Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR

“INDERA PENCIUMAN DAN

INDERA PENGECAPAN”

OLEH :

ALFIANI C. SONDAKH 18101064


CHARGA J. RUMATE 18101045
REGINE TOMPODUNG 18101001
REITY SENGKEY 18101068

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI. PSIKOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indera Penciuman dan Indera Pengecepan” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Psikologi Faal, selain itu untuk mengetahui dan memahami Panca Indra Manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan isi makalahnya.

Tomohon, 24 April 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang .......................................................................................... 1


1.2. Rumusan masalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Indera Pembau (Hidung) .......................................................................... 3


2.2. Indera Pengecap (Lidah) .......................................................................... 7
2.3. Kaitannya dengan Psikologis....................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 13


3.2. Saran ........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam,


karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu
setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan
alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali
perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap
makhluk hidup.

Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan,


baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada
makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan
fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.

Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan


yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot,
tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh,
kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain
sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor
berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di
luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata),
indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar,
warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera
peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera
ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa
manis, pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau (hidung), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium
bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera. Namun
yang akan dibahas dalam makalah ini lebih lanjut adalah fisiologi system
indera penciuman dan system indera pengecap.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah indera pengecap (lidah) pada manusia?
2. Bagaimanakah indera pembau (hidung) pada manusia?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan
masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana indera pengecap (lidah) pada manusia.
2. Untuk mengetahui bagaimana indera pembau (hidung) pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Indera Pembau (Hidung)

Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan


sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Di dalam hidung kita
terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Saat manusia baru
lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena dengan
indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat
mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan
lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas
pengecap.

Gambar Struktur indera pembau

II.1.1 Bagian-bagian hidung


Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum,
septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan
rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
Adapun penjelasan bagian-bagian hidung adalah sebagai berikut :
1. Rongga hidung (nasal cavity)
Ronggsa hidung (nasal cavity) adalah bagian eksternal yang menonjol
dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat
penyalur udara. Rongga hidung berfungsi untuk mengalirkan udara dari
luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di
hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di
pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di
rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung
saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan
rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga
hidung bagian atas dapat membau dengan baik. Rongga hidung dimulai
dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior
yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2
bagian, yakni secaralongitudinal oleh septum hidung dan secara
transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior.

2. Mucous membrane
Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang
berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil
lainnya yang dapat merusak paru-paru.

3. Sel Silia
Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam
usaha untuk membersihkan jalan napas

II.1.2 Cara kerja hidung


Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-
molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium
yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini
ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya
sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh
reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory.
Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh
otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya
bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
II.1.3 Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan.
Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat
mencium bau suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
1. Angiofibroma Juvenil
adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atau
tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung
pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-
anak laki yang sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma Juvenil
adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma disebabkan
oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.
Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat
sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran
udara.
3. Rhinitis Allergica
adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan oleh adanya
reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
4. Sinusitis
merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang
yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza
merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher
dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
6. Anosmia
adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan
untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal,
misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel,
kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk
mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.
II.2 Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah salah satu dari panca indera manusia. Lidah berfungsi
sebagai organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor
ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap (taste
buds). Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut
yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap. Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan
terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor kimia
yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain: 2 reseptor natrium,2 reseptor
kalium, 1 reseptor klorida,1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor
manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Alat indera pengecap (lidah) sungguh menakjubkan, kita dapat
membedakan bermacam-macam rasa. Kemampuan reseptor tersebut
dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit dan
umami disebut sensasi pengecapan utama.
1. Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion
hydrogen
2. Rasa Asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi,karena
konsentrasi Na
3. Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula,
glikol, alcohol, aldehide, keton, amida, ester, asam amino,
protein, asam sulfonat, asam halogenasi dan garam anorganik
dari timah dan berilium.
4. Rasa Pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat
pembentuk rasa manis bila terjadi perubahan pada struktur
kimianya dapat menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat
mengindikasi bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau
beracun.
5. Rasa Umami (bahasa Jepang), artinya lezat, untuk menyatakan
rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif. Rasa ini
dominan ditemukan pada L-glutamat ( terdapat pada ekstrak
daging dan keju).

Pada anatomi lidah terdapat kuncup-kuncup pengecap, ada yang


tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang
disebut papilla (penuh dengan tonjolan).

II.2.1 Bagian-bagian lidah

Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang
pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap.
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate
tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap.

Gambar. Kuncup Pengecap


(sumber: www.bebas.vlsm.org)

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila,


terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang. Bagian-bagian lidah:
1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan
asam.
3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.

Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan


enzim amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum)
menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di
belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.

II.2.2 Cara Kerja Lidah

Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut


akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap,
rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya,
otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa
suatu jenis makanan atau minuman.
Mekanisme terjadinya pembentukan impuls makanan digambarkan
pada bagan di bawah ini :
II.2.3 Kelainan pada lidah

1. Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans..
gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat
dikerok.
2. Atropic glossitis
Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah
maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering
biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada
penderita anemia.
3. Geografic tongue
Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita
putih tebal.

4. Fissured tongue
Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.

5. Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit
dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam
pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena psikosomatis
dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
II.3 Kaitannya dengan Psikologis

Indera pengecap mampu mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.


