Tugas terstruktur
Disusun oleh :
1. Sistem koordinasi yang melibatkan sistem saraf, sistem indera dan sistem endokrin.
Dalam mengindera sesuatu akan melibatkan reseptor, saraf dan ekspresi sensoris
(sensasi). Jelaskan yang tersebut dibawah ini!
a. Sel reseptor dibedakan menjadi 2, sebutkan dan beri contoh
Jawab:
1) Extroreceptors
Sel reseptor yang berfungsi menerima rangsangan dari luar tubuh
Contoh:
a) Fotoreseptor di retina untuk penglihatan
b) Kemoreseptor untuk penginderaan bau dan rasa
c) Mekanoreseptor untuk merasakan suara, di koklea, atau sensasi sentuhan di kulit
d) Termoreseptor (yaitu, Krause dan sel Ruffini), untuk merasakan dingin dan
panas
2) Introreceptors
Sel reseptor yang berfungsi menerima rangsangan dari dalam tubuh
Contoh:
a) Kemoreseptor pada arteri karotis dan aorta, menanggapi tekanan parsial
oksigen, dan di pusat pernapasan, menanggapi tekanan parsial karbon dioksida
b) Mekanoreseptor di labirin
c) Osmoreseptor di hipotalamus, mendaftarkan tekanan osmotik dalam darah
d) Kemoreseptor yang memantau pH, kadar gula dam kadar kalsium dalam cairan
tubuh
b. Jelaskan bagaimana kedua macam sel reseptor tersebut mengubah stimulus menjadi
potensial reseptor atau potensial generator dan selanjutnya menjadi potensial aksi
Jawab:
Proses Sel Eksteroreceptor dan interoreseptor dalam mengubah stimulus, Dalam
proses penerimaan ransang kimia (kemoresepsi), terjadi interaksi antara bahan
kimia dengan kemoreseptor membentuk kompleks bahan kimia-kemoreseptor.
Kompleks tersebut mengawali proses pembentukan potensial generator pada
reseptor, yang akan segera menghasilkan potensial aksi pada sel saraf sensori dan
berikutnya sehingga akhirnya timbul tanggapan. Proses pembentukan
potensialgenerator pada kemoreseptor sama seperti yang terjadi pada reseptor
lainnya, bedanya, rangsang pada kemoreseptor adalah zat kimia. Contohnya adalah
reseptor pada indera pembau yang nanti dapatmendeteksi senyawa toksik dan
sebagainya. Kemoreseptor juga penting untuk memantau kadan O2 dan CO2 dalam
cairan tubuh serta menerima ransangan hormon.
Khemoreseptor pada eksteroreseptor contohnya yaitu alat indera yang merespon
terhadap ransangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap
(lidah). Reseptor penciuman merupakan reseptor yang diransang oleh molekul
larutan di dalam mukus.
Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia:
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara.
Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau
(smell receptor). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak , sekitar 10 juta. Ketika
partikel bau tertangkap oleh reseptor (khemoreceptor), sinyal akan dikirim ke the
factory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung
kita, apakah itu bau yang mengenakkan, biasa saja, atau menyengat (aksi).
Khemoreseptor pada interoreseptor contohnya adalah kendali pada respirasi.
Kendali kimiawi (kemoreseptor) merupakan faktor utama dalam pengendalian
dan pengaturan frekuensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat
pengendaliannya ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan kadar
oksigen, karbondioksida, dan ion hydrogen dalam darah arteri dan cairan
serebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat antara frekuensi dan
kedalaman respirasi. Dimana nanti sinnya dari kemoreseptor ini akan
ditransmisikan kembali ke pusat batang otak yang mengatur pernapasan untuk
menjaga keseimbangan gas darah dan kesimbangan asam-basa. Sinyal efferen
dari kemoreseptor akan dilanjutkan kembali ke pusat napas di cortex celebri dan
terjadi aksi, kecepatan respirasi semakin cepat atau lambat, tergantung kadar
oksigen dalam darah yang diterima awalnya oleh kemoreseptor.
c. Dimanakah terjadinya ekspresi sensoris?
