1. Pengertian
Apabila celah sumbing terjadi di ke dua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung.
3
3. Etiologi
4
PATWAY
refleks mengisap Asi, yang bayi rewel, adanya sumbing adanya disfungsi adanya
terganggu akibat adanya menangis, pada bibir dan tuba eustachi gangguan
patologis, pucat, turgor kulit tidak dapat palatum yang dapat me- pertumbuhan
jelek, kulit kering, perut beristirahat ngakibatkan ter- anatomi naso
kembung, BB menurun. Dengan tenang, jadinya otitis faring, adanya
dan nyaman, media serta garis jahitan
sulit mengisap gangguan pada daerah
dan menelan Asi resti pendengaran, mulut.
trauma adanya sifat
sisi pembedahan kurang me-
Perubahan nutrisi kurang resti trauma sisi nerima,sensitif,
dari kebutuhan tubuh pembedahan adanya sumbing gangguan rasa
pada bibir dan nyaman nyeri
palatum.
Resti perubahan
Menjadi orangtua
Referensi :
1. Ngastinya. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
2. Doengoes Marlin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
5
5. Manifestasi Klinis
a) Refleks mengisap Asi yang terganggu, akibat adanya kondisi pathologis
b) Adanya gangguan pertumbuhan anatomi nasofaring
c) Adanya disfungsi tuba eustachius yang dapat mengakibatkan terjadinya otitis
media, serta gangguan pendengaran.
6. Penatalaksanaan
Keperawatan
- Masalah yang dapat terjadi adalah resiko tersedak
- Ibu harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hati
– hati dan sering beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat di
pompa dan diberikan dengan sedotan sedikit – sedikit. Perhatikan agar
pompa payudara dan gelas penampung Asi selalu diseduh agar tidak
terjadi terkontaminasi.
Medis
- Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir
berdasarkan kriteria tube of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan) > 10
pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.
- Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan (palatolasti0. di
kerjakan sedini mungkin (15-24bulan) sebelum anak mampu bicara
lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara.
- Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spech
therapist untuk melatih atau mengajar anak bicara dengan normal.
- Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celah
alveolus / maksila untuk memungkinkan ablioefodenti mengatur
pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal.
Pencegahan infeksi.
Menaati praktek pencegahan infeksi terutama kebersihan tangan serta
memakai sarung tangan.
6
Memperhatikan dengan seksam proses yang telah terbukti bermanfaat
untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda kotor,ikuti
dengan sterilisasi dan desinfeksi tingkat tinggi.
Selalu memoerhatikan teknik aseptik sewaktu melakukan tindakan yang
bersifat infasif seperti : suction endotracheal,melakukan penyuntikan obat-
obat pada akses perifer maupun vena central, pemasangan kateter
urine,dll.
Bayi rewel,menangis
Tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman
b. Sirkulasi
Pucat
Turgor kulit jelek
c. Makanan / cairan
Berat badan menurun
Perut kembung
Turgor kulit jelek, kulit kering
d. Neurosensori
Adanya trauma psikologi pada orang tua
Adanya sifat kurang menerima, sensitif
e. Nyaman / nyeri
Adanya resiko tersedak
Disfungsi tuba eustachi
Adanya garis jahitan pada daerah mulut
Tabulasi Data
Sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel,menangis,tidak dapat beristirahat
dengan tenang dan nyaman, pucat,turgor kulit jelek, berat badan menurun, perut
kembung, kulit kering, adanya trauma psikologi pada orang tua,danya sifat menerima
sensitif, adanya resiko tersedak, disfungsi tuba eustachi,adanya garis jahitan pada daerah
mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.
Klasifikasi Data
DS : sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat
dengan tenang dan nyaman.
DO : pucat, turgor kulit jelek, bert badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya
trauma psikologi padaa orang tua, adanya siat kurang menerima, sensitif, adanya
esiko tersedak, disfungsi tuba eustachi, adanya garis jahitan pada daerah mulut,
adanya sumbing bibir dan sumbing palatum. 9
Analisa Data
PRIORITAS MASALAH
PRE OP : - Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- resti perubahan menjadi orang tua
- resti trauma sisi
pembedahan
POST OP : - gangguan rasa nyaman nyeri
- resti infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OP
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d defek fisik yang di
tandai dengan :
DS : Sulit mengisap dan menelan Asi
DO : Pucat, turgor kulit jelek, kulit kering,perut kembung, BB menurun
b. Resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik
yang sangat terlihat yang di tandai dengan :
DS : -
DO : Adanya trauma psikologipada orang tua, adanya sifat kurang menerima,
sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatum
c. Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d prosedur pembedahan,
disfungsi menelan, yang di tandai dengan :
DS : Bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan tenang dan
nyaman, sulit mengisap dan menelan Asi.
DO : adanya garis jahitan pada daerah mulut
POST OP
d. gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan :
DS : Bayi rewel, menangis
DO : Adanya garis jahitan pada daerah mulut
e. resti infeksi b/d terpaparnya linkungan dan prosedur invasi, yang di tandai
dengan :
DS : -
DO : Adanya luka operasi tertutup kasa 11
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Perubahan nutrisi kurang Setelah 1. Bantu ibu dalam 1. Membantu ibu dalam
dari kebutuhan tubah b/d mendapatkan menyusui, bila ini memberikan Asi dan posisi
defek fisik yang di tandai : tindakan adalah keinginan puting yang stabil
DS: Sulit mengisap dan keperawatan di ibu. Posisikan dan membentuk kerja lidah dalam
menelan Asi harapkan perubahan stabilkan puting susu pemerasan susu.
DO: Pucat, turgor kulit nutrisi dapat dengan baik di
jelek,kulit kering, teratasi dengan dalam rongga mulut.
perut kembung, BB kriteria : 2. Bantu menstimulasi 2. Karena pengisapan di
menurun tidak pucat refleks ejeksi Asi perlukan untuk menstimulasi
turgor kulit secara manual / susu yang pada awalnya
membaik dengan pompa mungkin tidak ada
kulit lembab, payudara sebelum
perut tidak menyusui
kembung 3. Gunakan alat makan 3. Membantu kesulitan makan
bayi khusus, bila bayi, mempermudah menelan
menunjukan menggunakan alat da mencegah aspirasi
penambahan tanpa puting. (dot,
berat badan yang spuit asepto) letakan
tepat. formula di belakang
lidah
4. Melatih ibu untuk 4. Mempermudah dalam
memberikan Asi pemberian Asi
yang baik bagi
bayinya
5. Menganjurkan ibu 5. Untuk mencegah terjadinya
untuk tetap menjaga mikroorganisme yang masuk
kebersihan, apabila
di pulangkan
6. kolborasi dengan 6. Untuk mendapatkan nutrisi
ahli gizi. yang seimbang
11
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
2 Cemas / resiko tinggi Setelah 1. Berikan kesempatan 1. Mendorong koping
perubahan menjadi orang mendapatkan untuk mengekspresikan keluarga
tua b/d bayi dengan defek tindakan perasaan
fisik yang sangat terlihat, keperawatan di 2. tunjukan sikap 2. Meredam sikap sensitif
yang di tandai dengan : harapkan resti penerimaan terhadap orangtua terhadap sikap
DS : - perubahan menjadi bayi dan keluarga sensitif orang lain
DO : Adanya trauma orang tua tidak 3. tunjukan dengan 3. Mendorong penerimaan
psikologi pada orang terjadi dengan perilaku bahwa anak terhadap bayi
tua, adanya sifat kriteria : adalah manusia yang
kurang menerima, pasien dan berharga
sensitif, adanya keluarga 4. gambarkan hasil 4. Untuk mendorong adanya
sumbing pada bibir menunjukan perbaikan bedah pengharapan
dan palatum penerimaan terhadap defek,gunakan
terhadap bayi foto hasil yang
keluarga memuaskan
mendiskusikan 5. anjurkan pertemuan 5. Membantu orangtua
perasaan dan dengan orang tua lain mendiskusikan
kekhawatiran yang mempunyai kekhawatirannya, berbagi
mengenai defek pengalaman serupa dan pengalaman swehingga
anak, dapat menghadapinya timbulnya sifat menerima
perbaikannyadan dengan baik. terhadap bayi
proses masa 6. menganjurkan orangtua 6. Untuk mencegah
depan untuk selalu menjaga terjadinya defek pada bayi
kesehatan bayinya
12
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
3 Resiko tinggi trauma sisi Setelah 1. Beri posisi leher yang 1. Mencegah trauma pada
pembedahan b/d prosedur mendapatkan miring atau duduk sisi operasi
pembedahan, disfungsi tindakan 2. Pertahankan alat 2. Melindungi garis jahitan
menelan, yang di tandai keperawatan di pelindung bibir. dan meminimalkan resiko
dengan : harapkan trauma Gunakan teknik trauma.
