Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SISTEM SENSORI”

Disusun Oleh :
Kelompok 4 B
Nama Anggota :
1. Naila Rohmatul A. (222020010066)
2. Lusiana Vidyatus S. (222020010068)
3. Muhammad Saifuddin S. (222020010069)
4. Siti Nuryani (222020010075)
5. Feranika Anggraini (222020010076)
6. Yeni Septi Wahyuni (222020010077)
7. Fitri Khoiri Laili A. (222020010078)
8. Hidayatun Nisa (222020010079)
9. Alfiya Ilfa (222020010080)
10. Dhea Aprillia F. U. (222020010081)
11. Ahmad Reksa Prayogi (222020010082)

Dosen Pengampu:
Ika Widyawati, S.Kep.,Ns..M.Kep.

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga penyusun dapan menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
SENSORI” ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar semester dua pada program studi Keperawatan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi mengenai Sistem sensori.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ika Widyawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar.
2. Rekan-rekan yang mengikuti mata perkuliahan Ilmu Biomedik Dasar.
3. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan makalah “SISTEM
SENSORI” yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi. Tapi penyusun berharap tugas ini
dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan menjadi pengalaman
yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan.

Kudus, 28 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1.Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
2.1.Macam macam organ sensori..........................................................................3
2.2.Fugsi organ sensori………………………......................................................4
2.3.Proses Akomodasi……………………….......................................................4
2.4.Proses pendengaran………………………….................................................5
2.5 Pengujian fungsi penglihatan………………………………………………..5
2.6 Pengujian fungsi pendengaran………………………………………………5
BAB III PENUTUP..............................................................................................6
3.1.Kesimpulan ....................................................................................................6
3.2.Saran................................................................................................................6
Daftar Pustaka.......................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi,
Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup
Sistem saraf sensorik adalah bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk
memprosesinformasi sensorik . Sistem sensorik terdiri dari neuron sensorik (termasuk
sel reseptor sensorik), jalur saraf , dan bagian otak yang terlibat dalam persepsi
sensorik . Sistem sensorik yang dikenal secara umum adalah sistem penglihatan ,
pendengaran , sentuhan , rasa , penciuman , dan keseimbangan . Singkatnya, indra
adalah transduserdari dunia fisik ke alam pikiran tempat kita menafsirkan informasi,
menciptakan persepsi kita tentang dunia di sekitar kita.
Organisme membutuhkan informasi untuk memecahkan setidaknya tiga jenis masalah:
lingkungan yang sesuai, yaitu homeostasis; (b) aktivitas waktu (misalnya, perubahan
perilaku) atau perilaku aktivitas dengan aktivitas sejenis; dan (c) untuk menemukan dan
menghindari sumber daya atau ancaman (misalnya, dengan bergerak menuju sumber
daya atau menghindari atau menyerang ancaman). Organisasi juga perlu mengirimkan
informasi untuk mempengaruhi perilaku orang lain: mengidentifikasi diri mereka
sendiri, referensi orang lain tentang bahaya, mengoordinasikan aktivitas, atau menipu.
[2]
Bidang reseptif adalah area tubuh atau lingkungan yang direspon oleh reseptor organ
dan sel reseptor. Misalnya, bagian dunia yang bisa dilihat mata, adalah bidang
reseptifnya; Cahaya yang dapat dilihat oleh setiap batang atau kerucut , adalah bidang
reseptifnya. [3] Bidang reseptif telah diidentifikasi untuk sistem visual , sistem
pendengaran dan sistem somatosensori .
Rangsangan
Kode sistem sensorik untuk empat aspek stimulus; jenis (modalitas intensitas, lokasi,
dan durasi. Waktu kedatangan pulsasuara dan perbedaanfase suara kontinu digunakan
untuk lokalisasi suara. Reseptor tertentu sensitif terhadap jenis rangsangan tertentu
(misalnya, reseptormekanik yangberbeda dengan respons yang baik jenis rangsangan
sentuhan yang berbeda, seperti benda tajam atau tumpul). Reseptormengirim
impulsdalam pola tertentu untuk mengirimkan informasi tentang intensitas stimulus
(misalnya, apapun suara). Lokasi reseptor yang dirangsang memberi informasi kepada
otak informasi tentang lokasi stimulus (misalnya, menstimulasi mechanoreceptor di jari
akan mengirimkan informasi ke otak tentang jari itu). Durasi stimulus (berapa lama itu
berlangsung) disampaikan oleh pola penembakan reseptor. Impuls ini ditransmisikan ke
otak melaluineuron aferen.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa macam macam organ sensori?
b. Apa fungsi organ sensori?
c. Bagaimana proses akomodasi?
d. Bagaimana proses mendengar?
e. Bagaimana pengujian fungsi penglihatan?
f. Bagaimana pengujian fungsi pendegaran?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui macam macam organ sensori
b. Mengetahui fungsi organ sensori
c. Mengetahui proses akomodasi
d. Mengetahui proses mendengar
e. Mengetahui cara pengujian fungsi penglihatan
f. Mengetahui cara pengujian fungsi pendegaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam macam organ sensosi
Ada lima macam sistem sensorik, yaitu :
1. Penglihatan
2. sistem pendengaran
3. sensasi somatik (sentuhan)
4. rasa
5. penciuman.
B. Fungsi organ sensori
1. Panca indra penglihatan berfungsi saat cahaya diproses oleh mata
dan ditafsirkan oleh otak. Cahaya melewati kornea, kemudian pupil
akan membesar maupun mengecil, untuk mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke mata
2. Fungsi sebagai indra pendengaran, telinga akan menangkap suara di
sekitarnya, kemudian diproses lebih lanjut, sehingga otak mengenali
suara tersebut. Selain itu, organ pendengaran juga memiliki fungsi
lain yang tidak kalah penting, seperti menjaga keseimbangan tubuh.
3. Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang
Anda sadari dan secara sadar memengaruhi respon tubuh, seperti
menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Fungsi saraf
ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau
otot ke sistem saraf pusat.
4. Lidah merupakan indera pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian
dan memiliki berbagai macam fungsi . Selain berfungsi sebagai
pengecap, lidah juga memiliki beberapa fungsi utama, antara lain
membantu kita berkomunikasi, mengunyah, dan menelan makanan
5. Hidung atau indra penciuman berfungsi untuk mendeteksi bau serta
salah satu anggota dari sistem pernapasan. Selain dua fungsi
tersebut, hidung juga berfungsi sebagai pembersih saluran napas
dan membantu saat merasakan makanan atau minuman
C. Proses Akomodasi

Pengujian fungsi mata

Pemeriksaaan mata dengan Snellen chart


Visus mata biasa dilakukan ketika seseorang kesulitan untuk melihat
objek dengan jelas dalam jarak dekat, jarak jauh, ataupun keduanya. Anak-
anak biasanya melakukan tes visus secara rutin untuk memantau kondisi
kesehatan mata.

Apabila Anda memiliki salah satu jenis kelainan refraksi atau mata rabun,
pemeriksaan visus bertujuan untuk menentikan kekuatan atau ketebalan lensa
yang diperlukan untuk mengoreksi (memperbaiki) penglihatan Anda..
Tes visus umumnya dilakukan dengan bantuan Snellen chart atau
bagan Snellen. Bagan ini dikembangkan oleh seorang dokter spesialis mata
dari Belanda, Herman Snellen, pada tahun 1860-an.

Ada banyak variasi dari Snellen chart yang digunakan dalam tes
ketajaman mata. Secara umum Snellen chart yang digunakan untuk tes mata
terdiri dari 11 baris huruf kapital dengan ukuran yang bervariasi. Semakin ke
bawah ukuran huruf akan semakin kecil. Pemeriksaan ketajaman dengan E
chart
Selain itu, dokter Snellen juga membuat bagan lain untuk tes ketajaman mata
yang diperuntukkan untuk orang-orang yang tidak dapat membaca. Terutama
untuk anak-anak yang belum mengenal huruf alfabet dengan lengkap. Bagan
ini dikenal juga dengan E chart.

Pada bagan untuk tes mata tertera huruf kapital “E” yang menghadap
ke arah yang berbeda-beda. Anda akan diminta untuk menunjukkan arah ke
mana huruf E menghadap menggunakan jarinya. Apakah huruf E menghadap
ke atas, bawah, kiri, atau kanan.

Pemeriksaan visus mata dengan bagan E biasanya akan lebih canggih


saat dilakukan oleh dokter spesialis mata. Bagan akan diproyeksikan
layaknya refleksi cermin, Anda akan diminta melihat bagan tersebut melalui
berbagai lensa. Dokter akan terus mengganti lensa sampai mata bisa melihat
huruf E yang tertera pada bagan dengan jelas.

Sama halnya dengan tes visus menggunakan Snellen chart, tes mata ini
tetap bisa menentukan kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, dan
mata silinder. Hasil pemeriksaannya bisa menentukan resep kacamata dengan
lensa korektif yang sesuai untuk gangguan penglihatan yang Anda alami. Tes
ini

Pemeriksaan refraksi atau ketajaman mata juga merupakan bagian dari


pemeriksaan mata lengkap. Sebaiknya untuk mengetahui kondisi kesehatan
mata, Anda perlu melakukan pemeriksaan secara rutin.

Bagi anak-anak, paling tidak tes mata dilakukan 2 kali setahun.


Sementara untuk Anda yang berumur 4o tahun atau lebih, lakukanlah
pemeriksaan segera untuk mendeteksi gangguan atau penyakit mata sedari
dini.

D. Proses mendengar
Proses Mendengar
Meskipun mendengar adalah sebuah proses yang kompleks, namun pada
dasarnya mendengar merupakan kegiatan pasif yang otomatis – tanpa
disadari terlibat dalam proses. Berikut adalah uraian singkat bagaimana kita
dapat mendengar:
Pendengaran: Proses Mendengar

Sesuatu bergetar dan menciptakan sebuah gelombang bunyi.


Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga.
Gelombang bunyi masuk ke dalam liang telinga.
Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga dan diubah menjadi
energi mekanik.
Terdapat tulang pendengaran di telinga tengah: malleus, incus, dan stapes.
Gendang telinga menggetarkan tulang pendengaran dan meneruskannya ke
telinga dalam.
Gangguan pendengaran konduktif biasanya terjadi di telinga tengah ini.
Getaran Cairan di dalam koklea/rumah siput merangsang sel-sel rambut
menghasilkan impuls bio elektrik.
Kerusakan sel-sel rambut pada koklea akan mengakibatkan gangguan
pendengaran sensorineural.
Impuls listrik dari sel-sel rambut diteruskan ke otak oleh syaraf
pendengaran.
Di otak, impuls dari kedua telinga tersebut diartikan sebagai suara.
E. Pengujian fungsi penglihatan
Visus mata atau tes ketajaman penglihatan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan mata melihat objek dengan jelas dalam jarak tertentu. Tes ini
biasa digunakan sebagai cara mengetahui kelainan refraksi mata seperti mata
minus (rabun jauh), rabun dekat, dan mata silinder.
F. Pengujian fungsi pendegaran
Pengujian funsi pendengaranTes pendengaran adalah prosedur untuk
memeriksa kemampuan mendengar seseorang. Pemeriksaan dilakukan
dengan mengukur seberapa baik gelombang suara terhantar ke otak.
Proses mendengar terjadi ketika gelombang suara masuk ke telinga dan
menyebabkan getaran pada gendang telinga. Getaran ini kemudian
menghantarkan gelombang suara ke sel-sel saraf yang mengirimkan sinyal
informasi ke otak. Di otak, informasi tersebut diterjemahkan menjadi suara
yang kita dengar.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf sensorik adalah bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab
untuk memprosesinformasi sensorik . Sistem sensorik terdiri dari neuron sensorik
(termasuk sel reseptor sensorik), jalur saraf , dan bagian otak yang terlibat dalam
persepsi sensorik . Sistem sensorik yang dikenal secara umum adalah sistem
penglihatan , pendengaran , sentuhan , rasa , penciuman , dan keseimbangan .
Singkatnya, indra adalah transduserdari dunia fisik ke alam pikiran tempat kita
menafsirkan informasi, menciptakan persepsi kita tentang dunia di sekitar kita. Dari
pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , diketahui dalam
sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di manadi jelaskan
bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagianorgan yang
bersangkutaan, sistem sensoris meliputi:1.Sistem indra penglihatan (mata)2.Sistem
indra pendengar (telinga)3.Sistem indra pembau (hidung)4.Sistem indra pengecap
(lidah)5.
Sistem indra peraba (kulit)Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar
(Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga
bagian, yaitu telingaluar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.Indra penglihatan
(mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyaifungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapakomponen utama, sebagai
berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea,iris, kornea, koroid, lensa,
ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron bipolar,otot siliaris, pupil, retina,
saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera,vitreus humo Indera Peraba
(Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujungsaraf sensori sebagai
reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panasdan dingin), serta rasa
sakit.Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot.Prmukaan
lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesanlidah terkesan
kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.Indera Pembau (Hidung); aktifnya
indra pembau di rangsang oleh gas yangterhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut
sangat peka dan kepekaannya mudahhilang jika di hadapkan pada bau yang sama
dalam jangka waktu yang lama.

B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat mengetahui bahwa sistem sensori
sangat penting dalam kehidupan kita, dengan adanya panca indera kita dimudahkan
dalam beraktifitas. Selain itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam proses penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/tes-pendengaran-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://hellosehat.com/mata/gangguan-penglihatan/pemeriksaan-visus-mata/
https://www.zwitsal.co.id/archive/stimulasi-maksimal-pada-7-sistem-sensorik-
bayi#:~:text=Ada%207%20sistem%20sensorik%20yang,%2C%20Visual%2C
%20Auditori%20dan%20Pengecapan
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/765/621

Anda mungkin juga menyukai