Jawab:
Ekspresi sensoria tau sensasi terjadi pada otak . ekspresi sensoris (sensasi) di
tentukan pada pusat sensori dan pusat sensori tersebut bertanggung jawab untuk
bagian tertentu pada tubuh
Apabila cahaya yang masuk terlalu terang, pupil akan menyempit atau
mengalami konstriksi. Bila cahaya redup, pupil akan melebar atau mengalami dilatasi.
Cahaya yang dipantulkan ke mata masuk ke dalam retina khususnya pada fovea (bintik
kuning). Pada retina terdapat sel batang yang sensitif terhadap cahaya redup namun
tidak dapat membedakan warna serta sel kerucut yang sensitif terhadap cahaya terang
serta dapat membedakan warna.
Pada sel batang dan sel kerucut terdapat opsin yaitu suatu pigmen penglihatan
retinal yang terikat pada protein membran. Adapun struktur setiap opsin dapat berbeda-
beda pada tiap jenis fotoreseptor (penyerap cahaya). Nah, kemampuan penyerapan
cahaya di retina bergantung pada jenis opsin yang dimiliki. Opsin pada sel batang akan
berpadu dengan retinal sehingga menghasilkan rhodopsin yakni suatu pigmen
pengelihatan yang akan terbentuk jika cahaya redup (tidak terang/gelap). Saat
rhodopsin menyerap cahaya, maka komposisi kimia pada retina akan berubah dan
memicu impuls menuju otak.
Pada saat gelap, enzim akan mengubah retina pada bentuk semula sekaligus
bersama opsin akan membentuk rhodopsin. Namun pada saat cahaya terang,
pembentukan rhodopsin berkurang dan sel batang menjadi tidak responsif lagi. Nah,
pada saat inilah sel kerucut akan mulai bekerja. Pada mata manusia terdapat tiga macam
sel kerucut yaitu merah, hijau dan biru dimana jenis opsinnya berbeda-beda. Setiap
opsin akan berpadu dengan retinal menghasilkan pigmen pengelihatan yang
dinamakan photopsin.
c. Jelaskan bagaimana proses kerja indra pendengaran
Jawab:
Langkah pertama dalam pendengaran melibatkan struktur-struktur di dalam
telinga yang mengubah getaran-getaran udara yang bergerak menjadi gelombang
tekanan dalam cairan. Saat mencapai telinga luar, udara yang bergerak menyebabkan
membran timpani bergetar. Ketiga tulang telinga meneruskan getaran itu ke jendela
oval, suatu membran yang terletak di permukaan koklea. Ketika tulang
sanggurdi,menggetarkan jendela oval getaran itu menciptakan gelombang tekanan
dalam cairan di dalam koklea.
Saat memasuki kanal verstibular, gelombang tekanan cairan mendorong ke
bawah duktus koklea dan membran basilar. Sebagai responnya,membran basilar dan
sel-sel rambut yang melekat bergetar naik dan turun. Rambut-rambut yang menjulur
dari sel-sel rambut yang bergerak dibengkokkan oleh membran tektorial yang terletak
pada posisi yang tetap tepat di atas sel. Pada setiap getaran, rambut-rambut yang
menjulur di atas sel-sel rambut pertama-tama menekuk ke satu arah, dan kemudian ke
arah yang lain. Mekanoreseptor di dalam sel-sel rambut merespons penekukan dengan
membuka atau menutup saluran-saluran ion di dalam membran plasma. Penekukan ke
satu arah mendepolarisasi sel-sel rambut, sehingga meningkatkan pelepasan
neurotransmiter dan frekuensi potensial aksi yang diarahkan ke otak sepanjang saraf
auditori. Penekukan rambut ke arah yang lain menghiperpolarisasi sel-sel
rambut,mengurangi pelepasan neurotransmiter dan frekuensi sensasi saraf auditori.
Telinga mengantarkan informasi ke otak tentang dua variabel suara yang penting yaitu
volume dan titinada. Volume (kenyaringan) ditentukan oleh amplitudo,atau tinggi,
gelombang suara. Titinada (pitch) adalah fungsi frekuensi gelombang suara, jumlah
getaran per satuan waktu. Koklea dapat membedakan titinada karena membran basilar
tidak seragam diseluruh panjangnya. Membran tersebut relatif sempit dan kaku di dasar
koklea dekat jendela oval dan lebih lebar serta lebih fleksibel di bagian ujung. Membran
yang bergetar paling keras memicu frekuensi potensial aksi tertinggi dijalur neuron
yang mengarah ke otak. Di dalam korteks serebral persepsi titinada terjadi. Akson di
dalam saraf auditori menjulur ke dalam area auditori korteks serebral berdasarkan
wilayah membran basilar di tempat sinyal berasal. Ketika tempat tertentu di korteks
kita terangsang, kita mempersepsikan suara dari titinada tertentu.
d. Jelaskan bagaimana kerja dari alat keseimbangan statis dan dinamis. Apa stimulus
dari indra keseimbang
Jawab:
Keseimbangan Statis:
Keseimbangan statis merupakan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada
posisi tetap. Keseimbangan statis di perankan oleh suatu organ yakni apparatus
vestibular atau bagian dalam telinga. Bagian dalam telinga terdiri dari koklea yang
berfungsi sebagai organ pendengaran dan apparatus vestibular sebagai organ
keseimbangan. Aparatus vestibular terdiri dari labyirin statis dan labyirin dinamis.
Dimana sakulus dan urtikulus termasuk dalam labirin statis yang berperan dalam
keseimbangan statis.
Organ-organ indera penglihatan yakni mata dan indera pendengaran yaitu telinga
menjadi suatu reseptor yang nantinya akan menghantarkan suatu impuls ke otak.
Mekanisme terjadinya keseimbangan statis adalah :
- Adanya suatu gelombang suara yang nantinya masuk melalui lubang telinga bagian
luar, masuk ke telingan bagian tengah dalam hal ini membrane timpani dan tulang-
tulang rawan yang membantu menggetarkan suara hingga suara di hantarkan ke bagian
telinga dalam yakni sakulus dan urtikulus.
- Selanjutnya suara/impuls akan di hantarkan melalu saraf kranial yakni nervus
vestibulocochlearis. Impuls kemudian akan melewati korteks serebri bagian atas
viseralateralis nuclei vestibular. Impuls selanjutnya akan menuju serebelum melalui
pedinkulus serebralis inferior
- Setelah menuju ke dalam serebelum, impuls akan dibawa ke medulla spinalis melalui
traktus vestibulospinalis
- Selanjutnya impuls akan di persepsikan ke dua arah yakni ke otot-otot da nada juga ang
ke mata. Hal ini diakibatkan agar koordinasi kepala dan mata tetap baik. Keseimbangan
statis mempengaruhi posisi kepala dan mata agar tetap pada satu objek. Sehingga hal
tersebut yang menyebabkan tubuh tetap seimbang.
Keseimbangan Dinamis:
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan
kesetimbangan ketika tubuh dalam keadaan bergerak. Keseimbangan dinamis di
perankan oleh suatu organ yakni apparatus vestibular atau bagian dalam telinga. Bagian
dalam telinga terdiri dari koklea yang berfungsi sebagai organ pendengaran dan
apparatus vestibular sebagai organ keseimbangan. Aparatus vestibular terdiri dari
labyirin statis dan labyirin dinamis. Dimana kanalis semisirkularis termasuk dalam
labirin dinamis yang berperan dalam keseimbangan dinamis. Organ-organ indera
penglihatan yakni mata dan indera pendengaran yaitu telinga menjadi suatu reseptor
yang nantinya akan menghantarkan suatu impuls ke otak. Mekanisme terjadinya
keseimbangan dinamis sama halnya dengan keseimbangan statis, hanya saja respon
efektornya yang berbeda. Sakulus dan urtikulus akan mempengaruhi posisi kepala, dan
kanalis semisirkularis akan mempengaruhi pergerakan dari kepala untuk menjaga suatu
keseimbangan.
4. Mekanisme aksi hormon melibatkan aksi hipofisis dan hipotalamus dan kelenjar
penghasil hormon. Jelaskan mekanisme aksi hipofisis-hipotalamus-kelenjar dalam
menghasilkan hormon. Buatlah satu contoh hormon tentang ini.
Jawab:
Mekanisme aksi hipofisis-hipotalamus-kelenjar dalam menghasilkan hormon:
Rangsangan hormon pituitari dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh. Otak akan
memberi sinyal ke kelenjar pituitari untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat
sekresi hormon tertentu. Dengan demikian, otak berperan menghubungkan kelenjar
pituitari dengan peristiwa yang terjadi di luar atau di dalam tubuh, yang akan
berdampak pada tingkat sekresi hormone pituitari. Hubungan fungsional antara otak
dan kelenjar pituitari, dimana bagian hipotalamus memainkan peranan utama ini
disebut sebagai Aksis Hipotalamus-Pituitari. Hipotalamus akan membentuk hormon
yang akan disimpan dalam median eminence. Hormon neurosekretori hipotalamus
tersebut akan masuk ke pleksus kapiler primer yang nantinya akan mengalirkan hormon
tersebut ke vena porta hipofiseal. Vena porta hipofiseal akan mengalir ke infundibulum
dan berhubungan dengan pleksus kapiler sekunder di daerah lobus anterior. Hormon
neurosekretori akan meninggalkan pembuluh darah untuk merangsang atau
menghambat sel parenkim di daerah lobus anterior. Dapat dikatakan bahwa sistem
portal hipofiseal adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi pada regulasi hormon
pars distal oleh hipotalamus. Akson neuron yang berasal dari berbagai bagian
hipotalamus akan berakhir di sekitar pleksus kapiler primer. Ujung akson ini berbeda
dari akson lain seluruh tubuh. Akson ini selain berfungsi mengirimkan sinyal, juga
mampu melepaskan inhibiting hormone (factor) atau releasing hormone langsung ke
dalam pleksus kapiler primer. Hormon-hormon ini akan masuk ke sistem portal
hipofiseal yang nantinya akan dibawa ke pleksus kapiler sekunder pars distalis.
Hormon-hormon ini akan mengatur sekresi berbagai macam hormone pituitari anterior.
Releasing hormone dan inhibiting hormone (factor) diantaranya adalah (Gartner &
Hiatt 2001: 304):
1. TRH (Thyrotropin Releasing Hormone) atau ThyroidStimulating Hormone-
Releasing Hormone, hormon ini berfungsi merangsang keluarnya TSH (Tiroid
Stimulating Hormone)
2. CRH (Corticotropin Releasing Hormone),hormon ini berfungsi merangsang
keluarnya adrenocorticotropin.
3. SRH (Somatotropin Releasing Hormone), hormon ini berfungsi merangsang
keluarnya somatotropin (Growth Hormone)
4. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)/ LHRH (LuteinizingHormone
Releasing Hormone), hormon ini berfungsi merangsang keluarnya Luteinizing
Hormone (LH) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone)
5. PRH (Prolactin Releasing Hormone), hormon ini berfungsi merangsang keluarnya
prolactin
6. PIF (Prolactin Inhibitory Factor), hormon ini berfungsi menghambat sekresi
prolactin
7. Somatostatin, hormon ini berfungsi menghambat sekresi Growth Hormone.
Hormon pituitari terlibat dalam pengaturan volume dan komposisi cairan tubuh.
Hormon pituitari juga terlibat dalam perubahan fungsi tubuh, sehubungan dengan
pertumbuhan, reproduksi, dan respon yang tepat terhadap stress dan trauma.
Hormon pituitari menimbulkan efek fisiologis dengan cara langsung berpengaruh
ke sel target, atau bisa juga merangsang kelenjar endokrin lain untuk mensekresikan
hormon, yang kemudian akan mengakibatkan perubahan fungsi tubuh (Considine
2009: 596).
Contoh hormon aksi hipofisis-hipotalamus-kelenjar:
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresi hormon yang membantu
memelihara dan mengatur fungsi-fungsi vital seperti (1) respons terhadap stres dan
cedera, (2) pertumbuhan dan perkembangan, (3) reproduksi, (4) homeostasis ion, (5)
metabolisme energi, dan (6) respons kekebalan tubuh. Sekresi kortisol oleh korteks
adrenal diatur oleh sistem umpan balik negatif lengkung panjang yang melibatkan
hipotalamus dan hipofisis anterior. Pada sistem hipotalamus-hipofisis-adrenal,
corticotropin releasing hormone (CRH) menyebabkan hipofisis melepaskan ACTH.
Kemudian ACTH merangsang korteks adrenal untuk mensekresi kortisol. Selanjutnya
kortisol kembali memberikan umpan balik terhadap aksis hipotalamus-hipofisis, dan
menghambat produksi CRH-ACTH. Sistem mengalami fluktuasi, bervariasi menurut
kebutuhan fisiologis akan kortisol. Jika sistem menghasilkan terlalu banyak ACTH,
sehingga terlalu banyak kortisol, maka kortisol akan mempengaruhi kembali dan
menghambat produksi CRH oleh hipotalamus serta menurunkan kepekaan sel-sel
penghasil ACTH terhadap CRH dengan bekerja secara langsung pada hipofisis anterior.
Melalui pendekatan ganda ini, kortisol melakukan kontrol umpan balik negatif untuk
menstabilkan konsentrasinya sendiri dalam plasma. Apabila kadar kortisol mulai turun,
efek inhibisi kortisol pada hipotalamus dan hipofisis anterior berkurang sehingga
faktor-faktor yang merangsang peningkatan sekresi kortisol (CRH-ACTH) akan
meningkat. Sistem ini peka karena produksi kortisol atau pemberian kortisol atau
glukokortikoid sintetik lain secara berlebihan dapat dengan cepat menghambat aksis
hipotalamus-hipofisis dan menghentikan produksi ACTH.
5. Dalam melakukan homeostasis hormon bekerja saling terkait antara satu dengan yang
lain. Jelaskan cara kerja hormon melalui kerjasama sinergisme, permisif dan antagonis.
Jawab:
Cara kerja hormon melalui kerjasama sinergisme:
Interaksi hormone secara sinergisme adalah gabungan kerja hormone dan
menghasilkan energy jumlah dari gabungan hormone tersebut (jumlah dari efek kerja
masing-masing hormone).
Contoh: Jika hormon X mempunyai efek x terhadapsuatu organ tujuan Z, dan hormon
Y mempunyai efek y terhadap organ tujuan yang sama, maka kedua macam hormon
tersebut bekerjasama. Efek dari kerjasama hormon tersebut adalah x + y. Bila efek
kedua macam hormon itu bersama menjadi lebih besar dari x + y maka kerja kedua
macam hormon tersebut itu adalah secara potensiasi (potentiation).
Cara kerja hormon melalui kerjasama permisif:
Interaksi hormon secara permisif adalah suatu hormon tidak berperan langsung
terhadap organ tujuan, namun menciptakan suasana yang kondusif bagi hormon
yang lainnya.
Contoh: Cara kerja hormon estrogen dan progesterone. Misalkan alveoli kelenjar
mamae akan bekerja lebih baik jika diberi estrogen dahulu maka estrogen akan
memberikan suasana yang kondusif bagi kerja hormon progesterone untuk
menumbuhkan alveoli sampai mencapai bentuk yang sempurna (Francis, G.W. 1999).
Cara kerja hormon melalui kerjasama antagonis:
Interaksi hormone antagonis merupakan efek dua hormone saling berlawan, efek
antagonis terjadi apabila satu hormon bertindak berlawanan dengan efek hormon lain.
Contoh: Insulin dan glucagon. Insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah dan
memfasilitasi pembentukan lipid. Sementara, glucagon meningkatkan kadar gula dalam
darah dan memicu degradasi lipid. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua hormon ini
mempunyai interaksi yang antagonis (Nugroho, R.A. 2016).