Anda di halaman 1dari 22

Proses penghantaran impuls yang kedua adalah penghantaran impuls antarsel saraf.

Perhatikan gambar
berikut.

Gambar 2. Penghantaran impuls antarsel saraf

Titik-titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut sinapsis. Akson pada setiap
neuron berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan tombol sinapsis
disebut membran pre-sinapsis. Membran pre-sinapsis berfungsi meneruskan rangsang. Membran pre-
sinapsis akson neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain. Permukaan dendrit neuron
itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis sebagai penerima rangsang. Di antara
kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang disebut celah sinapsis.

Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro hormon yang disebut juga
neurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron yang lain.
Ada beberapa neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin, serotonin, dan dopamin. Keduanya
merupakan neurotransmiter yang terdapat di seluruh sistem saraf.

Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan permeabilitas membran pre-
sinapsis terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membran
pre-sinapsis sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah sinapsis. Neurotransmiter ini membawa
impuls ke membran post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, selanjutnya neurotransmiter
dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh membran post-sinapsis, misalnya asetilkolinesterase. Jika
neurotransmiternya dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat, kedua senyawa hasil hidrolisis ini akan
disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Simaklah penghantaran impuls antarsel saraf
pada membran plasma.

Apabila tubuh Anda mendapatkan rangsang dari luar, dengan melakukan 2 macam proses penghantaran
tersebut, impuls akan melalui jalur perjalanan sebagai berikut untuk menanggapinya.

Rangsang --> Reseptor --> Neuron sensorik --> Otak --> Neuron motorik --> Efektor
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari
sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.

9 Bagian-Bagian Sel Saraf dan Fungsinya


Follow @HediSasrawan
Sel saraf adalah sel yang mengantarkan impuls (rangsangan) dari reseptor (panca indera) ke
otak dan sebaliknya. Sel saraf juga bertanggung jawab atas gerak refleks. Sel-sel saraf disebut
neuron. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf pada manusia. Sel saraf
berbeda dengan sel-sel pada umumnya karena terdapat akson (neurit) sehingga sel saraf
terlihat seperti memiliki “ekor”. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian yang umumnya terdapat pada
sel hewan dan beberapa bagian lainnya. Nah, apa sajakah bagian-bagian saraf? Langsung saja
kita simak yang pertama:
1. Dendrit
(Selengkapnya: Dendrit)
Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma yang pendek
dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.
2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian yang umumnya
dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan
nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari
dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).
3. Inti Sel
(Selengkapnya: Inti Sel)

Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur
sifat keturunan dari sel tersebut.
4. Neurit
(Selengkapnya: Akson)
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma badan sel.
Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit hanya ada satu dan
berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam neurit terdapat benang-benang
halus yang disebut neurofibril. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel
menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa
mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk
meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
5. Selubung Mielin
(Selengkapnya: Selubung Mielin)
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak mengandung
lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung mielin disebut sel
glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah untuk melindungi neurit dari kerusakan
dan mencegah impuls bocor. Fungsi selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang
bersifat isolator.
6. Sel Schwann
(Selengkapnya: Sel Schwann)
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh Theodore
Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan menghasilkan lemak dan
membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin. Fungsi sel schwann adalah
untuk mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan makanan untuk neurit, dan
membantu regenerasi neurit.
7. Nodus Ranvier
(Selengkapnya: Nodus Ranvier)
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin. Selubung
mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak
membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.
Nodus ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier diselubungi oleh
selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi
respon apapun.
8. Oligodendrosit
(Selengkapnya: Oligodendrosit)
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-sel saraf
dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson. Fungsi oligodendrosit adalah untuk
membentuk selubung mielin yang sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong.
Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-masing membungkus
(seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.
9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Pada
setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut
tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan
koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada
bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat
kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk
mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.

Gerak Refleks

Mungkin Anda pernah memeriksakan kesehatan Anda di rumah sakit. Salah satu hal yang dilakukan dokter
adalah menyuruh duduk dengan posisi kaki dapat bergerak bebas di atas tanah, dokter juga menyuruh
menutup mata. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, dokter memukul lutut Anda menggunakan martil.
Apa yang terjadi? Ya, tungkai kaki bawah Anda bergerak ke depan. Itu adalah salah satu contoh gerakan
refleks. Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan tanpa
kesadaran. Gerak ini berguna untuk mengatasi kejadian tiba-tiba misalnya menarik kaki dengan segera
setelah menginjak puntung rokok yang masih menyala. Jalur perjalanan gerak refleks sebagai berikut.

Berdasarkan tempat konektornya, refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks spinalis dan refleks kranialis.

a. Refleks tulang belakang (refleks spinalis) yaitu jika konektor terdapat di sumsum tulang belakang.
Contoh: gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri. Perhatikan Gambar
3.

Gambar 3. Jalur perjalanan gerak refleks pada kaki dan tangan manusia

b. Refleks otak (refleks kranialis) yaitu jika konektornya terdapat di otak. Contoh: gerakan mata terpejam
karena kilat.

Anda sekarang sudah mengetahui Penghantaran Impuls Saraf. Terima kasih anda sudah berkunjung
ke Perpustakaan Cyber.

Saat tangan kita tersengat api, otomatis kita akan menarik tangan dari sumber sengatan tersebut
dengan sangat cepat. Inilah yang dinamakan gerak refleks, yaitu suatu gerakan yang diperlihatkan
seseorang untuk mempertahankan atau melindungi tubuh dari kemungkinan – kemungkinan cacat,
cidera, luka dan lain – lain (Sobur,A, 2003). Saat menerima rangsangan yang sifatnya darurat atau
membahayakan tubuh, teryata implus atau rangsangannya tidak dibawa ke otak sebagai pusat
kesadaran, akan tetapi hanya sampai pada sumsum tulang belakang. Kenapa rangasangan ini tidak
direspon oleh otak ? Bagaimana alur terjarjadinya gerak refleks tersebut? Adakah perbedaan fungsi
antara kerja otak dengan sumsum tulang belakang?
Rangsangan pada gerak refleks tidak ditanggapi oleh otak layaknya gerak – gerak biasa yang kita lakukan
sehari – hari, ini dikarenakan gerakan tersebut digunakan untuk melindungi tubuh yang sifatnya
berbahaya dan terjadi sangat cepat sekali. Jadi jika respon tersebut masih harus diolah di otak, akan
menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi pada tubuh kita. Analisis dari contoh tangan yang tekena
sengatan api tadi, bila otak masih harus membuat keputusan antara dihindari atau tidak, sedangkan api
itu sudah akan membakar tangan kita. Untuk itu sistem saraf yang menangani gerak refleks adalah
sumsum tulang belakang, sedangkan otak berfungsi untuk koordinasi tubuh yang utama . Gerak refleks
biasanya terjadi sangat cepat sekali sehingga gerakannya kadang tidak disadari oleh otak.

Adapun alur yang tejadi pada gerak refleks ialah rangsang yang diterima oleh reseptor atau alat indera
(dari contoh tadi berupa sengatan api) dibawa oleh sel saraf sensorik ke sumsum tulang belakang untuk
diproses dan respon tadi diteruskan oleh sel saraf motori ke otot untuk melakukan reaksi ( berupa
gerakan menarik tangan dengan cepat). Bila digambarkan secara sederhana sebagai berikut:

Rangsangan ---> Sel saraf sensorik ---> Sumsum tulang belakang ---> Sel saraf motorik ---> Otot

 Sel Saraf Sensorik : Sel saraf Sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensokrik berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

Neuron Sensorik

 Sel Saraf Motorik : Sel saraf Motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke
otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya yang panjang berhubungan dengan
akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

Neuron Motorik

 Sel Saraf Intermediete/Sel Saraf Konektor : Sel saraf Intermediete/Sel Saraf Konektor
disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan didalam sistem saraf
pusat. Fungsi Sel saraf Intermediete/Sel Saraf Konektor adalah berfungsi
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf
lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainny.
 (1) Sistem saraf sadar/somatik
 Sistem saraf sadar/somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara
sadar/diperintah oleh otak. Bedakan menjadi dua yaitu :
 (a) Sistem saraf pada otak
 Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan
menjadi 12 pasang saraf, seperti tercantum pada tabel berikut:
 Tabel no. 1. Saraf pada Otak (Cranial)


 Tabel no. 1.Saraf pada Otak (Cranial) (Sumber: Dewi G, 2007; 9)
 (a) Sistem saraf sumsum spinalis
 Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali
(sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula
spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis, seperti tercantum pada tabel berikut:
 Tabel no. 2. Sistem saraf medulla spinalis

Medula spinalis
Jumlah Menuju
daerah
Kulit kepala, leher dan otot
7 pasang Serviks
tangan

12 pasang Punggung Organ-organ dalam

5 pasang Lumbal/pinggang Paha

5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki

1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor

 (Sumber: Dewi G, 2007; 9)


 a) Sistem Saraf Tak Sadar
 Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf
otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
 Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25
pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari
sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh
darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis,
memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan
meningkatkan sekresi adrenalin.
 Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa
jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.
Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan
pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung(Suyitno, 2007: 34-40).

 2. Sistem Saraf tak Sadar (Saraf Otonom)



 Bermacam-macam sistem saraf yang telah dibahas sebelumnya merupakan
sistem saraf sadar [baca : Perbedaan Gerak Sadar dan Gerak Refleks]. Di
samping sistem saraf sadar, kita memeliki sistem saraf tak sadar atau
otonom, yang bekerja secara otomatis, tidak di bawah kehendak saraf
pusat, contohnya adalah denyut jantung, gerak alat pencernaan, dan
pengeluaran keringat. Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang
belakang [baca : Perjalanan Impuls Saraf]. Susunan saraf otonom terdiri
atas susunan sarafsimpatetik dan saraf parasimpatetik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
memiliki serabut preganglion pendek dan memiliki serabut postganglion
yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut
praganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek. Serabut
praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang keluar dari ganglion.

 a. Sistem saraf simpatetik

 Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang dan
berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui
serabut saraf.

 b. Sistem saraf parasimpatetik

 susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang
berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari fungsi saraf
simpatetik.

Sistem saraf otonom
(http://i1226.photobucket.com/albums/ee405/UP70/ans.gif)

Bagian tubuh yang Saraf simpatetik Saraf parasimpatetik


dipengaruhi
Iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil
Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus
Jantung Mempercepat detak jantung Memperlambat detak
jantung
Arteri Konstriksi (memperkecil Dilatasi (memperbesar
diameter) diameter)
Kandung kemih Relaksasi kandung kemih Kontraksi kandung kemih
Lambung Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung
Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi

Saraf kranial (kadang-kadang disebut saraf otak), adalah saraf yang muncul langsung dari otak dan
batang otak, berbeda dengan saraf tulang belakang (yang muncul dari berbagai segmen medula
spinalis). Informasi yang dipertukarkan antara daerah otak dan berbagai, terutama dari kepala dan
leher, melalui saraf kranial.

Seluruh tubuh manusia dipersarafi oleh saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf. Saraf ini
membantu kita untuk merasakan semua panca indra kita. ini kranial saraf adalah saraf yang muncul
langsung dari otak seperti terhadap saraf tulang belakang yang muncul dari segmen dari sumsum tulang
belakang. Pada manusia, ada total dua belas pasang saraf kranial.

Hanya saraf pertama dan pasangan kedua muncul langsung dari otak besar, sedangkan sisanya sepuluh
pasang muncul dari batang otak dan bagian terkait, seperti pons dan perbatasan medulla.

12 Pasang Saraf Kranial dan Fungsinya

12 Pasang Saraf Kranial dan Fungsinya

Saraf kranial adalah 12 pasang saraf yang dapat dilihat pada ventral (bawah) permukaan otak. Beberapa
saraf ini membawa informasi dari indra ke otak; otot saraf kranial mengendalikan lainnya; saraf kranial
lain yang terhubung ke kelenjar atau organ seperti jantung dan paru-paru.

Advertisement
Saraf kranial adalah komponen dari sistem saraf perifer, dengan pengecualian saraf kranial II (saraf
optik), yang bukan merupakan saraf perifer sejati tetapi saluran saraf dari diensefalon; maka kedua saraf
optik dan retina adalah bagian dari sistem saraf pusat (SSP).

Nomor Nama Jenis Fungsi

I Olfaktorius Sensorik Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak


untuk diproses sebagai sensasi bau.

Ini memiliki inti penciuman anterior.

Ini adalah murni saraf sensorik. Ini membantu untuk mengirimkan indera penciuman dan terletak di
foramina penciuman dalam piring cribiform dari tulang ethmoid.

II Optik Sensorik Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual.

Ini berisi sel-sel ganglion retina.

Saraf ini mentransmisikan informasi visual ke otak dan terletak di kanal optik.

III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

Ini adalah terutama saraf motorik dan berasal di otak tengah.

Saraf ini menginervasi levator palpebrae superioris, rektus superior, rektus medialis, rektus inferior, dan
inferior miring, yang semua otot yang secara kolektif melakukan terutama gerakan-gerakan Mata. Hal ini
juga menginervasi sfingter pupillae. Hal ini terletak di fisura orbital superior.

IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

saraf troklearis berasal di otak tengah.

Saraf ini innervates otot oblik superior, yang menekan, berputar lateral sekitar sumbu optik dan
membantu untuk intort bola mata. Hal ini terletak di fisura orbital superior.

V Trigeminus Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di


otak sebagai sentuhan

Motorik: Menggerakkan rahang

Ini adalah saraf yang berasal dari pons.

Saraf trigeminal adalah saraf campuran, yaitu, mengandung sensasi baik sensorik dan motorik. Ini
menerima sensasi dari wajah dan menginervasi otot-otot pengunyahan. Hal ini terletak di fisura orbital
superior (oftalmik saraf – V1), foramen rotundum (maksila saraf – V2), dan foramen ovale (saraf
mandibula – V3).

VI Abdusen Motorik Abduksi mata

Saraf ini berasal sepanjang margin posterior pons.


Saraf ini terutama motorik sifatnya. Ini innervates rektus lateral, yang membantu untuk melarikan mata
dan terletak di fisura orbital superior.

VII Fasialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa

Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah

Saraf ini berasal dari pons.

Saraf wajah adalah baik sensorik dan motorik secara alami. Saraf wajah merupakan salah satu saraf yang
paling penting dalam tubuh. Saraf ini memberikan persarafan motor untuk otot-otot ekspresi wajah,
perut posterior dari otot digastric, dan otot stapedius, menerima pengertian khusus rasa dari anterior
2/3 lidah, dan memberikan persarafan secretomotor ke kelenjar ludah (kecuali parotis) dan kelenjar
lakrimal. Hal ini terletak dan berjalan melalui saluran akustik internal untuk kanalis facialis dan keluar
pada foramen stylomastoideum.

VIII Vestibulokoklearis Sensorik Sensori sistem vestibular: Mengendalikan


keseimbangan

Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara

Saraf ini berawal sepanjang cerebellopontine angle.

Saraf sensorik ini sebagian besar secara alami. Seperti namanya, saraf ini indra suara, rotasi dan gravitasi
yang sangat penting untuk keseimbangan dan gerakan. ini vestibular bercabang membawa impuls untuk
keseimbangan dan cabang koklea membawa impuls untuk pendengaran. Hal ini terletak di kanal akustik
internal.

IX Glosofaringeus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk
diproses di otak sebagai sensasi rasa

Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

Saraf ini berasal dari medula.

Saraf ini bersifat sensorik dan motorik secara alami. Saraf ini menerima rasa dari posterior sepertiga dari
lidah, memberikan persarafan secretomotor ke kelenjar parotis, dan memberikan persarafan motorik
para stylopharyngeus, yang penting untuk taktil, nyeri, dan sensasi termal. Beberapa sensasi juga
disampaikan ke otak dari tonsil palatina. Sensasi disampaikan ke talamus berlawanan dan beberapa inti
hipotalamus. Saraf ini terletak di foramen jugularis.

X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam

Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

Saraf ini berasal dari sulkus posterolateral medula.

Saraf ini bersifat sensorik dan motorik secara alami. Saraf ini memasok persarafan branchiomotor untuk
sebagian laring dan semua otot faring (kecuali stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh saraf
glossopharingeus). Ini juga menyediakan serat parasimpatis ke hampir semua dada dan perut jeroan ke
fleksura lienalis, dan menerima rasa khusus rasa dari epiglotis. Fungsi utama dari saraf ini adalah untuk
mengontrol otot-otot untuk suara dan resonansi bersama dengan langit-langit lunak. Saraf ini juga
terletak di foramen jugularis.

SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA

1. Sistem Saraf pada Pisces

Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil,
sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan
lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh.

Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif
terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin hanya jelas
untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas
permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit
untuk keseimbangan.

Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara
diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah
kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-
batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli
berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.

Pada pisces meningensnya berisi cairan cerebrospinalis dengan jaringan pengikat yang terbawah yaitu
endorachis.

2. Sistem Saraf pada Amphibi

Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga
saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.

Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior, rektus
internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior. Tiap-tiap macam rangsangan akan
merangsang Organon visus tertentu. Organon visus akan menerima rangsanagn berupa gelombang
sinar, sedang reseptor kulit menerima rangsangan berupa sentuhan. Sistem saraf pada Amphibi
berdasarkan topografinya dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya
merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.

Otak dan medulla spinalis pada amphibi, selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam
adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan
tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

· badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

· serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

· sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat.

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.

Lapisan meninges/pembungkus otak terdiri 2 lapisan, yang luar disebut durameter, sedangkan lapisan
dalam pia-arachnoid. Durameter dari bahan jaringan pengikat. Pia-arachnooid vasculair. Diantara kedua
lapisan itu dijumpai spatium subdurale. Ruangan antara durameter dan endorachis adalah spatium
epidurale, diantara keduanya berisi cairan cerebrospinalis.

Nervi spinalis pada amphibi kedua akar bersatu setelah melalui foramen intervertebralis, ganglion akar
dorsal, terletak di tempat pertemuan. Salientian calcareus bodies mengelilingi ganglia spinal. Caudata
ganglia dikelilingi oleh jaringan berlemak seperti spons. Di antara condyle occipital dan vertebra I,
muncul akar ventral dari nervus suboccipitale. Saraf ini yang muncul hanya saraf motoris sebagai nervus
hypoglossal pada vertebrata tinggi. Caudata mempunyai nervus spinalis mereduksi sesuai dengan
segmen badan. Salientian hanya N 10/11 saja. Terdapat plexus cervicobrachial dan lumbosacral, cauda
equina terdapat pada katak dan Bufo. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut:

· Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu,
dan diafragma.

· Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

· Pleksus lumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

Pada Otak Amphibi Terdapat Bagian-Bagian

a. Lobus olfaktorius

Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang.
Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut
hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau
pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari
lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.

b. Otak besar (serebrum)


Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun
serebri. Pada serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya
pembiakan dan macam-macam gerak.

c. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis.
Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan
mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur
kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.

Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang nervus optikus yang
saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma.
Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada lobus ini. Stimulus
yang berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai reseptor diubah menjadi impuls dan disalurkan ke
nervus optikus yang akhirnya diterjemahkan pada lobus optikus, sehingga timbul sensasi penglihatan.
Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini
karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan lokturnal. Hewan-hewan lokturnal lebih banyak
melakukan aktivitas pada malam hari, sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.

Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini disebut juga Badan
pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan tubuh. Pada bagian ventral,
selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar
hypothalamus terdapat sel-sel neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret). Secret dari sel ini
berupa neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis yang satu
ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum, merupakan tangkai dari hipofisis yang berfungsi
menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.

d. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas
otot relative berkurang.

e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum lanjutan
juga mengatur gerak refleks yang lain.

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis.
Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi
menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke
saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju
efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf).
Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang
berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

3. Sistem Saraf pada Reptilia

Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum,
medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus
dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan
syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.

Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata
dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal
tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk
mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung
dalam.

Akar dorsal dan ventral bersatu, tetapi persatuan di luar columna vertebralis. Pada beberapa spesies
tidak ada dan hanya berupa akar ventral yang ada. Mereka disebut nervus spino-occipitale. Serabut-
serabut membentuk nervus hypobranchial yang terdiri serabut-serabut motoris saja.

4. Sistem Saraf pada Aves

Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali.
Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari
luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah
dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga
tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.

Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh.
Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi
dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik
memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata.
Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
Pada burung berleher panjang, nervus spinalis daerah leher dengan nervus spinalis daerah lengan
membentuk simpul yang disebut pleksus cervica brachialis.

o Nervus cervicalis menuju daerah leher

o Nervus brachialis menuju daerah sayap

Nervus spinalis daerah pinggang, sacrum dan pudendal membentuk pleksus lombosacralis.

o Nervus lumbalis menuju gelang pinggul bagian awal

o Nervus sacralis menuju gelang pinggul bagian akhir

o Nervus pudendalis menuju cloaca dan daerah ekor

Plexus lumbosacral dibagi menjadi plexus lumbar, sacral, pudendal. Plexus lumbar mensuplai paha. Saraf
plexus sacral bersatu membentuk nervus sciaticus menuju ke kaki bawah. Plexus pudendal bercabang ke
cloaca dan ekor.

5. Sitem Saraf pada Mamalia

Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral
2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus
anterior dan posterior. Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori
eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak
berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan
vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih
efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam
rongga hidung bergulung-gulung.

Meninges pada mamalia berupa pila-arachnoid uang terdidefferensiasi menjadi dua lapisan, sebelah
dalam piameter dan luar membran arachnoid. Spatium subarachnoid berisi cairan cerebrospinalis. Di
bagian otak cranial durameter bersatu dengan endorachis dan spatium epidural tak ada. Di atas: spinalis
persatuan spinala-dura dan endorachis tak terjadi, tetapi spatium epidural, tak terjadi, berisi lemak dan
jaringan pengikat. Cranial dura melanjutkan dengan spinal dura ke foramen magnum. Cairan
cerebrospinalis berada di vantrikal otak,central canal m spinalis dan spatium subarachnoid. Modifikasi
tertentu pada maningea yaitu cranial dura mempunyai tonjolan flax-cerebri sampai di fissura di antara
kedua cerebral hamisphere.tonjolan serupa tentorium di antara cerebral hemisphere dan cerebellum.
Pada sisih ventral otak, duramater membentuk tonjolan diaphragmasellae di atas sella turcica.

Nervus spinalis dinamai sesuai dengan hubungan mereka ke columna vertebralis. Ada nervus spinalis
cervical, thoracic, lumbar, sacral, caudal/coccygeal. Nervus spinal cervical muncul di antara ossipitalis
occipitale dan atlas. Plexus extremitas dibagi menjadi cervical, brachial, lumbar dan sacral.

SISTEM SARAF AMPHIBIA


Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Pada
amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang
belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang
dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.
Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan
terdapat cairan cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan
terjadi radang yang disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada
amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi
memiliki penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Gambar Sistem Saraf Amphibi
1. Otak (ensefalon)
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang tengkorak dan
diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges.
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9
membentuk pleksus iskiadikus.

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:


a. Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak
terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari
bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan
sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak
membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.

b. Otak besar (cerebrum)


Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu
terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum
memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan macam-
macam gerak.

c. Otak tengah (mesencephalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara
serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang
berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of
Glands.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang nervus
optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus optikus disebut
sebagai chiasma. Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara
pada lobus ini. Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata,
dan juga merupakan pusat pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada
lobus olfaktorius. Hal ini karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan Nokturnal.
Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini
disebut juga Badan pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan
tubuh.
Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar hypothalamus
dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel neurosekretori (sel saraf yang
menghasilkan secret). Secret dari sel ini berupa neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat
penyampaian impuls dari sinapsis yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum,
merupakan tangkai dari hipofisis yang berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.

d. Otak Kecil (Serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi,
karena aktifitas otot relative berkurang.
e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung (pusat
pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) , tekanan darah (pusat pengaturan
penyempitan dan pelebaran pembuluh darah), volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak
refleks yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis
vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla
spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan
impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada bagian putih terdapat
serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang
membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa
perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi
atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Anda mungkin juga menyukai