Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kolesterol

1. Definisi kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin

yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. (Lars H, 1997).

Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam

darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol

diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol steroid

(Sitopoe M, 1992).

Kolesterol termasuk zat gizi yang sukar diserap oleh tubuh, masuk ke

dalam organ tubuh melalui sistem limpatik. Kolesterol dalam plasma darah

terutama dijumpai berikatan dengan asam lemak dan ikut bersirkulasi dari bentuk

ester kolesterol (Hertog N, 1992).

2. Sumber kolesterol

Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal hewani, daging,

telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak, jaringan saraf, dan kuning telur

(Sitepoe, 1992, Graha KC, 2010).

3. Fungsi kolesterol,

Kolesterol dalam tubuh juga mempunyai fungsi yang penting diantaranya:

pembentukan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita,

pembentukan vitamin D, dan sebagai sumber energi (Graha KC, 2010).

4
2

4. Sintesis kolesterol

Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energi

serta hasil metabolisme lainnya disamping kolesterol juga memproduksi energi.

Sumber energi berlebihan mengakibatkan pembentukan asetat sebagai perantara

juga berlebih, dan lemak di dalam tubuh juga akan bertambah. Pembentukan

kolesterol melalui asetat merupakan proses yang sangat kompleks, diantaranya

yang memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG Co.A.

Pembatasan konsumsi kolesterol akan berakibat menaiknya kadar kolesterol

dalam darah apabila sistem kerja enzim tidak normal. Kolesterol pada keadaan

normal disintesa dalam makanan yang dimakan, diubah menjadi jaringan,

hormon-hormon vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah,

namun ada juga kolesterol kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi asam

empedu dan garamnya, hasil sintesa kolesterol disimpan dalam jaringan tubuh

(Sitopoe, 1992).

Beberapa jaringan yang mampu mensintesa kolesterol diantaranya hepar,

kortex, adrenal, kulit, usus, testis, dan aorta (Yul Iskandar, 1974).

5. Lipoprotein

Lipoprotein adalah gabungan molekul lipid dan protein yang disintesis di

dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, disintesa dan

mengangkut berbagai jinis lipid dalam jumlah yang berbeda (Sunita A, 2002).

Jenis lipoprotein yang dapat memicu terjadinya atherosclerosis yang

terdiri dari total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida. Partikel-partikel ini
3

memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan atherosclerosis,

sebagai berikut:

a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol di

dalam darah.

b. HDL (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih sedikit.

Memiliki fungsi yaitu membuang kelebihan LDL kolesterol di pembuluh

arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang.

c. VLDL (very low density lipoprotein), memiliki jumlah trigliserida yang

terbanyak dalam darah. Sebagian VLDL diubah menjadi LDL.

d. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim

lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati dimetabolisasikan

menjadi LDL kolesterol (Soeharto, 2004).

B. LDL Kolesterol

LDL (low density lipoprotein) mengandung paling banyak kolesterol dari

semua lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah

(Soeharto, 2004). Sel hati memproduksi kolesterol dalam tubuh, kemudian

disebarkan oleh LDL kolesterol dalam darah ke jaringan-jaringan tubuh.

Kolesterol dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan seperti sel otot jantung, otak,

dan bagian tubuh lainnya agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Kadar LDL

kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan menyebabkan kolesterol

lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembuluh darah pada saat transportasi

dilakukan. Kolesterol yang melekat perlahan-lahan akan mudah melakukan


4

tumpukan-tumpukan lalu mengendap, membentuk plak pada dinding-dinding

pembuluh darah. Tumpukan LDL kolesterol yang mengendap pada dinding-

dinding pembuluh darah dapat menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit,

sehingga saluran darah terganggu dan bisa mengakibatkan risiko penyakit pada

tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha KC,

2010).

1. Risiko kolesterol tinggi

a. Faktor Genetik

Hasil penelitian dari para ahli, faktor genetika yang merupakan faktor yang

dapat diturunkan, biasanya berpengaruh terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan

LDL kolesterol di dalam darah seseorang. Keluarga besar memiliki kadar

kolesterol tinggi, kemungkinan keturunannya memiliki kadar LDL kolesterol

tinggi pun bisa terjadi (Graha KC, 2010).

b. Faktor Usia

Semakin bertambahnya usia, aktivitas fisik seseorang cenderung berkurang

dan laju metabolisme secara alami akan berjalan semakin lambat. Hal ini

berkaitan dengan semakin melemahnya organ-organ tubuh. Beberapa ahli

berpendapat bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring bertambahnya usia

berhubungan dengan makin berkurangnya kemampuan atau aktivitas LDL

reseptor (Tisnadjaja D, 2006).

c. Kegemukan

Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatnya kalori yang ada akan

tertimbun di tubuh dan menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat menimbulkan
5

risiko tekanan darah tinggi, jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh

kolesterol yang mengendap (Sitopoe, 1992).

d. Kurang berolahraga

Kurang olahraga akan meningkatkan kadar LDL kolesterol. Kadar

kolesterol yang tinggi akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada

dinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah

menyempit (Graha KC, 2010).

e. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang terjadi pada tubuh akan memompa jantung

untuk bekerja lebih keras, aliran darah akan lebih cepat dari tingkat yang normal.

Akibatnya saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah yang ada.

Tekanan yang kuat itu dapat merusak jaringan pembuluh darah itu sendiri.

Pembuluh darah yang rusak sangat mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol,

sehingga kolesterol dalam saluran darah pun melekat dengan kuat dan mudah

menumpuk (Graha KC, 2010).

f. Penderita diabetes

Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan kadar

LDL kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes

yang memiliki kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk memiliki

kadar LDL kolesterol yang tinggi. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam

darah pun akan semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar

kolesterol di dalam tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati OD, 2008).


6

g. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil lemak,

diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di dalam rokok

merupakan salah satu zat yang mengganggu metabolisme kolesterol di dalam

tubuh (Soeharto, 2004, Graha KC, 2010).

C. Rokok

Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003 menjelaskan bahwa, rokok adalah

hasil olahan tembakau yang dibungkus, termasuk cerutu ataupun bahan lainnya

yang dihasilkan dari tanaman Nicotina Tabacum, Nicotina Rustica. Rokok

berbentuk silinder dengan dua warna, yakni putih dan cokelat dengan ukuran 70-

120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah lalu dibungkus dengan kertas atau

daun aren, tergantung dengan jenis rokok (Aula EL, 2010).

Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 800C untuk

ujung rokok yang dibakar dan 300C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir

perokok. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua

komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas

terkondensasi menjadi partikel. Asap rokok yang diisap dapat berupa gas sejumlah

85% dan sisanya berupa partikel, setiap menghisap satu batang rokok dapat

mengurangi umur 30 menit bagi yang berumur 30 tahun ke atas (Sitepoe, 1992).
7

1. Jenis-jenis Rokok

Keseluruhan bersumber dari tembakau yang dipergunakan untuk bahan

rokok. Dibedakan menjadi: rokok dengan membakar serta menghisap asapnya dan

dalam bentuk bukan rokok (smokeless-tabacco). Rokok dapat berbentuk: rokok

putih, rokok kretek, rokok kelabot, rokok kelembak, rokok cerutu, rokok pipa,

rokok daun nipah. Smokeless-tabacco: dalam bentuk dikunyah (chewing), dan

bentuk dihirup (snuffing) melalui hidung atau mulut. Di Indonesia, dijumpai

adanya bentuk lain yaitu: suntil; digosokkan di gusi ataupun diletakkan antara

bibir, kemudian diisap-isap (Armstrong S, 1991).

Rokok berdasarkan bahan pembungkus:

a. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

b. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

c. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:

a. Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

b. Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan

cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,

cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu (Aula EL, 2010).


8

2. Kandungan Rokok

Rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia, dan 400 dari

bahan-bahan tersebut dapat meracuni tubuh, sedangkan 40 dari bahan tersebut

bisa menyebabkan kanker (Aula EL, 2010).

a. Nikotin

Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah

(Danusukarto, 1989). Nikotin dalam rokok merupakan salah satu zat yang dapat

mengganggu kerja tubuh dan mempengaruhi metabolisme kolesterol di dalam

tubuh. Kandungan nikotin dalam sebatang rokok dapat mempercepat terjadinya

proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, dan sering terjadi pada

pembuluh darah koroner yang bertugas membawa oksigen ke jantung (Graha KC,

2010).

b. Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan zat yang tidak berwarna dan tidak berbau,

kira-kira 3-5% dari asap rokok terdiri dari karbon monoksida. Karbon monoksida

mempunyai daya ikat yang kuat terhadap sel darah merah dan meningkatkan

penyimpanan kolesterol di pembuluh darah arteri (Soeharto, 2004).

D. Perokok

Perokok dibedakan menjadi dua yaitu: perokok aktif dan perokok pasif.

Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur merokok satu batang atau lebih

dalam setiap harinya paling sedikit satu tahun. Perokok pasif adalah seseorang

yang sebenarnya tidak merokok, tetapi karena ada orang lain yang merokok
9

didekatnya sehingga dia juga menghirup asap rokok yang mengandung zat-zat

beracun (Halim DS, 1991).

Kriteria perokok aktif dibedakan menjadi tiga yaitu: perokok ringan (1-10

batang rokok/hari), perokok sedang (11-20 batang/hari), perokok berat (>20

batang/hari) (Sitopoe, 1992).

Merokok mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan jantung

dalam membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan level HDL kolesterol di

dalam darah serta menyebabkan pengaktifan platelet. Penggumpalan cenderung

terbentuk pada arteri jantung, terutama jika sudah ada endapan kolesterol di dalam

arteri (Mary P, 2001). Akibatkan dinding pembuluh darah menebal secara

bertahap yang menyulitkan jantung memompa darah (Armstrong S, 1991).

Merokok dapat merusak dinding dari seluruh darah sehingga memudahkan

lemak-lemak darah menempel. LDL membawa lemak dari hati ke seluruh tubuh,

akibatnya kolesterol terdistribusi pada saluran darah, yang dapat mengganggu

pembuluh darah dan menimbulkan gangguan kesehatan (Graha KC, 2010).

1. Bahaya Merokok

a. Penyakit kardiovaskuler

Merokok membuat ketidak seimbangan pada otot jantung dalam

menggunakan oksigen (Sitopoe, 1992). Merokok meningkatkan kolesterol dalam

darah mengakibatkan pembuluh darah akan menyempit pada pembuluh arteri

koroner, membuat aliran darah tidak sampai ke jantung, yang mengakibatkan otot-

otot jantung tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen (Saktyowati OD, 2008).

Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan epinefrin dan norepinefrin


10

dalam darah meningkat, yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan

pembuluh darah berkontraksi atau menyempit (Bangun A.P, 2008).

b. Penyakit kanker

Tar yang terkandung di dalam rokok merupakan partikel penyebab

timbuhnya sel kanker (Aula EL, 2010).

c. Penyakit paru-paru

Merokok menjadi kausa utama dalam penyakit emfisema. Emfisema

merupakan kerusakan pada paru-paru yang umumnya dialami oleh orang berusia

di atas 50 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh rusaknya dinding alveolus karena

bahan beracun yang terkandung dalam rokok sehingga alveolus menjadi

menggelembung, menyebabkan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida

antara alveolus dan kapiler darah menjadi terhambat sehingga penderita menjadi

sulit bernapas (Saktyowati OD, 2008).

d. Penyakit alat pencernaan

Merokok mendorong peptic-ulcer dan menghambat sekresi pankreas, dan

menurunkan tekanan esophagus juga mengurangi kontraksi otot polos dari

lambung, sehingga mendorong pembentukan tukak lambung (Saktyowati OD,

2008).

e. Adanya amblipobia

Kandungan methanol yang ada di dalam rokok dapat menimbulkan

amblipobia, yaitu kabur penglihatan atau kebutaan (Aula EL, 2010).


11

E. Hubungan rokok dengan metabolisme LDL

Rokok merupakan hasil olahan tembakau, di dalam rokok terdapat

kandungan nikotin yang dapat merusak dinding pembuluh darah. Dinding

pembuluh darah yang rusak sangat memudahkan LDL kolesterol untuk melekat,

sehingga perlahan-lahan terjadi penumpukan dan membentuk plak pada dinding

pembuluh darah. Tumpukan LDL yang mengendap pada dinding-dinding

pembuluh darah dapat menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit dan

terjadi pengerasan pada pembuluh darah arteri. Proses ini disebut dengan

aterosklerosis, sehingga kadar LDL kolesterol di dalam darah akan meningkat

(Graha KC, 2010).

F. Metode Pemeriksaan kolestero

1. Metode CHOD-PAP

Prinsip pemeriksaan: kolesterol dan ester-esternya dibebaskan dari

lipoprotein dan deterjen, indikatornya adalah quinonimine. Kolesterol esterase

menghidrolisa ester-ester dan H2O2 dibentuk kolesterol dalam proses oksidasi

enzimatik oleh kolesterol oksidase. H2O2 bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan

phenol dalam suatu reaksi yang di katalisis oleh peroksidase.

2. Metode GPO

Prinsip pemeriksaan: detarminasi dari trigliserida setelah memisahan

enzimatik dengan lipase lipoprotein. Indikatornya adalah quinonimine yang

digenerasikan dari 4-aminoantipyrine dan 4-cholophenol oleh hidrogen peroksida

dibawah reaksi katalitik peroksida. Metode ini merupakan tes enzimatik

kolorimetri (Depkes RI, 1985).

Anda mungkin juga menyukai