ndak pelajari tentang gimana kulit tumbuh, trus jadi kulit mati, ini di kuliah lain
pelajarinya *kata dr.Willy ). Motorik tidak dipelajari di modul ini.
Kulit tidak disebut sebagai indra peraba, tapi disebut sebagai sensori
peraba ( kalau mau tau lebih lanjut berjuang sampai modul pengindraan ya
*dr.Willy). Oke kita lanjut
Modalitas Sensori
Pada potensial bertingkat, stimulus bisa lemah, bisa kuat. Kalau lemah maka
tidak akan terjadi apa-apa karena tidak mencapai ambang letup. Misalnya, sentuhan
yang terlalu pelan tidak akan terasa oleh kita. Kalau kuat maka akan mencapai
ambang letup & terjadi 1 potensial aksi. Kalau potensial aksi sudah terbangkitkan
maka akan langsung diteruskan ke pusat dan tubuh kita akan memberikan respons
fisik.
Penjelasan :
Pada saat reseptor di permukaan tubuh, atau otot atau sendi mendapat
stimulus dan mencapai batas ambang hingga disampaikan ke saraf aferen, yang
informasi nya disebut juga sebagai informasi sensorik dan jalur masuknya disebut
aferen sensorik.
Jadi silahkan dipahami tabelnya berdasarkan materi dan gambar yang telah
dipaparkan…
Suatu stimulus harus dapat dikenali reseptor baru bisa terjadi rangsangan.
Di dalam tubuh kita terdapat pembagian regio reseptor (reseptive field) yaitu lokasi
tempat diberikannya stimulus yang mana pada pada regio-regio tertentu memiliki
sensitivitas yang berbeda-beda dalam menanggapi stimulus yang tergantung kepada
seberapa rapat reseptor sensori dan sebaran saraf aferen pada regio tersebut.
Graded potensial yang mancapai ambang letup akan menjadi potensial aksi
yang akan diantar ke system sraf pusat oleh First order neuron : Sel aferen pertama
yang ditemui sel saraf rseptor. Setelah smpai di SSP diolah apakah diberi respon
atau tidak.
JENIS RESEPTOR SENSORIK
First order neuron adalah Sel aferen pertama yang ditemui sel saraf rseptor
yang Kemudian smpai ke thalamus bersinaps lagi dan berubahn menjadi second
order neuron. Ada yang sraf aferennya nempel di reseptornya, ada yang
reseptormya terpish dari sel sarafnya, ada yang sel saraf yang tidak memiliki
komponen special reseptor dan memiliki sel khusus sel reseptor. Generator
potensial ini tidak akan terjadi kalau sinyalnya tidak mencapai ambang letup, tapi
kalau sampai maka akan menjadi potensial aksi dan akan dismpaikan ke SSP.
Reseptor merupakan organ sensorik khusus yang mampu mencatat perubahan
tertentu di dalam organism dan sekitarnya, serta menghantarkan rangsangan ini
sebagai impuls. Macam macam reseptor sensoris, antara lain:
a. Reseptor saraf
Merupakan reseptor saraf yang paling sederhana, yang hanya
berupa ujung dendrite dari suatu sel saraf (tidak memiliki selubung mielin),
dapat di temukan pada reseptor nyeri nosiseptor.
b. Reseptor nonsaraf
Merupakan struktur saraf yang lebih rumit dapat di temukan dalam
organ pendengaran vertebrata (berupa sel rambut) dan pada organ
penglihatan (berupa sel batang dan kerucut). Reseptor ini merupakan
resepptor khusus dan bukan reseptor saraf.
2. berdasarkan LOKASI RESEPTOR dan PENGAKTIFAN
STIMULASI
reseptor sensorik berdasarkan lokasi dapat diklasifikasikan sebagai (1)
ekstrorecseptor, dimana rangsangan rasa timbul luar tubuh; (2)
introreseptor, yang menanggapi kualitas fisik atau kimia dalam tubuh; dan
(3) proprioseptors, yang memberikan informasi tentang posisi tubuh.
a. Interoreseptor, merupakan reseptor yang berfungsi untuk
menerima rangsang dari dalam tubuh.
