Anda di halaman 1dari 37

EKSTRASI SILIKA DARI SEKAM PADI DENGAN METODE

PELARUTAN DAN PENGENDAPAN SILIKA


SERTA ANALISIS EDX DAN FTIR

MOHAMAD SOLEH

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ekstrasi Silika dari
Sekam Padi dengan Metode Pelarutan dan Pengendapan Silika serta Analisis EDX
dan FTIR adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014

Mohamad Soleh
NIM G74100025
ABSTRAK
MOHAMAD SOLEH. Ekstrasi Silika dari Sekam Padi dengan Metode Pelarutan
dan Pengendapan Silika serta Analisis EDX dan FTIR. Dibimbing oleh IRZAMAN
dan ETI ROHAETI.

Perkiraan produksi padi pada tahun 2013 sebesar 69.27 juta ton.
Dibandingkan produksi padi tahun 2012 angka ini mengalami kenaikan 0.21 juta
ton. Beberapa peneliti telah melakukan ekstraksi silika sekam padi melalui proses
ekstraksi dengan pelarut alkali dan pengendapan silika dengan asam. Penelitian ini
bertujuan untuk mengekstraksi silika sekam padi serta mengetahui pengaruh dari
pemberian basa alkali terhadap kemurnian silika dan gugus molekulnya. Prosedur
penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap pembakaran dan tahap ekstraksi silika
dari sekam padi. Rendemen terbesar yang dihasilkan yaitu 22.59% ketika
pemberian larutan NaOH 20%. Kemurnian silika terbesar (92.01%) dimiliki silika
yang ditambah pelarut KOH 20% dengan adanya pengotor kalium dan rubidium.
Spektra FTIR pada bilangan gelombang 463-486 cm-1, 617 cm-1, 787-802 cm-1,
dan 1095-1103 cm-1 menujukan adanya gugus Si-O-Si, serta pada bilangan
gelombang 1643 dan 3448-3464 cm-1 menunjukan adanya gugus Si-OH (silanol)
atau molekul air. Nilai konstanta pegas vibrasi ulur Si-O dari Si-O-Si sebesar
948.891 1017.991 N/m.

Kata kunci: FTIR, Sekam padi , Silanol, Silika, Siloksan.

ABSTRACT

MOHAMAD SOLEH. Silica Rice Husk Extraction with The Method of Dissolving
and Precipitation of Silica as well as EDX and FTIR Analysis. Suvervised by
IRZAMAN and ETI ROHAETI.

Estimated amount of rice production in 2013 is 69.27 million tons. Compared


to rice production in 2012 increased by 0.21 million tons. Some researchers have
done the extraction of silica from rice husk through process using alkali solvent and
acid precipitation of silica. The aim of this research is to extract silica using alkali
solvent and to study the effects of alkali solvent toward the purity and the molecular
structure of silica. The procedure of this research covers two phases namely
carbonization and silica extraction of rice husk. The largest rendemen obtained is
22.59%, when 20% NaOH solution was added. The largest purity of silica (92.01%)
were obtained when 20% KOH solution added with potasium and rubidium act as
inpurities. FTIR spectra on 463-486 cm-1, 617 cm-1, 787-802 cm-1, and 1095-1103
cm-1 waves number show the presence of Si-O-Si (siloksan) group, as well as on
1643 cm-1 and 3448-3464 cm-1 waves number shows the existence of Si-OH (silanol)
group or a molecule of water. The value of symmetry streching vibration spring
constant Si-O is 948.891 1017.991 N/m

Keywords: FTIR, Rice husk, Silanol, Silica, Siloksan.


EKSTRASI SILIKA DARI SEKAM PADI DENGAN METODE
PELARUTAN DAN PENGENDAPAN SILIKA
SERTA ANALISIS EDX DAN FTIR

MOHAMAD SOLEH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Ekstrasi Silika dari Sekam Padi dengan Metode Pelarutan dan Pengendapan
Silika serta Analisis EDX dan FTIR
Nama : Mohamad Soleh
NIM : G74100025

Disetujui oleh

Dr Ir Irzaman, MSi Dr Eti Rohaeti, MS


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Akhiruddin Maddu, MSi


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
penelitian dengan judul Ekstrasi Silika dari Sekam Padi dengan Metode Pelarutan
dan Pengendapan Silika serta Analisis EDX dan FTIR sebagai salah satu syarat
kelulusan program sarjana di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibunda tercinta Nyi Unah yang selalu memberi kasih sayang, bimbingan dan
motivasi kepada penulis.
2. Kakak, adik, dan semua keluarga besar yang telah memberikan semangat dan
dukungannya.
3. Bapak Dr Ir Irzaman, MSi selaku pembimbing I yang telah memberi
bimbingan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Dr Eti Rohaeti, MS selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan,
kritik dan saran dalam penulisan skripsi.
5. Bapak Dr Ir Irmansyah, MSi dan bapak Dr Tony Sumaryada, PhD selaku
penguji atas sarannya.
6. Beasiswa Bidik Misi yang memberikan kesejahteraan penulis.
7. Teman-teman fisika 47 yang selalu memberi doa, nasehat dan motivasinya
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan
penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Amin.

Bogor, April 2014


Mohamad Soleh
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Sekam Padi 2
Silika 3
Karakterisasi EDX 3
Karakterisasi FTIR 4
METODE 7
Waktu dan Tempat 7
Alat 7
Bahan 7
Prosedur Penelitian 7
Analisis EDX 8
Analisis FTIR 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Ekstrasi Silika 10
Analisis Silika dengan EDX 11
Analisis Silika dengan FTIR 12
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL

1 Persentase komposisi kimia abu sekam padi oleh beberapa peneliti 2


2 Daerah spektoskopi inframerah 4
3 Rendemen silika dengan berbagai perlakuan 11
4 Komposisi unsur hasil EDX 12
5 Bilangan gelombang dari gugus siloksan dan silanol yang terkandung
dalam silika 14
6 Nilai konstanta pegas anharmonik (N/m) silika dengan vibrasi ulur
asimetri Si-O dari Si-O-Si 14

DAFTAR GAMBAR

1 Silika 3
2 Pola spektrum EDX silika pada abu sekam 3
3 a Skema interferometer micheson dalam FTIR, b Silika yang diuji dengan
FTIR 4
4 Molekul diatomik 5
5 Kurva energi potensial harmonik dan anharmonik 6
6 Diagram alir penelitian 9
7 Abu silika sekam padi 10
8 a Larutan basa silikat di hot plate, b Endapan silika setelah ditetesi HCl
sampai pH 7, c Penyaringan endapan silika dengan teknik vakum 11
9 a Spektra FTIR Silika dengan KOH 10%, 12
b Spektra FTIR Silika dengan NaOH 10% 12
c Spektra FTIR Silika dengan KOH 20%, 13
d Spektra FTIR Silika dengan NaOH 20% 13
10 Spektra FTIR Silika dengan berbagai perlakuan 13

DAFTAR LAMPIRAN
1 Keadaan ketika molekul dianggap osilasi harmonis sederhana pada
keadaan 2 molekul terikat 18
2 Data analisis pembakaran sekam dan pembuatan abu 21
3 Analisa EDX kemurnian silika 22
4 Analisa Konstanta Pegas Silika Vibrasi Ulur Asimetri Si-O dari Si-O-Si
24
5 Dokumentasi hasil penelitian 26
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi padi di Indonesia setiap tahunnya terjadi peningkatan. Tahun 2012


Angka Tetap dihasilkan 69.06 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami
kenaikan 3.30 juta ton dibandingkan tahun 2011. Produksi padi pada tahun 2013
Angka Ramalan 1 diperkirakan 69.27 juta ton GKG atau mengalami kenaikan 0.21
juta ton dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi tersebut diperkirakan terjadi
di Jawa sebesar 0.02 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0.19 juta ton.1 Hasil padi yang
meningkat akan meningkatkan limbah sekam padi. Sekam padi merupakan produk
samping dari industri penggilingan padi. Proses penggilingan menghasilkan 65%
beras, 20% sekam padi, dan sisanya hilang.2
Sekam padi merupakan salah satu sumber penghasil silika yang diperoleh
setelah sekam dibakar sempurna.3 Melalui pemanfaatan tungku sekam yang sejak
tahun 2007 dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), maka akan muncul
lagi limbah lain yaitu limbah arang sekam padi.4 Arang sekam padi diketahui
mengandung silika (SiO2) sebesar 93.67%.5 Silika yang dihasilkan dari proses
pengabuan tersebut dapat digunakan sebagai sumber silikon.6 Silika yang diperoleh
dengan perlakuan laju kenaikan suhu 1 oC/menit dan 5 oC/menit memiliki
kemurnian 76.17% tanpa pengotor dan 85.20% dengan adanya pengotor.7
Hikmawati melakukan pemurnian silika melalui pencucian dengan asam kuat.8
Pada umumnya silika tidak larut dalam asam kuat kecuali pada HF. Untuk
mendapatkan silika telah digunakan metode pelarutan silika dengan larutan basa
KOH dan NaOH, karena silika dapat larut dalam larutan basa. Setelah dilarutkan
jika larutan tersebut diberi asam kuat HCl maka akan terjadi endapan silika kembali.
Beberapa peneliti telah melakukan ekstraksi silika melalui proses ekstraksi
dengan pelarut alkali dan pengendapan silika dengan asam. Kalapathy mengekstrak
silika dari sekam padi menggunakan NaOH 1 N dengan metode ekstraksi dua siklus
dan menghasilkan rendemen sebesar 91%.9 Pandiangin et al melakukan ekstraksi
silika dari sekam padi menggunakan larutan KOH pada berbagai variasi konsentrasi
serta larutan HNO3 10% sebagai pengendap, dan mendapatkan massa rendemen
terbesar yaitu 1.869 gram dari 50 gram abu sekam padi pada konsentrasi larutan
KOH 1.5% selama 30 menit.10 Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Suka et al, rendemen terbesar yaitu 40.8% didapatkan dengan penggunaan pelarut
KOH 5% dengan waktu reaksi satu jam.11 Menurut penelitian Agung tahun 2013
dalam mengekstraksi silika dari sekam padi didapatkan rendemen sebesar 50.97%
ketika menggunakan konsentrasi larutan KOH 10% selama 90 menit yang
merupakan rendemen terbesar.12
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh pelarutan dan pengendapan abu sekam menggunakan
larutan KOH, NaOH, dan HCl terhadap kemurnian silika?
2. Berapakah konsentrasi optimum larutan KOH dan NaOH untuk meningkatkan
kemurnian silika?
3. Bagaimana gugus molekul yang terbentuk dari silika dengan pelarut KOH dan
NaOH?
2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi silika sekam padi serta


mengetahui pengaruh dari pemberian basa KOH dan NaOH terhadap kemurnian
silika dan gugus molekulnya.
Hipotesis

Proses pelarutan dan pengendapan silika dengan perlakuan pemberian variasi


konsentrasi larutan KOH dan NaOH mempengaruhi kemurnian, gugus molekul,
serta rendemen dari silika yang dihasilkan.
Manfaat Penelitian

Menghasilkan silika dengan kemurnian yang tinggi sehingga dapat


diekstraksi menjadi silikon sebagai bahan semikonduktor.
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengakaji proses ekstraksi silika sekam padi dengan metode
pelarutan dan pengendapan serta menganalisis silika yang dihasilkan dengan EDX
dan FTIR.
TINJAUAN PUSTAKA

Sekam Padi

Sekam padi merupakan produk samping dari industri penggilingan padi.


Menurut penelitian Wannapeera et al kandungan abu sekam padi sebesar 17.90%
berat kering.13 Abu sekam padi di berbagai wilayah memiliki komposisi kimia yang
bervariasi. Komposisi tersebut bergantung pada keadaan geografis wilayah
tersebut.
Tabel 1 Persentase komposisi kimia abu sekam padi oleh beberapa peneliti
Komposisi (%) [XRF]14 [ICP] 15 [XRF] 16
SiO2 91.56 91.5 91.2500
K2O 4.76 1.23 3.82900
P2O5 - 0.30 2.4500
CaO 0.78 0.57 0.8750
SO3 0.29 - 0.6610
MgO - 0.30 0.5730
Al2O3 2.36 0.62 0.1800
Fe2O3 0.11 0.42 0.0866
MnO 0.07 0.04 0.0726
Rb2O - - 0.0143
ZnO - - 0.0111
CuO 0.01 - -
Na2O 0.01 0.18 -
LOI - 3.05 -
3

Silika

Silika adalah bahan yang memiliki rumus kimia SiO2. Rumus kimia SiO2
menunjukkan bahwa ada dua kali lebih banyak atom oksigen bersama silikon.
Silika kristal dan amorf secara kimiawi sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan
dalam susunan tiga dimensi. Sudut ikatan di sekitar O-Si-O merupakan sudut
tetrahedral yaitu sebesar 109 dan jarak antara atom Si-O sebesar 1.61 (0.16 nm).
Silika kristalin dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yaitu sebagai quarsa,
kristobalit dan tridimit. Gambar 1 merupakan ilustrasi ikatan kimia atar atom O dan
Si pada silika. Bola merah menggambarkan atom O dan bola silver menggambarkan
atom Si.

Gambar 1 Silika17
Karakterisasi EDX

Karekterisasi SEM-EDX adalah teknik yang digunakan untuk


mengidentifikasi komposisi unsur dari sampel. Sistem kerja analisis EDX
terintegrasi bersamaan dengan SEM. Output analisis EDX adalah spektrum EDX
yang merupakan sebuah spektrum biasanya akan menampilkan puncak EDX yang
sesuai dengan tingkat energi sinar x yang telah diterima. Masing-masing puncak
yang akan terbentuk adalah unik untuk sebuah atom dan akan sesuai dengan unsur
tunggal. Semakin tinggi puncaknya pada sebuah spektrum maka semakin
terkonsentrasi unsur dalam sampel.

Gambar 2 Pola spektrum EDX silika pada abu sekam18


4

Karakterisasi FTIR

Fourier Transform Infra Red Spectrophotometer (FTIR) merupakan cara


karakterisasi gugus fungsi dari suatu sampel. Jika sinar inframerah dilewatkan
melalui sampel senyawa organik, maka terdapat sejumlah frekuensi yang diserap
dan ada yang diteruskan atau ditransmisikan tanpa diserap. Serapan cahaya oleh
molekul bergantung pada struktur elektronik dari molekul tersebut. Molekul yang
menyerap energi tersebut terjadi perubahan energi vibrasi dan perubahan tingkat
energi rotasi.

a. b.
Gambar 3 a Skema interferometer micheson dalam FTIR, b Silika yang
diuji dengan FTIR17
Tabel 2 Daerah Spektroskopi Inframerah19
Daerah Panjang Bilangan
Gelombang (m) Gelombang (cm-1)
Dekat 0.78-2.5 12800-4000
Pertengahan 2.5-50 4000-200
Jauh 50-100 200-10

Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang mulai


dari 0.75-1000 m atau bilangan gelombang dari 1300 sampai 1 cm-1. Daerah
spektoskopi inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi yaitu dekat, pertengahan,
dan jauh yang dapat dilihat pada Tabel 2. Spektroskopi FTIR termasuk ke dalam
kategori radiasi daerah pertengahan.
Gugus molekul yang terkadung dalam sekam padi meliputi gugus silanol (Si-
OH) dan gugus siloksan (Si-O-Si). Silika pada bilangan gelombang 830-910 cm-1,
1630 cm-1, 3400-3500 cm-1.20 Gugus Si-O-Si berada pada bilangan gelombang 470
cm-1, 795 cm-1, dan 1000-1130 cm-1.21 22
Pergerakan dari suatu senyawa meliputi translasi, vibrasi, dan rotasi. Vibrasi
dari suatu senyawa dibedakan menjadi vibrasi ulur (stretching) dan vibrasi tekuk
(bending). Vibrasi ulur dibedakan menjadi vibrasi simetri dan asimetri, sedangkan
vibrasi tekuk dibedakan menjadi vibrasi goyangan (rocking), guntingan
5

(scissoring), kibasan (wagging), dan pelintiran (twisting). Energi vibrasi yang terus
menerus secara periodik akan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial
atau sebaliknya. Molekul diatomik yang mengalami vibrasi ulur diasumsikan
sebagai dua massa yang diikat dengan pegas dan mengalami vibrasi. Ilustrasi dari
molekul diatomik seperti Gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4 Molekul diatomik


Berdasarkan persamaan Lagrange (1.1) yang merupakan selisih dari energi
kinetik total (T) dengan energi potensial total (V), maka dihasilkan suatu energi
vibrasi yang nilainya sebanding dengan frekuensi dan massa suatu senyawa.
frekuansi dari molekul diatomik di atas maka solusinya didefinisikan menjadi
persamaan (1.3), dan persamaan (1.4).
L= T-V (1.1)
Persamaan diferensial gerak didefinisikan sebagai berikut:

( )

=0 (i=1,2,...) (1.2)

Sehingga :
1 = 0 (1.3)
1
2 = (1.4)
2

dengan nilai sebagai berikut :



= 1+2 (1.5)
1 2

Keterangan23
= ()
= ( )
= ()
6

Energi vibrasi osilator haromik dari semua molekul didefinisikan pada


persamaan (2.1) yang merupakan perhitungan dari persamaan schrodinger.24
1
= = = ( + 2) ( = 0,1,2, ) (2.1)

1
= ( + 2) (2.2)
1 1
n+1n = ( n+1+ 2)
osc. - (n+ 2)
osc. =
osc. cm-1 (2.3)

Kurva energi potensial harmonik dan anharmonik molekul diatomik


ditunjukan pada Gambar 5.

Gambar 5 Kurva energi potensial harmonik dan anharmonik


Persamaan (3) merupakan pendekatan energi potensial anharmonik oleh P.
M. Morse pada tahun 1928.
= [1 () ] 2 (3)
Ketika r maka energi petensialnya sama dengan energi vibrasi dan ketika
energi potensialnya 0 maka = . Persamaan schrodinger dapat diselesaikan
untuk persamaan morse sehingga dihasilkan persamaan berikut24 :
1 1
( + 2)2 cm-1 dengan ( = 1,2, ),
= ( + 2) (4)

1

. =
{1 ( + 2)} (5)

(i)n=0n=1, n=+1,

= e (1-2xe ) cm-1 (5.1)

(i)n=0n=2, n=+2,

= 2 e (1-3xe ) cm-1 (5.2)

(i)n=0n=3, n=+3,

= 3 e (1-4xe ) cm-1 (5.3)


7

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Februari
2014. Pembuatan dan karakterisasi sampel dilakukan di Laboratorium Material,
Departemen Fisika FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Analisis FTIR dilakukan di
Departemen Fisika. Analisis EDX dilakukan di Laboratoarium Kimia Terpadu
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengelolahan
Hasil Hutan Bogor.
Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tungku sekam IPB sebagai
penghasil limbah arang sekam padi, crusibel, gelas arloji, cawan porselin, mortar,
furnace (tanur), alumunium foil, neraca analitik, magnetic stirrer, spatula, gelas
piala, termometer digital, termometer laser, pipet tetes, gelas ukur, batang
pengaduk, kertas pH, kertas saring, dan wadah.
Bahan

Bahan yang digunakan yaitu limbah sekam padi, larutan KOH, larutan
NaOH, HCl, dan Aquades.
Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap pengarangan dan tahap
ekstraksi silika.
Tahap Pengarangan

Arang sekam padi didapatkan dari sekam padi yang dikeringkan


menggunakan sinar matahari lalu ditimbang sebanyak 3 kg dan dibakar
menggunakan tungku sekam. Setelah dilakukan pembakaran timbang kembali
arang yang didapatkan.

Tahap Ekstraksi Silika

A. Pengabuan
Limbah arang sekam padi dimasukan ke dalam cawan porselin, lalu cawan
tersebut dimasukan ke dalam furnace dengan suhu awal 400 ditahan selama 2
jam dan suhu kedua 900 ditahan selama 1 jam dengan laju kenaikan suhu pada
saat perubahan suhu dari 400 - 900 sebesar 1 /menit dan sampel didinginkan
dalam furnace. Setelah sampel dingin, kemudian ditimbang.
B. Pemurnian silika
Larutan NaOH dan KOH disiapkan dengan variasi masing-masing
konsentrasi (10% dan 20%) w/w, kemudian larutan KOH dan NaOH tersebut
ditambahkan ke dalam abu sekam. Perbandingan larutan KOH dan NaOH dengan
8

abu sekam sesuai dengan perbandingan stoikhiometri. Reaksi kimia antara basa
KOH dan NaOH dengan Silika.
2KOH + SiO2 K2SiO3 + H2O

112 : 60
2NaOH + SiO2 Na2SiO3 + H2O
80 : 60
Larutan basa dan silika yang dicampurkan selanjutnya melalui proses
pengadukan yang diatur suhunya mencapai 90oC dengan kecepatan pengaduk 240
rpm selama 90 menit. Setelah itu didinginkan dan disaring untuk mengambil larutan
silikatnya. Penyaringan yang dilakukan menggunakan kertas saring bebas abu
dengan teknik vakum karena untuk mempercepat penyaringan serta menghilangkan
logam-logam yang terkandung dalam abu silika sekam padi. Larutan HCl 36%
ditambahkan secara perlahan-lahan ke dalam larutan silikat yang telah disiapkan
hingga campuran mencapai pH 7 dan terbentuk endapan.12 Melalui proses pelarutan
dan pengendapan silika ini diharapkan silika yang dihasilkan memiliki kemurnian
yang tinggi.

K2SiO3 + 2HCl SiO2 + 2KCl + H2O

Na2SiO3 + 2HCl SiO2 + 2NaCl + H2O

Endapan yang didapatkan kemudian disaring dan dipanaskan dalam furnace


dengan laju kenaikan suhu 1 oC/menit dari suhu kamar sampai suhu 900 0C sehingga
terbentuk silika putih. Sampel dikeluarkan dalam furnace, lanjutkan dengan variasi
konsentrasi larutan KOH dan NaOH yang berbeda. Masing-masing sampel yang
dihasilkan diuji EDX dan FTIR.
Analisis EDX

Silika yang dihasilkan semua perlakuan dianalisis menggunakan EDX. Hal


ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi komposisi unsur yang terkandung
dalam sampel sehingga dapat menentukan kemurnian dari silika. Analisis EDX
dilakukan di Laboratoarium Kimia Terpadu Pusat Penelitian dan Pengembangan
Keteknikan Kehutanan dan Pengelolahan Hasil Hutan Bogor.
Analisis FTIR

Pada analisis ini silika dikarekterisasi gugus fungsinya. Mula-mula sampel


dicampurkan dengan larutan KBr lalu dibuat pelet. Pelet tersebut ditembak dengan
sinar inframerah sehingga sinar ada yang ditrasmisikan dan diserap. Penyerapan
sinar tersebut akan menentukan gugus molekul dari sampel. Berdasarkan bilangan
gelombang yang dihasilkan maka dapat ditentukan besar konstanta pegasnya.
9

Mulai

Alat dan Bahan

Pembakaran Sekam

Pembuatan Abu Silika dengan


pemanasan bertingkat

Pelarutan Abu Silika dengan Basa

NaOH 10% NaOH 20% KOH 10% KOH 20%

Stirring

Penyaringan Endapan
dibuang

Pengendapan dengan HCl

Penyaringan Larutan
dibuang

Pemanasan di furnace
hingga suhu 900 0C

Silika Analisis EDX


dan FTIR

Pengolahan Data

Penyusunan Skripsi

Selesai

Gambar 6. Diagram alir


penelitian
10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Silika

Sekam padi yang telah kering dibakar sebanyak 3 kg menggunakan tungku


sekam IPB. Hasil pembakaran didapatkan arang sekam sebanyak 0.54 kg sehingga
persentase abu sebanyak 18% dari sekam. Kemudian arang sekam padi diambil
sebanyak 33.036 gram, 43.714 gram, dan 50.306 gram untuk diabukan dalam
furnace dengan laju kenaikan suhu 1 0C/menit dan suhu mula-mula sebesar 400 0C
ditahan selama 2 jam dan dinaikkan 900 0C ditahan kembali selama 1 jam. Abu
sekam padi yang dihasilkan setelah proses ini masing-masing 29.341 gram, 38.387
gram, dan 45.134 gram sehingga didapatkan massa susut sekitar 10% - 12%.

Gambar 7 Abu silika sekam padi


Abu sekam yang dihasilkan selanjutnya dilarutkan dengan basa KOH dan
NaOH dengan variasi konsentrasi 10% dan 20% (w/w). Reaksi antara silika dengan
KOH dan NaOH sebagai berikut:
Reaksi silika dengan larutan KOH :
SiO2 + 2KOH K2SiO3 + H2O

Reaksi silika dengan larutan NaOH:


