Anda di halaman 1dari 20

ANATOMI FISIOLOGI

MAKALAH TENTANG SISTEM RESPIRATOR SENSORIK

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. MUHAMMAD ALIF KHUZAIFI ( p21345121047 )


2. TAZKIA HAYATINNISA ( p21345121074 )
3. NABILA ANJANI RAHMADINA ( p21345121051 )
4. YOSUA GERALDI TAMBUNAN ( p21345121080 )

1D3B

Politeknik Kesehatan Jakarta II

Prodi Diploma III Sanitasi – Jurusan Kesehatan Lingkungan


KATA PENGHANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Respirator Sensorik”
dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah anatomi fisiologi semester ganjil.

Kami ucapkan terimakasih kepada ibu dr Corazon Hanna, M.Kes selaku dosen
pembimbing, dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
dari awal hingga akhir penulisan.

Sekiranya makalah yang telah kami susun ini agar dapat berguna bagi kami dan orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini dan kami juga memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Jakarta, 28 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Penghantar ..................................................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang ........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Sumber dan jenis sensasi yang terdeteksi , distribusi dan ujung reseptor sensorik
...........................................................................................................................6
B. Mata : indra penglihatan ...................................................................................12
C. Telinga : Indra pendengaran .............................................................................14
D. Gustia : Indra pengecap ....................................................................................16
E. Olfaksi : Indra Pencium ....................................................................................17
BAB III (PENUTUP)

Kesimpulan .........................................................................................................................19

Daftar Pustaka .....................................................................................................................20


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan Anda untuk melakukan
berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua aktivitas
mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat. Ini juga membantu Anda mengontrol
bagaimana tubuh bereaksi dalam keadaan darurat. Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak,
sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik (mata, telinga, dan organ lainnya), dan semua
saraf yang menghubungkan organ-organ tersebut dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja
dengan mengambil informasi melalui bagian tubuh atau indera tertentu, memproses informasi
tersebut, serta memicu reaksi, seperti membuat otot Anda bergerak, merasakan sakit, atau
bernapas.
Sistem sensorik pada dasarnya berperan untuk melindungi seseorang dengan cara
mengenali perubahan yang terjadi di lingkungan. Perubahan lingkungan akan menjadi
rangsangan yang memicu impuls saraf yang merambat menuju ke sistem saraf pusat melalui
neuron sensorik (aferen). Reseptor sensorik berperan mentransduksi stimulus lingkungan
menjadi impuls saraf, Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan stimulus yang
mempengaruhi ujung reseptor, jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau
ada tidak nya lapisan pada ujung reseptor.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sumber dan jenis sensasi yang terdeteksi , distribusi dan ujung reseptor
sensorik ?
2. Bagaimana sistem respirator sensorik mata : indra penglihatan ?
3. Bagaimana sistem respirator sensorik Telinga : Indra pendengaran ?
4. Bagaimana sistem respirator sensorik Gustia : Indra pengecap ?
5. Bagaimana sistem respirator sensorik Olfaksi : Indra Pencium ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber dan jenis sensasi yang terdeteksi , distribusi dan ujung
reseptor sensorik.
2. Untuk mengetahui sistem respirator sensorik mata : indra penglihatan.
3. Untuk mengetahui sistem respirator sensorik Telinga : Indra pendengaran.
4. Untuk mengetahui sistem respirator sensorik Gustia : Indra pengecap.
5. Untuk mengetahui sistem respirator sensorik Olfaksi : Indra Pencium.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber dan jenis sensasi yang terdeteksi , distribusi dan ujung reseptor sensorik
 Sumber sensasi
- Ekstrareseptor
Sensitif terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak di dekat permukaan
tubuh. Misalnya : sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu
- Propioseptor
Terletak pada otot, tendon, persendian.
- Interoseptor
Dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ viseral dan pembuluh darah yg
memiliki inervasi motorik dari SSO. Contohnya stimulus terjadi akibat perubahan proses
digesti, eksresi, dan sirkulasi.
 Jenis sensasi yang terdeteksi
- Nosiseptor
Nosiseptor adalah reseptor yang terletak secara perifer, yang dimana sensitif terhadap
rangsang nyeri atau rangsangan yang semakin lama akan menyebabkan nyeri. Reseptor ini
adalah reseptor sensorik akhir pada organ kulit, otot, sendi dan visera. Nosiseptor memiliki
kemampuan untuk menilai tingkatan nyeri, dari yang tidak nyeri hingga sangat nyeri, tetapi
respon yang diberikan nosiseptor mencapai puncaknya pada skala nyeri. Reseptor ini juga
salah satu reseptor yang tidak setiap saat aktif, tetapi berespon cepat pada rangsangan suhu
tinggi ataupun mekanis dengan stimulus yang berkepanjangan. Nosiseptor ini yang nantinya
akan mengubah rangsangan nyeri menjadi impuls saraf yang akhirnya akan dibawa ke
korteks melalui dorsum ganglion melalui traktur spinothalamikus. Cara kerja sistem
nosiseptor secara seluler dan molekuler baik pada manusia maupun hewan, sudah
memberikan pandangan yang signifikan. Berbeda dengan persepsi nyeri secara seluler yang
masih perlu penelitian lebih lanjut. Dari penelitian-penelitian, dapat disimpulkan bahwa
nosiseptor merupakan kelompok neuron yang heterogen, yang terletak perifer di bagian
sensorik dari ganglia pada sistem saraf pusat yang nantinya akan mentranduksi rangsangan
eksternal nyeri pada kulit.
Secara struktural, karena nosiseptor adalah suatu neuron, maka nosiseptor terdiri dari
akson, badan sel, dan sentral terminal yang berhubungan kepada organ. Ujung nosiseptor
yang menempel pada jaringan umumnya tidak berkapsul oleh myelin atau disebut dengan
fiber-C atau terlindungi myelin yang disebut dengan fiber-A. nantinya fiber-C dan fiber-A
akan memasuki ganglion dorsalis akson dengan posisi akhirnya di medulla spinalis. Di
medulla spinalis, akson akan memasukin melalui lamia I, II, dan V pada dorsal horn. Pada
fiber-C akan memasuki lamina I dan II. Sedangkan fiber-A akan memasuki lamina I dan V.
Cabang fiber-C lokasinya lebih tergeneralisir dan akurasi lokasi rangsang lebih akurat.

- Termoreseptor
Termoreseptor adalah reseptor yang dimiliki banyak organisme hidup untuk memahami
istilah rangsangan di sekitar mereka. Termoreseptor tidak hanya menjadi ciri hewan, karena
tumbuhan juga perlu menyensor kondisi lingkungan yang mengelilinginya. Deteksi atau
persepsi suhu dari termoreseptor adalah salah satu fungsi sensorik yang paling penting dan
seringkali penting untuk kelangsungan hidup spesies, karena memungkinkan mereka untuk
menanggapi perubahan termal yang merupakan karakteristik lingkungan tempat mereka
berkembang. Pada manusia ada termoreseptor yang cukup spesifik sehubungan dengan
stimulasi termal, tetapi ada juga yang merespon terhadap rangsangan “dingin” dan “panas”,
serta beberapa bahan kimia seperti capsaicin dan mentol (yang menghasilkan rangsangan
serupa). untuk sensasi panas dan dingin). Pada banyak hewan, termoreseptor juga merespons
rangsangan mekanis dan beberapa spesies menggunakannya untuk mendapatkan makanan
mereka. Untuk tumbuhan, keberadaan termoreseptor protein yang dikenal sebagai fitokrom
sangat penting untuk persepsi termal dan respon pertumbuhan yang terkait dengannya
Manusia, seperti hewan mamalia lainnya, memiliki serangkaian reseptor yang
memungkinkan mereka untuk lebih berhubungan dengan lingkungan melalui apa yang
disebut “indera khusus”. Reseptor ini tidak lebih dari bagian akhir dari dendrit yang
bertanggung jawab untuk merasakan rangsangan lingkungan yang berbeda dan
mentransmisikan informasi sensorik seperti itu ke sistem saraf pusat (bagian bebas dari saraf
sensorik). Eksteroseptor lebih dekat ke permukaan tubuh dan menyensor lingkungan
sekitarnya. Ada beberapa jenis: mereka yang merasakan suhu, sentuhan, tekanan, rasa sakit,
cahaya dan suara, rasa dan bau, misalnya. Proprioseptor khusus dalam transmisi rangsangan
yang berkaitan dengan ruang dan pergerakan ke sistem saraf pusat, sementara interoseptor
bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal sensorik yang dihasilkan di dalam organ tubuh.

- Mekanoreseptor

Mekanoreceptor adalah struktur sensorik primer yang menyediakan informasi tentang


fitur mekanis lingkungan internal dan eksternal.

Mekanoreceptor mendeteksi rangsangan seperti sentuhan, tekanan, getaran, dan suara dari
lingkungan eksternal dan internal. Mereka mengandung neuron sensorik primer yang
menanggapi perubahan perpindahan mekanis, biasanya di daerah terlokalisasi di ujung
dendrit sensorik. Neuron-sensor mekanisme sering dikelilingi oleh struktur ekstraseluler yang
kompleks yang berpasangan dengan membran sel, di mana saluran ion yang diaktifkan secara
mekanis menciptakan arus reseptor. Potensial reseptor yang dihasilkan biasanya dikodekan
menjadi potensial aksi oleh saluran ion yang diaktifkan tegangan. Banyak dari neuron
mekanoreceptor ini juga menerima input sinaptik eferen dari sistem saraf pusat yang
memodulasi sensitivitasnya dan kemungkinan respons dinamiknya.
Ada 5 jenis mekanoreseptor di kulit manusia:
 Sel-sel Pacini.
 Sel-sel Meissner
 Sel-sel Krause.
 Ujung saraf Merkel.
 Sel-sel Ruffini
Kulit tidak berambut
Pada kulit yang gundul (tidak berambut), ada empat jenis sensororeseptor utama, masing-
masing sesuai dengan fungsinya:
1. Sel-sel taktil (juga dikenal sebagai sel-sel Meissner) merespons sentuhan ringan dan
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tekstur (getaran sekitar 50 Hz).
2. Sel-sel bulat (juga dikenal sebagai termini Ruffini) mendeteksi ketegangan yang
dalam pada kulit dan fasia.
3. Ujung saraf Merkel (juga dikenal sebagai cakram Merkel) mendeteksi tekanan yang
berkelanjutan.
4. Sel-sel Lamellar (juga dikenal sebagai sel-sel Pacini) pada kulit dan fasia mendeteksi
getaran cepat (sekitar 200-300 Hz).
Folikel rambut
Reseptor pada folikel rambut terasa ketika rambut berubah posisi. Faktanya, reseptor
mekanik yang paling sensitif pada manusia adalah sel-sel bersilia dari koklea telinga bagian
dalam, yang tidak terkait dengan reseptor folikel, reseptor ini mentransduksi suara untuk
otak.Ujung saraf bebas mekanosensor mendeteksi sentuhan, tekanan, dan peregangan.
Baroreseptor adalah jenis neuron sensoris sensoror mekanik yang bersemangat dengan
peregangan pembuluh darah.
Kulit
Mekanoreseptor kulit merespon rangsangan mekanik yang dihasilkan dari interaksi fisik,
termasuk tekanan dan getaran. Mereka terletak di kulit, seperti halnya reseptor kulit lainnya.
Mekanoreseptor kulit dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, dengan jenis sensasi apa
yang mereka rasakan dan oleh kecepatan adaptasi. Selain itu, masing-masing memiliki
bidang reseptif yang berbeda.
1. Mekanoreseptor tipe 1 (SA1) adaptasi lambat, dengan organ ujung Merkel corpuscle,
mendasari persepsi bentuk dan kekasaran pada kulit. Mereka memiliki bidang reseptif
kecil dan menghasilkan respons berkelanjutan terhadap stimulasi statis.
2. Mekanoreseptor tipe 2 (SA2) adaptasi lambat, dengan organ terminal badan Ruffini,
merespons peregangan kulit, tetapi mereka tidak terkait erat dengan peran
proprioseptif atau mekanoreseptif dalam persepsi. Mereka juga menghasilkan respons
berkelanjutan terhadap stimulasi statis, tetapi mereka memiliki bidang reseptif yang
besar.
3. Mekanoreptoreptor organ akhir sel (RA) adaptasi cepat atau Meissner, mendasari
persepsi flutter dan slide pada kulit. Mereka memiliki bidang reseptif kecil dan
menghasilkan respon sementara di awal dan perpindahan stimulasi.
4. Korpuskula Pacini atau Váter-Pacini corpuscles atau korpuskula laminar mendasari
persepsi getaran frekuensi tinggi. Mereka juga menghasilkan tanggapan sementara,
tetapi mereka memiliki bidang reseptif yang besar.

