Anda di halaman 1dari 21

Eksteroseptif dan

Proprioseptif
AMMELLYA PUTRI HANINDRA HALIM (P3.73.26.1.19.001
ANISA RAHMAWATI NURJANAH (P3.73.26.1.19.005
DINDA BIOLAWATIKA SETYANINGSIH (P3.73.26.1.19.015
FAISHOL REZA ADIYAKSA (P3.73.26.1.19.020)
FATIH AMINURRAHMAN (P3.73.26.1.19.022)
RAMADONI (P3.73.26.1.19.039)
Reseptor Eksteroseptif

Reseptor adalah organ sensorik  khusus yang mampu mencatat perubahan fisik dan kimia di dalam dan di
sekitar organisme, serta mengubahnya menjadi impuls yang diproses oleh sistem saraf . Reseptor
eksteroseptif, berespon terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, seperti perasaan tubuh permukaan
(kulit), sensasi nyeri, suhu, dan raba
Reseptor eksteroseptif

Reseptor taktil terdiri dari:


Reseptor Rambut
Yang menginderai pergerakan rambut dan sentuhan yang sangat lembut

Badan Merkel
Mendeteksi sentuhan ringan menetap dan tekstur

Badan Pacini
Sensitif terhadap getaran dan tekanan dalam. Terletak dibawah kulit dan juga di
jaringan fasia tubuh yang lebih dalam

Ujung Rufini
Merespon terhadap tekanan dalam yang dipertahankan dan regangan kulit

Badan Meissner
Sensitif terhadap sentuhan ringan yang menggetarkan
Reseptor eksteroseptif

Reseptor nyeri terdiri dari :


1. Nosireseptor mekanis, berespon terhadap kerusakan
mekanis misalnya tersayat, terpukul, atau cubitan
2. Nosireseptor suhu, berespon terhadap suhu ekstrim,
terutama panas
3. Nosireseptor polimodal, berespon sama kuat terhadap
semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk
bahan kimia iritan yang dikeluarkan oleh jaringan
yang cedera
Traktus spinotalmikus
● adalah suatu jalur asenden yang berasal dari medulla spinalis dan berjalan disepanjang medulla
spinalis sampai bersinaps di talamus.
● bertugas membawa rangsang nyeri, temperatur serta sentuhan (perasaan eksteroseptif) dari
medulla spinalis menuju ke salah satu stasiun relay di talamus.
● Terdapat dua jalur yang tergabung dalam sistem traktus spinotalmikus, yakni traktus
spinotalamikus lateral dan traktus spinotalamikus anterior.
Traktus Spinotalamikus
Anterior
● Jalur ini merupakan serabut saraf yang fungsinya
membawa stimulus sentuhan (raba kasar) dan tekanan
 Kerusakan traktus ini menimbulkan kehilangan
sensibilitas raba dan tekanan bila lesi terjadi di tingkat
servikal atas atau tepatnya di dasar medula
oblongata. Pasien tidak akan merasakan raba ringan dari
sepotong kapas yang disentuhkan pada kulit atau tidak
merasakan tekanan benda pada tumpul yang menyentuh.
Traktus Spinotalamikus Anterior
● POSES
 Menerima impuls afferen raba kasar dan tekan
 impuls berjalan ke medula spinalis melewati neuron pertama yaitu ganglion
radiks dorsalis
 Sampai di medula spinalis jalur akan membentuk dua cabang
 Cabang pertama: masuk ke jalur fenikulus posterior kemudian neik sampai ke
medula oblongata
 Cabang kedua: kontak nengan nukleus funikularis di substansia grisea kornu
posterior (neuron funikularis merupakan neuron ke 2 untuk yang cabang
kedua)
 Cabang kedua kemudian masuk ke traktus spinothalamikus anterior lalu naik
sampai ke medula oblongata
 Kedua cabang naik sampai ke tingkat medula oblongata
 Selanjutnya jalur cabang pertama kontak dengan neuron kedua dan
menyebrang kontralateral seperti jalur funikulus posterior
 Selanjutnya jaras dari traktus spinotalakikus anterior bertemu dengan cabang
pertama di medula oblongata
 Kedua jaras naik dan masuk ke lemnikus medialis
 Kemudian naik ke thalamus dan kontak dengan nukleus ventralis
posterolateral thalamus (nukleus merupakan neuron ke 3)
TRAKTUS SPINOTALAMIKUS
LATERAL
● Jalur ini merupakan serabut saraf yang fungsinya membawa stimulus nyeri dan suhu
● Kerusakan pada traktus ini menimbulkan kehilangan sensibilitas nyeri dan suhu (analgesia dan
termanestesia). Karena itu, pasien itu tidak akan memberikan respon terhadap tusukan jarum atau
mengenali benda dingin dan panas yang mengenali kulit.
TRAKTUS SPINOTALAMIKUS LATERAL
● POSES
 Menerima impuls afferen nyeri dan suhu
 Impuls berjalan ke medula spinalis
 impuls berjalan ke medula spinalis melewati neuron
pertama yaitu ganglion radiks dorsalis
 Di medula spinalis serabut afferen masuk ke substansia
gelatinosa medula spinalis
 Kemudian kontak dengan neuron ke 2 yaitu neuron
funikularis di substansia gelatinosa
 Kemudian berjalan ke arah kontralateral masuk ke traktus
spinotalamikus lateral
 Traktus spinotalamikus lateral lalu berjalan ke atas masuk
ke traktus spinotalamikus lateral di medula oblongata
 Masuk ke traktus spinotalamikus lateral di mesensefalon
 Selanjutnya naik sampai ke thalamus dan kontak dengan
nukleus ventralis posterolateral talamus yang merupakan
neuron ke 3
 Kemudian diteruskan ke korteks melalui traktus
talamokortikalis
Reseptor
Proprioseptif
• Proprioseptor terdapat pada otot dan sendi-sendinya yang memberikan
informasi akan tempat-tempat tertentu pada tubuh, tanpa harus menggunakan
indera penglihatan sebagai input (masukan) ke sistem saraf.
• Posisi tubuh tertentu dapat dijaga secara spontan dengan menyertakan otot-otot
antagonis dan proprioseptor-proprioseptornya
• Proprioseptor terdapat pada sendi-sendi yang memberikan informasi akan
tempat tertentu pada tubuh kita tanpa harus menggunakan indera penglihatan
berupa mata sebagai input (masukan) yang dilanjutkan ke sistem saraf.
• Beberapa posisi tubuh dapat dijaga secara spontan dengan menyertakan otot-
otot antagonis 4 dan proprioseptornya. Untuk dapat menguji efektivitas
proprioseptornya dapat saja kita lakukan dengan menutup mata (John W
Kimball, 2002).
Reseptor
Proprioseptif
• Umumnya reseptor kita dengan cepat mampu beradaptasi artinya berhenti berespon sampai pada suatu
tingkatan masukan yang tetap. Akan tetapi, reseptor pada indera tertentu tidak bekerja demikian seperti
pada proprioseptor.
• Proprioseptor adalah reseptor indera yang didistribusikan di seluruh otot ke impuls saraf. Selanjutnya
memungkinkan otak untuk menentukan keadaan kontraksi otot tersebut. Jika seseorang mulai
kehilangan keseimbangan proprioseptor dari kaki memberi tahu otak dengan serentak melakukan aksi
untuk memperbaikinya.
• Gerak otot kompleks seperti saat kita mengetik, menangkap bola, atau pada saat sedang kesemutan
semuanya menggunakan proprioseptor. Aksi berbagai otot yang terkoordinasi dan waktu yang sesuai
memerlukan otak harus terus-menerus diberi informasi mengenai masing-masing otot (John W
Kimball, 2002).
Proprioseptif Mengatur Refleks