SiO2 + 2NaOH Na2SiO3 + H2O

Senyawa yang terbentuk antara abu silika dengan larutan KOH atau larutan
NaOH menjadi larutan kalium silikat atau natrium silikat. Larutan ini dipanaskan
di atas hot plate berpengaduk magnet dengan kecepatan putar 240 rpm, suhu 90 0C
selama 90 menit. Setelah itu larutannya disaring menggunakan kertas saring bebas
abu dengan teknik vakum. Larutan hasil saringan ditetesi HCl perlahan-lahan
sampai pH akhir 7 sehingga terbentuk silika kembali. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
Reaksi larutan kalium silikat dengan HCl:
K2SiO3 + 2HCl SiO2 + 2KCl + H2O
Reaksi larutan natrium silikat dengan HCl:
Na2SiO3 + 2HCl SiO2 + 2NaCl + H2O
11

a b c

Gambar 8 a Larutan basa silikat di hot plate, b Endapan silika setelah ditetesi HCl
sampai pH 7, c Penyaringan endapan silika dengan teknik vakum.
Menurut Kalapathy senyawa silika mudah larut pada suasana basa, dan akan
mengendap pada suasana asam.9 Berdasarkan hal tersebut, untuk membuat senyawa
silika mudah terambil dari abu sekam padi, maka digunakan pelarut bersifat basa,
larutan KOH dan NaOH. Endapan putih silika yang terbentuk disaring mengunakan
kertas saring dengan teknik vakum yang ditunjukan pada Gambar 8c.
Endapan yang sudah disaring kemudian dipanaskan menggunakan furnace
dengan suhu awal 27 oC sampai suhu 900 oC dan laju kenaikan suhu sebesar 1
o
C/menit. Hasil endapan silika yang sudah dingin menjadi lebih keras sehinga silika
tersebut harus dihaluskan. Tabel 3 menujukan hasil dari massa silika sebelum
dilarutkan dan setelah dilarutkan. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh
rendemen silika yang besarnya bergantung pada jenis pelarut serta konsentrasi dari
pelarut.
Tabel 3 Rendemen silika dengan berbagai perlakuan
Massa Silika (gram)
Rendemen
Perlakuan Sebelum Sesudah
(%)
Pelarutan Pelarutan
KOH 10% 15.000 0.796 5.30
KOH 20% 15.000 1.620 10.80
NaOH 10% 15.000 1.955 13.04
NaOH 20% 15.000 3.389 22.59
Silika yang dihasilkan dengan pelarutan dengan larutan NaOH memiliki
rendemen yang lebih besar dibandingkan dengan dengan larutan KOH. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa daya larut Na2SiO3 dalam air lebih besar dari K2SiO3.
Menurut Agung besarnya konsentrasi larutan basa akan mempengaruhi daya untuk
melarutkan solute.12 Konsentrasi dari larutan basa mempengaruhi rendemen,
semakin besar konsentrasi dari larutan maka semakin besar pula rendemen yang
dihasilkan. Rendemen terbesar yang dihasilkan ketika perlakuan pemberian larutan
NaOH 20% sebesar 22.59%.
Analisis Silika dengan EDX

Unsur-unsur yang terdapat dalam sampel dikarakterisasi menggunakan EDX


yang hasilnya disajikan dalam Tabel 4. Kemurnian silika dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan dan jenis basanya. Konsentrasi semakin besar akan memberikan
kemurnian silika yang lebih besar. Kemurnian silika terbesar dimiliki silika dengan
pelarut KOH 20% sebesar 92.01% dengan pengotor kalium dan rubidium.
12

Pengotor kalium dan natrium diakibatkan kejenuhan larutan basa. Kejenuhan


memungkinkan kalium silikat dan natrium silikat yang terbentuk akan mengalami
degradasi masing-masing menjadi K2O dan Na2O pada endapan silika. Pengotor
rubidium berasal dari komposisi abu sekam padi berupa senyawa Rb2O. Senyawa
Rb2O akan larut dalam suasana basa dan akan mengendap bersama silika ketika
proses pengendapan dengan HCl.
Tabel 4 Komposisi unsur hasil EDX Silika
Persentase atom (%)
Unsur Variasi Larutan basa
KOH 10% KOH 20% NaOH 10% NaOH 20%
Oxygen 68.60 61.88 70.17 66.64
Silicon 25.39 30.67 24.41 28.15
Rubidium 5.16 4.27 4.16 4.28
Kalium 0.85 3.17 - -
Natrium - - 1.26 0.93
Kemurnian 76.17 92.01 73.23 84.45

Analisis Silika dengan FTIR


Spektra yang terbentuk dari silika masing-masing perlakuan memiliki
puncak-puncak yang dominan sama yang dapat ditunjikan pada Gambar 9 dan 10.

100
Intensitas transmisi (%)

ulur Si-O
80

60
tekuk -OH
40

20 ulur -OH ulur Si-O


tekuk Si-O
0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan gelombang (cm-1)
Gamar 9a Spektra FTIR Silika dengan KOH 10%

100
Intensitas Transmisi (%)

Ulur Si-O
80

60 ulur -OH Si-O-Si


Tekuk -OH
40

20
ulur Si-O
tekuk Si-O
0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
Gambar 9b Spektra FTIR Silika dengan KOH 20%
13

100 ulur Si-O

Intensitas Transmisi (%) 80

60
Ulur Si-O
ulur -OH
40

20 tekuk -OH tekuk Si-O


ulur Si-O
0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1)

Gambar 9c Spektra FTIR Silika dengan NaOH 10%

100
Intensitas Transmisi (%)

80 ulur Si-O

60 ulur Si-O

40
ulur -OH
20 tekuk Si-O
tekuk -OH
ulur Si-O
0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1)

Gambar 9d Spektra FTIR Silika dengan NaOH 20%

100

80
Intensitas Transmisi (%)

60

40

20

0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Axis Title
SiO2+KOH 10% SiO2+KOH 20% SiO2+NaOH 10% SiO2+NaOH 20%

Gambar 10 Spektra FTIR Silika dengan berbagai perlakuan


14

Berdasarkan Gambar 9 gugus molekul siloksan dan silanol dalam silika


dengan berbagai perlakuan ditunjukan pada Tabel 5.

Tabel 5 Bilangan gelombang dari gugus siloksan dan silanol yang terkandung
dalam silika

Bilangan gelombang literatur


silika (cm-1) Interpretasi bentuk bilangan
KOH NaOH KOH NaOH vibrasi gelombang
10% 10% 20% 20% silika (cm-1)
Vibrasi tekuk Si-O dari 466.7, 470
471 478 486 463
Si-O-Si 21, 25
Vibrasi ulur Si-O dari 620
- 617 617 617
Si-O-Si 22
Vibrasi ulur asimetri Si- 795,
802 795 787 795
O dari Si-O-Si 20, 21, 22 794.6-806.2
Vibrasi ulur asimetri Si- 1080-1010,
1103 1095 1103 1095
O dari Si-O-Si 20, 21, 22 1103.2
Vibrasi tekuk -OH dari 1635.5-1651.0
1643 1643 1643 1643
Si-OH atau air 20, 21
Vibrasi ulur -OH dari 3400-3500
3448 3464 3448 3456
Si-OH atau air 20, 21

Tabel 6 Nilai konstanta pegas anharmonik (N/m) silika


dengan vibrasi ulur asimetri Si-O dari Si-O-Si

1 2

Perlakuan () (1 )
( ) (1 )
1
(1 )
KOH 10% 802 1103 0.1922 1303 3.909 x1013 1017.991
KOH 20% 787 1103 0.1872 1258 3.774 x1013 948.891
NaOH 10% 795 1095 0.1919 1290 3.870 x1013 997.780
NaOH 20% 795 1095 0.1919 1290 3.870 x1013 997.780
Silika yang dihasilkan memiliki gugus silanol dan siloksan, namun pada
perlakuan penambahan KOH 10% pada Gambar 9a tidak muncul bilangan
gelombang di 617 cm-1 yang mengindikasikan bahwa kandungan gugus siloksan
lebih sedikit. Bilangan gelombang yang terdapat pada silika yang tidak
teridentifikasi diyakini gugus molekul dari pengotor silika atau gugus molekul
silika yang lebih kompleks.
Silika dengan bilangan gelombang 794-806 cm-1 dan 1000-1130 cm-1
mengalami vibrasi ulur asimetri Si-O dari Si-O-Si.21 Berdasarkan vibrasi ulur
asimetri Si-O-Si tersebut maka dapat ditentukan besar konstanta pegas dengan
mengasumsikan terjadi osilasi anharmonik yang ditunjukan pada Tabel 6 dengan
menggunakan persamaan (1.4) dan (2.3). Vibrasi ulur asimetri diatomik memiliki
massa reduksi (m) yang sama dengan massa silikon sebesar 1.68925 x 10-26 Kg.
Konstanta anharmonik ( ) Si-O dari Si-O-Si masing-masing perlakuaan memiliki
nilai dari 0.1872-0.1922 sehingga didapatkan konstanta pegasnya sebesar 948.891
15

1017.991 N/m. Semakin besar nilai konstanta pegas maka mengidentifikasikan


semakin kuat ikatan dari molekul.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Konsentrasi dan jenis basa pengekstraksi mempengaruhi rendemen dan


kemurnian silika yang dapat diekstraksi dari sekam padi. Semakin besar konsentrasi
larutan basa semakin besar pula rendemen dan kemurnian silika yang dihasilkan.
Rendemen terbesar pada perlakuan pelarutan dengan larutan NaOH20% sebesar
22.59%. Silika yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi sebesar 92.01%
pada perlakuan pelarutan dengan larutan KOH 20%. Gugus Si-O-Si ditunjukan
pada Spektra FTIR dengan bilangan gelombang 463-486 cm-1, 617 cm-1, 787-802
cm-1,dan 1095-1103 cm-1 serta gugus Si-OH atau molekul air ditunjukan pada
bilangan gelombang 1643 dan 3448-3464 cm-1. Nilai konstanta pegas vibrasi ulur
asimetri Si-O-Si yang mengalami osilasi anharmonik sebesar 948.891 1017.991
N/m.
Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan ekstraksi silika dengan
perlakuan konsentrasi larutan basa >20% serta pada proses pengendapan
pemberian HCl dilakuakan secara kuantitatif dan variasi pH < 7. Vibrasi ulur Si-
OH serta vibrasi tekuk Si-O-Si dan Si-OH dari silika yang dihasilkan diharapkan
dapat menganalisis konstanta pegasnya. Silika yang dihasilkan perlu adanya
ekstraksi menjadi silikon sehingga dapat diketahui baik atau tidaknya sebagai bahan
semikonduktor.

Daftar Pustaka

1. [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). Produksi Padi, Jagung dan Kedelai ( Angka
ramalan I Tahun 2013). Berita Resmi Statistik No. 45/07/ Th. XVI. 1 Juli 2013.
[diunduh 2013 4 Oktober]. Tersedia pada [ http://bps.go.id/tnmn_pgn.php].
2013
2. Ismunadji M. Padi Buku 1 Edisi I. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor. 1988.
3. Mittal Davinder. Silica from Ash: A Valuable Product from Waste Material.
Resonance. Vol. 2(7). hal. 64-66. 1997.
4. Irzaman et al. Optimization of Thermal Efficiency of Cooking Stove with Rice-
Husk Fuel in Supporting the Proliferation of Alternative Energy in Indonesia.
Proceeding Symposium on Advanced Technological Development of Biomass
Utilization in Southeast Asia. TUAT Japan. page 40 43. 2009.
5. Haslinawati MM, Matori KA, Wahab ZA, Sidik HAA, Zainal AT. Effect of
Temperature on Ceramik From Rice Husk Ash. International Journal of Basic
and Applied Sciences 9 (9). Hal: 111-117. 2009.
16

