Anda di halaman 1dari 21

“INDERA PENCIUMAN”

KELOMPOK 4
kesimpulan

saran
• KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt. Karena
telah memampukan kami dalam menyelesaikan tugas
kelompok yang berjudul tentang INDERA
PENCIUMAN makalah ini kami susun dengan tujuan
membahas Patologi dan Terminologi dengan
menambahkan sumber materi yang kami ambil,baik
dari buku maupun dari internet. Dengan menyadari
ketidak sempurnaan makalah ini. Kami mengharapkan
adanya keritik dan saran dari anda terhadap
kekurangan atau kelemahan makalah ini. Guna
memotifasi kami untuk membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya. Untuk kata terakhir, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung kami dalam penyelesaikan makalah
ini.
• LATAR BELAKANG
• Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam
yaitu, indera penglihat (mata),
pendengar (telinga), peraba (kulit), pembau
(hidung) dan pengecap (lidah). Dalam makalah
ini kita akan membahas Eksoreseptor Indera
Pembau (hidung), kita akan mengetahui
tentang anatomi hidung, mekanisme kerja
hidung serta gangguan-gangguan yang
terdapat pada hidung.
TUJUAN:

• 1. Mengetahui Anatomi hidung


• 2. Mengetahui persyarafan pada hidung
• 3. Mengetahui fisiologi hidung
• 4. Mengetahui mekanisme penciuman /
pembau
• 5. Mengetahui gangguan pada hidung
PENGERTIAN:
• Hidung merupakan organ penting yang
seharusnya mendapat perhatian lebih dari
biasanya dan hidung merupakan salah satu
organ pelindung tubuh terhadap lingkungan
yang tidak menguntungkan. Hidung terdiri
atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung
luar menonjol pada garis tengah diantara pipi
dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat
dibedakan atas tiga bagian yaitu: paling atas
kubah tulang yang tak dapat digerakkan,
dibawahnya terdapat kubah kartilago yang
sedikit dapat digerakkan dan yang paling
bawah adalah lobolus hidung yang mudah
digerakkan.
• Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan
yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil
yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang
hidung. Bahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang
membentang dari os internum disebelah anterior hingga
koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari
nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk
terowongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum
nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri.
Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut
nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior
(koana)yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring
• Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat
dibelakang nares anterior, disebut dengan
vestibulum.Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak
kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut
dengan vibrise
• 1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
• 2. Sel-sel pembau (sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai
reseptor
Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia
(kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut
yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain
berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I
(nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk
ke dalam otak manusia
FUNGSI HIDUNG
• FUNGSI ANATOMI DAN FISIOLOGI INDERA PENCIUMAN

• Fungsi anatomi
• .
• Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan
udara inhalasi agar dapat digunakan paru serta fungsi
filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel
olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang
mempunyai tiga macam sel-sel syaraf yaitu sel penunjang,
sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan
dan melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran
napas dibawahnya dari kerusakan. Partikel yang besarnya 5-
6 mikrometer atau lebih, 85 % -90% disaring didalam
hidung dengan bantuan TMS
Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu :
• Sebagai jalan nafas,
• Udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi
konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah
nasofaring, dan seterusnya. Pada ekspirasi terjadi hal
sebaliknya.
• Alat pengatur kondisi udara,
• Mukus pada hidung berfungsi untuk mengatur kondisi udara.
• Penyaring udara,
• Mukus pada hidung berfungsi sebagai penyaring dan
pelindung udara inspirasi dari debu dan bakteri bersama
rambut hidung, dan silia.
• Sebagai indra penghidu,
• Fungsi utama hidung adalah sebagai organ penghidu,
dilakukan oleh saraf olfaktorius
• Untuk resonansi suara,
• Fungsi sinus paranasal antara lain sebagai pengatur kondisi
udara, sebgai penahan suhu, membantu keseimbangan
kepala, membantu resonansi suara, sebagai peredam
perubahan tekanan udara, membantu produksi mukus dan
sebagainya.
• Turut membantu proses bicara,
• Reflek nasal.
• Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak
dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita
sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita
tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti
bahwa antara organ pembau dengan pencium saling
bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di
rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut
saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau
buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya
organ pembau.
PROSES KERJA INDERA PENCIUMAN
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada
sekitar 10 juta.

Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke


the olfactory bulbmelalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal
ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium
oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya
bau selokan
• Reseptor penciuman sebagai sistem kunci yang akan
merespon terhadap jenis bau. Hanya molekul tertentu
sesuai dengan reseptor tertentu dapat kita rasakan
sebagai bau. Ketika molekul yang tepat datang dan
hinggap pada reseptor yang cocok, maka akan terjadi
gerakkan sebuah koreografi yang rumit dari reaksi
biokimia dalam hidung. Kemudian meneruskan sinyal
lewat saraf yang dikirim ke otak, yang kita anggap
sebagai bau.
SKEMA PROSES PENCIUMAN
KELAINAN HIDUNG
• 1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada
hidung bagian belakang atau tenggorokan bagian atas
(nasofaring), yang mengandung pembuluh darah.
Tumor ini paling sering ditemukan pada anak - anak
laki yang sedang mengalami masa puber.
• 2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak
suara (laring). Papiloma disebabkan oleh virus.
Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.
Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang
cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan
bisa menyumbat saluran udara.
• 3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung
karena alergi. Disebabkan oleh adanya reaksi alergi
pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
• 4. Sinusitis, adalah peradangan sinus, yaitu rongga-rongga
dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang
gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
• 5. Salesma dan influenza, adalah infeksi pada alat pernapasan
yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan
batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit
pada persendian.
• 6. Anosmia, adalah Akibat kelainan Anosmia ini indera
penciuman kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau,
sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau
zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh : Penyumbatan
rongga hidung akibat pilek, Terdapat polip atau tumor di rongga
hidung, Sel rambut rusak akibat infeksi kronis, Gangguan pada
saraf olfaktori.
• 7. Rinitis alergi, adalah kelainan pada hidung dengan gejala-
gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapardengan allergen (zat
yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu
• 8. Anosmia, ini merupakan salah satu gangguan
yang ada pada hidung karena penderita tidak
dapat merasakan penciuman bau dan wewangian
sama sekali. penyebab dari gangguan ini adalah
adanya gangguan saluran hidung, Cedera Kepala,
dan Tumor sulkus olfaktorius.
• 9. Disosmia, salahsatu kelainan pada hidung yang
berakibat si penderita selalu mencium bau yang
tidak enak . kelainan ini disebabkan oleh infeksi
didalam sinus, kerusakan parsial pada syaraf
alfaktorius, juga faktor kurang bersihnya mulut.
• 10. Hiposmia, suatu kelainan yang ada pada
hidung dimana berkurangnya kemampuan untuk
mencium bau. Karena penderita hanya
kehilangan sensitifitas bau tertentu.
KESIMPULAN
• Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian
atas. Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang
berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium
tidak bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium
pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus
dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau
yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara,
• Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang
sama besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah
di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang
sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket.
SARAN:
• Jagalah kebersihan pada hidung
• Hindarilah hal-hal yang dapat membuat
hidung mengalami gangguan
• Jika sudah mengalami gangguan/kerusakan
pada hidung segeralah diobati
• Gunakanlah masker jika berada pada tempat
yang banyak debu dan polusi agar terhindar
dari gangguan pada indera penciuman /
pembau
THANKS

FOR WATCHING
“BE YOURSELF”

Anda mungkin juga menyukai