Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM INDERA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi


Dosen Pengampu: Tias Febriana Sari.. M.Psi

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Divka Alfu Rahmitha (1201040049)

Dody Masyarul (1201040050)

Erlin Maehwa Sani (1201040051)

Fadna Qintana Rahma (1201040052)

Fahra Zainun Faqiha (1201040053)

PROGRAM STUDI TASAWUF PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDUN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat
dan KaruniaNya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang
”Sistem Indera” Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan
teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan
siswa. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan
lebih baik lagi.
Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang ” Sistem Indera “
Atas perhatian dan kerja sama teman-teman beserta para pembimbing kami
ucapkan terima kasih.

Bandung, 7 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

SISTEM INDERA .............................................................................................................. 3

A. Mata ............................................................................................................................... 5

1. Bagian-bagian mata .................................................................................................... 5

2. Proses melihat ............................................................................................................ 8

3. Gangguan pada mata .................................................................................................. 8

B. Telinga ......................................................................................................................... 11

1. Bagian-bagian telinga ............................................................................................... 11

2. Proses mendengar ..................................................................................................... 13

3. Gangguan pada telinga ............................................................................................. 14

C. Hidung................................................................................................................................15

1. Bagian-bagian hidung ............................................................................................... 15

2. Proses penciuman ..................................................................................................... 17

3. Gangguan pada hidung ............................................................................................. 17

D. Lidah ........................................................................................................................ ...18

1. Bagian-bagian lidah.................................................................................................. 18

2. Fungsi Lidah..................................................................................................................19

3. Proses pengecap ....................................................................................................... 20


iii
4. Gangguan pada lidah ................................................................................................ 20

E. Kulit ............................................................................................................................... 21

1. Bagian-bagian kulit .................................................................................................. 21

2. Proses Peraba..................................................................................................................22

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 24

Kesimpulan .......................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 25

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan
memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi
di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel
reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua,
yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi,
dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat
mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam
tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain
sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk
eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar
(telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3)
Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti
panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk
mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya.
(5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca
indera.

B. Rumusan Masalah

a. Apa saja sistem indera pada manusia?

b. Apa saja bagian-bagian pada mata, hidung, telinga, lidah dan kulit?
1
c. Apa fungsi indera manusia?

d. Bagaimana proses sistem indera?

e. Apa saja gangguan-gangguan pada indera manusia?

C. Tujuan Masalah

a. Mengetahui apa saja indera pada manusia.

b. Mengetahui bagian-bagian pada indera manusia.

c. Mengetahui fungsi dari indera manusia.

d. Mengetahui proses sistem indera.

e. Mengetahui gangguan-gangguan yang bias terjadi pada indera manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Indera
Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan
tertentu. Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan
kulit. Alat indera manusia akan berfungsi dengan baik jika:

1. Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik

2. Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik

3. Alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya


Indera luar (eksternal) yang berupa indera penglihat, pendengar, perasa, pengecap
dan pencium digunakan manusia untuk memperoleh informasi dari luar. Indera dalam
(internal) bertugas menyampaikan informasi yang berasal dari dalam tubuh, misalnya rasa
pegal atau sakit. Semua informasi yang diperoleh dianalisis di otak untuk menghasilkan
tanggapan (respon).

Otak berfungsi sebagai computer di tubuh manusia. Semua informasi yang diterima
dalam bentuk implus saraf diterjemahkan sehingga manusia sadar dan tergerak untuk
member tanggapan. Contohnya, saat bel berbunyi, sinyal yang ditangkap telingan
diantarkan ke otak. Di sana suara diinterprestasikan dan sinyal saraf dikirim ke otak
sehingga manusia akan bangkit dan membuka pintu. Manusia secara sadar menanggapi
rangsang yang terjadi, yaitu bel pintu. Namun, terkadang manusia juga memberikan
tanggapan berupa gerak refleks. Gerakan ini tidak dikoordinasikan oleh otak, tetapi dari
saraf tulang belakang (spiral cord).1

Organ pengindra manusia memiliki bagian yang menerima rangsang berupa ujung-
ujung saraf atau sel-sel reseptor. Satu jenis reseptor hanya bisa menanggapi satu jenis
rangsang. Rangsangan yang diterimanya lebih dahulu diubah menjadi implus saraf,
kemudian oleh serabut-serabut saraf sensorik diteruskan ke pusat susunan saraf (otak dan
susunan tulang belakang).2

Indra Organ Sel-sel reseptor Rangsang


Penglihat Mata Sel kerucut (cone) dan sel Cahaya

1
Rachmat, Agus. 2005.Universitas Terbuka. Sudibyo Elok, hal 56.

3
Pendengar Telinga Batang (rod) organ korti Gelombang suara
Pengecap Lidah Puting pengecap sel-sel Kontak kimia
Penciu Hidung Pembaur/pengecap (alfactory) Kontak kimia
Peraba Kulit Korpuskel taktil Kontak fisik

4
B. Indera Penglihatan ( Mata )

Mata manusia ada dua dan berfungsi untuk melihat. Mata adalah organ
penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga
mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah
dengan bantuan tiga penggerak mata, yaitu:
1. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan
bola mata
2. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawahdan
ke dalam
3. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan kebawah

Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata yaitu muskulus orbikularis
okuli dan muskulus rektus okuli inferior, sedangkan yang berfungsi untuk mengangkat
kelopak mata adalah muskulus levator palpebralis superior.

Ketika mata terbuka, bulu mata akan melindungi mata manusia dari debu. Kelenjar
air mata terletak disebelah dalam dari kelopak mata atas. Kelenjar ini terus menghasilkan
air mata yang berfungsi membasahi dan membersihkan permukaan mata. Air mata juga
mengandung zat yang dapat membunuh bakteri- bakteri yang masuk.

Kedip mata yang tidak sadar dilakukan oleh manusia merupakan usaha untuk
mengeluarkan air mata. Apabila ada benda yang masuk ke dalam mata, kelopak mata akan
berkedip-kedip dengan cepat sehingga air mata yang dihasilkan akan lebih banyak.
Dengan demikian benda asing dapat dikeluarkan dan mata bersih kembali.

1. Bagian-bagian mata

Mata manusia menyerupai kamera yang sering dipakai untuk memotret objek
tertentu. Mata maupun kamera, keduanya mempunyai lensa yang dapat diatur untuk
membentuk bayangan pada suatu permukaan atau layar. Pada kamera, bagian yang
berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film, sedangkan pada mata penangkap
bayangan adalah selaput jala atau retina. Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri
atas tiga lapisan, yaitu:

5
a) Selaput putih

Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk
dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsinya adalah melindungi
struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea, yaitu lapisan bening yang bersifat tembus pandang dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi
oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.

b) Selaput hitam

Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan
oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di
sekitar mata. Bagian dalam pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata,
pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang
merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan
diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan
warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, coklat, abu-abu, dan hijau. Pupil
adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi
sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak.
Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke
mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa
mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan
mencekung (menipis). 3 Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh
jarak benda yang dilihat. Jarak benda yang dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh. Jarak titik jauh pada mata normal adalah
tak terhingga.

c) Selaput jala

Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang
peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik

3
Wahono Widodo, Wasis, dan Dwi Suhartanti. 2008.hal 199.
6
kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap
cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut
dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini.

Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang.


 Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protoan
iodopsin.
 Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein
mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat di bentuk apabila terjadi penggabungan
iodopsin dan vitamin A.
Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat
dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu ditempat teduh diperlukan
protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. Untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk
kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat ditempat teduh.

Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya sarang mata
menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak
dapat menanggapi rangsangan cahaya.

a) Kotak mata

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva.
Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan
serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan,
konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar
lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan
antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah
masuknya mikro organisme ke dalam mata.

b) Otot mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot
rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot
rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua
lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

7
2. Proses melihat

Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda
tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa
melihat benda tersebut.
Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:

a) Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, menembus korneadan
diteruskan melalui pupil.
b) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensamata.
c) Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat dibintik
kuning.
d) Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikkan ke otak.
e) Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehingga
manusia bisa mengetahui apa yang mereka lihat.

3. Gangguan pada mata

Keadaaan mata setiap anak berbeda-beda. Ada mata normal dan ada mata tidak
normal. Mata tidak normal berarti mempunyai kelainan. Seseorang tidak bisamelihat suatu
benda yang seharusnya dapat dilihat dengan mata normal, itu bertanda mata orang tersebut
mengalami gangguan berupa kelainan pada mata. Orang yang bisa melihat dengan normal
tanpa bantuan kacamata disebut emetropi. Ada beberapa kelainan pada mata, yaitu:
a. Rabun dekat

Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk
melihat benda yang dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek
sehinggga banyangan jatuh dibelakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu
dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat
dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung
merupakan lensa positif.
b. Rabun jauh

Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh.
rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah bola mata terlalu panjang dari
ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat
8
diatasi dengan menggunaan kacamata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan
lensanegatif.
c. Rabun jauh dan dekat

Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua. Penderita presbiopi
tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalu dekat. Supaya penderita
presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kacamata rangkap, yaitu
kacamata cembung dan cekung.
d. Rabun senja

Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang berada ditempat remang-remang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan
kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson
tidak berbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin A.
e. Buta warna

Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini
bersifat menurun. Buta warna ada 2 macam, yaitu :

1) Buta warna total


Buta warna total adalah mata bisa melihat warna hitam dan putih saja.

2) Buta warna separuh


Buta warna separuh adalah tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah, biru,
dan hijau.

f. Katarak

Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebabnya adalah


lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. Penderita ini
umumnya berumur diatas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi
mata.
g. Juling

Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata.
Jika penderita masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme

Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh
ukuran lensa mata atau kornea tidak rata. Penderita gangguan ini tidak mampu
9
melihat garis vertikal dan horizontal. Gangguan mata ini dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata yang berlensa silindris.

10
C. Indera Pendengaran (Telinga)
.Telinga merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang
bergetar, dan memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal dari udara dan
dapat pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara benda bergetar dengan telinga
harus ada medium yaitu udara.
1. Struktur Telinga
Secara anatomis, telinga manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri dari aurikula (pinna, daun telinga) dan meatus auditorius
eksternus (meatus akustikus eksternus, liang telinga). Aurikula terdiri dari kartilago
elastin (tulang rawan) yang ditutupi kulit. Aurikula dapat digerakkan sedikit oleh
tiga otot kecil yang berjalan menuju aurikula dari aponeurosis cranial dan tengkorak.
Sedangkan meatus auditorius eksternus adalah saluran dari daun telinga menuju
membrana timpani, yang panjangnya sekitar 2,5 cm dan terdiri dari tulang rawan
dan tulang keras. Sepertiga luar tersusun oleh tulang rawan, yang bersambungan
dengan daun telinga, disebut dengan pars kartilaginosa. Dua pertiga bagian dalam
tersusun oleh tulang, disebut dengan pars osseus. Pars osseus sedikit lebih sempit
dari pada pars kartilaginosa. Meatus dan permukaan luar membran timpani dilapisi
oleh kulit. Di dalam jaringan sub kutan pars kartilaginosa, terdapat kelenjar
seruminosa yang menghasilkan serumen. 4
2. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah adalah rongga kecil agak memanjang di dalam pars petrosa os
temporal. Di dalam telinga tengah (cavum timpani) terdapat bagian-bagian:
a) Membrana timpani (gendang telinga) yang membatasi antara telinga luar dan
telinga tengah. Membran ini merupakan membrane translussen abu-abu seperti
mutiara yang tersusun oblik dan melintasi ujung dalam meatus auditorius eksternus,
dengan permukaan luarnya menghadap ke bawah, ke depan dan keluar.
Membran ini tersusun atas jaringan ikat, pada permukaan luar ditutupi oleh epitel
yang bersambungan dengan epitel meatus auditorius eksternus dan sisi dalam yang
bersambungan dengan epitel seluruh telinga tengah. Bagian atas (pars flaccid,
membrana shrapnel) agak flaksid.
b) Ossikel adalah tiga tulang kecil yang menempati sebagian besar rongga, terlentang
melintasi rongga dari membrane timpani pada dinding lateral ke fenestrum ovale

4
Digilib.uinsby.BAB V Fungsi Indera Pendengaran, hal.49.
11
pada dinding medial. Tiga tulang pendengaran ini adalah maleus, inkus dan stapes.

c) Tuba auditiva eustachii (tuba faringo-tympanicum) adalah saluran tulang dan tulang
rawan yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah dan memungkinkan
udara lewat dari nasofaring ke telinga bagian tengah. Saluran ini panjangnya kira-
kira 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak depan, dan dilapisi oleh lapisan mukosa.
Saluran ini bermuara ke dalam dinding anterior telinga tengah. 5

3. Telinga bagian dalam Telinga dalam terletak di dalam pars petrosus os temporaledan
terdiri atas organ pendengaran dan organ keseimbangan. Struktur telinga dalam
terdiri atas labirintus osseus dan labirintus membranosus.
a. Labirintus osseus merupakan serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan yang
disebut perilimfe. Bagian ini terdiri dari:
 Vestibulum, Yaitu ruangan kecil yang berhubungan dengan koklea pada sisi
anterior, dengan telinga tengah pada sisi lateral melalui fenestra ovale dan
fenestra rotundum, dan dengan kanalis semisirkularis pada sisi posterior.
 Koklea, yang berbentuk seperti rumah siput. Bagian dalam tulang koklea, tabung
membranosa berjalan dari dasar apeks dan ke arah bawah kembali. Tabung yang
mengarah ke atas dimulai dari fenestra rotundum dan disebut skala vestibuli.
Sedangkan tabung yang mengarah ke bawah disebut skala timpani dan berakhir
pada fenestra rotundum. Diantara dua skala tersebut adalah skala media yang
merupakan tabung berisi endolimf. Di dalam koklea terdapat organ korti yaitu
struktur yang berjalan secara spiral kearah atas pada koklea, dan dalam
perjalanannya disokong oleh pilar sentralis yang melekat pada membrana basalis.
 Kanalis semisirkularis, merupakan saluran setengah lingkaran yang terdiri dari
tiga saluran, yang satu dengan lainnya membentuk sudut 90 derajat, yaitu kanalis
semisirkularis superior, kanalis semisirkularis posterior, dan kanalis
semisirkularis lateralis.
b. Labirintus membranosus, terdiri dari:
 Utrikulus, berbentuk seperti kantong lonjong dan agak gepeng, terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat, di sini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian
depan, dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut macula akustika. Pada
dinding belakang utrikulus, ada muara dari duktus semisirkularis dan pada

5
Digilib.uinsby.BAB V Fungsi Indera Pendengaran, hal.50.
12
dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis, saluran yang
menghubungkan utrikulus dan sakulus.
 Sakulus, berbentuk agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana
terdapat nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-serabut
halus cabang nervus akustikus berakhir pada macula akustika sakuli. Pada
permukaan bawah sakulus ada ductus reunien yang menghubungkan sakulus
dengan ductus koklearis, dibagian sudut sakulus ada saluran halus, disebut ductus
endolimfatikus yang berjalan melalui aquaduktus vetibularis menuju permukaan
bagian bawah tulang temporalis berakhir sebagai kantong buntu yang disebut
sakus endolimfatikus, yang terletak tepat di lapisan otak durameter. c. Duktus
semisirkularis, terdiri dari tiga tabung selaput semisirkularis yang berjalan dalam
kanalis semisirkularis (superior, posterior dan lateralis). Bagian duktus yang
melebar disebut ampula selaput. Setiap ampula mengandung satu celah sulkus
ampularis yang merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus akustikus,
sebelah dalam ada Krista ampularis yang terlihat menonjol ke dalam yang
menerima ujung-ujung saraf.
 Duktus koklearis, merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah
membuat batas pada koklea timpani, atap duktus koklearis terdapat membrane
vestibularis, pada alasnya terdapat membrane basilaris.
 Duktus koklearis mulai dari kantong buntu dan berakhir tepat diseberang kanalis
lamina spiralis pada kantong buntu.6

2. Proses Pendengaran
Suara yang didengar oleh manusia akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian
sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini
diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput.
Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehinga merangsang ujung-ujung saraf
pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak,
impuls tersebut akan diolah sehingga manusia bisa mendengar dan mengenali suara
tersebut.

6
Disarikan dari John Gibson, Fisiologi, hal 311-316 dan Syaiffuudin, Anatomi, hal 149-151
13
3. Kelainan Pada Indera Pendengaran
Pada garis besarnya, kelainan indera pendegaran dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Gangguan pendengaran konduktif, yaitu penurunan pendengaran yang diakibatkan
oleh adanya hambatan pada hantaran gelombang suara di telinga luar atau telinga
tengah. Gangguan ini dapat terjadi oleh karena adanya benda asing, penimbunan
kotoran telinga, atau infeksi pada telinga tengah.
2. Gangguan pendengaran sensorineural, yaitu penurunan pendengaran akibat disfungsi
dari organ korti, saraf auditorius atau otak. Gangguan ini dapat terjadi oleh karena
selalu terpajang pada suara bising secara terus menerus, setelah mendapatkan
pengobatan yang bersifat ototoksik, atau karena pengaruh penyakit sistemik. 7

7
Elizabeth J. Corwin, Patofisiologi, hal 215-216.
14
D. Indera Penciuman (Hidung)
Penciuman adalah salah satu alat yang paling primitif. Walaupun penciuman tidak
terlalu penting untuk spesies manusia, tetapi penciuman sangat penting bagi kelangsungan
hayati binatang. Hal itu lantaran area korteks yang sebagai pusat penciuman dalam spesies
lain lebih besar dibandingkan pada manusia. Perbedaan luas area korteks pusat penciuman
itu berakibat pada perbedaan sensitivits alat penciuman diantara masing-masing spesies.
Berbeda dengan indera lain, indera penciuman memiliki jalur yang relatif lebih pendek.
Reseptornya yang berada di rongga hidung berhubungan langsung tanpa sinaps ke otak.
Selain itu, tidak seperti indera penglihatan dan indera penglihatan yang reseptornya jauh dari
permukaan, reseptor indera penciuman terpapar langsung dengan lingkungan, tanpa ada
pelindung di depannya. 8
1. Bagian-Bagian Hidung
a. Lubang Hidung
Lubang hidung adalah bagian yg memiliki fungsi untuk melindungi hidung
berdasarkan banyak sekali ancaman dari luar. Dan juga berperan menjadi pengatur
ukuran sesuatu yang sanggup masuk ke pada hidung. Bagian ini berkaitan langsung
dengan rongga hidung.
b. Bulu Hidung
Fungsinya untuk menyaring udara yang masuk. Sehingga kotoran atau debu yang
masuk ke dalam hidung tidak mencapat sistem pernapasan kita.
c. Septum (Pemisah) Hidung
Septum atau pemisah hidung ini dilapisi oleh lendir yang berfungsi untuk mengatur
suhu dan kelembapan rongga di dalamnya.
d. Rongga Hidung
Berfungsi sebagai tempat masuknya udara menuju tenggorokan. Di samping itu,
rongga hidung menjaga kelembapan, suhu, dan tekanan udara.
e. Saraf Hidung (Saraf Olfaktori)
Saraf hidung atau olfaktori adalah salah satu dari 12 saraf kranial yang bekerjasama
langsung menggunakan otak. Saraf olfaktori ini adalah saraf kranial 1 yang
mempunyai fungsi menjadi reseptor utama pada alat penciuman. Saraf ini akan
mendapat rangsangan berupa aroma yang terbawa bersama dengan udara yang dihirup