Menurut Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., M.S., Guru Besar Universitas Airlangga
dalam bidang Ilmu Biologi Oral, otak mempengaruhi emosi karena pengaruh
memori masa lalu. Saat lidah mengecap sebuah makanan yang pernah dikenalnya,
secara tidak sadar otak akan mengingat kembali kapan saat makanan itu
dirasakan. Bila makanan itu mengingatkan pada memori sedih, bagian otak yang
disebut punishment center akan mengeluarkan hormon kortisol. Hormon kortisol
diperlukan tubuh untuk menghadapi stressor (gangguan atau tekanan dari luar)
yang dapat menyebabkan stress. Jika terlalu banyak, hormon ini akan
mempengaruhi jumlah dan fungsi sel-sel kekebalan tubuh. Karena itu, orang yang
terlalu stress atau sering bersedih lebih mudah terkena penyakit.

Sebaliknya, jika otak mengingat sebuah makanan sebagai bagian dari


memori yang menggembirakan, bagian otak yang disebut reward center akan
mengeluarkan endorfin. Endorfin ini disebut juga groove hormone dan mampu
merangsang regenerasi sel serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Selain indera pengecap, indra penciuman pun mampu mempengaruhi


kondisi psikologis seseorang. Para peneliti dari University of Dresden
menemukan bahwa orang yang terlahir tanpa memiliki indera penciuman
(anosmia) lebih berisiko mengalami depresi.

Dalam laporan yang dimuat jurnal PLoS ONE, para ilmuwan mengatakan
bahwa orang yang tidak dapat mencium bau ternyata mengkhawatirkan bau
badannya sendiri. Orang yang tidak dapat mencium bau juga mengalami masalah
dalam berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menghindar jika diajak
makan bersama orang lain.

Para penderita anosmia memiliki kemungkinan lebih besar untuk


mengalami gejala depresi. Peneliti mengatakan bahwa penelitian sebelumnya
telah menemukan bahwa depresi dan anosmia mempengaruhi jaringan otak yang
sama. Bau mampu memberikan informasi sosial mengenai orang lain. Orang yang
tidak bisa mencium bau mengalami lebih banyak kesulitan dalam menilai orang
lain karena saluran komunikasi ini tertutup.

Peneliti juga mencatat bahwa ketidakmampuan mencium bau ini


mengakibatkan efek yang nyata pada perilaku makan. Orang yang fungsi
penciumannya terganggu seringkali nafsu makannya menurun drastis karena
kesulitan mencium aroma makanan.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
III.1.1 Hidung

1. Hidung merupakan salah satu dari kelima alat indera yang penting. indera
penciuman manusia ini dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.
Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
2. Bagian-bagian dari hidung terdiri dari rongga hidung, sel silia, Mucous
membrane
3. Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak
ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal
akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah
yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak, bau
apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate
padang atau menyengat nya bau selokan.
4. Kelainan-kelainan yang ada pada hidung yaitu: Angiofibroma Juvenil,
Papiloma Juvenil, Rhinitis Allergica, Sinusitis, Salesma dan influenza,
Anosmia

III. 1.2 Lidah

1. Lidah adalah salah satu dari panca indera manusia. Lidah berfungsi
sebagai organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor
ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor.
2. Terdapat empat macam papila lidah:
 Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
 Papila fungiformis, pada bagian anterior.
 Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
 Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak
terdapat kuncup-kuncup pengecap.
3. Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum :
asam, asin, manis, pahit dan umami disebut sensasi pengecapan utama.
4. Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan
rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak
menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu
jenis makanan atau minuman.
5. Kelainan yang ada pada lidah yaitu: oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis.

III. 1.3 Kaitannya dengan Psikologis

1. Indera pengecapan dan indra penciuman dapat mempengaruhi kondisi


psikologis manusia.

2. Saat lidah mengecap sebuah makanan yang pernah dikenalnya, secara tidak
sadar otak akan mengingat kembali kapan saat makanan itu dirasakan. Bila
makanan itu mengingatkan pada memori sedih, bagian otak yang disebut
punishment center akan mengeluarkan hormon kortisol yang dapat
menyebabkan stress. Sebaliknya, jika otak mengingat sebuah makanan
sebagai bagian dari memori yang menggembirakan, bagian otak yang disebut
reward center akan mengeluarkan endorfin.

3. Orang yang terlahir tanpa memiliki indera penciuman (anosmia) lebih bere-
siko mengalami depresi. Orang yang tidak dapat mencium bau juga
mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang lain karena saluran
komunikasi ini tertutup.
III.2 Saran

Pada sistem indera ditemukan berbagai macam gangguan dan


kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau
kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda, salah
satunya dengan menjaga alat indera kita.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Alat indera pada manusia 9.1.


http://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1, (online),
diakses tanggal 24 April 2019

Nurcahyo, 2010. Kelainan telinga, hidung, tenggorokan.


http://www.indonesiaindonesia.com/f/12853-kelainan-telinga-hidung-
tenggorokan/, (online), diakses tanggal 24 April 2019

Khoiratul, 2015. Indera Pengecapan dan kaitannya dengan Persepsi


Psikologis. http://senyumsimetris.blogspot.com/2015/10/indera-
pengecapan-kaitannya-dengan.html, (online), diakses tanggal 2 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai