Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fani Pranidasari

NIM : 6411420059

Tugas Fisiologi “Sistem Panca Indera”

1. Jelaskan lokasi, jenis dan fungsi reseptor yang memediasi sensasi sentuhan, suhu
dan rasa sakit !
a. Sensasi sentuhan
Reseptor sentuhan memungkinkan kita untuk menandai kontak tubuh kita dan mencapai
kesadaran. Sentuhan memungkinkan kita mengenali obyek yang ada ditangan kita dan
menggunakan obyek tersebut sebagai alat. Sentuhan memungkinkan kita mengenali bentuk
tiga demensi sehingga orang buta dapat mengenali huruf Braille. Sentuhan juga
memungkinkan dokter bedah, pemahat, pelukis, tukang masak menjalankan pekerjaannya.
Sentuhan dikenali oleh mekanoreseptor dikulit Secara morfologi reseptor-reseptor yang
menandai sentuhan halus dan vibrasi termasuk dalam golongan II dan termielinasi, serta
menandai secara tepat lokasi dari rangsangan. Reseptor-reseptor tersebut dapat memberikan
respons yang bertahap (phasics) dan tonik. Phasics terdiri dari reseptor rambut, yaitu
Meissner dan Pacinian. Meissner sensitif terhadap vibrasi 30–40Hz. Meissner mengenali
texture (permukaan), batas pegangan, pergerakan dan flutter. Pacinnian yang letaknya jauh di
sebelah dalam jaringan kulit menandai frekuensi 300Hz, menandai kontak dan lepas. Merkel
dan Ruffini merupakan reseptor yang adaptasinya lambat. Merkel yang letaknya dekat
permukaan menandai tekanan, membedakan obyek yang kecil, ketepatan menggenggam
obyek dan mengenali berat. Merkel memungkinkan orang buta untuk membaca huruf Braille.
Reseptor Ruffini yang ujungnya ada di dermis merupakan reseptor tonik menandai adanya
regangan dari kulit, membedakan obyek yang besar dan genggaman secara menyeluruh. Pada
umumnya kontak antara rangsangan mekanik dengan permukaan tubuh dimediasi oleh
serabut golongan III. Sensasi yang akan diterima berupa sentuhan kasar yang berasal dari
ujung saraf yang telanjang dan tersebar merata di permukaan dermis dan subkutan.
b. Sensasi suhu
Tidak ada dingin absolut, hanya ada perubahan kehangatan suhu. Respons terhadap panas
dan dingin dapat ditandai akibat perubahan temperatur. Reseptor temperatur ujung sarafnya
telanjang (spesifik untuk hal yang tidak jelas). Reseptor temperatur mulai menandai adanya
perubuahan suhu pada 35oC dan frekuensi potensial generatornya meningkat pada
temperatur 20oC. Akson untuk suhu rendah masuk dalam golongan III atau IV. Reseptor
hangat mulai beraksi pada 30oC dan frekuensi potensialnya meningkat pada 45oC. Aksonnya
masuk golongan IV. Reseptor dingin jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan reseptor
panas.
c. Sensasi sakit
Sakit adalah mekanisme pertahanan diri. Tanpa rasa sakit akan membahayakan kita atau
hewan, karena tubuh akan terus sakit tanpa mengetahui dirinya sakit. Misalnya lengan yang
sakit akan tetap digunakan dan akibatnya lengan tersebut akan rusak. Ada beberapa jenis
rangsangan rasa sakit, yang cepat berlalu seperti tusukan jarum, sangat mudah terlokalisir
dan tidak meninggalkan bekas. Sakit lambat terasa tidak nyaman dan seperti terbakar. Jenis
sakit ini sulit dilokalisir dan meninggalkan bekas sakit walaupun rangsangan telah
dihilangkan. Sakit yang cepat dan lambat dideteksi oleh ujung saraf yang telanjang akan
tetapi keduanya dihantarkan oleh saraf golongan III dan IV. Sakit lambat juga menimbulkan
respons otonom. Sakit ini dapat diblok oleh narkotik sedangkan yang cepat tidak dapat diblok
oleh narkotik (mekanismenya belum jelas diketahui). Reseptor rasa sakit ini disebut
nosiseptor yang dihubungkan dengan serabut A dan C. Pada organ sebelah dalam, rasa sakit
sulit dilokalisir dibandingkan sakit yang ada di kulit. Sakit dari organ sebelah dalam akan
masuk bersama-sama serabut sakit yang berasal dari kulit. Akibatnya sakit sebelah dalam
sering diamati sebagai sakit yang dari kulit seperti misalnya serangan jantung akan dirasakan
sebagai sakit di dada dan di lengan sebelah kiri. Hal ini disebut referred pain, karena sistem
saraf memetakan lokasi yang berbeda dari asal tempat sakit tersebut.

2. Bagaimana jalur kita bisa sampai merasakan rasa yang kita makan!
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang
sensitif disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan
akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut
dan menentukan rasa dari makanan yang dimakan.

Sensasi rasa disebabkan oleh zat yang berbentuk cair atau larut dalam air, sehingga lebih cepat
stimuli rasa pada lidah basah daripada lidah kering (Shallenberger, 1997). Menurut
Shallenberger (1997), dalam pengecap saliva berperan untuk melarutkan ion-ion yang
menyebabkan terjadinya sensasi rasa sehingga lebih mudah mencapai reseptor rasa pada
membran sel pengecap. Hal ini dikarenakan oleh zat yang menyebabkan sensasi rasa (tastant)
membutuhkan air untuk mencapai reseptor dan interaksi tastant dengan reseptor ditransmisikan
melalui air. Persepsi rasa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh data-data yang diperoleh
oleh organ sensor lainnya. Informasi-informasi seperti bau dari makanan, tekstur, suhu dan
lain sebagainya dapat mempengaruhi rasa dari suatu makanan (Martini dan Nath, 2009).

Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung.
Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum makanan
dikunyah dan ditelan. Bila makanan ada dalam mulut atau mencium bau makanan maka akan
keluar saliva disebut sekresi psikis akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus
glossofaringeus. Menurut Martini dan Frederic (2007), di samping dapat dirasakan, dalam
kondisi normal seseorang juga akan mampu membau makanan yang masuk ke dalam rongga
mulutnya. Hal tersebut dapat terjadi karena uap makanan akan masuk ke dalam rongga hidung
dan akan terjadi sederat proses mambau seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Seseorang dapat
mengecap apa yang dia makan karena adanya molekul kimia yang terkandung dalam makanan
tersebut. Molekul tersebut baru dapat berikatan dengan reseptor protein pada mikrovili di lidah
jika molekul tersebut terlarut dalam saliva.

Terbentuknya ikatan antara protein reseptor pada mikrovili dengan molekul kimia akan
menyebabkan potensial membran plasma mengalami depolarisasi. Hal ini mengakibatkan
terbukanya voltage-gated Ca+ channel sehingga ion kalsium masuk ke dalam sel. Masuknya
ion kalsium ini memacu dihasilkannya neurotransmitter. Neurotransmitter akan menginisiasi
timbulnya potensial aksi pada ujung-ujung sel saraf yang saling berhubungan melalui celah
sinapsis di nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain
lidah berjalan melalui nervus vagus (X) (pada pharynx dan epiglottis). Impuls di ketiga saraf
tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana,
axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan
disalurkan ke daerah insula.

Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke


thalamus dan sebagai hasilnya dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut. Selain
ke talamus, beberapa jalur saraf ini menuju sistem limbik dan hipotalamus. Terdapat adaptasi
pada pengecapan terjadi 1 menit diperankan oleh sistem saraf pusat, sedangkan pada kuncup
kecap, adaptasi diperankan oleh mukus yang segera menyapu molekul yang terdapat pada
mikrovili tersebut. Sinyal tersebut akan diterjemahkan oleh otak sehingga seseorang dapat
merasakan sensasi rasa yang dimakannya (Sherwood, 2010).

Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing
ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel
neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua
rasa walau dengan intensitas berbeda

Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain 2 reseptor natrium,
2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor manis,
1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Terdapat 6 rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap, yaitu:
1) Rasa asin
Diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi oleh NaCl. Reseptor ini dapat diinhibisi oleh
amilorid. Ion Na pada NaCl masuk melalui kanal Na dan menyebabkan depolarisasi pada sel
kecap, sehingga menimbulkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.

2) Rasa asam
Diperankan oleh reseptor EnaC, kanal kation HCN (hyperpolarization-activated cyclic
nucleotide-gated), dan beberapa reseptor lainnya. Reseptor tersebut sensitif terhadap ion H
sehingga adanya ion tersebut menyebabkan terbukanya reseptor dan terjadi influks H. Influks
ini menyebabkan depolarisasi dari sel kecap dan menimbulkan potensial aksi pada sel saraf
orde pertama.

3) Rasa manis
Diperankan oleh reseptor gustducin. Reseptor ini teraktivasi oleh beberapa molekul, seperti
gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam amino, beberapa protein
sederhana, asam sulfonat, asam halogenasi, garam inorganik, dan beryllium. Molekul tersebut
berikatan dengan reseptor gustducin dan reseptor tersebut mengaktivasi protein G untuk
menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi tersebut akan melepaskan neurotransmiter dan
menyebabkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.

4) Rasa pahit
Diperankan oleh reseptor gustducin. Sama dengan rasa manis, rasa pahit ini juga dapat
ditimbulkan oleh beberapa molekul, yaitu molekul organik rantai panjang yang mengandung
nitrogen dan alkaloid. Rasa pahit ini juga ditimbulkan oleh aktivasi dari protein G. Selain itu,
rasa pahit juga dapat ditimbulkan oleh inhibisi fosfolipase yang menguraikan cGMP dan
peningkatan pembentukan DAG dan fosfat inositol. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin,
morfin dan lain-lain. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut
mengandung toxin atau beracun.

5) Rasa umami (bahasa.Jepang)


Artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif., yang
diperankan oleh reseptor mGluR4. Reseptor ini diaktivasi oleh molekul L-glutamat (terdapat
pada ekstrak daging dan keju). Rasa umami dapat dirasakan diseluruh permukaan lidah

Dalam tubuh, glutamat bebas banyak terdapat pada otak dan otot. Dalam jumlah kecil,
glutamat ada pada hati, ginjal, dan darah. glutamat terdiri atas dua jenis, yaitu glutamat terikat
(bound glutamate) yang tidak memberi rasa dan glutamat bebas (free glutamate) yang memberi
rasa umami dan memperkaya rasa makanan. Glutamat berfungsi mengaktifkan neurotransmiter
di otak dan membantu metabolisme tubuh dalam menghasilkan energi dan asam amino.

6) Rasa pedas
Rasa pedas sebenarnya merupakan rasa nyeri yang terjadi pada mulut dan kerongkongan
sehingga menyebabkan sensasi pedas. Rasa nyeri tersebut dapat terjadi karena senyawa yang
kita makan memili kandungan senyawa capcaicin atau 8-methyl N-vanilly 6-nonenamide.
Sensasi rasa pedas itu direspon oleh otak yang akan menyebabkan kenaikan denyut jantung,
peningkatan ekskresi keringat dan hormone endorphin.

3. Bagaimana jalur kita bisa membaui sesuatu!


Jalur kita dapat membaui sesuatu yaitu Rangsang (bau) → Lubang hidung → Epitelium
olfaktori → Mukosa olfaktori → Saraf olfaktori → Talamus → Hipotalamus → Otak daerah
olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum)
Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung. Dia atap rongga
hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau,
karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya
sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut
akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan
protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke
traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal (impuls)
ke otak. Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius menuju otak akan diolah untuk
diinterpretasikan pada daerah bau primer, kemudian dihubungkan dengan pusat lainnya.
Contohnya: Ketika muntah ransangan dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan
hipothalamus, hingga akhirnya disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.

4. Jelaskan fungsi masing-masing bagian pada mata!


a. Kornea
Fungsi kornea adalah merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan
cahaya ke retina, melindungi struktur mata internal.
b. Sklera
Sklera adalah bagian dinding putih mata. Sklera ini berfungsi untuk melindungi
struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk mata.
c. Koroid
Memberi nutrisi lapisan luar retina bagian dalam dan berperan dalam homeostasis
temperaturnya.
d. Epitel Pigmen Kornea
Membentuk mikrovili yang menonjol di antara lempeng segmen luar sel batang dan sel
kerucut dan menyeimbanginya, memfagosit sisa segmen eksternal sel batang dan kerucut,
memfasilitasi perjalanan nutrien dan metabolit antara retina dan koloid, berperan dalam
regenerasi rodopsin dan opisin sel kerucut, pigmen visual fotoreseptor yang mengolah
kembali vitamin A dan granula melanin yang mengabsorbsi cahaya yang terpancar.
e. Retina
Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10 lapisan
terpisah, terdiri dari fotoreseptor (sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa
diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Fungsinya mengubah
cahaya menjadi sinyal listrik. Sel kerucut bertanggung jawab untuk penglihatan siang
hari. Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek, menengah,
dan panjang (biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang berfungsi untuk
penglihatan detail seperti membaca huruf kecil. Sel batang berfungsi untuk penglihatan
malam. Sel-sel ini sensitif terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi
panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian besar fotoreseptor diretina
bagian lainnya .
f. Vitreous
Vitreous merupakan gel jernih yang terdiri dari air melekat erat erat di anterior pada
retina perifer, pars plana, dan di sekitar lempeng optik dan agak longgar pada makula dan
pembuluh darah retina. Fungsinya sebagai nutrisi.
g. Korpus Silisaris
Korpus siliaris dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otot siliaris, prosesus siliaris (pars
plikata) dan Pars plana. Otot siliaris otot ini terdiri dari otot polos yang tersusun dalam
satu cincin yang menutupi prosesus siliaris. Fungsinya untuk perubahan ketebalan dan
kelengkungan lensa selama akomodasi. Serabut zonula yang menyangga lensa
mengalami penegangan selama penglihatan jauh. Kontraksi otot siliaris merelaksasikan
zonula ini dan menyebabkan kelengkungan lensa bertambah sehingga menambah
kekuatan refraksinya. Prosesus siliaris (pars plikata) prosesus ini berfungsi untuk
menyekresi aqueous humor. Terdapat sekitar 70 prosesus siliaris radial yang tersusun
dalam satu cincin disekitar bilik posterior. Tiap prosesus siliaris dibentuk oleh dua lapis
(lapisan berpigmen di bagian luar dan lapisan tanpa pigmen dibagian dalam). Pars plana
terdiri dari stroma yang relatif avaskuler yang ditutup oleh lapisan epitel dua lapis. Insisi
bedah dapat aman dilakukan pada bagian dinding sklera untuk mencapai vitreous.
h. Iris
Membentuk pupil dibagian tengahnya, suatu celah yang dapat berubah ukurannya dengan
kerja otot sfingther dan dilator untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Otot sfringter dipersarafi oleh sistem parasimpatis dan otot dilator polos meluas dari iris
di perifer ke arah sfingter. Otot ini dipersarafi oleh sistem simpatis.
i. Lensa
Lensa merupakan elemen refraktif terpenting kedua pada mata, kornea dengan film air
matanya merupakan elemen terpenting. Bagian mata ini berfungsi untuk mengumpulkan
dan memfokuskan cahaya agar bayangan suatu benda dapat jatuh di tempat yang tepat.

5. Jelaskan fungsi telinga eksternal, tengah, dan dalam!


a. Telinga Eksternal
Telinga luar berfungsi menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi dari luar. Telinga
luar terdiri dari daun telinga (pinna auricularis), saluran telinga (canalis auditorius
externus) yang mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar sebasea sampai di
membran timpani. Daun telinga terdiri atas tulang rawan elastin dan kulit. Bagian-bagian
daun telinga lobula, heliks, anti heliks, tragus, dan antitragus. Liang telinga atau saluran
telinga merupakan saluran yang berbentuk seperti huruf S. Pada 1/3 proksimal memiliki
kerangka tulang rawan dan 2/3 distal memiliki kerangka tulang sejati. Saluran telinga
mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar lilin. Rambut-rambut alus berfungsi
untuk melindungi lorong telinga dari kotoran, debu dan serangga, sementara kelenjar
sebasea berfungsi menghasilkan serumen. Serumen adalah hasil produksi kelenjar
sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Kelenjar
sebasea terdapat pada kulit liang telinga.
b. Telinga tengah
Telinga tengah atau cavum tympani. Telinga bagian tengah berfungsi menghantarkan
bunyi atau bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Bagian depan ruang telinga dibatasi
oleh membran timpani, sedangkan bagian dalam dibatasi oleh foramen ovale dan foramen
rotundum. Pada ruang tengah telinga terdapat bagian-bagian sebagai berikut :
 Membran timpani
Membran timpani berfungsi sebagai penerima gelombang bunyi. Setiap ada
gelombang bunyi yang memasuki lorong telinga akan mengenai membran
timpani, selanjutnya membran timpani akan menggelembung ke arah dalam
menuju ke telinga tengah dan akan menyentuh tulang-tulang pendengaran yaitu
maleus, inkus dan stapes. Tulang-tulang pendengaran akan meneruskan
gelombang bunyi tersebut ke telinga bagian dalam.
 Tulang-tulang pendengaran
Tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (tulang martil), incus (tulang
landasan) dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiga tulang tersebut membentuk
rangkaian tulang yang melintang pada telinga tengah dan menyatu dengan
membran timpani. Susunan tulang-tulang pendengaran
 Tuba auditiva eustachius
Tuba auditiva eustachius atau saluran eustachius adalah saluran penghubung
antara ruang telinga tengah dengan rongga faring. Adanya saluran eustachius,
memungkinkan keseimbangan tekanan udara rongga telinga telinga tengah
dengan udara luar.
c. Telinga dalam
Telinga dalam berfungsi menerima getaran bunyi yang dihantarkan oleh telinga tengah.
Telinga dalam atau labirin terdiri atas dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin selaput.
Dalam labirin tulang terdapat vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea. Di dalam
koklea inilah terdapat organ Corti yang berfungsi untuk mengubah getaran mekanik
gelombang bunyi menjadi impuls listrik yang akan dihantarkan ke pusat pendengaran.

6. Jelaskan peran membran timpani, tulang pendengaran pendengaran (malleus,


incus, dan stapes), dan scala vestibule dalam transmisi suara
Proses transmisi suara diawali dengan adanya stimulus berupa gelombang suara.
Gelombang suara akan ditangkap oleh daun telinga dan ditransmisikan ke dalam meatus
auditorius eksternus (liang telinga). Gelombang suara ini menyebabkan vibrasi membrana
timpani. Membran timpani dapat dengan mudah bergetar karena tekanan pada kedua
sisinya bersifat atmosferik. Ujung faring tuba eustachius akan terbuka saat menelan,
bersin dan menguap. Membrana timpani tidak akan bergetar dengan baik bila tuba
tersumbat dan tekanan pada kedua sisi tidak sama. Amplitudo getaran membran
proporsional dengan intensitas bunyi. Membran sangat teredam, yaitu berhenti bergetar
segera setelah bunyi berhenti. Membrana timpani selanjutnya akan mentransmisikan
suara ke telinga dalam melalui jembatan mekanis berupa tulang-tulang pendengaran,
yaitu maleus, inkus, dan stapes. Getaran gendang telinga menggerakkan tulang pertama,
yang selanjutnya menggerakkan tulang kedua, dan akhirnya tulang ketiga. Tulang ketiga
selanjutnya menggetarkan foramen ovale. Sistem transduksi suara diawali ketika vibrasi
foramen ovale menyebabkan gelombang tekanan dalam perilimf telinga dalam.
Gelombang berjalan ke atas pada perilimf dalam skala vestibuli dan ke bawah pada
perilimf dalam skala timpani. Ketiga gelombang mencapai fenestrum rotundum pada
bagian dasar, membran menutup fenestrum tersebut dan menyebabkan pembenjolan kecil
ke dalam telinga tengah. Bila tidak terjadi, gelombang tidak dapat melewati koklea.
Gelombang yang berjalan naik turun di dalam koklea akan menggetarkan membrana
basilaris. Gerakan membrana basilaris ini akan menarik sel-sel rambut dan
mengeksitasinya sehingga mentransmisikan impuls ke dalam serat nervus koklearis yang
terletak di sekitar dasar sel rambut. Melalui proses yang kompleks ini, gelombang suara
ditransduksikan menjadi impuls listrik. Neuron yang bersinaps dengan sel rambut meiliki
akson yang panjang yang membentuk bagian dari saraf akustikus. Sebagian besar dari
neuron auditorik itu berhubungan dengan satu sel rambut. Jalur auditorius dari masing-
masing telinga menuju kedua sisi otak dan memiliki sinaps di beberapa nucleus sebelum
mencapai korteks auditorik. Pada akhirnya, sensasi tersebut diinterpretasikan di dalam
pars auditorius lobus temporalis.

Anda mungkin juga menyukai