6. Rohaeti E, Hikmawati, Irzaman. Production of Semiconductor Materials


Silicon from Silica Rice Husk. The International Conference on Material
Science and Technology. Batan. Serpong Indonesia (ID): 265-272. 2010.
7. Mujikarno Otto. Penambahan Magnesium Berlebih dalam Menghasilkan
Silikon Murni dari Sekam Padi sebagai Bahan Semikonduktor [Tesis]. Bogor
(ID). Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 2013.
8. Hikmawati. Produksi Bahan Semikonduktor Silikon dari Silikon Dioksida
Limbah Arang Sekam Padi sebagai Alternatif Sumber Silikon [Tesis]. Bogor
(ID). Institut Pertanian Bogor. 2010.
9. Kalapathy, U., A. Proctor, and J. Schultz. A Simple Method for Production of
Pure Silica from Rice Hull Ash. Bioresources. Technology. Vol.73, hal. 257-
262. 2000.
10. Pandiangin, K. D., Suka, I.G., Rilyanti, M., Widiarto, S., Anggraini, D., Arief,
S., dan Jamarun, N. Karakteristik Keasaman Katalis berbasis Silika Sekam
Padi yang Diperoleh dengan Teknik Sol-Gel. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi II. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hal. 342-456.
2008.
11. Suka, I.G., Simanjuntak, W., Sembiring, S., dan Trisnawati, E. Karakteristik
Silika Sekam Padi dari Provinsi Lampung yang Diperoleh dengan Metode
Ekstraksi. MIPA. Vol. 37(1), hal. 47-52. 2008.
12. Agung. Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi dengan Pelarut KOH. Program
Studi ` Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Konversi, Volume 2 No. 1. 2013.
13. Wannapeera J, Worasuwannarak N, Pipatmanomai S. Product rendemens and
characteristics of rice husk. rice straw and corncob during fast pyrolysis in a
drop-tube/fixed-bed reactor. Songklanakarin J. Sci. Technol. Vol. 30(3). hal.
393-404. 2008.
14. K. K. Larbi. Synthesis of High Purity Silicon from Rice Husk[Thesis],
University of Toronto (CD), Canada. 2010.
15. R. M. Mohamed, R. M. Radwan, M. M. Abdel-Aziz and M. M. Khattab.
Electrical and thermal properties of c-irradiated nitrile rubber/rice husk ash
composites. J. Appl. Polym. Sci., 115, 1495-1502. 2010.
16. Ugheoke Iyagnagbe B, Otman Mamat. A Critical Assessment and New
Research Directions of Rice Husk Silica Processing Methods and Propertie.
Maejo Int. J. Sci. Technol. 6(03), 430-448. 2012
17. OSHA Cyber-conference. Silica Crystalline by XRD [155 KB PDF. 9
pages]. NIOSH Method 7500. [diunduh 2014 Februari 04]. Tersedia pada
[https://www.osha.gov/dsg/topics/silicacrystalline/rosem/].1997.
18. Afif M. Teknologi Ekstraksi dari Sekam Padi Untuk Semikonduktor [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 2012.
19. Yakin Khusnul. Perhitungan Energi Disosiasi Ca-O dan C-O pada Gugus
Fungsi Hidroksiapatit Menggunakan Pemodelan Spektroskopi Inframerah
[Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. 2013.
20. Silverstein RM, Bassler GC, Morril TC. Spectrometric Identification of
Organic Compound. 5th ed. John Wiley & Sons Inc. New York. 1991.
21. Sriyanti, dkk,. Pengaruh Keasaman Medium dan Imobilisasi Gugus Organik
pada Karakter Silika Gel dari Abu Sekam Padi. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Diponegoro. Semarang. JSKA.Vol.VIII.No.3. 2005.
17

22. Launer Philip J. Infrared Analysis Of Organosilicon compounds: Spectra-


Strucure Correlations. Labolatory for materials inc. Brunt Hill New York
12027. 1987.
23. Fowles G. R., Cassiday G L. Analytical mechanics seventh edition. Belmont
(US), CA 94002. Thomson Brooks/Cole. 2005.
24. Banwell CN. Fundamental of Molecular Spectroskopy Second Edition.
Chemistry University of Sussex, falmer : Perfix. 1978.
25. Hamdan H. Introduction to Zeolites: Synthesis, Characterization and
Modification. Universiti Teknologi Malaysia, Kualalumpur. 1992.
26. Gautreau Ronald, and Savin William. Fisika Modern Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga. 2006.
18

Lampiran 1 Keadaan ketika molekul dianggap osilasi anharmonis


sederhana pada keadaan 2 molekul terikat

Misalkan x2 > x1
1 1
= 1 1 2 + 2 2 2
2 2
1 1
= (2 1 )2 = (1 2 + 1 2 21 2 )
2 2
=
Maka
1 1 1
= 1 1 2 + 2 2 2 (1 2 + 1 2 21 2 )
2 2 2

( )=
1 1

( ) = 1 + 2
1 1
1 1 = 1 + 2
1 2 1 = 1 + 2
1 2 1 + 1 2 = 0 ...(1)


( )=
2 2

( ) = 1 2
2 2
2 2 = 1 2
2 2 2 = 1 2
2 2 2 1 + 2 = 0 ....(2)
Misal :
1 =
1 =
1 = 2
19

Lanjutan lampiran 1 Keadaan ketika molekul dianggap osilasi anharmonis


sederhana pada keadaan 2 molekul terikat
Sehingga :
1 = 2 1
2 = 2 2

...(1) dan ...(2)

1 2 1 0
( 2 ) (2 ) = (0)
2

1 2
| |=0
2 2
( 1 2 )( 2 2 ) ()() = 0
-k1 2 2 2 + 1 2 4 = 0
2 (k1 2 + 1 2 2 ) =0

Maka solusi :
Solusi 1
=0
=0
Solusi 2

(1 + 2 )
= =
1 2

1
=
2

dengan

= 1+2
1 2
20

Lampiran 2 Data Analisis Pembakaran Sekam dan Pembuatan Abu

A. Pembakaran Sekam
Massa sekam padi : 3 Kg
Massa arang sekam : 0.54 Kg
Suhu tertinggi : 519 oC - 727 oC
()
Persentase (%) arang = () 100%
0.54
= 100%
3

= 18%
B. Pembuatan Abu
Suhu awal : 400 oC
Waktu penahanan : 2 jam
Suhu akhir : 900 oC
Waktu Penahanan : 1 jam
Laju kenaikan suhu : 1 oC/menit
Massa arang Massa abu massa hilang susut
P
(gram) (gram) (gram) massa(%)
1 33.036 29.341 3.695 11.184
2 43.714 38.387 5.327 12.186
3 50.306 45.134 5.172 10.281

Massa Hilang
Massa Hilang 1 = 33.036 29.341 = 3.695
Massa Hilang 2 = 43.714 38.387 = 5.327
Massa Hilang 3 = 50.306 45.134 = 5.172
Susut massa (%)
1 () 3.695
Susut massa 1 = 100% = 33.036 100% = 11.184%
1 ()
2 () 5.327
Susut massa 2 = 100% = 43.714 100% = 12.186%
2 ()
3 () 5.172
Susut massa 3 = 100% = 45.134 100% = 10.281%
3 ()
21

Lampiran 3 Analisa EDX Kemurnian Silika

Dalam hasil analisa EDX dari persentase atom bahwa penyusun SiO2
tersusun dari 3 atom yaitu Si, O, dan O maka kemurnian SiO2 :

Silika dengan Pelarut KOH 10% :


Kemurnian SiO2 = bobot atom Silikon x 3
= 25.39 x 3
= 76.17%
Silika dengan Pelarut KOH 20% :
Kemurnian SiO2 = bobot atom Silikon x 3
= 30.67 x 3
= 92.01%
Silika dengan Pelarut NaOH 20% :
Kemurnian SiO2 = bobot atom Silikon x 3
= 24.41 x 3
= 73.23%
Silika dengan pelarut NaOH 20% :
Kemurnian SiO2 = bobot atom Silikon x 3
= 28.15x 3
= 84.45%