● Refleks adalah respons otomatis terhadap


stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh
involunter misalnya denyut jantung,
pernapasan, aktivitas pencernaan, dan
pengaturan suhu, serta respon otomatis
misalnya sentakan akibat suatu stimuli nyeri
atau sentakan pada lutut merupakan kerja
refleks
Traktus Spinocereberalis

1. Traktus spinosereberal anterior berfungsi : membawa informasi


mengenai gerak dan posisis seluruh anggota gerak ·        
2. Traktus spinoserebelar posterior berfungsi : membawa informasi
mengenai propriosepsi bawah sadar ( kesadaran akan posis tubuh,
keseimbangan dan arah gerakan )
Traktus Spinocereberalis Posterior

• impuls proprioseptif dari muscle spindle, organ tendon golgi,


sendi
• impuls dikirim ke medula spinalis
• impuls yang dikirim ke medula spinalis melalui neuron
pertama yaitu ganglion radiks dorsalis
• di medula spinalis, aferen proprioseptif membentuk cabang
kolateral
• impuls dari kolateral pertama menuju motorneuron Alfa
berperan pada reflek monosipatik
• impuls dari motorneuron alfa diteruskan ke otot dan terjadi
kontraksi
•impuls dari kolateral kedua ke traktus spinocerebellaris
posterior.
• impuls terjadi kontak dengan neuron kedua yaitu nukleus
torasikus (nukleus stilling) di substansia grisea cornu
• impuls jaras diteruskan ke traktus spinocereberalis posterior•
kemudian berjalan naik sampai vermis cerebelum
Traktus Spinocereberalis Anterior
• impuls proprioseptif dari muscle spindle, organ tendon golgi,
sendi
• impuls dikirim ke medula spinalis
• di medula spinalis, aferen proprioseptif membentuk cabang
kolateral
• impuls dari kolateral ketiga menuju traktus spinocereberalis
anterior
• impuls berkontak dengan neuron kedua yaitu neuron
funikularis di grisea cornu posterior
• impuls kemudian bercabang ke traktus spinocereberalis
anterior ipsilateral dan kontralateral
• impuls jaras berjalan naik sampai ke vermis cerebelum
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai