Anda di halaman 1dari 7

BBDM 2

Andi, seorang mahasiswa Kedokteran sedang berjalan menyusuri jalan berbatu tanpa
menggunakan alas kaki. Tiba-tiba ia mengangkat kakinya tinggi-tinggi sambil berteriak
kesakitan. Seorang temannya mendapati ada sepotong beling yang menancap di telapak kaki
kanan Andi dan segera mencabutnya. Andi merasa bersyukur karna refleks-nya baik,
sehingga beling tidak menancap terlalu dalam di telapak kakinya dan hanya sedikit keluar
darah.
 STEP 1 : Clarify Unfamiliar Terms
Refleks : Gerakan spontan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera
setelah adanya rangsangan

 STEP 2 & 3 : Define The Problems & Brainstorm

1. Apa yang menyebabkan gerak reflex mengangkat kaki terjadi?


Karena system syaraf. Gerakan reflex tersebut termasuk dalam withdraw reflex.
2. Bagaimana mekanisme terjadinya gerakan reflex?
Stimulus-Reseptor-Syaraf Sensorik-Sumsum Tulang Belakang-Serabut saraf saraf
motorik-Efektor (Reflex Arc)
3. Lapisan kulit apa yang tertembuh sehingga darah yang dihasilkan sedikit?
Ujung kaca sudah menembus lapisan dermis sehingga menimbulkan reflex.
4. Reseptor apa yang berkenaan dengan rasa sakit tersebut?
Namanya nocireceptor (reseptor penerima rasa sakit), yang paling banyak terdapat di
kulit yaitu free nerve ending atau ujung syaraf bebas
5. Otot apa yang terlibat dalam gerakan reflex yang dilakukan oleh andi?
EKSTENSI FEMUR – FLEKSI CRURIS : Otot Hamstring di femur,Otot Quadriceps.
Loge fleksor di posterior dan Loge ekstensor di anterior (femur)
6. Apa yang terjadi apabila beling tidak dicabut dari kaki andi?
Andi akan merasakan rasa sakit yang besar dan kemungkinan akan terjadi infeksi
pada kakinya. Jangan dicabut dulu.

 STEP 4 : Arrange Explanation into a Tentative Solution


 STEP 5 : Define Learning Objective
1. Mengetahui gambaran struktur mikroskopis kulit dan reseptor syaraf yang ada di kulit
2. Memahami dan menjelaskan tentang arkus reflex dan impuls syaraf
3. Mengetahui otot dan persyarafan yang terlibat dalam mekanisme reflex di ekstremitas
bawah
4. Memahami tentang neurotransmitter dan neuromuscular junction

 STEP 6 : Information Gathering and Private Study


1. Gambaran struktur mikroskopis kulit dan reseptor syaraf yang ada di kulit
Struktur Mikroskopis kulit yaitu :

a) Epidermis
Terdiri dari 5 lapisan penghasil keratin yaitu :
 Stratum Korneum
 Stratum Lusidum
 Stratum Granulosum
 Stratum Spinosum
 Stratum Germinativum/Silindrikum/Basale

b) Dermis
Terdiri dari 2 lapisan yaitu Stratum papilar & Stratum Retikular. Dermis kaya dengan
jaring pembuluh darah dan limfa. Di daerah tertentu darah dapat langsung mengalir dari arteri
kedalam vena melalui anastomosis/pirau arterivenosa. Pirau ini berperan sangat penting
dalam pengaturan suhu.
c) Lapisan Superficialis
Terdiri atas jaringan ikat longgar. Hipodermis mengandung sel lemak yang jumlahnya
bervariasi. Lapisan ini disebut juga jaringan subkutan dan jika cukup tebal disebut panikulus
adiposus. (Junqueira,2007)
 Struktur Mikroskopis Reseptor saraf pada kulit
1) Thermoreceptor
 Ruffini Corpuscle : Memiliki jenis saraf
A-Beta yang berfungsi untuk menerima
rangsang panas
 Krause Corpuscle : Berfungsi untuk
menerima rangsang dingin
2) Meissner’s Corpuscle
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang
peka terhadap sentuhan. Terletak pada ujung jari,bibir
dan puting. Terletak pada papila dermis
3) Nociceptors
Merupakan ujung saraf tanpa selaput (terbuka). sensitif pada rasa sakit
4) Paccinian Corpuscle
Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan atau
saraf perasa tekanan kuat ( Sensitif pada 150-300 Hz). Dapat ditemukan pada jaringan
subkutan pada telapak tangan,kaki,jari,periosteum,mesentrium, tendo,ligamen dan genetalia
eksterna

2. Memahami dan menjelaskan tentang arkus reflex dan impuls syaraf

 Arcus Reflex
Refleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuah stimulus. Secara
sederhana lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor
dan organ efektor. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut
intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot,
lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior
medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan
lower motor neuron untuk meneruskan impuls dan mengkontraksikan otot melalui
serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching otot . Namun begitu lengkung
refleks tidak hanya menerima respon peregangan saja, sebagai contoh respon
sensorik kulit, aponeurosis, tulang, fasia, dll. Gerakan reflektorik dapat dilakukan
oleh semua otot seran lintang (Martini, 2006;Snell, 2002).
Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis.
Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak
terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar
dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks.Pemeriksaan
reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya,
dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan,
kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot
anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.
 Impuls saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel
saraf dan sinapsis.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui
serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara
bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub 3 positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung
pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat
maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghainapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya
yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung
neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran prasinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem
saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh
enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor
dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan
membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot.
Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.silkan impuls yang dapat
merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran
kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-s.

3. Mengetahui otot dan persyarafan yang terlibat dalam mekanisme reflex di ekstremitas
bawah
???????????????????????????????????????

4. Memahami tentang neurotransmitter dan neuromuscular junction


 Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial
aksi. Neurotransmitter adalah bahan kimia yang bersifat endogen yang mengirimkan sinyal
dari neuro ke sel target di sinap, Neurotransmitter yang dikemas kedalam vesikel sinaptik
berkerumun dibawah membran disisi presynaptic sinaps, dan dilepaskan kedalam celah
sinaptik, di mana mereka mengikat pada reseptor di membran pada sisi postsynaptic dari
sinaps. (Feriawati : 2006).
Pelepasan neurotransmiter biasanya mengikuti kedatangan sebuah potensial aksi pada
sinapsis, tetapi juga dapat mengikuti potensi listrik dinilai. Rendahnya tingkat dasar rilis
sederhana, juga terjadi tanpa stimulasi listrik. Neurotransmitter disintesis dari precusor
berlimpah dan sederhana, seperti asam amino, yang tersedia dari julah kecil langkah
biosintesis untuk mengkonversi. Ketika gelombang tersebut mencapai sinapsis, sejumlah
molekul neurotransmitter dilepaskan dan bergerak menuju penyerap yang terletak pada
membrane neuron lain yang berada di dekat sinapsis. Seluruh aktivitas manusia yang
berkenaan dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi
yang di sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh
aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter. (King : 102).

 Neuromuscular Junction
Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari saraf
motorik bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak yang
memerintahkan otot untuk berkontraksi atau berelaksasi.
Neuro Muscular Junction (NMJ) memiliki cabang terminal akson yang dinamakan
juga telodendris akson merupakan  tempat penyimpanan transmitter sinapsis yang
disekresi oleh saraf, maka ketika mendekati ujung saraf akson yang menyarafi serat
otot rangka kehilangan selubung mielinnya dan kemudian bercabang menjadi
sejumlah tonjolan akhir (terminal butons) atau kaki-kaki ujung (end-feet).

Kaki-kaki ujung mengandung banyak vesikel kecil, jernih yang mengandung


asetilkolin (Ach), transmitter pada tautan saraf-otot ini. Ujung-ujung tersebut masuk
ke dalam cekungan di lempengan ujung motorik, suatu penebalan membran otot di
tautan saraf-otot. Di bawah ujung saraf, membran otot pada lempeng ujung (end-plate)
membentuk lipatan (functional fold).

Ruang antara saraf dan membran otot yang menebal sebanding dengan celah sinaptik
(synoptic cleft) pada sinaps. Seluruh bangun tersebut dikenal sebagai tautan saraf-otot
(neuromuscular junction). Hanya satu serat saraf berakhir di tiap end-plate.
Setiap ujung akson saraf motor akan berakhir pada sel otot. Sinapsis antara ujung
akson dengan sel otot dikenal dengan motor end plate/ neuromuscular junction. Pada
saat impuls diberikan pada sel saraf, impuls akan dirambatkan sepanjang akson saraf
motor dan berakhir pada ujung saraf motor. Impuls akan memicu pelepasan asetilkolin
yang selanjutnya menyebar ke celah sinaps. Asetilkolin akan berikatan dengan
reseptor menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel otot (sarkolemma)
terhadap ion Na+. Hal ini akan menimbulkan depolarisasi pada sarkolemma. Impuls
akan dirambatkan sepanjang sarkolemma melalui tubulus T yang akan menyebabkan
pelepasan ion kalsium (Ca2+) dari retikulum sarkoplasma. Kalsium (Ca2+) akan
menyebar dalam sitoplasma dan melekat pada troponin C (TnC). Perlekatan tersebut
akan menggeser tropomiosin sehingga perlekatan pada aktin terbuka, sehingga
menyebabkan jembatan silang miosin akan melekat pada aktin (aktomiosin).
Kontraksi dapat terjadi akibat terjadinya siklus pada jembatan miosin 50-100 kali.
Proses kontraksi berakhir ketika ion kalsium (Ca2+) ditarik kembali ke retikulum
sarkoplasma dari ikatannya dengan troponin dan menyebabkan tropomiosin menutup
kembali semua tempat perlekatan miosin pada filamen aktin, kemudian otot akan
kembali relaksasi. Jadi keberadaan ion kalsium (Ca2+)  pada CES akan menentukan
perambatan impuls dari saraf motor melalui sinapsis dan kontraksi otot. Apabila tidak
terdapat ion kalsium (Ca2+)  pada CES akan mampu menyebabkan otot tidak
berkontraksi akibat tidak adanya pelepasan asetilkolin sehingga tidak akan ada ikatan
neurotransmiter tersebut dengan reseptornya di sarkolemma.

Daftar Pustaka :
- Cahyono ID, Sasongko H, Primatika AD. Neurotransmitter Dalam Fisiologi Saraf Otonom.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia).;1(1).
- http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/SISTEM-SARAF.pdf
- brittanica.com/science/Neuromuscular-junction

Anda mungkin juga menyukai