Anda di halaman 1dari 40

SISTEM INDRA

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA II
Dosen Pengampu : Dwi Hesty Kristyaningrum, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 5 :
1. Aisatul Fadilah NIM. 40222021
2. Azzakhra Ardianti Putri NIM. 40222022
3. Leni Safitri NIM. 40222029
4. Aisyah Nur Fitriani NIM. 40222034
5. Iwan Muzaki NIM. 40222115

UNIVERSITAS PERADABAN BUMIAYU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT,Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.

Amma ba’du. Makalah yang berjudul “Sistem Indra” ini disusun guna
memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Etika dan Profesi Pendidik,
yang diampu oleh Dwi Hesty Kristyaningrum, M.Pd., Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga di maksudkan
sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam
penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusunan serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini.. Aamiin.

Bumiayu, 14 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sistem Indra .......................................................................... 3
2.2 Macam-Macam Sistem Indra .................................................................. 4
2.3 Kelainan Pada Sistem Indra .................................................................. 21
BAB III.................................................................................................................. 35
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sendiri diciptakan oleh Allah tidak lain adalah untuk
mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Selain itu, manusia juga dipercaya
sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Mengingat tugas dan kewajiban
tersebut berat dan sulit, maka tentu saja untuk mencapai keberhasilannya
manusia memerlukan perlengkapan yang cukup, baik dan serasi, yaitu serasi
dengan manusia dan tugasnya. Dalam hal ini Allah tidak berlepas tangan begitu
saja, melainkan manusia telah dibekali dengan penciptaan bentuk yang sebaik-
baiknya dibandingkan makhluk Allah yang lain. Manusia dilebihkan baik fisik
maupun psikis. Dari segi fisik manusia dibekali dengan panca indera berupa
mata sebagai indera pengelihatan, hidung sebagai penciuman, telinga sebagai
pendengaran, lidah sebagai pengecap dan kulit sebagai peraba. Sedangkan dari
segi psikis, Allah melebihkan manusia dengan dilengkapi dengan akal pikiran.
Indera merupakan bagian yang sangat penting dalam diri manusia. Hal
itu disebabkan karena indera bagaikan jendela bagi jiwa, di mana melaluinya
gambaran- gambaran, konsep atau pengetahuan mengenai suatu objek
eksternal masuk ke dalam pikiran manusia. Indera juga alat yang
menghubungkan suatu objek eksternal individu dengan bagian internalnya.
Dengan demikian indera memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam
membentuk pengetahuan, termasuk kualitas atau kebenaran dan kekeliruan
dalam memahami sesuatu hingga mendorong lahirnya sebuah perbuatan.
Indera adalah salah suatu alat tubuh (organ) yang peka terhadap
rangsangan tertentu. Indera ini berfungsi sebagai reseptor terhadap rangsangan
dari lingkungan. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor pada indera ini dibagi
menjadi 2 yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahanperubahan
yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel
otot,tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai

1
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh,
kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain
sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor
berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di
luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: indera pembau (hidung), indera
pengecap (lidah), indera penglihat (mata), Indera pendengar (telinga), dan
indera peraba (kulit).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan


makalah ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem indra?


2. Apa sajakah macam-macam sistem indra?
3. Apa saja kelainan pada sistem indra?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berkut :

1. Dapat mengetahui pengertian sistem indera.


2. Dapat mengetahui macam-macam sistem indera.
3. Dapat mengetahui kelainan pada sistem indera.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Indra
Perangsangan suatu reseptor atau alat indra akan memberikan informasi
kepada sistem saraf untuk mengenal keadaan sekeliling, sehingga tubuh dapat
segera menyesuaikan dengan keadaan yang baru. Penyesuaian ini diperlukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari suatu makhluk hidup.
Alat indra adalah alat yang ada pada tubuh manusia dan berfungsi untuk
mengenal keadaan dunia luar. “Alat” itu adalah reseptor saraf yang sensitif.
“Dunia luar” adalah dunia di luar tubuh manusia itu sendiri yang disebut
rangsangan. Reseptor yang ada di dalam tubuh sensitif terhadap rangsangan itu
disebut dengan indra. Indra ini mampu mengubah rangsangan menjadi impuls.
Impuls ini merupakan sinyal listrik yang sampai ke otak untuk membawa berita
sehingga orang dapat mengenal dunia luar.
Sedangkan menurut Retnowati (2017: 58) panca indera adalah organ
tubuh yang bisa menerima segala macam jenis rangsangan tertentu. Panca
indera adalah alat untuk mengenal dunia lingkungan sekitar kita. Pada manusia
mempunyai 5 alat indera yaitu mata sebagai indera penglihatan, telinga,
sebagai indera pendengaran, hidung, sebagai indera pembau/penciuman, lidah,
sebagai indera pengecap.
Sistem indera manusia merupakan bagian dari sistem koordinasi tubuh.
Sistem indera terdiri atas bagian-bagian yang berfungsi menerima, mengolah,
dan menanggapi rangsangan dari lingkungan luar. Dalam sistem indera
terdapat saraf-saraf reseptor (penerima) untuk menerima rangsang fisik atau
kimia, dan kemudia akan di tanggapi.
Dalam Bahasa Arab, panca indera manusia disebut al-hassah jamaknya
al hawwas jadi panca indera disebut al hawwas al-Khamsah. Diambil dari kata
hassa- yahussu yang bermakna “mengetahui” “merasakan” dan juga
“menemukan” melalui inderanya.

3
2.2 Macam-Macam Sistem Indra
Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian panca indra tersebut.
1) Indra penglihatan

Indra penglihatan terletak pada mata (organ visus) terdiri dari


organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf
indra penglihatan , saraf optikus (urat saraf kranial kedua) , timbul dari
sel – sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf
optikus.
Secara struktural bola mata seperti sebuah kamera, tetapi
mekanisme persarafan yang ada tidak dapat dibandingkan dengan
apapun. Palpebra (bola mata) terdiri dari lipatan tipis yang bergerak dan
melindungi orbita. Fisura palpebra merupakan lubang berbentuk elips
diantara palpebra superior dan palpebra inferior , tempat masuk ke dalam
sakus konjungtiva. Glandula sebasea bermuara langsung ke dalam folikel
buku mata.
Aparatus lakrimalis terdiri dari pars orbitalis yang besar dan pars
pallpebralis yang kecil. Keduanya saling berhubungan pada ujung lateral
aponerosis m levator palpebra superior bagian lateral forniks (lateral
konjungtiva), nukleus lakrimalis, dan nervus VII (nervus fasialis). Air
mata mengalir untuk membasahi kornea.
Orbita adalah organ berbentuk piramid dengan basis di epan dan
apeks di belakang. Atap orbita dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis
yang memisahkan orbita dengan fossa kranii anterior. Dinding Dinding

4
lateral terdiri dari os zigomatikum dan ossis stenoidalis. Struktur mata
secara esensial terdiri dari:
a. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa.
Bagian posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi
jaringan ikat fibriso putih.
1. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan
tempat pelepasan pada otot ekstrinsik. Sklera membentuk
putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan
sebuah jendela membran yang bening, yaitu kornea.
Fungsi sklera adalah adalah melindungi struktur mata
yang sangat halus, dan mempertahankan bentuk biji.
2. Kornea adalah perpanjangan anterior yang teransparan
pada skelara di bagian depan mata. Bagian ini
menstransmisikan cahaya dan mefokuskan berkas cahaya.
b. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan
tersusun dari koroid, badan silaris dan iris.
1. Lapisan korid adalah bagian yang sangat terpigmentasi
untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian
ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi
pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamen
suspensori.
2. Badan siliaris suatu penebalan di bagian anterior lapisan
koroid, mengandung pembuluh darah dan otot silaris. Otot
melekat melekat pada ligamen suspensori, tempat
perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi
penglihatan atau kemampuan untuk mengubah fokus dari
objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata.
3. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian
mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari
jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang
berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.

5
4. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus
dilalui cahaya untuk masuk ke interior mata.
c. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang
pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menuruk
seiring proses penuaan.
d. Rongga mata
1. Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang : Ruang
anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris;
ruang posterior terletak di dapan lensa dan dibelakan iris.
Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu hormon yang
diproduksi prosesus silaris untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi lensa dan kornea. Lensa intraokular pada aqueous
humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata.
2. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan
berisi vitreus humor, seperti gel transparan yang juga
berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan
mempertahankan posisi retina terhadap kornea.
e. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan
transparan lapisan ini terdiri dari:
1. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada
lapisan koroid. Lapisan ini berfungsi untuk menyerap
cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas
cahaya yang melalui bola mata.
2. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), terletak
bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi adalah
struktur kompleks yang teridi dari berbagai jenis neuron
yang tersusun sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.
3. Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik.
Karena tidak ada foto reseptor pada area ini, maka tidak
ada sensai penglihatan yang terjadi saat cahaya masuk ke
area ini.

6
4. Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak
sedikit lateral terhadap pusat.
5. Fovea adalah pelekukan sentral makula lukea yang tidak
memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut.
Bagian ini adalah pusat visual mata, bayangan yang
terfokus di sini akan diinterpretasikan dengan jelas dan
tajam oleh otak.
Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh
mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan
menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya
jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan
sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan
oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi
optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk
energi ke bentuk lain) bentuk sinar. Aparatus optik mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina. Fotoreseptor
dalam retina mengubah rangkaian sinar ke dalam bentuk sinyal kemudian
mentransmisikan ke pusat visual di otak melalui elemen saraf integratif.
2) Indra Pendengar
Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena
memberikan respons terhadap getaran mekanik gelombang suara yang
terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara, diskriminasi
frekuensinya dan penghantaran informasi dibawa ke susunan saraf pusat.
a. Anatomi Telinga
Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

7
1. Telinga Luar

Telinga Luar terdiri dari :


a) Aurikula (daun telinga) , menampung gelombang
suara yang datang dari luar masuk ke dalam
telinga.
b) Meatus akustikus eksterna (liang telinga),
merupakan saluran penghubung aurikula dengan
membran timpani panjangnya ± 2,5 cm terdiri dari
tulang rawan dan tulang keras, saluran ini
mengandung rambut , kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat, khususnya menghasilakn
sekret-sekret berbentuk serum.
c) Membran timpani , terletak antara telinga luar dan
telinga tengah terdapat selaput gendang telinga.
2. Telinga Tengah

Telinga Tengah terdiri dari :


a) Kavum Timpani, merupakan rongga didalam
tulang temporalis terdapat 3 buah tulang
pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan

8
stapes yang melekat pada bagian dalam membran
timpani dan bagian dasar tulang stapes membuka
pada fenestra ovalis.
b) Antrum Timpani, merupakan rongga tidak teratur
yang agak luas terletak dibagian bawah samping
dari kavum timpani. Antrum Antrum timpani
dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari
lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini
berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang
disebut sellula mastoid yang terdapat di belakang
bawah antrum di dalam tulang temporalis.
c) Tuba Auditiva Eustaki, merupakan saluran tulang
rawan yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring
ke bawah agak ke depan dilapisi lapisan mukosa.
3. Telinga dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus
temporalis, terdapat reseptor pendengaran dan alat
pendengar ini disebut labirin.
Telinga dalam terdiri dari :
a) Labirintus Osseous. Serangkaian saluran bawah
dikelilingi cairan dinamakan perilimfe , meliputi :
o Vestibulum
o Koklea
o Kanalis semi sirkularis
b) Labirintus Membranosus, terdiri dari :
o Utrikulus Bentuknya seperti kantong
lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat, disini
terdapat saraf (nervus akustikus) pada
bagian depan dan sampingnya ada daerah
yang lonjong disebut makula akustika
utrikulo.

9
o Sakulus Bentuknya agak lonjong lebih
kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah dari verstibulum dan
terpaut erat oleh jaringan ikat dimana
terdapat nervus akustikus.
o Duktus semi sirkularis Ada tiga tabung
selaput semi sikularis yang berjalan dalam
kanalis semi sirkularis (superior, posterior
dan lateralis). lateralis). Penampangnya
kira-kira sepertiga penampang kanalis
semi sirkularis.
o Duktus Koklearis Merupakan saluran yang
bentuknya agak segitiga seolah- olah
membuat batas pada koklea timpani, atas
duktus koklearis terdapat membrane
vestibularis pada alasnya terdapat
membran basiaris.
Fisiolosi Pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar
menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga
tulang dengar ke jendela oval. Getaran struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan
cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan
sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-
selaput basiler, yang akan menggerakkan selsel rambut ke atas dan ke
bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,
terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran

10
basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian
menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.
Tahapan faal pendengaran terdiri dari beberapa hal di bawah ini:
a. Bunyi masuk ke liang telinga dan menyebabkan gendang telinga
bergetar.
b. Gendang telinga bergetar oleh bunyi.
c. Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput.
d. Getaran bunyi menyebabkan cairan di dalam rumah siput
bergetar.
e. Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut
menciptakan sinyal saraf yang kemudian ditangkap oleh saraf
auditori. Sel rambut pada salah satu ujung rumah siput mengirim
informasi bunyi nada rendah dan sel rambut pada ujung lain
mengirim informasi bunyi nada tinggi.
f. Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan
sebagai bunyi.
3) Indra Pencium
Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf
otak nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput
lendir hidung yang dikenal dengan olfaktori. nervus olfaktorius dilapisi
oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril –fibril yang
sangat halus terjalin dengan serabut- serabut dari bulbus olfaktorius yang
merupakan otak terkecil, saraf olfaktorius terletak diatas lempeng tulang
etmoidalis.
Bagian-bagian dari penampang hidung bagian luar ditunjukkan
pada gambar berikut :
Hidung manusia dibagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang disebut dengan nostril. Dinding pemisah disebut dengan
septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung
dilapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.

11
Selanjutnya, gambar berikut ini menyajikan gambaran terkait bagian-
bagian hidung.
a. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara
dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini
dihubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga
hidung dipisahkan oleh langit-langit mulut kita yang disebut
dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel- sel
reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf
pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada
selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas.
Rongga ini dapat membau dengan baik.
b. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus)
yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-
partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Penciuman dan pengecapan umumnya digolongkan sebagai
perasaan viseral karena hubungannya yang erat dengan fungsi
pencernaan. Secara fisiologis fungsi ini berhubungan satu sama lainnya.
Cita rasa dari berbagai makanan sebagian besar merupakan gabungan
dari rasa kecap dan baunya. Akibatnya cita rasa makanan dapat terasa
berbeda apabila seseorang menderita pilek yang menekan indra
penciumannya.
Reseptor pencium dan pengecap keduanya adalah kemoreseptor
yang dirangsang oleh molekul- molekul dalam larutan dalam cairan
hidung dan mulut. Akan tetapi, kedua indra ini secara anatomis sangat
berbeda reseptor pencium adalah reseptor jauh (teleseptor) lintasan
penciuman tidak mempunyai sambungan dalam talamus dan tidak
terdapat daerah proyeksi dalam neokorteks untuk penciuman.
Mekanisme kerja indra penciuman sebagai berikut adanya
rangsang (bau) masuk ke lubang hidung, dilanjutkan ke epitelium

12
olfaktori, kemudian ke mukosa olfaktori, ke saraf olfaktori, ke talamus,
ke hipotalamus, dan ke otak.
a. Perangsang reseptor Reseptor-reseptor penciuman hanya
memberi respon terhadap zat yang bersentuhan dengan epitel
penciuman dan larut dalam lapisan mukus yang tipis.Ambang
penciuman untuk berbagai zat representatif melukiskan kepekaan
yang menyolok dari reseptor penciuman terhadap beberapa
zat.Misalnya, metil merkaptan, yaitu zat yang memberi bau yang
khas pada bawang, dapat dicium pada konsentrasi yang kurang
dari sepersatu juta miligram perliter udara.Apabila molekul
berbau merangsang reseptor maka timbulah potensial reseptor.
Satu teori mengemukakan bahwa molekul berbau menekan
aktivitas sistem enzim epitel dan menyebabkan perubahan pada
reaksi-reaksi kimia. Teori lain mengemukakan bahwa molekul
berbau mengubah permukaan sel-sel reseptor yang menyebabkan
total listriknya. Teori yang ketiga mengemukakan bahwa molekul
hanya mengubah permeabilitas Na dari membran reseptor.
b. Mendengus
Bagian rongga hidung yang mengandung reptor pencium
mendapat fentilasi yang sangat sedikit.Sebagian besar udara
biasanya bergerak dengan tenang melalui bagian bawah rongga
hidung pada setiap siklus pernapasan.Jumlah udara yang
mencapai bagian ini sangat meningkat dengan mendengus yaitu
suatu gerakan yang menyertakan kontraksi bagian bawah
lubang.Hidung pada septum untuk membantu membiasakan arus
udara ke atas. Mendengus adalah respon semirefleks yang
biasanya terjadi apabila bau yang baru menarik perhatian.
c. Peranan serabut-serabut nyeri dalam hidung
Ujung-ujung telanjang dari banyak serabut nyeri N.
trigeminus ditemukan dalam membrana mukosa penciuman.
Serabut-serabut ini terangsang oleh zat-zat yang menyangat, dan

13
perasaan menyengat komponen yang timbul dari trigeminus
merupakan komponen dari”bau” yang khas dari zat seperti
minyak permen, menthol, dan klor. Ujung-ujung ini jugsa yang
bertanggung jawab untuk menimbulkan refleks bersin,
mengeluarkan air mata, sesak nafas, dan respon refleks lainnya
terhadap iritan terhadap hidung
d. Adaptasi
Telah diketahui umumnya bahwa bila seseorang secara
terus menerus terkena bau yang paling tidak enakpun, persepsi
dari bau itu menurun dan akhirnya berhenti.Fenomena yang
kadang-kadang berguna ini disebabkan karena adaptasi yang
agak cepat yang terjadi pada sistem penciuman.Adaptasi ini
adalah spesifik untuk bau tertentu yang dicium, ambang untuk
bau-bau lainnya tidak berubah.Adaptasi penciuman sebagian
adalah peristiwa sentral, tetapi juga karena perubahan pada
reseptor.
4) Indra Pengecap
Pada hakekatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan indra khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua
kelompok otot. Otot instrinsik lidah melakukan semua gerakan halus,
sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada bagian bagian sekitarnya
serta melaksanakan gerakan – gerakan kasar yang sangat penting pada
saat mengunyah dan menelan.Lidah mengaduk – aduk makanan,
menekannya pada langit – langit dan gigi dan akhirnya mendorongnya
masuk faring. Lidah terletak pada dasar mulut , sementara pembuluh
darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta
pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi – gigi bawah, sementara dorsum
merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah
digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang
disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior

14
lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing ,
dan bila terletak tenang didasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir (menbran mukosa) lidah selalu lembab dan pada waktu
sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan
ditutupi papil- papil yang teridiri atas tiga jenis yaitu :
a. Papillae Sirkumvalata
Ada depalapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah
jenis papillae yang terbesar dan masing–masing dikelilingi
semacam lekukan seperti parit. papillae ini tersusun berjejer
membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
b. Papillae Fungiformis
Papillae Fungiformis menyebar pada permukaan ujung
dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c. Papillae Filiformis
Papillae Filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar
pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengacapan
adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat
dalam dinding papillae sirkumvalata dan fungiforum. Papillae
filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh , daripada
rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit
dan faring juga bermuatan puting-puting pengecap.
Lidah merupakan bagian tubuh yang penting untuk indra
pengecap yang di dalamnya terdapat kemoreseptor untuk merasakan
respon rasa asin, asam, pahit, dan rasa manis.
Bagian-bagian pada Lidah :
a. Radiks Linguae (pangkal lidah ).
b. Dorsum Linguae (punggung lidah).
c. Apeks Linguae (ujung lidah).
Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :
a. Rasa pahit, terdapat pada pangkal lidah.

15
b. Rasa manis, terdapat pada ujung lidah.
c. Rasa asin, terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah.
d. Rasa asam, terletak pada samping kiri dan kanan lidah.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi
ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf
pengecapan. Supaya dapat dirasakan , semua makanan harus menjadi
cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf
yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap
yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.
Fisiologi Indra Pengecap Lidah memiliki pelayanan yang
majemuk. Otot-otot lidah mendapat persarafan dari urat saraf hipoglosus
(saraf otak kedua belas). Daya perasaaannya dibagi menjadi perasaan
umum, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran,
bentuk, susunan, kepadatan suhu dan sebagainya, dan rasa pengecap
khusus. Makan dapat dirasakan kalau makanan dalam bentuk cair dan
harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu
menerima rangsangan yang berbeda-beda dan menimbulkan kesan rasa
yang berbeda pula.
Lidah memiliki persarafan yang majemuk dari urat saraf
hipoglosus (saraf otak ke 12) dan dipersarafi juga oleh saraf kranial ke
VII (nervus fasialis) dan saraf ke IX glosofaringeus yang membawa sarag
impuls saraf persarafan umum. Kelenjar ludah mengeluarkan ± 0,5 liter
dalam 24 jam dalam mengolah enzim amilase , sebagai katalisator dalam
perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida. Impuls
perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut
saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima,
sementara impuls indera pengecap bergerak dalam khorda timpani
bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf kranial
ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis Saraf kranial kesembilan, saraf
glossofaringeal membawa baik impuls perasaan umum, maupun impuls
perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah. Dengan demikian indera

16
pengecapan lidah dilayani oleh saraf kranial kelima, ketujuh dan
kesembilan, sementara gerakan–gerakannya dipersarafi oleh saraf
kranial kedua belas. Secara klinik, indra pengecap seperti juga indra
penciuman, sangat peka dan dapat hilang, karena pilek atau gangguan
pada mulut, lambung, dan saluran pencernaan.
Fungsi alat pengecap :
a. Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak.
b. Sebagai alat reflek , dengan adanya rasa asam , asin, pahit , manis
dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.
5) Indra Peraba
Indera peraba atau kulit (integument) adalah lapisan jaringan
yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan
tubuh. Dalam indera kulit, terdapat 4 sensasi kulit : raba-tekan (tekanan
adalah rabaan yang di tahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit
mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung
saraf sensorik, yang meliputi ujung saraf telanjang. Saraf yang melebar
serta ujung saraf terselubung. Ujung-ujung saraf melebar mencakup
diskus merkel dan ujung saraf ruffini, sedangkan ujung saraf
berselubung, mencakup badan paccini, badan meisser dan bulatan ujung
saraf sensorik berujung di sekitar folikel rambut, namun ujungnya tidak
penting untuk sensasi kulit. Penyebabnya beragam diberbagai bagian
tubuh, telah berulang kali di perlihatkan bahwa ke 4 modalitas sensorik
kulit dapat di temui di daerah-daerah telanjang.
Ujung-ujung saraf yang melebar maupun yang berselubung
berfungsi sebagai mekanik reseptor yang merespon terhadap rangsangan
taktil; badan meisser dan paccini merupakan reseptor raba yang
beradaptasi cepat, sedangkan diskus merkel dan ujung saraf ruffini
merupakan reseptor raba yang beradaptasi lambat. Ujung-ujung saraf di
sekitar folikel rambut menghantarkan rasa raba, sedangkan gerakan
rambut membangkitkan sensasi taktil perlu ditekankan bahwa meskipun
reseptor sensorik kulit tidak mempunyai kekhususan histologik, mereka

17
secara fisiologik bersifat spesifik. Jadi setiap ujung saraf hanya memberi
satu jenis sensasi kulit. Lapisan kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu
epidermis, dermis dan hypodermis.
a. Epidermis Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit.
Bagian ini tersusun dari jaringan epitel squamosa
bertingkat yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak
memiliki pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian
epidermis yang paling tebal terdapat pada telapak tangan dan
kaki. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel stratum. Stratum
adalah istilah umum untuk massa berbentuk lembaran dengan
ketebalan yang hampir seragam, khususnya kalau lapisan itu
adalah satu diantara beberapa lapisan yang saling berhubungan.
b. Dermis
Dermis Terdiri dari dua lapisan yaitu bagian luar yang
disebut stratum papilaris dan lapisan dalam disebut stratum
reticularis. Kedua lapisan tersebut terdiri dari jaringan ikat
longgar yang tersusun dari serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda. Serabut kolagen berfungsi untuk memberikan kekuatan
pada kulit, serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit dan
retikulus, terdapat di sekitar kelenjar dan folikel rambut berfungsi
untuk memberikan kekuatan pada alat tersebut.
c. Subkutis/hypodermis
Subkutis terdiri dari kumpulan sel-sel lemak dan
diantaranya terdapat jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini
bentuknya bulat dan inti terletak ditepi sehingga membentuk
seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut panniculus adiposum,
yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat dan terkait dengan
jenis kelamin. Lapisan ini berfungsi sebagai bantalan ketika kulit
mendapat tekanan trauma mekanis, selain itu juga berfungsi
sebagai isolator panas atau mempertahankan suhu tubuh dan

18
penimbunan kalori. Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan.
Bagian indra peraba yg paling peka adalah ujung jari, telapak
tangan, telapak kaki, bibir & alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :
a. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit &
mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.
c. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh.
d. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut.
Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Fisiologi Indra Peraba :
a. Fungsi Kulit sebagai Peraba Merasakan sentuhan, rasa nyeri,
perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan subkutansi,
ditransmisikan melalui saraf sensorik ke medula spinalis dan
otak, juga rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada
ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang
dirangsang.
1. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf,
dikulit berbeda menurut ujung saraf yang dirangsang (panas,
dingin dan lain-lain).
2. Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang di dalam dan rasa
yang berat dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan
tulang sendi.
3. Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima
rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf otak.
4. Kulit merupakan media espresi wajah dan reseptor vaskuler
yang penting dalam komunikasi.
b. Kulit sebagai pelindung
Ada beberapa kemampuan perlindungan dalam kulit yaitu :
1. Kulit adalah relatif tak tembus air, dalam arti bahwa ia
menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga

19
menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi
penarikan dan kehilangan cairan.
2. Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma
dan terhadap invasi oleh milik mikroorganisme mengalami
kesulitan untuk berpenetrasi pada kulit yang utuh teteapi
dapat masuk melalui kulit yang berpotong atau mengalami
abrasi (lecet).
3. Selain itu pula sebagai alat pelindung diberikan oleh lapisan
zat tanduk, tambahan pulan perlindungan diberikan oleh
keasaman dari keringat terdapatnya asam lemak pada sebum,
yang dapat menghambat pertumbuhan microorganisme dan
oleh aksi microorganisme yang kurang membahayakan
secara normal terhadap pada permukaan kulit.
4. Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi kulit
terhadap sinar ultraviolet sinar matahari(Setiadi,anatomi dan
fisiologi manusia).
c. Kulit sebagai alat pengatur panas
Suhu tubuh seseorang adalh tetap, meskipun terjadi
perubahan suhu lingkungan, suhu normal (sebelah dalam) tubuh,
yaitu suhu visera dan otak adalah 36ºc sampai 37ºc, suhu kulit
sedikit lebih rendah. Pengaturan ini dapat berlangsung melalui
mekanisme adanya persarafan vaso motorik yang mengendalikan
arteriol kutan dengan dua cara yaitu. (Setiadi,anatomi dan
fisiologi manusia).
1. Vasodilatasi kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan kulit.
2. Vasokonstruksi pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan
dingin, keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak
dikeluarkan.

20
d. Kulit sebagai tempat penyimpan Kulit beraksi sebagai alat
penampung air dan lemak, yang dapat melepaskannya bila mana
diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai
tempat penyimpanan air, jaringan adiposa di bawah kulit
merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama dari tubuh.
e. Kulit sebagai alat arbsorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi :
1. Sinar ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang.
2. Obat-obatan tertentu yang digunaka seperti salep.
f. Kulit sebagai alat ekskresi
Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Natrium di eksresikan
melalui kulit.
2.3 Kelainan Pada Sistem Indra
Kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi manusia dapat terjadi
pada pria dan wanita, baik pada sistem saraf, sistem endokrin maupun sistem
indra. Kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi manusia antara lain
sebagai berikut.
1) Kelainan pada indra penglihat (mata)
a. Miopi
Miopi merupakan gangguan penglihatan dimana mata tidak
dapat melihat jelas benda jauh karena lensa mata terlalu cembung
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina (bitnik kuning).
Gangguan rabun jauh dapat ditolong dengan menggunakan kacamata
berlensa cekung (lensa negative). Rabun jauh umumnya merupakan
kelainan yang diturunkan oleh orang tuanya dan seringkali ditemukan
pada anak-anak usia 8-12 tahun. Penyebab utama rabun jauh adalah
genetik. Namun, factor lingkungan juga dapat mempengaruhi seperti
makanan yang kurang mengandung gizi dan vitamin serta cara
membaca yang tidak benar.
b. Glaucoma

21
Glaucoma merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan
oleh adanya penambahan tekanan dalam mata yang lama-kelamaan
dapat menghilangkan daya penglihatan pada mata. Gejala umum
glaukoma antara lain rasa nyeri pada hebat di dalam mata, pusing, sakit
kepala berat, serta penglihatan kabur.
c. Katarak
Katarak adalah gangguan penglihatan di mana lensa mata Anda
menjadi keruh dan seperti berawan. Orang yang mengalami katarak
akan merasa seperti selalu melihat kabut atau berasap. kondisi mata
yang umum terjadi, khususnya pada para lansia, baik laki-laki maupun
perempuan.
d. Ablasi Retina
Ablasi Retina adalah sebuah kondisi yang menyebabkam lapisan
penting dari jaringan pada retina mengalami penurunan sehingga
posisinya lebih ke bawah atau menarik ke dalam yang menyebabkan
gangguan untuk pembuluh darah di daerah ini. Kondisi ini akan
menyebabkan retina mengalami kekurangan oksigen sehingga bisa
menyebabkan kebutaan.
Gejala ablasi :
1. Mata seperti melihat bitnik-bintik kecil ada pandangan.
2. Mata seperti tertutup oleh rambut atau beberapa benang kecil
meskipun sebenarnya tidak.
3. Mata memberikan respon berkedip dalam waktu cepat saat
melihat mata.
Penyebab ablasi :
1. Pengurangan jumlah gel yang melapisi mata sehingga
menyebabkan bagian retina robek atau mengalami ablasi.
2. Cedera karena benturan atau kecelakaan yang terjadi pada mata.
3. Menderita penyakit diabetes.
4. Peradangan pada bagian mata.

22
5. Penuaan yang biasa menyebabkan retina menjadi semakin tipis
dan sangat sensitive saat terkena tekanan dari air mata.
6. Pernah mengalami operasi mata.
e. Graves
Penyakit graves adalah sebuah kondisi yang menyebabkan
adanya gangguan sistem kekebalan tubuh karena tubuh menghasilkan
terlalu banyak hormone tiroid. Ormon tiroid adalah hormone yang bisa
mempengaruhi semua sistem dalam Kesehatan tubuh dengan berbagai
cara yang berbeda. Penyakit ini bisa terjadi pada perempuan dan
biasanya menyerang data belum berumur kurang dari 40 tahun.
Gejala Graves :
1. Mata menjadi lebih menonjol.
2. Ada tekanan kuat pada bagian dalam mata.
3. Mata seperti menghasilkan pasir.
4. Kelopak mata seperti tertarik.
5. Peradangan mata yang menyebabkan mata merah.
6. Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.
7. Mata tidak bisa elihat dengan jelas atau penglihatan ganda.
8. Ata kehilangan kemampuan untuk melihat.
Penyebab Graves :
1. Terjadi pemupukan karboohidrat pada lapisan kulit yang bisa
merusak antibody tubuh.
2. Memiliki garis keluarga dengan penyakit graves.
3. Perempuan lebih memiliki resiko yang tinggi.
4. Gangguan penyakit imunitas.
5. Kehamilan.
6. Memiliki tekanan emosi yang tinggi.
7. Kebiasaan merokok.
f. Strambismus
Strabismus adalah sebuah kondisi yang menggambarkan
bahwa mata tidak bisa melihat dengan baik. Bola mata bisa melihat

23
ke arah kanan atau kiri sehingga menyebabkan pandangan mata yang
sebenarnya lurus tapi tidak bisa terjadi dengan baik. Penyakit ini bisa
terjadi pada semua orang dan termasuk untuk anak-anak maupun orang
dewasa.
Gejala strambismus :
1. Anak-anak akan sering memiringkan salah satu bagian
mata atau menutupsatu mata untuk bisa melihat objek dengan
benar.
2. Mata menjadi tidak fokus saat melihat dan sering terlihat oleh
orang lain.
Penyebab strambismus :
1. Otak tidak bisa mengatur keseimbangan mata saat melihat pada
sebuah objek.
2. Kelainan mata yang menyebabkan satu matamengalami
rabunjauh atau rabun dekat dengan beberapa ukuran dan selisih
yang sangat jauh.
3. Saraf yang bekerja untuk mengatur otot mata tidak bisa
berfungsi dengan baik atau justru tidak normal.
g. Mata Bintitan
Mata bintitan adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang
bagian mata yang sangat mengganggu, namun biasanya tidak
berlangsung lama. Mata bintitan biasanya ditandai dengan munculnya
bintitan seperti bisul, namun terjadi biasanya di sekitar kelopak mata.
Gejala mata bintitan :
1. Muncul bintitan dikelopak mata bagian atas tau bagian bawah.
2. Perih di mata.
3. Rasa nyeri.
4. Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.
Penyebab mata bintitan :
1. Mata kelilipan, ketika terkena debu atau benda asing kita
biasanya menggucek mata.

