Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar kodifikasi dan
kodifikasi terkait system penginderaan, syaraf, dan gangguan jiwa dan perilaku
(A-F) dengan Dosen Pengampu Yeti Suryati S.Kep.,Ners.,M.M,Pd

Disusun oleh :
Kelompok II
Salwa Alya Cahyani ( E712111005 )
Eli Amelia ( E712111016 )
Nur azizah ( E712111026 )

RMIK 3A

POLITEKNIK TEDC BANDUNG


JURUSAN REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya,yang merupakan pesyaratan dalam
menyelesaikan salah satu tugas makalah.
Makalah ini berjudul “Anatomi dan Fisiologi Pada Telinga”
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada Ibu Yeti Suryati S.Kep., Ners.,M.M,Pd.
Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan,pengalaman,yang penulis
miliki.Untuk itu penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca, unttuk
membangun dan menambah pengetahuan penulis lebih dalam lagi.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih,semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat untuk para pembaca pada umumnyadann untuk penulis pada
khususnya.

Cimahi, 23 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Anatomi Telinga............................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian telinga ................................................................................... 3
2.1.2 Fungsi Telinga ........................................................................................ 3
2.1.3 Bagian - Bagian Telinga......................................................................... 3
2.1.4 Syaraf Pendengaran................................................................................ 7
2.2 Fisiologi Pendengaran ................................................................................... 8
2.3 Reseptor Pendengaran ................................................................................... 8
2.4 Proses Pendengaran ....................................................................................... 9
2.5 Bunyi ........................................................................................................... 10
2.5.1 Pengertian Bunyi .................................................................................. 10
2.5.2 Bising ................................................................................................... 10
2.6 Kondisi yang Mempengaruhi Pendengaran ................................................ 11
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar


sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang
berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang
bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit
dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi
dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon
sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra
masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia
normal.
Telinga adalah salah satu indera yang paling penting bagi manusia.
Dengan telinga manusia mampu mendengar, mampu mendeteksi arah datangnya
suara dan mampu waspada dalam kondisi tidur maupun gelap. Ada beberapa
penurunan fungsi secara fisiologis pada manusia yang akan terjadi seiring dengan
bertambahnya usia, salah satunya adalah gangguan pendengaran. Oleh karena itu,
orang dengan usia lanjut sangat membutuhkan fungsi pendengaran yang baik agar
bisa berkomunikasi. Sebaliknya, jika terjadi gangguan pendengaran pada usia
lanjut, maka terjadi gangguan komunikasi yang akan berdampak terhadap
penurunan kualitas hidup. Beberapa kerugian yang ditimbulkan adalah terisolasi,
depresi, dan mungkin demensia (Corna dkk, 2009).
Di Amerika Utara, sekitar 10% dari populasi (lebih dari 30.000.000 orang
di Amerika Serikat dan lebih dari 3.000.000 orang di Kanada) menderita
gangguan pendengaran dengan tingkat prevalensi tertinggi pada populasi yang
berusia ≥ 65 tahun (Corna dkk, 2009). Peningkatan prevalensi gangguan
pendengaran karena usia telah terjadi di Amerika Serikat. Statistik yang
dilaporkan dari American Speech-Language-Hearing Association mengatakan ada
sekitar 25% - 40% yang menderita gangguan pendengaran pada populasi yang
berusia ≥ 65 tahun (Frisina dan Walton, 2007). nikasi yang akan berdampak
terhadap penurunan kualitas hidup. Beberapa kerugian yang ditimbulkan adalah
terisolasi, depresi, dan mungkin demensia (Corna dkk, 2009).

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari telinga ?
2. Apa fungsi dari telinga ?
3. Apa saja anatomi pada telinga ?
4. Apa saja fisiologi pada pendengaran ?
5. Apa itu reseptor pada telinga ?
6. Bagaimana proses mendengar pada telinga ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari telinga
2. Untuk mengetahui fungsi dari telinga
3. Untuk mengetahui apa saja anatomi dari telinga
4. Untuk mengetahui apa saja fisiologi dari pendengaran
5. Untuk mengetahui apa itu reseptor pada telinga
6. Untuk mengetahui bagaimana proses mendengar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Telinga


2.1.1 Pengertian telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli.
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara gelombang udara
kmmudian gelombang mekanik ini diubah menjadi impuls pulsa listrik dan
diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Telinga merupakan
organ pendengaran dan keseimbangan, telinga manusia menerima dan
mentransisikan gelmbang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan
di interpretasikan.

2.1.2 Fungsi Telinga


Tidak hanya sebagai indra pendengaran, telinga juga berperan dalam
menjaga keseimbangan tubuh. Keseimbangan terdiri dari 2 komponen, yaitu:

• Keseimbangan statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga


keseimbangan pada posisi tetap atau berdiri
• Keseimbangan dinamis, yaitu kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan saat bergerak

2.1.3 Bagian - Bagian Telinga

Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan
bagian dalam.

• Telinga bagian luar (auris eksterna) terdapat : daun telinga dan liang
telinga
• Teliga bagian tengah (auris media ) terdapat : membran timpani, kavum
timpani, tuba eustakius, prosesus maostoideus.
• Telinga bagian dalam ( labirin ) terdapat : kanalis semisir kuralis,
utrikulus,sakulus,koklea

3
4

A. Telinga bagian luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna) saluran telinga (canalis
auditorius externus ), dan pada ujung terdapat gendang telinga ( membrane
timpani ). Tekanan suara yang melebihi 160 dB dapat memecahkan gendang
telinga, apabila gendang telinga pecah biasanya dapat sembuh kemabali seperti
jaringan lainnya,karena gendang telinga terdiri dari sel sel hidup.

• Daun telinga – mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga


• Liang telinga (saluran telinga luar) – mengarahkan bunyi ke telinga

1. Canalis auditorius externus, berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas


telinga dalam region 3000 Hz – 4000 Hz. Canal ini bberukuran 2,5 cm
dengan sepertiga adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya
berupa tulang.Sepanjang saluran telinga luar dihasilkan semacam kelenjar
yaitu zat lilin yang berfungsi untuk menjaga agar permukaan saluran luar
dan gendang telinga tidak kering.Zat lilin merupakan zat pelindung telinga
yang dapat mencegah serangan benda asing.zat lilin merupakan racun bagi
organisme hewan yang berusaha masuk ke dalam telinga.Ketika ada benda
asing masuk kedalam saluran telinga maka lapisan lilin menggumpalnya
5

2. menjadi kotoran telinga yang disebut dengan serumen.

3. Membran timpani, berfungsi menyalurkan getaran di udara ke tulang-


tulang kecil telinga tengah
4. daun telinga, berfungsi utamanya adalah menjaga keseimbangan dan
indera pendengaran kita.

B. Telinga Bagian Tengah

Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang


mengandung udara. Fungsi telinga bagian tengah adalah mengirimkan suara
yang telah dikumpulkan auricula ke telinga dalam. Bagian telinga tengah
memanjang dari batas telinga luar ke membran timpani. Rongga tersebut
terletak sebelah dalam membrane timpani yang memisahkan ronngga itu dari
meatus auditorius externa. Dalam telinga tengah bagian yang paling utama
adalah osikulus ini berperan penting daalm menyesuaikan impedansi di
gendang teling dengan impedansi ruang ruang berisi air di telinga dalam , yang
terdiri dari :
1. tulang pendengaran =Palu ( maleus )/ martil
2. tulang landasan ( inkus )
3. tulang sanggurdi ( stopes ), merupakan tulang terkecil di tubuh
meneruskan getaran ke koklea.
6

Tekanan suara di bagian dalam mengalami penguatan akibat kerja tulang


tulang tersebut sebagai tuas. Bahkan terjadi penguaatan yang lebiih besar karena
luas gendang telinga yang relative besar dibanadingkan dengan luas jendela oval.
• Gendang telinga (membran timpani) – mengubah bunyi menjadi getaran
• Tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes) – rangkaian ketiga
tulang kecil ini (osikula) menghantar getaran ke telinga dalam.Getaran
yang beraal dari gendaang telinga, selanjutnya disalurkan melalui telinga
bagian tengah melalui tulang pendengaran ( osikula)

C. Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam berada di bagian terdalam dari anatomi telinga.