Kemoreseptor pada arteri karotis dan aorta, menanggapi
tekanan parsial oksigen, dan di pusat pernapasan,
menanggapi tekanan parsial karbon dioksida
Mekanoreseptor di labirin
Osmoreseptor di hipotalamus, mendaftarkan tekanan
osmotik dalam darah
Contoh interoreseptor ialah kemoreseptor untuk memantau pH,
kadar gula, dan kadar kalsium dalam cairan tubuh.
b. Eksteroreseptor
Fotoreseptor di retina untuk penglihatan
Kemoreseptor untuk penginderaan bau dan rasa
Mekanoreseptor untuk merasakan suara, di koklea, atau
sensasi sentuhan di kulit
Termoreseptor (yaitu, Krause dan sel Ruffini), untuk
merasakan dingin dan panas
berfungsi untuk menerima rangsang dari lingkungan diluar tubuh.
Contoh ekteroreseptor ialah reseptor penerima gelombang suara
(pada alat pendengaran) dan reseptor cahaya (mata). Dalam system
saraf, rseptor biasanya berhubungan dengan saraf sensorik,
sedangkan efektor berhubungan dengan saraf sensorik, sedangkan
efektor berhubungan dengan saraf motorik. Reseptor bertugas
sebagai transduser (pengubah energy) yang mengubah energy dari
suatu bentuk energy yang lain. Pada saat sampai di reseptor, semua
energy dalam bentuk apapun akan segera di ubah menjadi energy
listrik, yang selanjutnya akan membawa kepada perubahan
elektrokimia sehingga timbul potensial aksi.
c. Proprioseptor
Reseptor yang terdapat didalam otot yang kerjanya
berhubungan dengan kesadaran dan kedudukan tangan dan
keseimbangan tubuh terhadap gravitasi bumi Propioreseptor
terdapat pada otot dan sendi-sendi yang memberikan informasi
terhadap tempat-tempat tertentu pada tubuh tanpa harus
menggunakan indera pengelihatan sebgai input ke sistem saraf.
Posisi tubuh tertentu dapat dijaga secara spontan dengan
menyertakan otot-otot antagonis dan propioreseptor.
Propioreseptoir atau yang sering disebut juga dengan indera
otot,menunjukkan posisi relative berbagai bagian tubuh tanpa
menggunakan fungsi penglihatan,indera dalam posisi ini penting
dalam aktivitas fisik,seperti berjalan,berdiri,dan berjalan.
Otot Spindle, menanggapi perubahan panjang otot
Organ tendon Golgi, mengukur ketegangan otot
Jenis Reseptor Berdasarkan Stimulus Adekuatnya
Terdapat dua jenis reseptor, yaitu reseptor tonik dan reseptor fasik berdasarkan
kecepatan adaptasinya. Reseptor tonik tidak beradaptasi sama sekali atau
beradaptasi dengan lambat. Reseptor ini penting dalam situasi di mana informasi
tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan. Contoh reseptor tonik adalah
reseptor regang otot, yang memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang
mengukur derajat fleksi sendi. Untuk mempertahankan postur dan keseimbangan,
SSP harus secara terus-menerus mendapat informasi mengenai derajat panjang otot
dan posisi sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting untuk tidak beradaptasi
terhadap rangsangan dan terus menghasilkan potensial aksi untuk menyampaikan
informasi ini ke SSP.
Reseptor fasik, sebaliknya, adalah resepror yang cepat beradaptasi.
Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi berespons terhadap rangsangan yang
terus-menerus, tetapi ketika rangsangan dihentikan, reseptor biasanya berespons
dengan mengalami depolarisasi ringan yang dinamai respons menurun. Reseptor
fasik bermanfaat dalam situasi di mana yang lebih penting untuk disampaikan
adalah perubahan intensitas rangsangan daripada informsi status quo. Reseptor
yang cepat beradaptasi mencakup reseptor taktil (sentuh) di kulit yang memberi
tahu tentang perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini
cepat beradaptasi, maka kits tidak secara terus-menerus sadar bahwa kita sedang
mengenakan jam tangan, cincin, dan baju. Ketika kita memakai sesuatu, kita segera
terbiasa dengannya, karena adaptasi cepat reseptor ini. Ketika kita
menanggalkannya, kita menyadari hal tersebut karena adanya respons menurun.
1,Pada reseptor sensorik yang merupakan ujung neuron aferen khusus, stimulus membuka
kanal yang peka terhadap stimulus, memungkinkan masuknya Na+ neto yang menghasilkan
potensial reseptor.
2.Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan daerah sekitar membuka
kanal Na+ berpintu listrik.
3.Masuknya Na+ memicu potensial aksi di serat aferen yang merambat spontan ke SSP
1.Pada reseptor sensorik yang merupakan sel tersendiri, stimulus membuka kanal
yang sensitif terhadap stimulus, memungkinkan masuknya Na+ neto yang
menghasilkan potensial reseptor.
2.Depolarisasi lokal ini membuka kanal Ca2+ berpintu listrik.
3.Masuknya Ca2+ memicu eksositosi neurottransmiter
4.P e ngikatan neurotransmiter membuka kanal reseptor berpintu kimiawi di ujung
aferen, memungkinkan masuknya Na+ neto.
5.Depolarisasi yang terjadi membuka kanal Na+ berpintu listrik di daerah sekitar.
Masuknya Na+ memicu potensial aksi diserat aferen yang merambat spontan ke
SSP.
Cara kanal Na+ ini terbuka berbeda-beda bergantung pada apakah reseptor
merupakan sel tersendiri atau ujung aferen khusus.
Reseptor dapat beradaptasi dengan cepat atau lambat
terhadap rangsangan yang menetap.
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu menghasilkan kekuatan
potensial reseptor yang sama di reseptor yang sama. Sebagian reseptor dapat
mengalami penurunan tingkat depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang
diberikan tetap, suatu fenomena yang dinamai adaptasi. Selanjutnya, frekuensi
potensial aksi yang dihasilkan di neuron aferen menurun, yaitu reseptor
"beradaptasi" terhadap rangsangan dengan tidak lagi berespons dengan kekuatan
yang sama terhadap rangsangan tersebut.
Jenis-jenis stimulus
- Mekanik
- Bahan Kimia
- Suhu
- Elektromagnetik
Jalur sensorik
Bagaimana suatu rangsang menuju otak tuh ada 4 jalurnya, 3 jalur ke arah
cerebrum dan 1 jalur kearah cerebellum
Jalur ke cerebrum :
Pertama, Medical Lemnicus pathway melalu posterior colum dari medulla
spinalis.
Kepentingannya tuh
biasanya ngeliat dimana bagian
lumpuhnya, jadi lebih gampang
menemukan letak gangguan
kalau ada pemetaan *itu aja sih
fungsinya dr. Willy
Ket :
1. Kuning, definisi atau istilah
2. hijau, penjelasan atau yang berhubungan
3. biru, wajib untuk diketahui atau di hapal
Sebelum kita masuk lebih dalam apa itu dari sensasi, kita harus tau dulu apa
apa saja alat alat kerja dari sensasi seperti contoh untuk mendapatkan doi
kan kita perlu persiapan gitu contoh nya isi dompet, tempat ngedate dan
semacam nya heheheh agar mendapat respon dari sang doi, ups lupakan
contoh nya. Kita kembali lagi ke pembahasan kita okeeyyyyy
Begitu juga dengan Sensasi, sensasi terbagi menjadi sensasi umum dan
khusus :
Sensasi umum yang terdiri dari sensasi somatic (somat=tubuh) dan sensasi
visceral. Modalitas sensorik somatic meliputi sensasi taktil atau rabaan
(sentuhan, tekanan, dan vibrasi), sensasi termal (rasa panas dan dingin),
sensasi nyeri, dan sensasi propioseptif.
Sensasi visceral merupakan sensasi dari organ internal.
Sedangkan
Begini jalan cerita nya sensasi itu Proses sensorik yang mana terjadinya
mekanisme kerja alat indera yang merupakan tahap paling awal manusia
dalam menerima informasi dari lingkungan kemudian di Stimulus/ rangsang
dengan melibatkan alat indera lalu Alat indera ini akan menghubungkan
organisme dengan lingkungan.
Daaaann sensasi ini juga terdapat beberapa syarat dan tahapan, berikut
penejelasan nyaaa
Maaf teman teman untuk klasifikasi dari sensasi, saya mengutip dari tentir
pulmo yaaa
Pulmo mengutip dari buku tortora
1. Sensasi Somatik
Sensasi somatik adalah sensasi yang muncul dari stimulasi
reseptor sensorik yang terdapat di kulit atau lapisan subkutan; dalam
membrane mucus mulut, vagina, anus; dalam otot, tendon, sendi, telinga
bagian dalam.
Sensasi somatik yang muncul dari stimulasi pada permukaan
kulit adalah sensasi kutaneus. Ada 4 modalitan sensasi somatik: taktil,
termal, nyeri, dan proprioseptif.
2. Sensasi taktil
Sensasi taktil terdiri dari sentuhan, tekanan, vibrasi, gatal, dan
geli. Sensasi sentuhan, tekanan, dan vibrasi dimediasi oleh
mekanoreseptor yang berkapsul yang menempel pada Fiber A bermielin
yang berdiameter besar. Gatal dan geli dideteksi oleh ujung saraf bebas
yang menempel pada Fiber C tak bermielin dan berdiameter kecil.
a. Hubungan sensasi taktil rasa raba, tekan, dan getaran
Sensasi raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor
yang sama. Sensasi raba disebabkan oleh rangsangan pada
reseptor taktil di kulit dan dalam jaringan dibawah kulit. Sensasi
tekan disebabkan perubahan jaringan yang lebih dalam. Sensasi
getaran disebabkan sinyal sensorik yang datang berulang-ulang.
b. Reseptor taktil Terdapat 6 jenis reseptor taktil, yaitu :
Ujung saraf bebas, terdapat di semua bagian kulit dan
jaringan lainnya untuk mendeteksi rabaan dan tekanan.
Badan Meissner, merupakan juluran ujung saraf
bermeilin dari sensorik besar bermeilin. Adaptasi
terhadap rangsangan cepat. Terdapat pada bagian kulit
yang tidak berambut (ujung jari, bibir dan daerah kulit
lain)
Reseptor taktil ujung meluas (diskus Merkel), berperan
dalam meneruskan sinyal yang tetap. Reseptor ini dan
badan Meissner berperan penting dalam melokalisasi
sensasi raba di permukaan tubuh yang spesifik dan
menentukan bentuk apa yang dirasakan.
Organ ujung rambut, reseptor ini dapat segera
beradaptasi, dan seperti halnya badan Meissner, reseptor
utama mendekteksi pergerakan objek pada permukaan
tubuh atau kontak awal dengan tubuh.
Ujung organ Ruffini, yang bercabang banyak dan
ujungnya bermeilin. Adaptasi lambat terhadap
rangsangan. Terdapat di lapisan kulit, jaringan bagian
dalam, dan selaput sendi.
Badan paccini, hanya dapat dirangsang oleh penekanan
lokal jaringan yang cepat karena reseptor ini dapat
beradaptasi dengan cepat. Mendeteksi getaran jaringan
atau perubahan mekanis yang cepat pada jaringan.
Terdapat di bawah kulit dan jaringan fasia tubuh.
3. Sentuhan
Sensasi sentuhan merupakan hasil stimulasi reseptor taktil pada
kulit atau lapisan subkutan. Sentuhan kasar adalah kemampuan
mempersepsi sesuatu yang kontak dengan kulit meskipun posisi,
bentuk, ukuran atau tekstur tidak dapat ditentukan. Sentuhan halus
dapat mempersepsi informasi seperti titik pada tubuh yang disentuh,
bentuk, ukuran, dan teksturnya.
Ada dua jenis reseptor sentuhan yang beradaptasi cepat :
1) korpus Meissner, adalah reseptor sentuhan halus yang terletak di
dermal papilla dari kulit tak berbulu/rambut. Ada di ujung jari,
tangan, kelopak mata, ujung lidah, putting, klitoris, dan ujung penis.
2) pleksus akar rambut merupakan reseptor sentuhan kasar yang
beradapasi cepat yang ditemukan pada kulit yang berambut.
8. Sensasi Nyeri
Nosiseptor, reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas yang ditemukan di
setiap jaringan. Stimulus suhu, mekanik, dan kimiawi dapat mengaktifkan
nosiseptor. Kerusakan jaringan melepaskan bahan kimia seperti
prostaglandin, kinin, dan ion potassium yang menstimulasi nosiseptor.
Beberapa zat kimia yang merangsang nyeri kimiawi adalah baradikinin,
serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik.
Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-
ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya.
Ada dua tipe nyeri: cepat dan lambat. Persepsi nyeri cepat berlangsung
biasanya 0.1 detik setelah adanya stimulus. Tipe nyeri dikenal sebagai nyeri
akut, tajam atau nyeri tusuk. Contoh nyeri dari tertusuk jarum atau teriris
pisau/benda tajam. Persepsi nyeri lambat dimulai 2 detik atau lebih setelah
stimulasi ada. Rasa nyeri bisa menyiksa, dipersepsi sebagai luka kronik,
terbakar, ngilu, atau nyeri berdenyut. Nyeri lambat dapat terjadi pada kulit
atau jaringan maupun organ. Contoh dari nyeri lambat adalah sakit gigi.
Nyeri yang muncul dari stimulasi reseptor pada kulit disebut nyeri
somatik superfisial: stimulasi reseptor pada otot, sendi, tendon, dan fascia
disebut somatik dalam. Nyeri visceral adalah hasil dari stimulasi nosiseptor
pada organ visceral. Sensasi nyeri dapat secara presisi dilokalisasi
(diketahui area sakit) pada area yang distimulus.
Reseptor nyeri dan rangsangannya
1) Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas yang terdapat
di kulit dan jaringan lain.
2) Tiga jenis stimulus yang merangsang reseptor rasa nyeri-
mekanis, suhu, kimiawi. Pada umumnya nyeri cepat
diperoleh melalui rangsangan jenis mekanis atau suhu,
sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh melalui ketiga jenis
tersebut.
3) Sifat nonadaptasi reseptor rasa nyeri
Pada beberapa kondisi, eksitasi serabut rasa nyeri menjadi
semakin bertambah secara progresif, terutama pada rasa
nyeri mul-menusuk-lambat, karena stimulus rasa nyeri
berlangsung terus-menerus. Keadaan ini akan meningkatkan
sensitivitas reseptor rasa nyeri dan disebut hiperalgesia.
Kecepatan kerusakan jaringan sebagai stimulus rasa nyeri
1) Pada umumnya nyeri akan terasa bila seseorang menerima
panas dengan suhu di atas 45o C. macam-macamfiber pada
suhu yaitu Cold-pain fiber , Cold fiber , Warmth fiber dan
Heat-pain fiber
Perlu di ketahui bahwa sinyal rasa nyeri melewati 2 jaras ke otak dengan
melibat kan Traktus neospinatolamikus dan Traktus paleospinotalamikus
T.Paleospinotalamikus (Lambat-kronik)
Jaras ini secara luas dalam batang otak. Hanya sepersepuluh sampai
seperempat serabut yg melewati talamus. Kemudian serabut ini
berakhir di satu dari 3 daerah ini, yaitu :
1) Nukleus retikularis medula, pons, mesensefalon
2) Area tektal dari mesensefalon dalam-kolikuli superior dan
inferior
3) Daerah periakueduktus substansia grisea (mengelilingi
aqueduktus sylvii).
Lokalisasi nyeri yg dijalarkan lewat jalur jaras
paleosipnatolamikus bersifat buruk. Ada anggapan bahwa impuls
nyeri memasuki dormasio retikularis batang otak, talamus, dan
pusatpusat otak yg lebih rendah yg menimbulkan presepsi nyeri yg
disadari. Dan juga ada yg beranggapan bahwakorteks berperan
pnting dalam menginterpretasikan kualitas nyeri.
Nyeri Viseral
Nyeri viseral adalah nyeri yang berasal dari organ dalam tubuh
yang memliki rongga seperti usus, kandung empedu, pankreas dan
jantung.
Penyebab rasa nyeri viseral murni : Iskemia, Stimulus kimia,
Spasme viskus berongga, Distensi berlebihan pada viskus berongga,
dan Visera yang tidak sensitive. Jika suatu penyakit mempengaruhi
organ visera seringkali menyebabkan penyakit itu menyebar ke
peritoneum parietal, pleura atau perikardium. Nyeri viseral tuh
murni dijalarkan melalui serabut2 sensorik nyeri didalam gelendong
otonom dan sensasinya akan dialihkan ke daerah permukaan tubuh
yg seringkali jauh dari organ yg menimbulkan rasa nyeri. Sebaliknya
jika sensasi parietal yg dijalarkan langsung ke dalam saraf2 spinal
setempat berasal dari peritoneum paritealis, pleura atau perikardium
dan sensasi biasanya dilokalisasikan diatas daerah yg menilbulkan
nyeri. Bila nyeri viseral dialihkan ke permukaan tubuh biasanya
nyeri akan dilokalisasikan sesuai segmen dermatom dari mana organ
visera itu berasal pada waktu embrio dan tidak memperhatikan
dimana organ itu sekarang berada. Tempar pralihan nyeri viseral
dari organ2 yg scra umum memperlihatkan daerah2 pada embrio
dari mana organ yg bersangkutan berasal.
9. Proprioseptif
Sensasi proprioseptif memberi tahu kita dimana posisi kepala dan tungkau
ketika bergerak tanpa kita melihatnya seperti saat berjalan, mengetik, atau
memakai pakaian.. Priprioseptor terdapat pada otot dan tendon yang
menginformasikan derajat otata berkontraksi, jumlah tegangan tendon, dan
posisi sendi. Proprioseptor beradaptasi dengan lambar dan otak akan
menerima impuls saraf dari posisi bagian tubuh yang berbeda untuk
melakukan koordinasi. Proprioseptor memberikan informasi mengenai
berat objek dan menentukan usaha otot yang diperlukan untuk mengangkat
objek tersebut.
Reseptor indera posisi
Pengetahuan mengenai posisi, baik yang statik maupun dinamik,
bergantung pada pengetahuan mengenai derajat sudut semua sendi
pada semua posisi dan kecepatan perubahannya. Oleh karena itu,
berbagai jenis reseptor multipel yang berbeda membantu
menentukan sudut sendi dan digunakan bersama-sama untuk indera
posisi.
Pada jari-jari, yang memiliki reseptor kulit sangat banyak, sebagian
pengenalan posisi diduga dilakukan oleh reseptor kulit.
Pada kebanyakan sendi besar, reseptor dalam bersifat lebih penting.
Untuk menentukan pembengkokan sendi pada rentang gerakan yang
sedang, diantara reseptor yang paling penting adalah gelondong otot.
Bila sudut sendi berubah, beberapa otot menjadi teregang sementara
yang lain mengendur, dan informasi regangan netto dari gelombang
dijalarkan ke sistem komputasional medula spinalis dan daerah yang
lebih tinggi pada sistem kolumna dorsalis untuk menguraikan
pembengkokan sendi.
10. Gelendong otot
Gelendong otot adalah proprioseptor pada otot rangka yang memonitor
perubahan panjang otot rangkan dan berperan dalam refleks peregangan.
Setiap gelendong otot terdiri dari beberapa ujung saraf sensoris yang
beradaptasi lambat. Banyak terdapat pada mata dan jari yang melakukan
gerakan halus. Quadrisep femoris dan otot hamstring yang melakukan
gerakan kasar memiliki sedikit gelendong otot. Otot yang tidak memiliki
gelendong otot adalah otot kecil pada telinga tengah.
Baiklah kawan kawan setalah panjang lebar kita mengupas dari sang suami
yaitu sensasi makan selanjutnya kita akan lanjut membahas sang istri yaitu
persepsi.
Tenang, mungkin sedikit saja pembahasan nya
Apa itu persepsi ?
Menurut Robins (1999:124), persepsi adalah suatu proses dimana individu
mengorganisasikan dann menafsirkan kesan-kesan indera mereka untuk
memberikan makana terhadap lingkungannya.
Tidak semudah itu si sensasi ini untuk memikat si persepsi tentu ada syarat
nya
Syarat Terjadinya Persepsi :
1) Obyek yang dipersepsi
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan
yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor.
2) Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Di samping itu juga harus ada saraf sensori sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf
yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
Teman teman, factor yang mempengaruhi persepsi ini kita ikuti di slide aja
yaaa
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang:
1. Adaptasi
2. Personality
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dalam menciptakan dan
menemukan sesuatu yang kemudian bermanfaat untuk orang bayak
misalnya. Dalam hal ini faktor internal yang mempengaruhi persepsi,
yaitu Usia, pendidikan, dan pekerjaan.
3. Experience (pengalaman)
pengalaman yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat
berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh.
Pengalaman masa lalu atau apa yang kita pelajari akan menyebabkan
terjadinya perbedaan interpretas. Pengalaman juga mempengaruhi
kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar
formal. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang
pernah dihadapi.
4. Emosi
5. Sosial Ekonomi
6. Lack of receptor (ada beberapa stimulus yang reseptornya tidak kita
miliki, contoh sinyal Handphone)
7. Phantom limb: orang DM dengan kaki terluka parah dan rasa nyeri hebat
apabila kakinya tersebut diamputasi, ia akan tetap merasakan nyeri
tersebut meskipun kakinya sudah tiada.
8. Obat-obatan (terutama narkoba) juga dapat mengacaukan persepsi
presepsi ilusi
1. Sensasi taktil
a. Hubungan sensasi taktil rasa raba, tekan, dan getaran
Sensasi taktil terdiri dari sentuhan, tekanan, vibrasi, gatal, dan geli. Sensasi
sentuhan, tekanan, dan vibrasi dimediasi oleh mekanoreseptor yang berkapsul yang
menempel pada Fiber A bermielin yang berdiameter besar. Gatal dan geli dideteksi
oleh ujung saraf bebas yang menempel pada Fiber C tak bermielin dan berdiameter
kecil.
b. Reseptor taktil
Sensasi raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Sensai raba disebabkan oleh rangsangan pada reseptor taktil di kulit dan dalam
jaringan dibawah kulit. Sensasi tekan disebabkan perubahan jaringan yang lebih
dalam. Sensasi getaran disebabkan sinyal sensorik yang datang berulang-ulang.
Terdapat 6 jenis reseptor taktil, yaitu
▪ Ujung saraf bebas, terdapat di semua bagian kulit dan jaringan lainnya
untuk mendeteksi rabaan dan tekanan.
▪ Badan Meissner, merupakan juluran ujung saraf bermeilin dari sensorik
besar bermeilin. Adaptasi terhadap rangsangan cepat. Terdapat pada bagian kulit
yang tidak berambut (ujung jari, bibir dan daerah kulit lain)
▪ Reseptor taktil ujung meluas (diskus Merkel), berperan dalam meneruskan
sinyal yang tetap. Reseptor ini dan badan Meissner berperan penting dalam
melokalisasi sensasi raba di permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk
apa yang dirasakan.
▪ Organ ujung rambut, reseptor ini dapat segera beradaptasi, dan seperti
halnya badan Meissner, reseptor utama mendekteksi pergerakan objek pada
permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh.
▪ Ujung organ Ruffini, yang bercabang banyak dan ujungnya bermeilin.
Adaptasi lambat terhadap rangsangan. Terdapat di lapisan kulit, jaringan bagian
dalam, dan selaput sendi.
▪ Badan paccini, hanya dapat dirangsang oleh penekanan lokal jaringan
yang cepat karena reseptor ini dapat beradaptasi dengan cepat. Mendeteksi getaran
jaringan atau perubahan mekanis yang cepat pada jaringan. Terdapat di bawah kulit
dan jaringan fasia tubuh.
c. Sentuhan
Sensasi sentuhan merupakan hasil stimulasi reseptor taktil pada kulit atau
lapisan subkutan. Sentuhan kasar adalah kemampuan mempersepsi sesuatu yang
kontak dengan kulit meskipun posisi, bentuk, ukuran atau tekstur tidak dapat
ditentukan. Sentuhan halus dapat mempersepsi informasi seperti titik pada tubuh
yang disentuh, bentuk, ukuran, dan teksturnya.
Ada dua jenis reseptor sentuhan yang beradaptasi cepat. Pertama korpus
Meissner, adalah reseptor sentuhan halus yang terletak di dermal papilla dari kulit
tak berbulu/rambut. Ada di ujung jari, tangan, kelopak mata, ujung lidah, putting,
klitoris, dan ujung penis. Yang kedua pleksus akar rambut merupakan reseptor
sentuhan kasar yang beradapasi cepat yang ditemukan pada kulit yang berambut.
Ada dua tipe nyeri: cepat dan lambat. Persepsi nyeri cepat berlangsung
biasanya 0.1 detik setelah adanya stimulus. Tipe nyeri dikenal sebagai nyeri akut,
tajam atau nyeri tusuk. Contoh nyeri dari tertusuk jarum atau teriris pisau/benda
tajam. Persepsi nyeri lambat dimulai 2 detik atau lebih setelah stimulasi ada. Rasa
nyeri bisa menyiksa, dipersepsi sebagai luka kronik, terbakar, ngilu, atau nyeri
berdenyut. Nyeri lambat dapat terjadi pada kulit atau jaringan maupun organ.
Contoh dari nyeri lambat adalah sakit gigi.
Nyeri yang muncul dari stimulasi reseptor pada kulit disebut nyeri somatik
superfisial: stimulasi reseptor pada otot, sendi, tendon, dan fascia disebut somatik
dalam. Nyeri visceral adalah hasil dari stimulasi nosiseptor pada organ visceral.
Sensasi nyeri dapat secara presisi dilokalisasi (diketahui area sakit) pada area yang
distimulus.
Dermatome
Dermatome adalah daerah kulit yang dipersarafi dengan serabut serat aferen
oleh satu kornu posterior medulla spinalis. (Kamus Dorland)
Sekilas pengingat!!
Saraf spinalis diberi nama sesuai dengan bagian kolumna vertebralis tempat mereka keluar :
terdapat 8 pasang saraf servikalis (leher) : C1-C8, 12 saraf torakalis (dada), 5 saraf lumbalis
(abdomen), 5 saraf sakralis (panggul), dan 1 saraf koksigeus (tulang ekor).
SENSASI TERMAL
Termoreseptor adalah saraf ujung bebas yang
memiliki diameter area reseptif sekitar 1 mm pada
permukaan kulit. Reseptor dingin terletak pada
stratum basale epidermis dan menempel pada fiber a
bermielin berdiameter sedang. Temperature 10oC
sampai 40oC mengaktifkan reseptor dingin. Reseptor
panas, tidak sebanyak reseptor dinign dan menempel
pada Fiber C tak bermielin berdiameter kecil yang
aktif pada suhu antara 32oC sampai 48oC. kedua reseptor tersebut beradaptasi cepat.
Temperature dibawah 10oC dan diatas 48oC dipersepsi oleh reseptor nyeri.
SENSASI NYERI
Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas yang terdapat di kulit dan
jaringan lain.
Tiga jenis stimulus yang merangsang reseptor rasa nyeri-mekanis, suhu,
kimiawi. Pada umumnya nyeri cepat diperoleh melalui rangsangan jenis
mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh melalui ketiga
jenis tersebut.
Sifat nonadaptasi reseptor rasa nyeri
Pada beberapa kondisi, eksitasi serabut rasa nyeri menjadi semakin
bertambah secara progresif, terutama pada rasa nyeri mul-menusuk-lambat,
karena stimulus rasa nyeri berlangsung terus-menerus. Keadaan ini akan
meningkatkan sensitivitas reseptor rasa nyeri dan disebut hiperalgesia.
KECEPATAN KERUSAKAN JARINGAN SEBAGAI STIMULUS RASA
NYERI
Pada umumnya nyeri akan terasa bila seseorang menerima panas dengan
suhu di atas 450C
a. Cold-pain fiber
b. Cold fiber
c. Warmth fiber
d. Heat-pain fiber
Sensasi Proprioseptif
1. Kinesthesia
Presepsi gerakan tubuh
2. Proprioceptors
Otot dan tendon
Sel-sel rambut telinga (bagian dalam)
3 tipe dari proprioceptors
Stimulasi reseptor sensorik, stimulus yang tepat harus terjadi pada area reseptif dari
reseptor sensorik
Intregasi input sensorik, area tertentu pada SSP menerima dan mengintegrasi impuls
saraf sensoris. Persepsi atau sensasi yang diSADARI diintegrasikan pada korteks
serebri
• Jalur polimodal
• Jenis serat rasa sakit / nyeri
• Jalur column dorsal dan anterolateral
- Perbedaan dalam : sifat saraf dan sensasi
- Traktus neospinatolamikus
- Traktus paleospinotalamikus
Proprioseptif
Sensasi proprioseptif memberi tahu kita dimana posisi kepala dan tungkau ketika
bergerak tanpa kita melihatnya seperti saat berjalan, mengetik, atau memakai pakaian.
Kinestetik adalah persepsi akan pergerakkan tubh. Priprioseptor terdapat pada otot dan
tendon yang menginformasikan derajat otata berkontraksi, jumlah tegangan tendon, dan
posisi sendi. Sel-sel rambut pada telinga bagian dalam memonitor posisi kepala relative
terhadeap tanah dan posisi kepala selama bergerak. Proprioseptor beradaptasi dengan
lambar dan otak akan menerima ipuls saraf dari posisi bagian tubuh yang berbeda untuk
melakukan koordinasi. Proprioseptor memberikan informasi mengenai berat objek dan
menentukan usaha otot yang diperlukan untuk mengangkat objek tersebut.
Reseptor indera posisi Pengetahuan mengenai posisi, baik yang statik maupun dinamik,
bergantung pada pengetahuan mengenai derajat sudut semua sendi pada semua posisi dan
kecepatan perubahannya. Oleh karena itu, berbagai jenis reseptor multipel yang berbeda
membantu menentukan sudut sendi dan digunakan bersama-sama untuk indera posisi.
Pada jari-jari, yang memiliki reseptor kulit sangat banyak, sebagian pengenalan posisi
diduga dilakukan oleh reseptor kulit.
Pada kebanyakan sendi besar, reseptor dalam bersifat lebih penting.
Untuk menentukan pembengkokan sendi pada rentang gerakan yang sedang, diantara
reseptor yang paling penting adalah gelondong otot.
Bila sudut sendi berubah, beberapa otot menjadi teregang sementara yang lain mengendur,
dan informasi regangan netto dari gelombang dijalarkan ke sistem komputasional medula
spinalis dan daerah yang lebih tinggi pada sistem kolumna dorsalis untuk menguraikan
pembengkokan sendi.
Persepsi adalah kesadaran dan INTERPRETASI dari sensasi dan utamanya merupakan
fungsi dari korteks serebri. Kita tidak punya persepsi akan beberapa informasi sensoris
yang tidak mencapai korteks serebri. Contoh: Tekanan darah tidak secara SADAR
dipersepsikan karena impuls saraf yang membawa informasi tekanan darah dibawa menuju
pusat kardiovaskular di medulla oblongata bukan di korteks serebri. Jadi kita bisa
“menyadari” sensasi dan mempersepsikannya jika impuls saraf sampai ke korteks serebri.
Otak setiap orang dapat mengartikan stimulus yang sama tersebut sebagai sesuatu yang
berbeda.