Anda di halaman 1dari 52

FUNGSI

SISTEM SYARAF SENSORIK


Detty Iryani
Bagian Fisiologi FK-Unand
Pokok bahasan
• Modalitas sensorik
• Reseptor
• Saraf sensorik
• Jaras sensorik
• Pusat sensorik
• Aspek sensorik lain
Divisi aferen/sensorik
• Mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan
eksternal ke SSP (sensasi)
• Persepsi (kesadaran dan interpretasi sensasi oleh korteks
serebri)
– Beberapa informasi sensorik tidak pernah mencapai
korteks sensorik
– Contoh : ??
• Lebih dari 99% informasi sensorik diabaikan oleh otak
• Informasi pilihan diteruskan  timbul reaksi/ disimpan
sebagai memori
Modalitas sensasi/sensorik
• Berbagai jenis sensasi yang dapat dialami,
seperti : tekan, raba, nyeri, suara, dll
• Ditransmisikan oleh serabut saraf khusus yang
disebut dengan labelled line principle
Modalitas sensorik
• Sensasi umum
– Sensasi somatik
• Sensasi taktil (raba, tekan, vibrasi, gatal dan geli)
• Sensasi termal (panas dan dingin)
• Sensasi nyeri
• Sensasi proprioceptif
– Sensasi visceral : terkait kondisi ongan dalam
• Sensasi khusus
– Penghidu, pengecap, penglihatan, pendengaran dan
keseimbangan
RESEPTOR SENSORIK
Reseptor
• Potensial reseptor
• Adaptasi reseptor
Mekanisme potensial reseptor
1. Deformasi mekanik
2. Aplikasi zat kimia terhadap membran
3. Perubahan temperatur membran
4. Melalui efek radiasi elektromagnetik
Adaptasi reseptor
• Bila rangsang dgn kuat rangsang tetap diberikan
kontinyu pd suatu reseptor, frekuensi potensial aksi
di saraf sensoriknya lama kelamaan akan menurun.
Fenomena ini dikenal sebagai adaptasi /desensitisasi
• Berdasarkan kecepatan adaptasinya terdapat 2 jenis
reseptor yaitu
– Reseptor fasik
– Reseptor tonik
Reseptor fasik
• Reseptor yang cepat beradaptasi
• Tidak berespon lagi terhadap rangsangan
yang menetap
• Jika rangsangan dihentikan reseptor
berespon dengan depolarisasi ringan
• Eg:Reseptor taktil di kulit
Reseptor tonik
• Reseptor yg tdk beradaptasi sama sekali atau beradaptasi
secara lambat
• Penting utk mengetahui informasi yang kontinyu suatu
stimulus, ex :
 Reseptor regang otot -> memantau kekuatan otot
 Proprioseptor sendi -> mengukur derajat fleksi sendi
 apparatus tendon golgi, muscle spindle, res.nyeri,
 baroreseptor, khemoreseptor (carotid & aortic body),
 reseptor makula pada alat vestibuler
Diskriminasi 2 titik
• Jarak terkecil dimana 2 rangsang sentuh
harus dipisahkan agar dapat dirasakan
sebagai terpisah
• Bervariasi pd setiap tempat di tubuh
• Makin banyak reseptor sentuh makin kecil
jarak kedua rangsangan
• Setiap neuron sensorik berespon thdp informasi
sensorik hanya dalam daerah terbatas di permukaan
kulit sekitarnya yang dikenal sbg lapangan reseptif
• Semakin besar ukuran lapangan reseptif semakin
rendah kepadatan reseptor daerah tsbt
• Semakin kecil lapangan reseptif suatu bagian tubuh,
semakin besar ketajaman atau kemampuan
diskriminatif
SYARAF SENSORIK
JARAS SENSORIK
Jaras sensorik
1. Traktus kolumna dorsalis-lemniskus medial
• Mengantarkan impuls sensorik dari mekanoreseptor dan
proprioseptor ke talamus
• Menyeberang ke sisi berlawanan di medula oblongata
2. Traktus spinotalamikus(anterolateral)
• Mengantarkan impuls sensorik dari termoreseptor and nociseptor
ke talamus
• Menyeberang ke sisi yang berlawanan di medula spinalis
Traktus kolumna dorsalis
1. Sensasi raba dengan tingkat lokalisasi rangsang yang tinggi
2. Sensasi raba dengan intensitas gradasi halus
3. Sensasi fasik seperti getaran
4. Sensasi gerakan pada kulit
5. Sensasi kinestetik
6. Sensasi tekanan dengan intensitas derajat halus
Traktus spinotalamikus(anterolateral)

1. Nyeri
2. Termal
3. Sensasi raba dan tekanan kasar
4. Sensasi gatal dan geli
5. Sensasi seksual
KORTEKS SOMATOSENSORIK
Korteks somatosensorik
• Area somatosensorik I
• Area somatosensorik II
• Area asosiasi somatosensorik
Area somatosensorik I
• Terletak pada gyrus post centralis korteks serebri
• Memiliki kemampuan lokalisasi yang tinggi terhadap
berbagai bagian tubuh yang digambarkan dalam
bentuk peta proyeksi (homunculus sensorik)
• Menerima informasi sensorik dari sisi tubuh yang
berlawanan
Fungsi area somatosensorik I
• Diketahui melalui efek yang timbul jika ada lesi pada
daerah tersebut yaitu :
– Orang tidak dapat melokalisasi sensasi yang berbeda dari bagian yang
berbeda dari tubuh, namun, ia dapat melokalisasi sensasi kasar.
– Orang tidak dapat menilai derajat kritis tekanan terhadap tubuh.
– Orang tidak dapat menilai atau memperkirakan bobot benda.
– Orang tidak dapat menilai bentuk benda (astereognosis)
– Orang tidak dapat menilai tekstur bahan
Area asosiasi somatosensorik
• Berada pada area Broadman 5 dan 7, dikorteks parietal,
belakang area somatosensorik I
• Mengartikan lebih jauh makna dari suatu informasi sensorik
• Lesi pada daerah ini mengakibatkan tidak mampu mengenali
objek atau benda yang kompleks yang dirasakan pada sisi
tubuh berlawanan dan lupa terhadap adanya sisi tubuh
tersebut
• Defisit sensorik yang kompleks : Amorfosintesis
Sensasi taktil
• Raba, tekanan, getaran……… reseptor sama
• Perbedaan :
1. Sensasi raba : reseptor taktil dalam kulit atau dalam
jaringan dibawah kulit
2. Sensasi tekanan : deformasi jaringan yang lebih dalam
3. Sensasi getaran : sinyal sensoris berulang dan cepat
pada beberapa jenis reseptor untuk
raba dan tekanan , khususnya yang
adaptasi cepat
Sensasi taktil (lanj.)
1. Free nerve ending
2. Meissner’s corpuscle
3. Mercle disc
4. Hair end organ
5. Ruffini’s end organ
6. Pacinian corpuscle
Transmisi
1. Meissner corpuscle, Merkel disc, pacinian corpuscle dan
Ruffini’s end organ
…….Serat saraf tipe A (30-70 m/dt)

2. Free nerve ending


…….Serat saraf bermielin tipe A (5-30 m/dt)

3. Sebagian free nerve ending


……..Serat saraf tipe C (1-2 m/dt)
DETEKSI GETARAN :
1. Paccinian corpuscle……..sinyal vibrasi 30-800 siklus/dt
2. Meissner corpuscle………sinyal vibrasi 2-80 siklus/dt

GATAL DAN GELI


- Free nerve ending
- Lokasi lapisan superficial kulit
- Inhibisi lateral
POSITION SENSE=PROPRIOCEPTIVE SENSE
1. Statik
2. Kinestetik=dynamic proprioceptive

Reseptor :
1. Ruffini’s organ
2. Reseptor tendon golgi
3. Pacinian corpuscle

Transmisi sinyal kinestetik….saraf sensoris tipe A


NYERI
- Nyeri : gejala yang sering ditemukan
- Tujuan nyeri : Mekanisme protektif tubuh
Jenis nyeri :
1. NYERI CEPAT
- 0,1 dt sesudah stimulus
- sharp pain, pricking pain, acute pain, electric pain
- kulit
2. NYERI LAMBAT
- 1 dt sesudah stimulus
- slow burning pain, aching pain, throbbing pain, nauseous pain
chronic pain
- kulit, jaringan dalam dan organ
RESEPTOR NYERI : Free nerve ending
-Banyak terdapat pada kulit, periosteum, dinding arteri, permukaan sendi,
falx dan tentorium cerebri
-Jaringan yang lebih dalam tidak banyak terdapat FNE
Ada 3 jenis reseptor nyeri berdasarkan jenis stimulus :
1. Mechanical
2. Thermal
3. Chemical
Zat kimia yang menimbulkan nyeri :
Bradikinin, serotonin, histamin, potassium ion
acids, acethylcholin, proteolytic enzymes
Zat yang meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri :
Prostglandin dan substance P
SIFAT RESEPTOR NYERI :
1. Tidak beradaptasi
2. Hyperalgesia

Intensitas nyeri sebanding dengan kecepatan kerusakan jaringan


Intensitas nyeri juga berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi ion K
Dan Enzim proteolitik

KERUSAKAN JARINGAN SEBAGAI PENYEBAB NYERI :


1. Zat kimia
2. Iskemia jaringan……peningkatan asam laktat
3. Spasme otot…….
- stimulus terhadap mechanosensitive pain receptor
- kompresi pembuluh darah…..iskemia
SISTEM ANALGESIA
-Reaksi terhadap nyeri………derajat yang berbeda
-Tergantung pada kemampuan otak untuk mensuppresi rasa nyeri
melalui sistem analgesia
Neurotransmitter yang terlibat dalam sistem analgesia :
…….enkhephalin dan serotonin

Sistem opiat otak :


1. Beta endorphin……hipothalamus dan hipofise
2. Met-enkhephalin….batang otak dan MS
3. Leu-enkhephalin….batang otak dan MS
4. Dynorphin……….hipothalamus dan hipofise

Mekanisme kerja : presinaptic inhibition dan postsinaptic inhibition


Presinaptic inhibition : blok Ca channel
REFERRED PAIN
-Pengertian
-Mekanisme

VISCERAL PAIN
- Penyebab true visceral pain :
1. iskemia
2. stimulus kimia
3. spasme hollow viscus
4. overdistensi hollow viscus

Viscera yang insensitif :


parenkim hati dan parenkim paru
SENSASI THERMAL
- Manusia bisa bedakan gradasi panas dan dingin
- Reseptor termal :
1. Reseptor panas
2. Reseptor dingin
3. Reseptor nyeri

- jumlah reseptor dingin lebih banyak (3-10x)


transmisi oleh saraf tipe C (kec.0,4-2 m/dt)
- panas…..transmisi oleh saraf tipe A dan C
• Mekanisme perangsangan reseptor thermal :
– Perubahan kecepatan metabolisme akibat
perubahan kecepatan reaksi kimia intra seluler
– Peningkatan suhu 10 C akan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia lebih dari dua kali lipat
– Bukan karena efek langsung suhu panas atau
dingin
Perangsangan reseptor termal…..gambar
< 10 C  res.nyeri
10-15 C  res.nyeri dan res.dingin
15-30 C  res.dingin
30-43 C  res.panas dan res.dingin
30-50 C  res.panas
43-50 C  res.panas dan nyeri
Dermatom
Dermatom
- bidang segmental persarafan spinal
- terdapat overlapping dari segmen ke segmen
- guna : menentukan segmen medula spinalis yang
rusak

Anda mungkin juga menyukai