Fungsinya untuk membantu keseimbangan tubuh dan menjadi bagian dalam
pendengaran. Di telinga dalam terdapat tiga bagian utama, yaitu koklea, saluran
semisirkular, dan vestibular. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Koklea( rumah siput )

Koklea (cochlea) adalah bagian telinga dalam yang berbentuk seperti cangkang
siput dan berperan penting dalam proses pendengaran. Bagian ini mengubah
getaran suara menjadi sinyal saraf dan menyalurkannya ke dalam otak melalui
saraf koklea. Koklea dibagi menjadi dua ruang oleh membran. Masing-masing
ruang dalam koklea berisi penuh dengan cairan yang bergetar ketika suara masuk.
Ini menyebabkan rambut-rambut kecil yang melapisi membran bergetar dan
mengimkan sinyal saraf ke otak.
7

2. Saluran semisirkular

Saluran semisirkular (labirin) terdiri dari tiga saluran atau tabung kecil yang
terhubung. Ini merupakan bagian telinga dalam yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan. Masing-masing saluran dalam semisirkular berisi cairan yang
dilapisi dengan rambut-rambut kecil. Saat kepala bergerak, cairan di saluran
mengalir dan menggerakkan rambut. Rambut ini mengirimkan sinyal ke otak
melalui saraf vestibular. Otak kemudian mengirimkan pesan ke otot-otot tubuh
untuk membantu Anda tetap seimbang.
3. Vestibular

Vestibular merupakan bagian penghubung antara koklea dan saluran semisirkular.


Bersama saluran semisirkular, bagian ini juga berperan dalam menjaga
keseimbangan tubuh Anda.

2.1.4 Syaraf Pendengaran

Saraf pendengaran ( nervous auditorius ) terdiri dari dua bagian, salah


satunya pengumpulan sensibilitas dari bagian verstibuler rongga telinga dalam
yang memiliki hubungan dengan keeimbangan. Serabut serabut saraf ini bergerak
menuju nucleus vestribularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan
8

medulla oblongata, kemudian serebelum. Bagian koklea pada saraf pendengaran


adalah saraf sebenarnya. Serabut saraf mula mula dipancarkan pada sebuah
nucleus khusus yang berada tepat di belakang talmus, kemudia dilanjutkan ke usat
penerima dalam korteks otak yang terletak padaa bagiian bawah lobus
temporalis.(Pearce,2009).

2.2 Fisiologi Pendengaran


Suara merupakan suatu sinyal analog/kontinyu yang secara teoriis
mengandung informasi yang tak terhingga jumlahnya, yang direpresentasikan
pada tak terhingga banyaknya jumlah frekuensi dan tiap frekuensi tersebut
memiliki informasi fasa dan magnitude. Suara yang didengar telinga manusia
mengalami perubahan dari sinyal akustik yang bersifat mekanik menjadi sinyal
listrik yang diteruskan syaraf pendengaran ke ota. Proses mendengar tentunya
tidak lepas dari organ pendengaran manusia yakni telinga.

2.3 Reseptor Pendengaran

Reseptor merupakan sekumpulan sel saraf yang berperan menerima


rangsang dari lingkungan. Fonoreseptor merupakan reseptor yang menerima
rangsangan dari bunyi dan organ yang berfungsi sebagai fonoreseptor adalah
telinga. fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut .Telinga terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Bagian luar telinga terdiri atas daun
telinga dan saluran telinga.