8
digilib.uinsby. BAB VI Fungsi Indera Penciuman, hal. 65
15
kemudian mengirimkan informasi berupa impuls. Fungsi dari saraf olfaktori akan
berkaitan menggunakan rasa makanan atau minuman yang kita konsumsi.
f. Sinus Hidung
Sinus merupakan bagian berbentuk rongga yang berada disekitaran hidung. Manusia
memiliki 4 pasang sinus hidung. Strukur ini disebut juga sinus paranasal. Semua sinus
akan berakhir ke dalam rongga hidung. Sinus hidung memiliki fungsi untuk
melembabkan dan menyaring udara. 4 sinus yang dimiliki manusia adalah :
1) Sinus maksilaris (di tulang pipi),
2) Sinus Frontalis (di tengah dahi),
3) Sinus ethmoidalis (diantara mata), dan
4) Sinus sphenoidalis (di belakang rongga hidung)
g. Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan dalam hidung adalah bagian kuat tetapi elastis pembentuk bagian ujung
hidung. Tulang rawan mempunyai bentuk yang menyusun hidung & juga menentukan
bentuk hidung. Tulang rawan yang membangun bagian hidung dinamai tulang rawan
hialin yang mempunyai sifat semi transpasan, kuat & fleksibel. Walaupun mempunyai
sifat kuat & elastis, tulang rawan pula mampu rusak apabila terjadi benturan yang
sangat keras.
h. Silia
Silia adalah bagian bulu hidung yang sangat halus, silia berfungsi untuk penyaringan
udara yang masuk ke hidung.
i. Selaput lendir
Dalam hidung merupakan bagian yg mempunyai fungsi untuk membentuk mukus
(ingus) jadi hidung dapat terlindung dari banyak sekali jenis kotoran & bakteri.
j. Saluran Hidung – Tenggorokkan (Nasofaring)
Bagian belakang hidung ini diperoleh saluran yang berkaitan dengan tenggorokkan.
Pada Nasofaring terdapat tuba eustachius & juga tonsil adenoid (faringeal). Nasofaring
ini akan berperan buat mengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran
penghubung indera pendengaran dengan tenggorokkan) & juga menjadi pelindung
berdasarkan infeksi oleh tonsil adenoid.

16
2. Proses Indera Pencium
Cara dan proses sebuah hudung bisa mencium suatu aroma atau bau. Sebagai benda
gas, bau berbaur menjadi satu dengan gas-gas lain di dalam udara. Saat kita menghirup udara
pernapasan, bau tersebut ikut masuk ke dalam hidung. Beginilah proses pada indra
pencuiman, di rongga hidung, bau akan latrut di dalam lendir (exces mucus) kemudian
rangsangan bau akan di terima oleh ujung-ujung saraf pembau (mucus) lalu di teruskan ke
pusat penciuman dan saraf pembau, setelah itu oleh otak, rangsang tersebut di tanggapi
sehingga kita dapat mencium bau yang masuk ke hidung.

3. Kelainan Fungsi Indera Pencium


Hidung juga bisa mengalami kelainan maka dari itu sifat kepekaan hidung itu
menjadi berkurang dan bisa juga sampai tidak bisa mencium aroma. Pada indra penciuman
bisa menyerang dan terjadi kepada siapapun
a. Hyposmia
Yaitu penurunan sensasi bau. Kelainan ini dapat bersifat bilateral atau unilateral.
Penyebab dari hiposmia dapat berasal dari hidung, dimana terdapat sumbatan pada
saluran hidung, dimana penderita mengalami penurunan terhadap semua sensasi bau.
Selain itu, hiposmia dapat pula disebabkan oleh adanya kerusakan pada lobus frontalis,
sehingga penderita mengalami penurunan terhadap sensasi bau tertentu.9
b. Parosmia
Parosmia merupakan gangguan penciuman yang membuat seseorang mungkin
mengalami kehilangan intensitas aroma, yang artinya seseorang tidak sanggup
mendeteksi semua aroma pada sekitarnya. Kadang-kadang, parosmia mengakibatkan
hal-hal yang di temui setiap hari tampak seperti mempunyai bau yang sangat kuat &
tidak menyenangkan.
c. Sinusitis
Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus merupakan rongga
kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak.
d. Rihinitis
peradangan atau iritasi di lapisan dalam hidung, yang ditandai dengan gejala berupa pilek,
hidung tersumbat, dan bersin-bersin.

9
Elizabeth J. Corwin, Patofisiologi, hal. 217
17
E. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah merupakan alat indra pengecap yang terletak di dalam rongga mulut. Lidah
dapat digerakkan karena tersusun atas otot-otot yang dapat diperintah (otot lurik).
Permukaan lidah bagian atas diselaputi oleh selaput yang banyak memiliki tonjolan-tonjolan
kecil yang disebut puting pengecap (papila).10 Jika diamati, permukaan lidah tampak kasar.
Di bagian yang kasar itu terdapat saraf pengecap rasa. Zat yang dapat dikecap lidah adalah
zat kimia yang berupa larutan. Pada beberapa bagian lidah terdapat daerah yang peka rasa
Lidah berguna dalam merasakan rasa makanan. Ada yang peka terhadap rasa manis, asin,
asam dan pahit. Ujung lidah peka terhadap rasa manis dan asin, tepi lidah peka terhadap rasa
asam dan pangkal lidah peka terhadap rasa pahit. Jika lidah mengalami gangguan, maka
seseorang tidak akan dapat merasakan lezatnya suatu makanan. Gangguan pada Indera
pengecap dapat bersifat sementara, misalnya pada saat makan atau minum sesuatu yang
panas atau dingin lidah akan mati rasa beberapa saat dan bersifat permanen misalnya
rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan Indera pengecap di otak. Oleh karena itu,
kamu harus selalu menjaga kesehatan lidahmu. Misalnya, jangan meminum minuman atau
memakan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

1. Bagian – Bagian Lidah


Secara garis besar bagian – bagian pada lidah ada 4 yaitu, bagian pangkal lidah, bagian
ujung dan tepi lidah, bagian punggung lidah, dan bagian bawah lidah.
 Pangkal lidah, merupakan bagian lidah yang berada di belakang dan menempel pada dasar
rongga mulut di mana bagian ini tidak dapat dilihat dari luar. Lidah bagian ini peka
terhadap rasa pahit.
 Ujung dan tepi lidah, merupakan bagian lidah depan (ujung) lidah dan tepi lidah berada di
samping kana dan kiri lidah. Lidah bagian ini bisa bergerak bebas. Di bagian tepi atas lidah
peka terhadap rasa asin, di bagian tepi bawah lidah peka terhadap rasa asam, dan di bagian
ujung lidah peka terhadap rasa manis.
Punggung lidah, bagian ini merupakan permukaan lidah yang di atasnya terdapat
banyak papila yang di mana di Permukaan papila ini terdiri dari ribuan kuncup perasa (taste
buds), yaitu sel saraf yang terhubung otak, sehingga kita bisa merasakan rasa, suhu, maupun
tekstur benda yang masuk ke dalam mulut kita, termasuk makanan.

 Bawah lidah, merupakan bagian lidah yang terlihat ketika mengangkat lidah. Di bagian ini,

10
Heru Nurcahyo, Ilmu Kesehatan Jilid I, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008 ), hal.
147
18
uratnya (pembuluh vena) jelas terlihat berwarna biru keunguan. Di bawah lidah berfungsi
juga sebagai tempat pemberian obat. Karena ada beberapa jenis obat yang penyerapannya
terjadi lebih cepat ketika diletakkan di bagian bawah lidah.

2. Fungsi Lidah
Lidah memiliki beberapa fungsi di mana fungsi utama lidah ialah sebagai indera
pengecap, namun tidak hanya itu saja fungsi dari lidah .
 Indera Pengecap, pada lidah terdapat banyak papila yang di mana kuncup-kuncup dari
papila memiliki alat perasa untuk mengecap rasa dari makanan dan minuman yang
masuk ke dalam mulut. Umumnya lidah dapat mengecap 4 rasa yaitu manis, asam, asin
dan pahit.
 Alat Bantu Komunikasi, dalam hal ini lidah bekerja sama dengan bibir dan gigi untuk
menghasilkan suara yang keluar dari tenggorokan dapat di ucapkan dengan jelas dan
dipahami oleh lawan bicara di mana tanpa bantuan lidah ketika seseorang berbicara
maka pengucapannya akan sukar untuk dimengerti.
 Membantu Mengunyah Makanan, lidah membantu untuk melembutkan makanan yang
akan ditelan menjadi lembek karena lidah dapat bergerak bebas dan membuat makanan
tersebut menjadi lebih mudah untuk ditelan.
 Membantu Menelan, makanan yang telah di kunyah hingga halus didorong oleh lidah
hingga dapat ditelan ke dalam tenggorokan yang kemudian masuk ke dalam lambung
dan terjadi proses pencernaan.
 Membantu Menghisap, lidah berfungsi juga sebagai alat bantu untuk menghisap cairan
seperti halnya ketika bayi yang menghisap air susu ibu.
 Membantu Menyentuh, lidah merupakan bagian yang sensitif terhadap sesuatu di mana
lidah dapat merasakan tekstur benda atau makanan yang masuk ke dalam mulut dan
dapat melindungi kita dari hal-hal yang berbahaya, seperti duri ikan yang tertelan atau

19
benda asing yang tidak sengaja masuk ke dalam mulut. Selain itu, karena lidah dapat
bergerak bebas dan dapat merasakan tekstur membuat lidah juga berfungsi untuk
mencari sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam mulut.
 Melindungi Mulut dari Kuman, di bagian dasar lidah terdapat kumpulan sel-sel
pelindung (tonsil lingual), sel-sel ini terletak di bagian belakang rongga mulut dekat
dengan amandel dan berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kuman-kuman yang masuk
ke dalam mulut.

3. Proses Indera Pengecap


Pada bagian lidah di Setiap kuncup pengecap terdiri dari sel-sel yang memiliki rambut
sensitif berukuran mikro, yang disebut mikrovili. Ketika makanan dan minuman merangsang
pengecap yang terdapat pada papila , rangsangan tersebut diteruskan ke otak, kemudian otak
memproses rasa dari makanan yang kita masukkan ke dalam mulut sehingga kita dapat
merasakan berbagai rasa dari makanan tersebut.

4. Kelainan Pada Lidah


Lidah merupakan bagian dari tubuh di mana lidah juga terdapat penyakit atau kelainan
yang dapat menyerangnya, salah satunya ialah Kanker lidah. Kanker lidah merupakan jenis
kanker yang bisa muncul di rongga mulut.
Penyakit lidah ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi HPV dan
kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang. Kanker
lidah pada stadium awal sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring berjalannya
waktu, penderita kanker lidah dapat mengalami gejala berupa sariawan yang tidak kunjung
sembuh lebih dari 2 minggu, lidah berdarah, benjolan di lidah, dan lidah mati rasa.
Pengobatan kanker lidah didasarkan pada stadium kanker, biasanya dengan pembedahan,
radiasi atau kemoterapi.

20
F. Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang paling besar, dan salah satu yang paling rumit. Ia
memiliki banyak peran dalam memelihara kehidupan dan kesehatan, tapi juga memiliki
banyak potensi masalah, dengan lebih dari 3.000 kemungkinan kelainan kulit.

Tidak hanya menahan segala sesuatu tetap pada tempatnya, kulit juga berperan penting
sebagai batas pelindung yang kedap udara, kedap air, dan fleksibel, antara dunia luar
dan sistem yang sangat teratur di dalam tubuh .

1. Bagian-Bagian Kulit
Kulit dibagi ke dalam tiga lapisan yang disebut epidermis, dermis, dan subkutis. Ketiga
lapisan ini didefinisikan dengan baik, tapi bersama, terciptalah kulit yang berfungsi efektif.

Epidermis adalah bagian terluar kulit, lapisan sel dengan ketebalan berbeda tergantung
letaknya pada tubuh. Rerata tebalnya kurang dari setengah milimeter. Epidermis tersusun
dari sel-sel keratinosit yang membentuk struktur seperti dinding bata, yang terikat kuat satu
sama lain, dan berfungsi untuk mencegah kelembapan, patogen, dan zat-zat kimia keluar
masuk tubuh dengan bebas.

Keratinosit terbentuk dari lapisan basal yang bergerak naik ke permukaan (dikenal sebagai
stratum korneum) selama periode sekitar 28 hari. Begitu mereka mencapai permukaan,
ikatan kuat antara mereka lepas, dan mereka pun luruh.

Selain keratinosit, sel-sel penghasil pigmen yang disebut melanosit, dan sel-sel imun yang
disebut sel Langerhans, juga ada di dalam epidermis. Melanosit menempati membran basal,
di dasar epidermis dan memproduksi pigmen yang dikenal sebagai melanin, baik secara
bawaan (memberi warna asli kulit), dan sebagai respon terhadap paparan sinar UV
(memberi kulit warna yang terjemur matahari).

