai papilla lidah yang berisi banyak sel saraf pengecap.
4. Sel saraf mengubah rangsangan zat kimia menjadi impuls.
5. Impuls akan disalurkan menuju otak dan dioleh.
6. Otak memberikan respon berupa rasa dari makanan tersebut (manis, asam, pahit, asin,
dll).
Penjelasannya :
a. Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro
yang sensitive disebut microvilli.
b. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan akan
mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan
tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang dimakan.
F. Struktur dan Fungsi Indera Penciuman
Struktur Hidung
Indera penciuman adalah salah satu dari lima indera manusia yang strukturnya
terdiri dari hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh jaringan penginderaan
penciuman yang disebut epitel olfaktor. Indera penciuman terdapat pada hidung dari
ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput
lendir hidung yang dikenal dengan sebutan olfaktori. Nervus olfaktirus dilapisi oleh sel-
sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibrilfibril yang sangat halus, tenalin dengan
serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil, saraf olfaktorius
terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.
Berbeda dengan indera lain, indera penciuman memiliki jalur yang relatif lebih
pendek. Reseptornya yang berada di rongga hidung berhubungan langsung tanpa sinaps
ke otak. Selain itu, tidak seperti indera pengelihatan dan indera pendengaran yang
reseptornya jauh dari permukaan, reseptor indera penciuman terdapat langsung dengan
lingkungan, tanpa ada pelindung di depannya.
Fungsi Indera Penciuman

Fungsi indera penciuman adalah untuk merasakan aroma dan bau. Selain itu,
indera penciuman juga memiliki beberapa fungsi lain, antara lain :

1. Membantu membedakan aroma dan bau : Dengan bantuan indera penciuman,


kita dapat membedakan aroma dan bau yang berbeda-beda. Hal ini berguna
dalam banyak hal, seperti dalam memilih makanan atau dalam mendeteksi bau
yang tidak sedap.
2. Memiliki peran dalam pengenalan rasa : Rasa makanan sebenarnya
merupakan gabungan dari rasa dan aroma. Oleh karena itu, indera penciuman
juga berperan dalam pengenalan rasa.
3. Berperan dalam kehidupan sosial : Bau tubuh, termasuk bau napas, keringat,
dan aroma badan lainnya, dapat memberikan informasi tentang kebersihan dan
kesehatan seseorang, dan dapat memengaruhi interaksi sosial.
4. Memiliki efek pada emosi dan memori : Aroma dapat memicu perasaan
tertentu dan mengingatkan kita pada pengalaman masa lalu. Oleh karena itu,
indera penciuman juga dapat mempengaruhi emosi dan memori kita.
5. Memiliki peran dalam deteksi bahaya : Bau asap, gas beracun, dan bau-bau
lainnya dapat memberikan petunjuk tentang adanya bahaya dan membantu
kita menghindarinya.
G. Mekanisme Indera Penciuman
Berikut ini mekanisme kerja hidung, baik hidung sebagai indera penciuman
maupun hidung sebagai organ pernafasan :
1. Sebagai Indera Penciuman
a. Bau berwujud molekul-molekul yang tersebar di udara akan masuk ke dalam
hidup saat hidung menarik udara dari luar. Molekul-molekul bau ini akan memicu
daya rangsangan sel-sel olfaktori epitelium. Sel olfaktori epitelium sangat
sensitive terhadap berbagai molekul di udara, seperti molekul aroma atau bau.
Impuls-impuls yang ada di sekeliling bulu hidung dapat menggetarkan sel
olfaktori epitelium. Sel olfaktori epitelium yang telah mendapatkan rangsangan
tersebut akan meneruskan rangsangan ke sel olfaktori bulb. Bagian ini akan
memproses dan melanjutkan rangsangan ke otak. Ketika rangsangan sampai ke
otak, otak akan melakukan proses identifikasi molekul bau. Otak akan menggali
(recall) semua memori yang berkaitan dengan rangsangan yang diterima. Hal ini
dapat berasal dari pengalaman atau kejadian masa lalu.
b. Jika otak telah menyimpan memori tentang rangsangan bau tersebut maka otak
segera menemukannya dan akan diketahui bau yang baru saja dihirup. Jika bau itu
adalah jenis molekul bau yang baru maka otak akan menyimpannya sebagai
informasi baru dan akan ditambahkan pada memori. Ketika menemukan jenis
molekul yang sama, akan diidentifikasi sebagai bau yang sama pula.
2. Sebagai Organ Pernafasan
a) Molekul bau yang masuk bersama udara akan menggetarkan sel infaktori
epitelum. Udara yang masuk tersebut akan diteruskan masuk ke tenggorokan.
Namun, udara akan disaring dan dibersihkan oleh bulu-bulu hidung terlebih
dahulu. Udara yang telah terbebas dari kotoran, bakteri, dan allergen akan
diteruskan menuju tenggorokan.
b) Udara pada tenggorokan akan diteruskan menuju paru-paru. Di paru-paru, udara
akan masuk pada bagian yang disebut dengan alveolus. Pada alveolus, terjadi
pertukaran gas antara gas oksigen (O2) dan gas karbondioksida (CO). Udara pada
alveolus akan masuk pada pembuluh-pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh
bagian tubuh. Udara yang telah masuk ke dalam aliran darah berupa gas oksigen
(O2). Setelah seluruh oksigen (O2) digunakan, akan berganti menjadi gas
karbondioksida (CO). Gas karbondioksida (CO) tersebut bersama aliran darah
menuju paru-paru bagian alveolus. Di alveolus, akan terjadi pertukaran gas
karbondioksida (CO) dan gas oksigen (O2). Gas karbondioksida (CO) yang
dilepas akan didorong ke atas menuju bronkus. Selanjutnya, akan didorong hingga
mencapai tenggorokan lalu akan dihembuskan sebagai udara yang dikeluarkan
pada proses pernapasan. Hal ini berlangsung secara terus-menerus selama
manusia masih hidup.
H. Hubungan Indera Penciuman dan Indera Pengecapan
Indera pembau dan pengecap memiliki hubungan yang sangat erat. Indra
penciuman berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlalut dalam udara atau air.
Reseptor penciuman terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut
epitelium olfaktori. Rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai
rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Apabila ada gangguan pada indera
penciuman, maka indera pengecap tidak dapat bekerja dengan baik. Ketika seseorang
menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan bau tidak dapat
dicermati dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat
tercium karena serabut saraf tertutup oleh lender pilek. Inilah bukti bahwa antara organ
penciuman dangan pengecapan saling bekerja dengan baik (Syaifuddin, 2009).
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Slamet, Indah. 2023. Indera Pembau ; Hidung. Jakarta : Bumi Aksara.

Slamet, Indah. 2023. Indera Pendengar ; Telinga. Jakarta : Bumi Aksara.

Hapsari, Iriani Indri. Ira Puspitawati., dan Ratna Dyah Surartri. 2012. Psikologi Faal. Bandung :
Remaja Rosdakarya.

Aziz, Abdul, Wibisoni Sukmo Wardhono, dan Tri Afirianto. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Holografis (Studi Kasus : Bab Indera Pendengaran Manusia). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 4(1). Hlm. 25-35.

Anda mungkin juga menyukai