Daun telinga memiliki fungsi untuk mengumpulkan gelombang bunyi,


sedangkan saluran telinga berfungsi meneruskan gelombang bunyi menuju ke
telinga tengah.Di dalam saluran telinga terdapat kelenjar minyak dan rambut
untuk menahan kotoran dari luar.Telinga bagian tengah terdiri atas gendang
telinga dan tiga saluran pendengaran.

Sel rambut di organ corti Organ corti, yang terletak di atas membran
basilaris di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang merupakan reseptor
suara. Sekitar 30.000 ujung saraf dan sebanyak 16.000 sel rambut di dalam
masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris sejajar di seluruh panjang
membran basilaris: satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar. Dari
permukaan masing-masing sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal
sebagai stereosilia. Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
permukaannya mengalami perubahan bentuk secara mekanik akibat gerakan
cairan di telinga dalam.Stereosilia ini berkontak dengan membrane tektorium,
suatu tonjolan mirip tenda yang menutupi organ corti di seluruh panjangnya
9

2.4 Proses Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun


telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea, 12 proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi
fisik berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi
yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran (Puguh Setyo Nugroho, HMS
Wiyadi, 2009).

timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini
akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe
pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfe sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran
basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel rambut sehingga kanal ion terbuka
dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.

Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga


melepaskan neurotransmiter kedalam sinaps yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius, dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks
pendengaran di lobus temporalis (Ratnawati, dkk, 2015). Getaran akibat getaran
perilimfa diteruskan melalui membran Reissner yang akan mendorong endolimfa
sehingga akan terjadi gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria.

Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya


defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis
yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke
nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 - 40) di lobus
temporalis (Guyton AC & Hall JE, 2006).

Tidak seluruh getaran di alam bisa didengar oleh manusia. Frekuensi sonik
adalah frekuensi yang dapat dipersepsi manusia sebagai bunyi. Rentang frekuensi
sonik antara 20 Hz – 20.000 Hz. Frekuensi sonik yang sangat diperlukan untuk
komunikasi percakapan sehari-hari adalah antara 500 Hz sampai 2000 Hz.
Frekuensi kurang dari 20 Hz disebut subsonik sedangkan diatas 20.000 Hz disebut
10

suprasonik atau ultrasonik. Kedua frekuensi tersebut tidak terdengar oleh


manusia (Ratnawati, dkk, 2015).

Proses mendenagar :

1. Gelombang suara memasuki telinga luar dan berjalan melalui lorong sempit
yang disebut saluran telinga, yang mengarah ke gendang telinga.
2. Gendang telinga bergetar dari gelombang suara yang masuk dan
mengirimkan getaran ini ke ketiga tulang kecil di telinga tengah.
3. Tulang di telinga tengah memperkuat atau meningkatkan getaran suara dan
mengirimnya ke koklea.
4. Setelah getaran menyebabkan cairan di dalam koklea bergetar, gelombang
suara berjalan di sepanjang membran basilar. Sel-sel rambut, yaitu sel
sensorik yang berada di atas membran basilar, mengendalikan gelombang
suara. Sel-sel rambut di dekat ujung lebar koklea kemudian mendeteksi suara
bernada tinggi, sedangkan yang lebih dekat ke tengah mendeteksi suara
bernada rendah.
5. Saat sel-sel rambut bergerak, komponen seperti rambut yang sangat kecil
(dikenal dengan stereocilia) yang bertengger di atas sel-sel rambut menabrak
struktur dan lengkungan di atasnya. Ini menyebabkan stereocilia terbuka.
Kemudian, bahan kimia masuk ke dalam sel dan menciptakan sinyal listrik.
6. Saraf pendengaran kemudian membawa sinyal ini ke sistem saraf pusat
(otak) dan mengubahnya menjadi suara yang kita kenal dan pahami.

