Anda di halaman 1dari 16

Tugas Biologi

Sistem Indera Manusia

Disusun Oleh: - Luthfia Izazi Ishmah (08) - Minanur Rohman (09) - Salasatul Aisyah (13)

Peta Konsep
Sistem Regulasi Manusia Indera Manusia

Hidung
Bagian-Bagian

Mata
Bagian-Bagian

Telinga
Bagian-Bagian

Kulit
Bagian-Bagian

Lidah
Bagian-Bagian Cara Kerja Kelainan

Cara Kerja
Kelainan

Cara Kerja
Kelainan

Cara Kerja
Kelainan

Cara Kerja
Kelainan

Hidung (Indera Pembau)

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan.
1.1 Bagian-Bagian Hidung 1. Rongga Hidung Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terusmenerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung terdiri atas : o Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi o Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara o Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis o Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas o Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia. Ada 3 Fungsi Rongga Hidung, yaitu: o Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tigs proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. o Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.

o Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
2. Faring Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas: o Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah o Oropharynx Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan o Laringopharynx Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.

3. Laring Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan Glotis : ostium antara pita suara dalam laring Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea

1.2 Cara Kerja Hidung Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekulmolekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulbmelalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan
1.3 Kelainan pada Hidung (Indera Pembau) Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia. Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis. Gangguan pada saraf olfaktori.

MATA (Indra Penglihat)

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
2.1 Bagian-Bagian Mata 1. Bagian luar Alis mata: Berfungsi untuk melindungi mata dari keringat. Bulu mata: Berfungsi untuk melindungi mata dari debu. Kelopak mata: Berfungsi untuk melindungi mata dari debu dan cahaya berlebih. Kelenjar air mata: Berfungsi untuk memproduksi air mata yang berguna untuk membasahi kornea mata agar tidak kering. 2. Otot mata: berfungsi untuk menggerakkan bola mata. Bagian dalam Sclera (selaput putih) Kornea, berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam. Choroid (selaput hitam) Iris, berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Lensa, berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa mata. Pupil, berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.

Retina (selaput jala), berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh saraf mata ke otak. Bintik buta Bintik kuning Sel kerucut, sensitif terhadap cahaya yang kuat Sel batang, sensitif terhadap cahaya yang lemah Saraf Mata, berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak. 3. Cairan pada Mata Aqueous humor, terletak diantara kornea dan lensa Viterous humor, terletak diantara lensa dan retina
2.2 Cara Kerja Mata Cahaya diterima oleh mata melalui kornea, kemudian memasuki mata melalui pupil dan diatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk oleh iris. Lensa mata mengarahkan cahaya sehingga benda jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf penerima yang ada di retina menyampaikan bayangan itu ke otak.setelah diproses di otak, kita dapat melihat benda tersebut.

2.3 Kelainan pada Mata o Miopi (rabun jauh ) adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang jauh dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa minus (lensa cekung). o Hipermiopi (rabun dekat) adalah ketidakmampuan mata melihat benda dekat dengan jelas. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa plus (lensa cekung). o Presbiopi ( mata tua) adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat dan jauh dengan jelas. Kelaianan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa ganda, yaitu minus dan plus. o Rabun senja adalah kelainan mata barupa ketidakmampuan mata untuk melihat pada senja hari. Rabun senja disebabkan oleh kekurangan vitamin A. biasanya, rabun senja bersifat sementara. Di siang hari, mata mampu melihat lebih baik. o Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk melihat warna-warna tertentu. Misalnya, buta warna merah tidak dapat melihat mata merah. Kelainan pada mata dapat dicegah dengan melakukan hal-hal berikut :Makan makanan yang mengandung vitamin A Menjaga kebersihan mata agar mata tidak kemasukan kotoran. Membiasakan membaca buku dengan jarak 30 cm dengan penerangan yang cukup. Segera memeriksakan diri ke dokter mata apabila mata tidak mampu melihat dengan baik.

TELINGA (Indra Pendengar)

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
3.1 Bagian-Bagian Telinga o Bagian luar Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi. o Bagian tengah Gendang telinga, berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam. Tiga tulang pendengaran (martil, landasan, sanggurdi) , berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput. Saluran eustachius, berfungsi untuk menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar. o Bagian Luar Alat keseimbangan tubuh dan tiga saluran setengah lingkaran berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Tingkap jorong , tingkap bundar, rumah siput (koklea), berfungdi untuk mengubah impuls dan diteruskan ke otak

3.2 Cara Kerja Telinga Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getar bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Apabila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya, tingkap jorong dan rumah siput ikut bergetar. Demikian juga dengan cairan limfa di dalam rumah siput. Cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian. Kita mendengar bunyi. Getaran bunyi yang terlalu keras dapat merobek gendang telinga sehingga pendengaran dapat terganggu.

3.3 Kelainan pada Telinga o Tuli atau tidak dapat mendengar dapat dialami sejak lahir dan dapat juga setelah dewasa. Pada umumnya, tuli tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, penderita tuli yang tidak parah dapat ditolong dengan menggunakan alat bantu dengar ( hearing aid). o Keluarnya cairan berbau busuk dari telinga akibat terjadi radang pada telinga bagian dalam. o Bisul atau luka dapat terjadi di dalam telinga akibat infeksi Agar terhindar dari berbagai kelainan atau penyakit telinga, hal-hal yang harusdiperhatikan antara lain : Kebersihan telinga harus dijaga agar lubang telinga tidak tersumbat. Sebaiknya, hindari bunyi yang terlalu keras. Jika telinga sering berdenging, segeralah pergi ke dokter THT.

Anda mungkin juga menyukai