Hasil EDX Silika dengan Pelarut KOH 10%


22

Lajutan lampiran 3 Analisa EDX Kemurnian Silika

Hasil EDX Silika dengan Pelarut KOH 20%

Hasil EDX Silika dengan Pelarut NaOH 10%

Hasil EDX Silika dengan Pelarut NaOH 20%


23

Lampiran 4 Analisa Konstanta Pegas Silika Vibrasi Ulur


Asimetri Si-O dari Si-O-Si
Massa O ( 1 ) 26 = 15.994915 u x 1.66 10-27 kg/u
= 26.5515589 x 10-27 kg
2.655 x 10-26 kg
Massa Si ( 2 )26 = 27.976496 u x 1,66 x 10-27 kg/u
= 46.44098336 x 10-27 kg
4.644 x 10-26 kg
Massa gabungan
1 2 2.655 x 1026 kg x 4.644 x 1026 kg
= = (2.655 x 1026 kg + = 1.68925 1026
1 + 2 4.644 x 1026 kg)

Silika dengan KOH 10%


1 = e (1-2xe ) 802 = e (1-2xe ) ...(1)

2 = 2 e (1-3xe ) 1103 = 2 e (1-3xe ) ...(2)


802
(1 2 )
=
1103 (1-3xe )
2
(802)2 (1-3xe ) = (1103)(1-2xe )

1604 4812xe = 1103 2206xe


4812xe 2206xe = 1604 1103
2606xe = 501
xe = 0.1922487 0.1922

e (1-2xe ) = 802
e (1-2(0.1992487))=810
802
e = (1-20.(.992487)) = 1303 1


= = 31010 1 1303 1 = 3.909 1013
=

= 4 2 2 = 4 (3.14)2 (3.909 x 1013 )2 1.68925 1026 /
= 1017.991 N/m
24

Lanjutan Lampiran 4 Analisa Konstanta Pegas Silika Vibrasi Ulur


Asimetri Si-O dari Si-O-Si

Silika dengan KOH 20%


1 = e (1-2xe ) 787 = e (1-2xe ) ...(1)

2 = 2 e (1-3xe ) 1103 = 2 e (1-3xe ) ...(2)


787 (1 2 )

=
1103 (1-3xe )
2
(787)2 (1-3xe ) = (1103)(1-2xe )

1574 4722xe = 1103 2206xe


4722xe 2206xe = 1574 1103
2516xe = 471

xe = 0.187201907 0.1872
e (1-2xe ) = 787
e (1-2(0.1872))=787
787
e = (1-2(0.1872)) = 1258 1


= = 31010 1 1258 1 = 3.774 1013
=

= 4 2 2 = 4 (3.14)2 (3.774 x 1013 )2 1.68925 1026 /
= 948.891 N/m
Silika dengan NaOH 10%
1 = e (1-2xe ) 795 = e (1-2xe ) ...(1)

2 = 2 e (1-3xe ) 1095 = 2 e (1-3xe ) ...(2)


795
(1 2 )
=
1095 (1-3xe )
2
(795)2 (1-3xe ) = (1095)(1-2xe )

1590 4770xe = 1095 2190xe


4770xe 2190xe = 1590 1095
2580xe = 495
xe = 0.19186 0.1919
25

Lanjutan Lampiran 4 Analisa Konstanta Pegas Silika Vibrasi Ulur


Asimetri Si-O dari Si-O-Si

e (1-2xe ) = 795
e (1-2(0.19186))=795
787
e = (1-2(0.19186)) = 1290 1


= = 31010 1 1290 1 = 3.87 1013
=

= 4 2 2 = 4 (3.14)2 (3.87 x 1013 )2 1.68925 1026 /
= 997.779 N/m

Silika dengan NaOH 20%


1 = e (1-2xe ) 795 = e (1-2xe ) ...(1)

2 = 2 e (1-3xe ) 1095 = 2 e (1-3xe ) ...(2)


795
(1 2 )
=
1095 (1-3xe )
2
(795)2 (1-3xe ) = (1095)(1-2xe )

1590 4770xe = 1095 2190xe


4770xe 2190xe = 1590 1095
2580xe = 495
xe = 0.19186 0.1919

e (1-2xe ) = 795
e (1-2(0.19186))=795
787
e = (1-2(0.19186)) = 1290 1


= = 31010 1 1290 1 = 3.87 1013
=

= 4 2 2 = 4 (3.14)2 (3.87 x 1013 )2 1.68925 1026 /
= 997.779 N/m
26

Lampiran 6 Dokumentasi hasil penelitian

Abu silika Proses pengadukan

Pemberian HCl pada Larutan Basa Silikat

Endapan Silika Silika


27

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Cibungbulang, Kabupaten Bogor pada tanggal 04


Oktober 1991 anak ke empat dari pasangan Maryono Rodi Saputra (Alm) dan Nyi
Unah. Tahun 2010 Penulis lulus SMA Negeri 1 Cibungbulang dan pada tahun yang
sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Depertemen Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai
asisten berbagai mata kuliah, diantaranya asisten praktikum Fisika Dasar 2 pada tahun
ajaran 2012/2013 dan 2013/2014, Asisten praktikum Termodinamika pada tahun ajaran
2012, Asisten praktikum Fisika Komputasi pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga
aktif mengajar di bimbingan belajar diantaranya pengajar mata pelajaran Fisika dan
Matematika di Primagama, Nurul Fikri, Spektrum dan pengajar Olimpiade Fisika SMA
Cibungbulang. Penulis bekerja sebagai guru IPA di SMP Hayatul Islam. Di bidang
organisasi kemahasiswaan penulis juga mengikuti organisasi kemahasiswaan
diantaranya UKM Pramuka IPB sebagai bendahara periode 2011/2012 dan 2012/2013,
Himafi sebagai Ketua Bidang PSDM periode 2011/2012, Tutor Sebaya TPB IPB
sebagai pengajar Fisika, Komunitas Muslim Fisika, dan aktif dalam Karang Taruna
Gutama sebagai Ketua Bidang Seni dan Olahraga. Penulis juga aktif mengikuti
perlombaan olimpiade sains diantaranya menjadi kontingen IPB OSN ON MIPA 2012
dan 2013. Penulis juga memperoleh penghargaan sebagai juara 1 masak Master Chef
Bidik Misi IPB 2012 dan 2013, juara 2 lomba masak STOVE Bem Fakultas
Perternakan IPB, dan Juara 1 lomba drama musikal SPIRIT.

Anda mungkin juga menyukai