- Kemoreseptor
kemoreseptor yaitu lapisan lendir bagian atas yang berada dalam permukaan hidung.
Kemoreseptor berada dalam rongga hidung yang terbentuk dari tulang serta jaringan lunak di
bagian depannya. Didepan terdapat lubang hidung yang sering disebut nares. Di dalamnya
terdapat bulu hidung atau vestibullum nasi. Kemoreseptor berada di bagian berambut yang
ada di atap rongga hidung. (Sarwandi.2014.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta
Timur:Dunia Cerdas) Tempat masuknya udara dalam hidung memiliki 2 (dua) lubang
(kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung mempunyai
permukaan yang dilapisi jaringan epithelium. Epithelium mengandung banyak kapiler darah
dan sel yang mensekresikan lender. Udara yang masuk melalui hidung mengalami beberapa
perlakuan, seperti diatur kelembapan dan suhunya dan akan mengalami penyaringan oleh
rambut atau bulu-bulu getar. (Syaifuddin,1997) Hidung memiliki beberapa fungsi
menghangatkan, membersihkan, dan melembabkan udara yang dihirup, mendeteksi bau dan
berfungsi sebagai resonasi yang menguatkan suara
 Distribusi dan ujung reseptor sensorik
- Ujung saraf bebas
 Tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit, jaringan ikat, dan
pembuluh darah.
 Saraf ini merasakan nyeri , sentuhan ringan dan suhu
- Ujung saraf berkapsul
 Terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak dikulit, otot,
persendiaan dan organ tubuh
 Korpuskel Pacinian : mendeteksi stimulus dan tekanan vibratori. Korpuskel ini
banyak terdapat pada jari tangan, genitalia eksternal dan payudara
 Reseptor ini mudah beradaptasi dan merespon stimulasi taktil dan rasa sakit
yang datang.
 Korpuskel Meissner dan diskus Merkle mendeteksi sentuhan
 Korpuskel Ruffini responsif terhadap tegangan disekitar jaringan ikat dan
memantau tekanan. Ditemukan pada permukaan plantar kaki
 Ujung Bulbus Krause tipis berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap
tekanan sentuhan, kesadaran akan posisis dan kesadaran akan gerakan
 Spindel neuromuskular memantau tonus otot (tegangan dan tegangan) dalam
otot dan organ tendon golgi memantau tegangan rendah

B. Mata : indra penglihatan


Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya
primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor
di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem
lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat
secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata
(ciptaan-Nya) yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan
saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa
optikus). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital
diserebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat
merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.
- Struktur Anatomi Mata

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit
tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum,
maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi
mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen opticuntuk lintasan saraf optik dan arteri
optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri otot mata.
- Bagian-bagian mata terdiri dari
1) Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus
cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sklera memberi bentuk
pada bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2) Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian
depan mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane,
buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim.
3) Lapisan Koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen
mengandung banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina.
warna gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada
bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
4) Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan
permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi
mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran
pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang
mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yangmenyebabkan kelebaran pupil.
5) Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan
dan tidak berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya
sekitar 4mm dan diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh
ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan
2 rongga bola maka yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian
depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus
silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Lensa berfokus
untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu
proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang
beragam.
6) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian
belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialisdioraserata. Retina
meruapakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina
terdapat lapisan berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng
terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel
bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan selakmagrin.
7) Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalamretina, untuk
menuju ke otak.
- Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energi cahaya menjadi implus saraf sehingga
dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar
fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya
gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui
konjungtiva, korne, okueus humor, lensadan fitreurus humor, diaman pada masing-masing
tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah
cahaya yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecil akan
pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak
dan mengecil membentuk pupil. Agar sinar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada
retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya
merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya.
Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ke titik retina disebut
okumudasi
C. Telinga : Indra pendengaran

Indra Pendengar (Telinga) Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk
mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala
kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah penjelasan tentang
struktur anatomi telinga.
a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)
Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5cm, berbentuk
huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan
kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya
terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan
sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami
modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat – coklatan yang dinamakan
serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap dan mencegah infeksi. MAE
ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang
dapat mengganggu elastisitas membran tympani. Adapun fungsi dari daun telinga yaitu
menangkap bunyi dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk
memproteksi membrane timpani dari pada trauma langsung dari luar.
b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang pendengaran)
dan eustachius.
1. Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk
menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima
rangsang fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara meuju tulang-
tulang pendengaran (osikula).
2. Osikula
Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun
pada rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju
rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:
 Malleus (martil)
 Incus (landasan)
 Stapes (sanggurdi)
3. Saluran eustacius
Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok
menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan
biasa dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga
tengah dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat
tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.
c. Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa rongga yang menyerupai saluran-saluran, yaitu
vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput))
1. Vestibula
Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai pintu
penghubung antar bagian-bagian telinga.
2. Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler)
Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler) yaitu saluran superior,
posterior dan lateral. ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain.
Pada salah satu ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi
serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam mengendalikan keseimbangan, dan
kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3. Koklea
Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah
siput. Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki
bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra
vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingkar
dan (fanestra kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara.
D. Gustia : Indra pengecap

Indra Pengecap ( Lidah) Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut
yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut
membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering
disebut lingual , dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas
dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla. Kuncup pengecap dapat
membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin
dideteksi pada ujung lidah, rasa asam ditengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian
belakang.
Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk
larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu
agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga
mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke
dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.
E. Olfaksi : Indra Pencium

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip- prinsip komposisi
(component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanyamemiliki tiga reseptor wama
dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-
macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat membedakan
lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut
dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga
reseptornya disebut chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf
dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada
ciliayang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan
lemak(konsentrasi penguapannya tinggi). Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian
atas, yaitu pada conchasuperior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-
benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menepel pada lapisan jaringan
yang diselaputi lendir dan disebut olfactory mucosa. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk
melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi
untuk menyaring debu dan kotoran.
Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab
yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh
reseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan
dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi
sinapsis yang terputus. Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :
a. Susunan rongga hidung.
Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-masing orang tidak
sama. Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih luas daripada yang
berhidung pesek.
b. Variasi fisiologis
Contohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil muda akan
menjadi sangat peka.
c. Spesies
Pada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada pembauan, akan
memiliki indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.
d. Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbau
Misalnya skatol (bau busuk yang terdapat pada kotoran atau faeces) memiliki konsentrasi
yang kuat karena memiliki kemampuan menguap yang tinggi. Bila konsentrasinya kuat maka
baunya busuk, sebaliknya bila konsentrasinya rendah akan menimbulkan bau yang berbeda
(contohnya pada bunga yang mengandung skatol dalam konsentrasi rendah maka baunya
akan harum).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ
sensorik (mata, telinga, dan organ lainnya), dan semua saraf yang menghubungkan organ-
organ tersebut dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan mengambil informasi melalui
bagian tubuh atau indera tertentu, memproses informasi tersebut, serta memicu reaksi, seperti
membuat otot Anda bergerak, merasakan sakit, atau bernapas.
Sistem sensorik pada dasarnya berperan untuk melindungi seseorang dengan cara
mengenali perubahan yang terjadi di lingkungan. Perubahan lingkungan akan menjadi
rangsangan yang memicu impuls saraf yang merambat menuju ke sistem saraf pusat melalui
neuron sensorik (aferen).
Sistem sensoriK meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/CahyaZTC64/anfis-sistem-sensorik

https://adjar.grid.id/read/542739762/jenis-jenis-reseptor-pada-sistem-indra-yang-
dimiliki-manusia?page=all

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/fisiologi%20sistem%20saraf
%20sensorik.pdf

https://news.labsatu.com/kerja-sama-hidung-dengan-lidah-mengetahui-rasa-dari-
aroma/

http://bmaya11.blogspot.co.id/2013/10/sistemsensori.htmlhttps://
akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-sensorik.pdfhttp://
sidrapth.blogspot.co.id/2012/12/sistem-indra-pada-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai