Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INDRA PENDENGARAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK VII :

TASIK BARANA’
ELISABET SEBOK
SRIYANTI MINA
SRIYENI YANTI SUANGLANGI
ELMA MUTIARA
SISILIA NOVITA BATE’
INDRI KARIU’
OKTAVINA
STEFANIA TIKINI
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa’’penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul”Indera pendengaran”
Dalam pembuatan makalah ini’penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak ,maka
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakkasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
atas bantuan dan kerjasamanya sehingga pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya ,,penulis menyadari bahwa pembuatan makalah inimasih jauh dari kat sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan.Akhir kata penulis sampaikan Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………

A. latar belakang………………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………..
A. Anatomi indera pendengaran ……………………………………………………………
B. Fisiologi indera pendengaran…………………………………………………………….
C. Gangguan pada indera pendengaran ……………………………………………………..
D. Pengkajian pada indera pendengaran
E. Diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan indera pendengaran……………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia membutukan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk
dapat menjalani hidupnya dengan baik.Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutukan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera.Kelima alat indera itu adalah
mata,hidungm telinga/kuping,kulit dan lidah.Setiap orang normalnya memiliki lima panca indera
yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon
sesuai degan keinginan atau sesuai dengan insiting kita.Orang cacat indera masih bias hidup
namun tidak bia menikmati hidupnya layaknya manusia normal.Indera manusia ada lima
sehingga panca indera disertai arti definisi pengertian yaitu :

a) Indera penglihatan
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitar dalam bentuk
gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada disekitarnya dengan
cepat.Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama
lain.Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat,anjing
pemandu dll.untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk
bergerak.
b) Indera penciuman
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan
yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium
aroma makanan tersebut.Didalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk
mengenali bau.
c) Indera pengecap
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dasi benda-
benda yang masuk kedalam mulut kita.Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam
rasa seperti rasa manis,rasa pahit,rasa asam dan rasa asin.Kita dapat menikmati
makanan dan minuman karena adanya indera pengecap ini.Bagian lidah yang depan
berguna untuk merasakan rasa asin ,bagian yang sebelah samping untuk rasa
asam,bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang
belakang untuk rasa pahit.
d) Indera pendengaran
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kiita dapat mengetahui/mengidentivikasi apa yang terjadi di sekitar
kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak biasa
mendengar disebut tuli. Telinga kita sendiri terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar,
bagian tengah dan bagian dalam.
e) Indera peraba
Kulit adalah alat Indera kiita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan,tekstur dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat preceptor
yang merupakan percabangan denrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar
ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain.
Apa bila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni:
1. Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra
pembau (hidng) dan indra pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon
terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra
pendengaran (kuping). Photoreceptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan
cahaya seperti inra penglihatan atau mata.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada Makala ini, antaranya:
1. Anatomi dan fisiologi indera pendengaran?
2. Mekanisme terjadinya pendegaran?
3. Kelainan atau kerusakan yang terjadi pada indera pendengaran?
4. Pengkajian pada system pendengaran?
5. Diaggnosa keperawatan pada klien dengan gangguan indra pendengaran?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dalam memenuhi tugas mata kulia. Selain itu diharapkan agar mahasiswa
mampu:
1. Mengetahui dan memahami panca indra khususnya dalam indra pendengaran.
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari indra pendengaran
3. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya mekanisme pendengaran.
4. Mengetahui kelainan yang terdapat pada alat indra pendengaran
5. Mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran.
BAB II PEMBAHASAN
A. ANATOMI TELINGA
Telinga mempunya reseptor khusus untuk getaran bunyi dan untuk keseimbangan.Ada tiga
bagian utama dari telinga manusia,yaitu bagian telinga luar,telinga tengah.dan telinga dalam.Telinga
luar berfungsi menangkap getaran bunyi dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke
telinga dalam.Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima raringsang bunyi dalam
mengirimkannya berupa impuls keotak untuk diolah.
Telinga mempunyai receptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untukk keseimbangan
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun teinga (pinna,aurikula),saluran telinga luar(meatus
akustikus ekstemus) dan selaput gendang (membrane tympanyi)bagian telinga ini berfungsi
untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehinggga menyebakan
begetarnya membrane tympani.metaus akuustikus ekstremus terbentang dari telinga luar sampai
membrane tympani.meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sampai
dengan dinnding yang kaku.satu pertiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan
sisanya dibentuk oleh oleh tulang rawan temporal .Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah
rambbut,kelenjar sebasea,dan sejenis kelenjar keringat yang tela menglami modifikasi menjadi
kelenjar seruminosa ,yaitu kelenjar opokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat
lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak
telinga).serumen yang berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.pada ujung dalam
meatus akustikus ekstemus terbentang membrane tympani.Diliputi oleh lapisan luar epidermis
yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh selapis kubus.Antara dua epitel yang
melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta
fibroblast.Pada kuadran depan atas membrane atas tympani tidak mengandung serabut dan
lemas,membentuk membrane shapnel.Liang ini berukuran 2,5 cm.
2. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis)yang
berisi tiga tulang pendengaran (osikula),yaitu maleus(tulang martil) ikus (tulang landasan)dan
stapes (tulang sanggurdi).Ketiganya saling berhubungan melalui persendian.tangkai maleus
melekat pada permukaan dalam membrane tympani,,sedangkan bagian kepalanya berhungan
dengan inkus.Selanjutnya,inkus bersendian dengan stapes.Stapes berhubungan dengan
membrane pemisah antara telinga tengah dan telingah dalam yang diisebut vinnestra(tingkap
jorong/fenestra vestibule ).Dibawah fenestra ovalis terdapat tingkap bundar finesta koklea,yang
tertutup oleh membrane yang disebut membrane tympani sekunder.Telinga tengah dibatasi oleh
epitel selapis gopeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada
perioisteumyang berdekatan.Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil kecil yang melekat
pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara,maleus,inkus dan stapes
diliputi oleh epitel selapis gepeng.telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui
saluran eustachius (tuba auditiva) yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara
kedua sisi membrane tympani.Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika
menelan makanan.Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha
yang baik untuk mencegah pecahnya membrane tympani.Karena ketika mulut terbuka,tuba
auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah,sehingga
menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membrane
tympani.