24
2. Infeksi Kuman Stafilokokus.
3. Peradangan atau infeksi dari muara kelenjar pada lapisan
kelopak mata.
h. Miopi (Rabun Jauh)
Miopi merupakan suatu gangguan di mana penderitanya
kehilangan kemampuan untuk melihat benda-benda yang jaraknya jauh
dengan jelas. Akibatnya, penderita miopi tidak dapat melihat tulisan
dari jarak jauh. Penderita miopi dapat ditolongdengan
menggunakan kacamata berlensa cekung.
i. Hipermetrop (Rabun Dekat)
Hipermetropi merupakan suatu ganggan dimana benda-benda
yang dekat dengan jelas. Akibatnya, penderita hipermetropi tidak dapat
melihat tulisan dari jarak dekat. Penderita hipermetropi dapat ditolong
dengan menggunakan kacamata berlensa cembung.
j. Presbiopi (Mata Tua)
Presbiopi adalah suatu gangguan dimana penderitanya
kehilangan kemampuan untuk melihat benda-benda yang jaraknya jauh
maupun dekat dengan jelas. Gangguan ini umumnya diderita oleh
golongan lanjut usia. Penderita presbiopi dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa rangkap.
k. Rabun senja
Rabun senja atau rabun ayam menrupakan gangguan
penglihatan akibat kekurangan vitamin A. Akibatnya, penderita rabun
senja kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang menuju
gelap atau saat senja hari.
2) Kelainan pada indra pencium (Hidung)
a. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan
yang melapisi sinus atau dinding sinus. Sinus merupakan rongga kecil
berisi udara dan terletak pada struktur tulang wajah. Penyebab sinus ini

25
adalah akibat bakteri dan virus, jika penyebabnya adalah virus kondisi
ini akan menjadi penyakit menular.
b. Polip Hidung
Polip hidung adalah pertumbuhan non-kanker yang lunak dan
tidak terasa nyeri pada lapisan saluran hidung atau sinus. Polip hidung
biasanya menggantung seperti anggur. Penyebab polip hidung karena
peradangan.
c. Dinosmia
Dinosmia adalah keadaan keadaan dimana seseorang merasa
selalu mencium bau yang tidak sedap. Ini terjadi karena terdapat
kelainan dalam rongga hidung, infeksi pada sinus dan kerusakan parsial
pada saraf olfaktori.
d. Rhinitis
Rhinitis allergica adalah peradangan hidung akibat alergi. Rhintis
disebabkan oleh masuknya benda asing ke dalam saluran tenggorokan.
Kemudian hidung secara otomatis merespon sehingga terjadilah
peradangan pada hidung.
3) Kelainan pada indra pengecap (Lidah)
a. Sariawan Lidah
Sariawan atau dalam bahasa medisnya disebut stomatitis
aphtosa adalah jenis luka yang bisa terjadi di mana saja di mulut,
termasuk di lidah. Meskipun ukurannya biasanya sangat kecil, sariawan
di lidah tentu terasa sangat menyakitkan dan membuat makan dan
berbicara menjadi sulit. Penyebab sariawan biasanya bukanlah sesuatu
yang serius, tapi masalah kesehatan tersebut perlu diatasi segera agar
tidak mengganggu kemampuan makan dan berbicara.
b. Geographic Tongue
Geographic Tongue adalah kondisi peradangan saat lidah terasa
halus, berwarna merah, dan berbentuk pulau-pulau mirip peta. Orang
dengan geographic tounge akan mengalami lidah terasa halus, berwarna
merah, dan berbentuk pulau-pulau seperti gambaran peta geografis.

26
c. Peradangan pada Lidah (Atrophic Glossitis)
Peradangan pada lidah adalah gangguan pada lidah yang
diakibatkan oleh peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan
perubahan secara fisik pada lidah. Peradangan akibat glositis biasanya
terjadi pada papila, yaitu sekumpulan bintik (nodul) yang memberikan
tekstur pada bagian atas permukaan lidah.
d. Fissured Tongue
Fisured tongue, atau lidah berbelah, adalah kondisi di mana
lidah memiliki retakan atau lipatan yang dalam. Ini umumnya
merupakan karakteristik genetik dan biasanya tidak menimbulkan
masalah kesehatan, meskipun beberapa orang dengan lidah berbelah
mungkin mengalami kepekaan atau iritasi.
e. Lidah Berselaput (Coated Tongue)
Lidah berselaput adalah kondisi di mana permukaan lidah
tampak memiliki lapisan putih atau bercak yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk infeksi jamur atau kebersihan mulut yang
buruk.
f. Glossopyrosis
Glossopyrosis adalah istilah medis untuk sensasi terbakar atau
panas yang terjadi di lidah. Ini bisa menjadi gejala dari berbagai
masalah, termasuk infeksi, iritasi, atau kondisi medis lainnya.
g. Kanker Lidah
Kanker lidah adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang terjadi di
lidah. Ini bisa dikaitkan dengan faktor risiko seperti merokok, konsumsi
alkohol, atau paparan HPV (Human Papillomavirus). Deteksi dini dan
pengobatan adalah kunci penting dalam penanganan kanker lidah.
h. Makroglosia
Makroglosia merujuk pada kondisi di mana lidah membesar
secara berlebihan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
kelainan genetik atau kondisi medis tertentu. Makroglosia dapat
menyebabkan masalah seperti kesulitan bernapas atau berbicara.

27
4) Kelainan pada indra pendengar (Telinga)
a. Penyumbatan
Penyumbatan merujuk pada kondisi di mana suatu saluran atau
pembuluh darah terhalang atau terhenti, menghentikan aliran normal.
Ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, misalnya, penyumbatan arteri
yang menyebabkan serangan jantung.
b. Perikondritis
Perikondritis adalah peradangan pada jaringan perikondrium,
yang merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang melapisi tulang rawan.
Ini dapat terjadi, misalnya, di sekitar tulang rawan telinga akibat infeksi
bakteri.
c. Tinnitus
Tinitus adalah sensasi bunyi berdengung, mendenging, atau
berdesing di telinga tanpa adanya sumber suara eksternal. Ini bisa
menjadi gejala dari berbagai masalah, termasuk paparan suara keras,
trauma kepala, atau gangguan pendengaran.
d. Otitis Media
Otitis media adalah infeksi atau peradangan pada telinga tengah.
Ini bisa terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa dan dapat
disertai dengan gejala seperti nyeri telinga, demam, dan gangguan
pendengaran sementara.
e. Meniere
Meniere's disease adalah gangguan telinga dalam yang dapat
menyebabkan gejala seperti pusing berat (vertigo), tinitus, hilangnya
pendengaran, dan rasa penuh atau berdenyut di telinga. Penyebab pasti
belum sepenuhnya dipahami, tetapi kondisi ini dapat mempengaruhi
keseimbangan dan pendengaran
5) Kelainan pada indra peraba (Kulit)
a. Penyakit Panu
Penyakit panu adalah penyakit yang menyerang bagian kulit.
Penyakit ini bisa diderita oleh siapa saja, baik itu laki-laki maupun
perempuan. Timbulnya penyakit ini disebabkan oleh jamur

28
Pityrosporum ovale. Bagi orang yang suka memperhatikan penampilan,
penyakit ini mungkin akan menjadi musuh utama yang harus segera
dihilangkan.
b. Penyakit Bisul
Bisul adalah penyakit kulit berupa benjolan, berwarna merah
dan akan membesar. Benjolan bisul tersebut berisi nanah, berdenyut
dan terasa panas dan bisa tumbuh di hampir semua bagian tubuh. Tetapi
umumnya lebih sering tumbuh pada bagian yang lembap seperti sela
bokong, lipatan paha, leher, kepala dan ketiak.
Penyebab Bisul ini disebabkan karena infeksi bakteri
Stafilokokus aureus di kulit lewat folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak yang bisa menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang bisa
memengaruhi tingkat risikonya terkena bisul adalah kebersihan yang
buruk, pelemahan diabetes, infeksi luka, kosmetik yang membuat pori
tersumbat dan bahan kimia.
Gejala penyakit bisul adalah rasa gatal pada bagian kulit
tertentu, timbul benjolan kecil dengan warna kemerahan, keluar mata
nanah pada benjolan tersebut jika sudah membesar.
c. Penyakit Kurap
Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang menimbulkan ruam
melingkar berwarna merah. Kurap dapat terjadi di beberapa area tubuh,
seperti kepala, wajah, tangan, kaki, atau selangkangan.
Kurap disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit. Jamur ini dapat
menular melalui kontak langsung dengan penderita atau kontak tidak
langsung dengan benda atau tanah yang terkontaminasi.
Kurap ditandai dengan munculnya ruam bersisik berwarna
kemerahan di permukaan kulit. Ruam kulit ini dapat meluas. Meski
demikian, gejala kurap dapat berbeda-beda pada tiap orang, tergantung
pada lokasi kurap.
d. Penyakit Kudis

29
Kudis adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit
tungau yang gatal. Yang lebih berisiko tinggi terkena penyakit kudis
adalah mereka yang tinggal di daerah kumuh dan tidak menjaga
kebersihan tubuh.
Penyebab penyakit kudis adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh Sarcoptes scabieiyang menimbulkan kerak, terasa
gatal dan jika dibiarkan maka akan menimbulkan lesi atau luka.
Yang perlu anda ketahui bahwa penyakit kudis dapat menular
melalui kulit ke kulit dan dapat diderita oleh semua orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin.
Gejala yang paling umum adalah rasa gatal, terutama pada
malam hari, bentol/bintil merah seperti jerawat, kulit lecet atau
melepuh, kulit luka yang disebabkan oleh garukan solusi.
e. Penyakit Jerawat
Jerawat merupakan penyakit kulit yang cukup besar jumlah
penderitanya. Hampir setiap orang pernah mengalami gangguan
jerawat. Jerawat terjadi akibat aktofnya kelenjar minyak dibawah kulit.
Keaktifan ini dirancang oleh bormon androgen (hormon pertumbuhan)
yang meningkat saat seseorang dalam masa pubertas, dan kelenjar
minyaknyapun sedang meningkat tinggi.
f. Penyakit Herpes Stomatis
Stomatitis adalah peradangan yang ditandai dengan luka,
bengkak, dan kemerahan pada area di dalam mulut. Kondisi ini dapat
timbul pada pipi bagian dalam, gusi, lidah, maupun bibir. Stomatitis
kerap disamakan dengan sariawan. Kondisi stomatitis dapat disebabkan
oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri, defisiensi vitamin, cedera, dan
lainnya
g. Penyakit Campak
Campak (rubeola atau measles) termasuk jenis
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus campak.
Penularannya terjadi melalui percikan air liur dari hidung dan

30
mulut, ketika penderita berbicara, batuk, maupun bersin. Umumnya
campak hanya menyerang sekali seumur hidup, karena pasca
campak, anak sudah memilild antibodi yang aktif. Campak juga
bisa dicegah dengan memberikan imunisasi campak dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Penyebab campak adalah penyakit kulit menular yang
diakibatkan oleh virus dan biasanya menginfeksi anak-anak.
Gejala awal penyakit campak adalah demam, bersin, pilek,
sakit kepala, badan lesu, berkurangnya nafsu makan dan
radang mata. Kemudian timbul ruam merah yang gatal yang
menyebar ke seluruh tubuh
h. Penyakit Kutil
Kutil merupakan penyakit kulit akibat infeksi virus yang
menyerang kulit manusia. Kulit berbentuk benjolan kecil berwarna
cokelat pucat dan memiliki tekstur kasar pada permukaan benjolan.
Kutil dapat dialami oleh semua orang tanpa ada batasan usia. Organ
tubuh yang biasa terkena kutil adalah jari tangan, jari kaki, siku, telapak
tangan, telapak kaki, dan kulit diarea kuku.
i. Penyakit Impetigo
Impetigo adalah penyakit infeksi kulit yang banyak dijumpai
pada anak dan balita. kondisi ini sebenarnya bisa dialami siapa saja.
Hanya saja, anak-anak dan balita cenderung punya sistem kekebalan
tubuh yang belum cukup kuat dalam melawan bakteri penyebab infeksi.
Penyakit impetigo biasanya ditandai dengan kemerahan pada
wajah, khususnya mulut dan hidung, disertai dengan timbulnya
jaringan seperti darah atau kotoran yang mengering (impetigo
krustosa), bisa juga dalam bentuk lentingan (impetigo bulosa).
j. Penyakit Eksim
Penyakit dermatitis memiliki gejala utama yang dirasakan
penderita adalah pada kulit terasa gatal yang berlebihan. Hal ini pun
diikuti oleh kulit yang mulai memerah, pecah-pecah dan bersisik serta

31
gelembung-gelembung kecil timbul dan mengandung air atau
nanah. Yang paling sering terkena penyakit dermatitis adalah
tangan, telinga, kaki dan lipatan paha.
Penyebab penyakit dermatitis/eksim lebih sering disebabkan
oleh alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu yang bisa
ditemukan di detergen, obat- obatan, kosmetik dan sabun serta
kepekaan terhadap makanan tertentu seperi ikan laut, udang, vetsin
dan telur. Kemudian bisa juga berasal dari serbuk sari tanaman,
rangsangan iklim, debu dan gangguan emosi.
Gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang
rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit.
Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut,
tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan
muncul di daerah lain. Daerah yang terkena akan terasa sangat
kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini
pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi
cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksimakan
mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak
lebih terang atau lebih gelap.
k. Penyakit Psoriasis
Psoriasis termasuk penyakit kulit yang sulit didiagnosa.
Bagian tubuh yang biasa terkena eksim sama dengan bagian
tubuh yang biasa terkena psoriasis, ditambah kulit kepala, punggung
bagian bawah, telapak tangan, dan telapak kaki. Stres, trauma, dan
tingkatkalsium yang rendah dapat menyebabkan psoriasis. Psoriasis
bukan penyakit menular, tetapi bersifat menurun.
Penyebab Psoriasis adalah salah satu penyakit yang
menyerang kulit yang diakibatkan oleh pergantian kulit lebih
cepat. Psoriasis yang merupakan penyakit tidak menular dan tidak
mematikan ini dapat bersifat hilang timbul. Psoriasis yang dapat
menyerang bagian tubuh mana saja memang tidak berbahaya, akan

32
tetapi dengan hal tersebut seseorang yang mengalami psoriasis dapat
mengalami penurunan dalam kualitas hidupnya serta membuat
ketidaknyamanan.
Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang
di atasnya terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis.
Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas
permukaan kulit yang terkena hanya kecil, dan semakin lama
semakin melebar.
l. Penyakit Seborrheic Keratosis
Keratosis seboroik adalah benjolan seperti kutil yang tumbuh di
permukaan kulit dan bisa bertambah seiring waktu. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada orang dewasa, terutama yang lanjut usia.
Keratosis seboroik dapat tumbuh di permukaan kulit mana pun,
kecuali di telapak tangan dan kaki. Bagian tubuh yang sering menjadi
lokasi kemunculan keratosis seboroik adalah wajah, dada, bahu,
punggung, dan lipatan kulit.
Gejala utama keratosis seboroik adalah benjolan seperti kutil di
kulit. Berwarna lebih gelap dari warna kulit sekitarnya, misalnya
kecokelatan atau kehitaman, Berbentuk bulat atau lonjong, Bertekstur
kasar seperti kutil
m. Penyakit Lepra
Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang
menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta atau
lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.
Kusta atau lepra dapat ditandai dengan lemah atau mati rasa di
tungkai dan kaki, kemudian diikuti dengan timbulnya lesi di kulit.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebar
melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat penderitanya batuk
atau bersin
Gejala kusta awalnya tidak tampak jelas dan biasanya
berkembang secara perlahan. Beberapa gejala yang dirasa yaitu Kulit

33
menjadi mati rasa, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu,
sentuhan, tekanan, atau nyeri. Kulit tidak berkeringat (anhidrosis),
Luka yang tidak terasa nyeri di telapak kaki, Bengkak atau benjolan di
wajah dan telinga
n. Penyakit Keloid
Keloid adalah bekas luka yang tumbuh menebal, menonjol, dan
melebar. Bekas luka ini biasanya muncul setelah proses penyembuhan
luka operasi atau cedera. Keloid tidak berbahaya, tetapi dapat
memengaruhi penampilan dan menyebabkan stres pada penderitanya.
Keloid bisa muncul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah
mengalami cedera atau sembuh dari penyakit kulit. Bentuk keloid yang
umum terjadi adalah: Benjolan yang menebal dengan bentuk tidak
teratur, biasanya pada bekas luka di telinga, bahu, pipi, atau dada.
Benjolan yang tidak ditumbuhi rambut dan Tekstur benjolan lunak,
keras, atau kenyal
o. Penyakit Hemangioma
Hemangioma pertumbuhan daging atau kulit tetapi bukan
kanker ang tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah abnormal.
Karena hemangioma tidak disebabkan faktor luar, biasanya orang
menderita atau hemangioma berkembang sebelum orang lahir, Ketika
mereka masih di dalam hati biasanya tidak menyebabkan kelainan.

34
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Sistem indra manusia adalah suatu kumpulan perangkat yang luar biasa
terkoordinasi, beroperasi bersama untuk memberikan pemahaman holistik
tentang dunia sekitar kita. Mata memberikan pandangan visual, telinga
mendengarkan harmoni dan kebisingan, hidung mencium aroma yang
beragam, kulit merasakan sentuhan dan suhu, dan lidah mengecap rasa. Semua
ini bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman sensorik yang unik bagi
setiap individu. Adaptabilitas yang luar biasa dari sistem ini terhadap
lingkungan sekitarnya. Mata manusia, misalnya, dapat menyesuaikan
sensitivitasnya terhadap perubahan cahaya, sedangkan telinga dapat
menyesuaikan diri dengan berbagai frekuensi suara. Inilah yang
memungkinkan manusia berinteraksi dengan berbagai kondisi lingkungan
tanpa mengalami kebingungan atau kehilangan fokus.
Namun, perlu diakui bahwa sistem indra manusia memiliki
keterbatasan. Meskipun mampu mendeteksi berbagai rangsangan, masih ada
spektrum elektromagnetik yang tidak dapat diakses oleh mata manusia tanpa
bantuan teknologi. Oleh karena itu, manusia bergantung pada perkembangan
teknologi untuk memperluas keterbatasan ini dan mendapatkan wawasan lebih
dalam tentang alam semesta. Keajaiban sistem indra manusia juga
termanifestasi dalam konteks interaksi sosial. Ekspresi wajah, nada suara, dan
bahasa tubuh menjadi sarana penting dalam berkomunikasi. Sistem indra ini
tidak hanya membantu manusia memahami dunia fisik, tetapi juga memainkan
peran sentral dalam menciptakan hubungan sosial dan memahami perasaan
sesama.

35
Pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem indra manusia
membawa implikasi penting dalam pengembangan teknologi. Antarmuka
manusia-mesin yang lebih intuitif, teknologi bantu bagi individu dengan
gangguan sensorik, dan solusi inovatif lainnya menjadi mungkin karena
pemahaman yang lebih baik tentang cara sistem indra manusia berfungsi.
Denganmateri pada system indra manusia ini, kita dapat menghargai keajaiban
dan kekompleksan sistem indra manusia. Sebuah perangkat yang tidak hanya
memberikan kita kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium,
merasakan, dan merasakan dunia, tetapi juga menjadi fondasi dari interaksi
sosial, perkembangan teknologi, dan pemahaman mendalam tentang eksistensi
manusia di dunia ini.

36
DAFTAR PUSTAKA

Iswari, M., & Nurhastuti. (2018). Anatomi, Fisiologi Dan Genetika. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1.
http://repository.unp.ac.id/20541/1/BUKU Anatomi, Fisiologi dan Genetika
edit.pdf
Marfilinda, R., Vebrianti, V., & Martha, A. (2022). IDENTIFIKASI
MISKONSEPSI MATERI PANCA INDERA MANUSIA
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
KELAS IV SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN 29 KOTO
PANJANG, PESISIR SELATAN). Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan
Islam Tingkat Dasar, 12(1), 69-75.
Melizar, D.-S., & Yunizar, Z. (2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada
Manusia. Jurnal Teknik Informatika Aceh, 1(1), 113–118.
https://journal.umuslim.ac.id/index.php/tika/article/view/243
Siregar, I. Y. (2021). Keterpaduan Fungsi Sistem Indera Manusia Menurut
Pandangan Sains Terintegrasi dengan Al Qur'an dan Hadits (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Sitti Khadijah, Tutik Astuti, Rahayu Widaryanti, E. R. (2020). Buku Ajar
Anatomi & Fisiologi Manusia Edisi 1. Journal of Chemical Information and
Modeling, 205.

37

Anda mungkin juga menyukai