DS : Bayi rewel, sisi pembedahan pemberian makan
menangis,tidak dapat tidak terjadi dengan nontraumatik.
beristirahat dengan kriteria : 3. Gunakan paket restrain 3. Mencegahnya agr tidak
tenang dan nyaman, bayi tidak rewel pada bayi berulang dan menggaruk
sulit mengisap dan dan menangis wajahnya
menelan Asi. Bayi dapat 4. Hindarkan menempatkan 4. Mencegah trauma pada
DO : adanya garis jahitan beristirahat objek di dalam mulut sisi operasi
pada daerah mulut dengan tenang setelah perbaikan kateter
dan nyaman, mengisap. Spatel lidah
dapat menelan sedalam dot atau pendek
Asi denagan kecil.
baik. 5. Jaga agar bayi tidak 5. Menangis dapat
menangis dengan jelas menyebabkan tegangan
dan terus menerus pada jahitan
6. Bersihkan garis jahitan 6. Mencegah terjadinya
dengan perlahan setelah infeksi dan inflamasi yang
memberi makan dan jika mempengaruhi
perlu sesuai instruksi penyembuhan
dokter
7. Ajar tentang 7. Meminimalkan terjadinya
pembersihan dan komplikasi setelah
prosedur restrain pulang.
khususnya bila bila bayi
akan di pulangkan
sebelum jahitan di lepas.
13
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
4 gangguan rasa nyaman Setelah Observasi 1. Dapat menidentifikasikan
nyeri b/d insisi bedah yang mendapatkan 1. Kaji tanda-tanda vital, rasa sakit akut dan
di tandai dengan : tindakan perhatikan tackikardi ketidak nyamanan
DS : Bayi rewel dan keperawatan di dan peningkatan
menangis harapkan masalah pernapasan.
DO : Adanya garis jahitan nyeri dapat 2. Kaji penyebab 2. Ketidak nyamanan
pada daerah mulut terkontrol dengan ketidaknyamanan yang mungkin di sebabkan oleh
kriteria : mungkin selain dari adanya proses inflamasi
Bayi tidak rewel prosedur operasi
Tidak menangis 3. Kaji skala nyeri, catat 3. Membantu mengetahui
Bayi mengalami lokasi, intensitas nyeri derajat ketidak nyamana
tingkat dan keefektifan analgesik
kenyamana yang sehingga memudah dalam
optimal Mandiri memberi tindakan
Bayi tampak 4. Anjurkan keluarga untuk 4. Mengurangi rasa nyeri
nyaman dan melakukan masase
istirahat dengan ringan
tenang.
Penkes
5. Jelaskan orangtua atau 5. Memberi rasa aman dan
keluarga untuk terlibat nyaman
dalam perawatan bayi
6. Kolaborasi, berikan 6. Analgesik menelan SSP
analgesik / sedatif sesuai yang memberi respon
instruksi. pada observasi nyeri
14
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
5 Resti infeksi b/d Setelah Observasi
terpaparnya lingkungan mendapatkan 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Menentukan intervensi
dan prosedur invasi yang di tindakan selanjutnya.
tandai dengan : keperawatan 2. Kaji tanda-tanda infeksi 2. Membantu tindakan yang
DS : - diharapkan tepat
DO : Adanya luka operasi masalah resti
tertutup kasa infeksi tidak terjadi Mandiri
dengan kriteria : 3. Jaga area kesterilan luka 3. Mencegah dan
- luka sembuh dan operasi mengurangi transmisi
tidak tertutup kuman
kasa 4. Lakukan aseptik dan 4. Mencegah kontaminasi
desinfeksidalam patogen
perawatan luka
5. Cuci tangan sebelum dan 5. Melindungi dari sumber
sesudah melakukan infeksi, mencegah infeksi
tindakan perawatan luka. silang
Penkes
6. Menjelaskan kepada 6. Mengurangi kontaminasi
keluarga untuk pasien dari agen infeksius
menciptakan lingkungan
yang bersih dan bebas
dari kontaminasi dari
luar
7. Menjelaskan kepada 7. Menjaga kesterilan luka
keluarga untuk menjaga
kebersihan luka
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan 8. Membantu mencegah
medis untuk pemberian infeksi.
obat yang sesuai
(antibiotik )
15
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK
OLEH :
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE
2010
Kata pengantar
Puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”LABIO
PALATO SCHISIS” Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari
beberapa hambatan dan kesulitan akibat kurangnya tersedia literatur yang mendukung
sebagai acuan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, oleh karena
itu penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada :
1. Stanislaus Nong Selung,spd.Amk. selaku PJS studi keperawatan Ende yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun menyelesaikan
makalah ini.
2. Ns. Raimunda Woga S. Kep M, Kep, selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 3.
3. Teman-teman kelompok yang telah membantu dalam penusunn makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan isi makalah
ini.
Akhirnya penulis harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan cacat bawaan yang
masih menjadi masalah di tengah masyarakat. Di lakukan penelitian pada 126
penderita yang di lakukan operasi secara gratis pada bayi, anak maupun dewasa.
Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa di sebut
labio palato schisis. Kelainan di duga terjadi akibat infeksi virus yang di derita ibu
pada kehamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada bibir, bayi tidak akan
banyak mengalami gangguan karena masih dapat diberi minum dengan dot biasa.
Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal dotnya diletakan di bagian bibir yang tidak
sumbing.
Kelaianan bibir ini dapat segera di perbaiki dengan pembedahan. Bila sumbing
mencakup pula palatum mole / palatum durum, bayi akan mengalami kesukaran
minum, walau[pun bayi dapat mengisap namun bahaya tersedak mengancam. Bayi
dengan kelainan bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering
menderita infeksi saluran pernapasan akibat aspirasi. Keadan umur yang kurang baik
juga akan menunda tindakan untuk memperbaiki kelainan tersebut.
B. TUJUAN PENULISAN
1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang konsep medik
serta dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan benar melalui
pendekatan proses keperawatan
2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/i mampu :
2.1 menjelaskan pengertian, patofisiologi, pemeriksaan fisisk serta
Penatalaksanaan
1
2.2 menyebutkan etiologi, manifestasi klinis dan komplikasi
2.3 menyusun pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan
C. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang di gunakan dalam penyususnan laporan ini yaitu :
a. Metode kepustakaan
Yaitu : dengan refrensi dari berbagai sumber baik itu dari buku maupun materi
yang di peroleh dari internet
b. Metode konsultasi
Yaitu : konsultasi dengan dosen pembimbing untuk penyempurnaan laporan ini
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun metode penulisan yang di gunakan dalam oenyusuna laporan ini yaitu :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Terdiri atas : latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB 2 : ISI
Terdiri atas : konsep dasar medis dan konsep dasar askep
BAB 3 : PENUTUP
Terdiri atas : kesimpulan dan saran
2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Labio palato schisis merupakan kongenital anamali yang berupa adanya kelainan
bentuk pada stuktur wajah. Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa
mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat secara estefik,
kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan,
makan,minum dan bicara. Keadaan ini menyebabkan intake minum / makanan yang
masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya, selanjutnya mudah terkena infeksi saluran nafas atas ksrena
terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa
menyebar sampai ke telinga.
B. SARAN
1. Bagi perawat
Agar dapat memberi ASKEP pada klien labio palato schisis melalui pendekatan
proses keperawatan semaksimal mungkin
2. Bagi masyarakat
Agar selalu memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan apabila di temukan
tanda dan gejala labio palati schisis, maka segera memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan terdekat sehingga dapat di obati segera.
16
DAFTAR ISI
Halaman judul .....................................................................................................................I
Kata pengantar ....................................................................................................................II
Daftar isi ............................................................................................................................III
BAB I: PENDAHULUAN
A.Latar belakang .................................................................................................................1
B.Tujuan penulisan .............................................................................................................1
C.Metode penulisan ............................................................................................................2
D.Sistematika penulisan .....................................................................................................2
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
A.Konsep dasar Medis ........................................................................................................3
B.Konsep dasar ASKEP .....................................................................................................7
BAB III: PENUTUP
A.Kesimpulan ...................................................................................................................16
B.Saran ..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif.2001.Kapita selekta kedokteran,edisi ketiga jilid I.
Jakarta:EGC
Dongoes Marylin.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC
WWW.geogle.com