3. Telinga dalam(labirin)

Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks terdiri dari serangkaian rongga-rongga
tulang dan saluran membrabosa yang berisi cairan.Saluaran-saluran membranosa membentuk
labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,sedangkan rongga-rongga tulang yang
didalamnnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang(labirin asseosa).Labirin tulang
berisi cairan perilimfe .Rongga yang terisi perilinfe ini merupakan terusan dari rongga
subaracnoid selaput otak,sehingga susunan perilinfe mirip dengan cairan serebrospinal.Labirin
membranosa diletakan pada periosteum oleh jaringan-jaringan ikat.Labirin terdiri atas tiga
saluran yang kompleks,,yaitu vestibula,koklea (rumah siput) dan 3bua kanalis semikularis
(saluran setengah lingkaran) vestibula merupakan rongga tengah labirin, terletak dibelakang
kokhlea dan didepan kanalis semikularis, vestibula berhubungan dengan telinga tengah
melalui venesta ovalis(fenestra vestibule).Vestibule bagian membrane terdiri dari dua
kantungg kecil,yaitu sukulus dan utikulus.Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur
khusus yang disebut makula akustika,sebagai indera kkeseimbangan statis (orienntasi tubuh
terhadap tarikan gravitasi).Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel - sel rambut yang
didampingi oleh sel-sel penunjang.Bagian atas sel tersebut tertutupp oleh membran yang
mengandung butiran-butiran kecil calsium karbonat (CaCo3)yang disebut otolit.Perubahan
posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,menyebabkan akan menyampaikan impuls
saraf kecabang vestibular dari saraf vestibuloklearis yang terdapat pada bagian dasar sel-sel
tersebut,yang akan meneruskan implus saraf tersebut keseimbangan diotak.
Kanalis semisikularis merupakan tiga saluran bertulang yang terletak diatas belakang
vestibula.Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut mengembung,disebut ampula.
Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. pada ampula terdapat krista akustika,
sehingga organ indera keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam
melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista
akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang,tetapi disini tidak
terdapat otolit. Sel-sel resptor disini distimulasi oleh gerak anendolinfe. Ketika kepala bergerak
akibat terjadinya perputaran tubuh,endolinfe akan mengalir diatas sel-sel rambut. Sel-sel rambut
menerima rangsangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai respoon,otot-
otot berkontraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea
membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah
siput,berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukann
kerucut yang disebut mediolus. Penampakan melintang kokhlea menunjukan bahwa kokhlea
terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah :
a. Saluran vestibular (skalah vestibular): disebelah atas mengandung perilinfe,,berakhir
pada tingkat jorong
b. Salurn tympani (skalah tympani):disebelah bawah mengandung pelimfe berakhir
pada tingkap bulat.
c. Saluran khoklear (skala media): terletak diantara skala vestibular dan skala tympani,
mengandung endolimfe.

Skalah madia dipisahkan dengan skalah vestibular oleh membrane vestibularis (membrane
reissner), dan dipisahkan dengan skalah tymppani oleh membrane basilaris. Pada membrane
basilaris inilah yang terdapat indera pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ
ini merupakan sel rambbut yang didampingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel
rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear ( saraf kranial
VIII). Yang menghantarkan impuls saraf kepusat pendengaran /keseimbangan diiotak.

Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: getaran suara
memaasuki liang telinga menekan membrane ltympani melintas nmelalui tulang-tulang
pendengaran menekan tingkap jorong mennimbulkan gelombang pada jaringan perimfe menekan
membran vestibularis dan skalah basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti.
Disisnilah mulai tejadi impuls saraf.

B. FISIOLOGI PENDENGARAN PADA TELINGA

1. Proses pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk kedalam telinga luar mmenggentarkan gendang telinga. Getaran ini
akan diteruskan oleh ketiga tulang dengan jendela oval. Getaran struktur koklea pada jendela oval
diteruskan kecairan limfa yang ada didalam saluran vestibulum. Getarancairan tadi akan menggerakkan
membrane reissmer dan penggetaran cairan limfa dalam saluran tengah.

Perpindahan getaran cairan limfa didalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ni menyebabkan
membrane pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akn menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel ke atas dan bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh
membrane tectorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membrane tectorial dan membrane basiler
akan menekan sel sensori pada organ korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim kepusat
pendengar didalam otak melalui saraf pendengaran.

2. Susunan dan cara kerja alat keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang
dilengkapi dengan organ ampula (Kristal) dan organ keseimbangan yang ada didalam utrikulus dan
sakulus. Ujung dalam setiap saluran setengah lingkaran lingkungan membesar dan disebut ampula yang
berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Atrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada didalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tulng gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula saluran semisilkular (saluran setengah lingkungan) peka terhadapgerakan kepala. Alat
keseimbangan didalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa
rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kkepala mengakibatkan
desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

C. KELAINAN-KELAINAN TELINGA

Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagai bahkan ketulian total. Bahkan
lagi, kebanyakan penyakit pada pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan.. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus di tangani oleh dokter spesialis khusus
yang disebut otolaryngologist, yang mana specialist in ahli dalam mengobati gangguan yang terjadi pada
gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan fisik . kelainan pada telinga,
diantaranya:

1. Radang telinga (otitis media)


Pennyakit ini disebabkan Karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam, dan
pendengaran berkurang. Telingah akan mengeluarkan nanah.
2. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi,
geger otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdegung, mual, muntah, vertigo dan
berkurang pendengaran.
3. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut Motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada
fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau
getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat laut maupun udara. Biasanya disertai
dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4. Tuli
Tuli atau tula rungu adalah kehilangan dan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli koduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpukyya kotoran telinga disaluran pendengaran, sehingga mengganggu
transmisi suara ke koglea. Tuli saraf terjadi bila terjadi kerusakan saraf pendengaran atau
kerusakan koklea khususnya pada organ korti.
5. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematema atau popular
dengan sebutan “telinga bunga kol” suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan
telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang
berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh
hilangnyaaurikel dank anal auditori sejak lahir.
6. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri
serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya
secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah,
terjadi perforasi genng telinga atau terdapat infeks telinga yang berulang, maka tidak dilakukan
irigasi. Jika didapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ketelinga tengah dan kemungkinan
akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang
tumpul atau alat penghisap biasanya tidak digunakan selaput serumen karena bisa menimbulkan
iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan seruen secara
adekuat.
7. Perikontritis
Perikontritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondtritis bisa
terjadi akibat :-cedera-gigitan serangga –pemecahan bisul dengan sengaja.nanah akan terkumpul
diantara kartilagon dan lapisan jaringan ikat disekitarnya (perikondrium). Kadang nanah
memutuskan terputusnya aliran darah kekartilago, menyebabkan kerusakan pad kartilago dan
akhirnya menyebabkan kelainan pada bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun,
tetapi perikodtritis hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya,
dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir kekartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan
diberikan antibiotic per- oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk
suntikan. Pemilihan antibiotic berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.
(medicastore) ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya
tumor, cedera, eksrim, otitis dan lain-lain.

D. PENGKAJIAN DAN SISTEM PENDENGARAN


1. Test rime
Tujuan melakukan tes rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan
hantaran udara pada satu telinga pasien.
a. Jenis tes rinne:
 Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak atau menempatkan tangkainya tegak lurus
pada planum mmastod pasien (belakang miatus akustikus ekstemus). Setelah pasien tidak
mendengar bunyinya,setelah garputala kita pindahkan didepan miatus akustikus
ekstermus psien. Tes rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes
rinne negatif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negative jika
pasien ridak dpat mendenarnya.
 Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak
lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus
eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus
amustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan
miatus akustikus eksternus lebuh keras . sebaliknya tes rinne rinne jika pasien mendengar
didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
b. Interpretasi dari hasil tes rinne
 Normal : tes rinne positif
 Tuli konduksi : tes rinne negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)
 Tuli persepsi, terdapat kemungkinan:
a. Bila pada posisi II penderita masih menderita bunyi getaran garpu tala.
b. Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.
c. Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne:+/-) pseudo negatif:
terjadi pada penderita telinga anan tuli persepsi tuli persepsi pada posisi I yang
mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.

Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien.
Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala
mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena
jaringan lemak planum mastoid pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat
memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan
garputala di palum mastoid pasien. Akibatnya getaran semua kaki garputala sudah berhenti saat
kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

2. Tes weber
Tujuan kota melakukan tes webs adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua
telinga pasien. Cara kita melakukan tes waes yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu
tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang
mendengar atau mendengar lebih keras. Jika pasien mendengar atau mendengar lebih keras I
telinga maka terjadi interalisasi kesisi telinga tersebut. Jika pasien tidak sama-sama mendengar
atau sama-sama tidak mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Getaran melalui tulangbakan dialirkan kesegalah arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar
diseluruh bagian kepala . pada kedua ptologis pada MAE atau cavum timpani atau missal : otitis
media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus didalam cavum timpani ini
akan bergetar, bila ada bunyi segala getaran akan didengar disebelah kanan.
Interprestasi:
a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi disebelah kanan disebut latelarisasi ke
kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.
b. Pada latelarisasi ke kanan terdapat kemungkinannya:
 Tuli konduksi disebelah kanan, missal adnya ototis media disebelah kanan.
 Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan lebih hebat.
 Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran kesebelah kiri terganggu, maka didengar
sebelah kanan.
 Tuli persepsi pada kedua telinga, tetapi sebelah kiri lebih hebat dari pada sebelah kanan.
Tuli persepsi telinga dan tuli konduksin sebelah kanan jarang terdapat.
3. Tes swabach
Tujuan kita melakukan tes swabach adalh membandingkan daya transport melalui tulang mastoid
antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat
ditimbulkan oleh getaran yang dating melalui udara. Getaran yang dating melalui tengkorak,
khususnya osteo temporale . pengujimeletakkan getaran garputala yang sudah digetaran pada
puncak kepala prohandus. Prohandus akan mendengar suara garputala itu makin lamah makin
melemah dan akhirnya tidak mendengar suara suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak
mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, kepuncak
kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembandng). Pada pembanding
dua kemungkinan dapat terjadi: akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.
4. Tes audiometri
Ketajaman pendengar sering diukur dengan ketajaman audiometer . alat ini enghasilkan nada-
nada murni dengan beragam frekuensi melalui earphone pada setiap frekuensi, ditentukan
intensitas ambang dan diplotkan pada sebua grafik sebagai presentasi dari pendengaran normal.
Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai renang gaya
yang paling terpengaruh.
E. DIAKNOSA PADA SISTEM PENDENGARAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan ditandai dengan edema (pembengkakan)
2. Gangguan persepsi/sensori (pendengaran) b.d penurunan pendengaran
3. Gangguan harga diri rendah b.d stigma berkenaan dengan kondisi
4. Intoleransi aktivitas b.d nyeri

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga
bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udang ketulang dan oleh tulang ke
telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menadi impuls saraf, spesifik yang berjalan melalui
nervus akustikus kesusunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung orga vesribuler
yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor Karena telinga memberikan respon terhadap


getaran gelombang suara yang terdapat diudara. Factor utam yang menyokong kepekaan telinga
adalah system mekanik dari telinga luar dan telinga tengah,yang satu mengumpulkan suara dan
kedua menyalurkan ketelinga bagian dalam.

Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada sala-satu


fisiologiya,mengalami keruskan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya
gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera
pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal.

B. SARAN
Setelah dijelaskan menenai bagian-bagian telinga, beserta fungsinya, sebaiknya para pembaca
bisa menjaga telinga agar tetap berjalan sesuai berfungsi. Tetap membersihkan telinga secara
rutin, tidak memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam telinga, menjaga agar telinga tetap
kering, hindari suara yang terlalu keras, dan lain sebagainya. Para pembaca diharapkan mampu
memahami fungsi dari setiap bagian telinga. Kedepannya diharapkan agar tetap menjaga
kesehatan telinga supaya telinga tetap sehat dan tidak terjadi gangguan pendengaran ketika usia
lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Potter&perry. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawata.jakarta.EGC.
PearceC.Evelyn.2010.Anatomi Dan Fisiologi untuk Para Medis.Jakarta.Pt Gramedia Pustaka
Utama.
alodokter.(2021).mencermati anatomi telinga dan proses
pendengaran.https://www.alodokter.com/mencermati-anatomi-telinga-dan-proses
pendengaranAsiyah, S. N. (2014). Kuliah psikologi faal.Gunawan, F. I. (2009). Alat Bantu Ajar
Pengenalan Sistem Panca Indera Manusia Berbasis Multimedia.
https://www.academia.edu/16685053/Makalah_kel_2_pendengaran

Anda mungkin juga menyukai