21
Melanin adalah pigmen cokelat yang diserap ke dalam keratinosit di atasnya. Pigmen ini
kemudian akan menyerap cahaya UV ketika sinar matahari menyentuh kulit, dengan
demikian melindungi sel-sel basal di bawahnya dari kerusakan akibat UV.

Sel-sel epidermal juga mengembangkan folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar
sebasea, yang meluas hingga ke lapisan bawahnya, yang disebut dermis. Saluran kecil dari
tiap kelenjar ini terbuka pada permukaan kulit. Keringat dan sebum (minyak) menghasilkan
penghalang antibakteri dan pelindung pada kulit.

Epidermis terletak di bawah dermis dan 20-30 kali lebih tebal. Tersusun atas lapisan padat
jaringan yang berserat (kolagen) dan elastis (elastin). Dermis memberikan keutuhan,
kekuatan, dan elastisitas kulit, serta mengandung pembuluh darah, kelenjar dan folikel
rambut, juga saraf dan reseptornya.

Di bawah dermis, terdapat subkutis (juga dikenal sebagai hipodermis), suatu lapisan khusus
dari jaringan berserat adiposa (lemak). Ketebalan lapisan ini sangat berbeda-beda,
tergantung tempat serta bentuk tubuh dan berat badan seseorang. Lapisan ini melindungi
tubuh dari trauma luar, menjaga tubuh tetap hangat (insulasi) dari dinginnya udara luar, dan
menyimpan energi (lemak).

2. Fungsi kulit

Berbagai fungsi luar biasa yang dilakukan oleh kulit sehat masih diungkap. Fungsi
dasar sehari-hari meliputi:

 Bekerja sebagai penghalang —melindungi dari kehilangan air serta cedera fisik dan
kimia, juga serangga.

 Membantu melawan kuman, alergen, toksin, dan karsinogen melalui bagian dari sistem
imun yang ada di kulit kita.

 Meregulasi suhu tubuh dengan melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah kita di
dekat permukaan kulit, mengatur pengeluaran panas dari tubuh. Temperatur juga diatur
dengan pendinginan yang menguap melalui produksi keringat, dan dengan efek isolasi
dari tegaknya rambut pada permukaan kulit. Hilangnya panas juga dipengaruhi dengan
mengisolasi lapisan lemak subkutan.

 Melindungi kita dari radiasi UV dengan menghasilkan melanin.

22
 Memberi kita sensasi sentuhan_menghadirkan interaksi dengan lingkungan fisik,
membebaskan semua aktivitas motorik halus dan kasar, dan memungkinkan stimulasi
yang menyenangkan dan bersifat seksual.

 Menginduksi produksi Vitamin D, yang membantu mencegah banyak


penyakit termasuk osteoporosis, kanker, penyakit jantung, obesitas, dan penyakit
neurologis.

 Menyembuhkan luka.

 Memberi kecantikan dan daya tarik fisik—kualitas dan kondisi kulit berkontribusi
besar terhadap persepsi akan kesehatan, kebugaran, kemudaan, dan kecantikan.

23
BAB III

PENUTUP

KESIMPULN

Indera manusia yang pertama adalah mata. Mata manusia ada dua dan berfungsi untuk
melihat. Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata
terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan
diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga penggerak mata. Bebrapa gangguan mata adalah
rabun dekat, rabun jauh, rabun dekat dan jauh, katarak, astigmatisme, rabun senja, buta warna,
dan juling. Indera yang selanjutnya yaitu telinga, yang merupakan alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara
dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Beberapa gangguan pada telinga disebabkan karena
luka, penumpukkan kotoran, gendang telinga yang rusak, presbikusis, rusaknya reseptor
pendengaran, dan otosklerosis. Kemudian ada hidung, hidung dapat menikmati aroma harum
bunga atau parfum, juga mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera
penciuman yang terdapat dalam rongga hidung. Selain itu ada lidah, alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Dan terakhir ada kulit, kulit adalah alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.
Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit.
Manusia harus menjaga dengan baik indera yang sudah diberikan oleh Tuhan, dan berhati-hati
dalam penggunaannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

digilib.uinsby. BAB VI Fungsi Indera Penciuman.

Elizabeth J. Corwin, Patofisiologi.

Heru Nurcahyo, Ilmu Kesehatan Jilid I, ( Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, 2008 ).

Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Rachmat, Agus. 2005. KONSEP DASAR IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudibyo Elok,

Wahono Widodo, Wasis, dan Dwi Suhartanti. 2008. Mari Belajar IPA.

25

Anda mungkin juga menyukai