2.5 Bunyi
2.5.1 Pengertian Bunyi

Bunyi didefinisikan sebagai gelombang yang bergerak di udara atau


sesuatu yang menghasilkan suara dan dapat merangsang mekanisme pendengaran.
Bunyi berasal dari suatu benda yang menghasilkan suatu getaran yang
menghasilkan suara. Bunyi memiliki suatu intensitas dan frekuensi. Intensitas
adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).
Intensitas dipengaruhi keras atau lembutnya suara, semakin keras suara maka
intensitas semakin tinggi dan sebaliknya semakin lembut suara maka intensitas
semakin kecil.

2.5.2 Bising

Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki atau tidak diinginkan. Secara
audiologi bising adalah campuran nada murni berbagai frekuensi. Bising dalam
11

kesehatan kerja diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik
secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kualitatif
(penyempitan spectrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas,
frekuensi, durasi, dan pola waktu.

2.6 Kondisi yang Mempengaruhi Pendengaran


1. Penuaan
semakin lama hidup semakin banyak pua tubuh terpapar oleh suara,racun
lingkungan, dan obat obatan, dan mengalami masalah kesehatan yang
lebih besar.Jadi gangguan pendengaran adalah umum pada masyarakat
yang lebih tua bukan karena hanya sudah tua tetapi karena telah menjalani
kehidupan bertahun tahun (lama)
2. Kerusakan atau trauma
mendorong kapas atau benda lain ke dalam telinga dapat menyebabkan
gendang teliinga rusak.Tamparan keras pada telinga dapat pula
menyebabkan masalah pendengaran yang bisa sementara atau permanen
dan mungkin memerlukan intervensi medis.
3. Penyakit
Penyakit kardiovaskular dan diabetes dapat menyebabkan seseorang pada
resiko lebih besar untuk mengalami masalah pendengaran dengan
mengurangi supllai darah ke telinga dan system pendengaran.
4. Pengaruh obat
Banyak obat yang digunakan untuk mengobati kanker ,infekssi,dan
penyakit jaantung dapat merusak fungsi pendengaran.
5. Paparan suara
mendengarkan suara yang terlalu keras dan terlalu lama akan merusak
struktur telinga bagian dalamm dan menyebabkan gangguan pendengaran.
6. Kotoran telinga
adanya kotoran telinga di saluran adalah sesuatu yang normal dan
sehat,namun terkadang serumen bisa menumpuk terlalu banyak dan
menghalangi suara sampai ke gendang telnga sehingga menyebabkann
gangguan pendengaran.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. sebagai indra pendengaran, telinga juga berperan dalam menjaga
keseimbangan tubuh. Keseimbangan terdiri dari 2 komponen, yaitu:

• Keseimbangan statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga


keseimbangan pada posisi tetap atau berdiri
• Keseimbangan dinamis, yaitu kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan saat bergerak

Telinga memiliki 3 bagian yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian
dalam. Masing masing memiilki fungsinya masing masing yang berbeda
beda,telinga juga mempunyai saraf pendengaran ( nervous auditorius ) terdiri dari
dua bagian, salah satunya pengumpulan sensibilitas dari bagian verstibuler rongga
telinga dalam yang memiliki hubungan dengan keseimbangan.
Fonoreseptor merupakan reseptor yang menerima rangsangan dari
bunyi dan organ yang berfungsi sebagai fonoreseptor adalah telinga. fonoreseptor
berupa sel-sel berbentuk rambut.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unissula.ac.id/7741/5/4.%20BAB%20I.pdf

https://adjar.grid.id/read/542739762/jenis-jenis-reseptor-pada-sistem-indra-
yang-dimiliki-manusia?page=all

https://repository.unair.ac.id/25568/12/12.%20Bab%202.pdf
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-anatomi-fisiologi-sistem-
pendengaran-pdf-free.html

https://health.kompas.com/read/2020/07/30/120100868/telinga-fungsi-bagian-
dan-cara-menjaga-agar-tetap
sehat?page=all#:~:text=Sebagai%20organ%20pendengaran%2C%20teling
%20memiliki,khusus%20untuk%20mengenali%20getaran%20bunyi.

http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/viewFile/123/119

13

Anda mungkin juga menyukai