Anda di halaman 1dari 13

Indera Penciuman

Nama Kelompok :
Intan Fadilla
Feria Khafifah Wulandari
Cindy Lestari
Devi Puspitasari
Wulandari
Lusi Yulianti
A. Pengertian Indera Penciuman
Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan
sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan
yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma
makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau.

Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat
rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem
pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior.
Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-
bauan yang masuk melalui hirupan nafas.

Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-


molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara
dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan.
Sistem Saraf Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi
(component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut dengan
organon olfaktus, yang dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya
disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap
dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah :
 Concha superior
 Concha medialis
 Concha inferior
 Septum nasi (sekat hidung)
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel
pada lapisan jaringan yang diselaputi lendir dan disebut olfactory mucosa.
Selaput lendir tersebut berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian
tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring debu
dan kotoran.
Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati,
baik karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor
tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan
berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah
sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi
sinapsis yang terputus.
Fungsi Sel Reseptor Saraf pada Hidung
Manusia
Bau farfum yang harum dan bau masakan yang nikmat dapat kita rasakan karena
adanya indra pembau. Organ yang berperan sebagai indra pembau ialah hidung. Hidung
memiliki reseptor khusus yang disebut kemoreseptor.

Bagian yang berperan sebagai kemoreseptor pada hidung yakni sel olfaktori
yang terletak pada jaringan epitel olfaktori di langit-langit rongga hidung. Setiap epitel
olfaktori pada kedua rongga hidung mempunyai ukuran luas kurang lebih 250 mm2.
Udara yang masuk ke dalam rongga hidung tentu akan melaluinya.

Di dalam sel-sel olfaktori terdapat sekumpulan rambut mikro atau silia. Silia
akan mendeteksi partikel-partikel pembawa bau tertentu dari udara, yang melewati
hidung sehingga mendarat pada silia. Partikel-partikel ini larut dalam lapisan mukus.
Silia berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang membawa impuls saraf menuju otak.
Anatomi Hidung

Sel Epitel Olfactory


Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :

a. Susunan rongga hidung.


Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-
masing orang tidak sama. Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan
lebih luas daripada yang berhidung pesek.
b. Variasi fisiologis
Contohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil
muda akan menjadi sangat peka.
c. Spesies
Pada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada
pembauan, akan memiliki indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.
d. Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbau

Misalnya skatol (bau busuk yang terdapat pada kotoran atau faeces)
memiliki konsentrasi yang kuat karena memiliki kemampuan menguap
yang tinggi. Bila konsentrasinya kuat maka baunya busuk, sebaliknya
bila konsentrasinya rendah akan menimbulkan bau yang berbeda
(contohnya pada bunga yang mengandung skatol dalam konsentrasi
rendah maka baunya akan harum).
Rongga Hidung
Rongga hidung terdiri atas :

(1) Vestibulum yang dilapisi


oleh sel submukosa sebagai
proteksi.
(2) Struktur konka yang
berfungsi sebagai proteksi
terhadap udara luar karena
strukturnya yang berlapis.
(3) Sel silia yang berperan
untuk melemparkan benda
asing ke luar dalam usaha
untuk membersihkan jalan Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan
napas. menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum
Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.

Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar
adalah Kartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita
suara.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
Fisiologi Hidung
Fungsi Hidung :

1. Sebagai jalan nafas


2. Pengatur kondisi udara
3. Sebagai penyaring dan pelindung
4. Indera penghidu
5. Resonansi suara
6. Proses bicara
7. Refleks nasal
Kelainan atau Penyakit Pada Hidung

1. Salesma atau Cold dan Flu


2. Rhinitis Allergica
3. Penyakit Sinusitis
4. Polip Hidung
5. Deviated Septum
6. Anosmia
7. Dinosmia

Anda mungkin juga menyukai