Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

STUDI KELAYAKAN TAMBANG


“MANGAN”

Oleh
Yonada Rizki Ramadhan
(03021182025012)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB IV ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN
4.1 Estimasi Sumber Daya
4.1.1. Metoda
4.1.2. Domain/Zona Mineralisasi
4.1.3. Parameter Estimasi
4.1.4. Pemodelan
4.1.5. Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya
4.1.6. Pernyataan Competent Person
4.2 Estimasi Cadangan
4.2.1. Metoda
4.2.2. Domain/Zona Mineralisasi
4.2.3. Parameter Estimasi
4.2.4. Pemodelan
4.2.5. Jumlah dan Klasifikasi Cadangan
4.2.6. Pernyataan Competent Person
4.1 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan

4.1.1. Metoda

Perhitungan sumberdaya endapan mangan diawali dengan pengolahan data eksplorasi


berdasarkan data pengeboran yang telah diperoleh. Pada tahap awal pemodelan bijih mangan,
dimulai dengan pemberian kode litologi untuk membedakan lapisan clay bercampur mangan,
lapisan mangan, lapisan shale, dan lapisan limestone.
Pada tahap berikutnya, konstruksi model lapisan dilakukan untuk menggambarkan sebaran
3 dimensi lapisan-lapisan geologi yang ada, yaitu waste dan mangan. Konstruksi model geologi
ini menggunakan software Datamine Studio OP version. Proses estimasi dilakukan dengan
menghitung volume pada masing- masing model blok litologi yang telah dibuat menggunakan
software.

4.1.2. Domain/Zona Mineralisasi

Keterdapatan mineralisasi berupa jebakan bijih mangan pada daerah eksplorasi Desa
Muara Lapao-Pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Diperkirakan sangat berhubungan atau berasosiasi dengan aktivitas volcanic-intrusive selama
terjadinya injeksi magmatisme dan proses pembentukan batuan berlangsung. Dari asosiasi batuan
yang terbentuk dan tersingkap di daerah eksplorasi, serta indikasi mineralisasi dan hasil ubahan
batuan yang ditimbulkan menunjukkan bahwa terbentuknya jebakan mineralisasi tersebut
diperkirakan berhubungan erat dengan pembentukan batuan pirolusit.
4.1.3. Parameter Estimasi
Standar klasifikasi sumberdaya mengacu pada klasifikasi Sumberdaya Mineral dan
Cadangan Indonesia yang didefinisikan di dalam SNI 13-4726-1998. Selain itu pula dilakukan uji
banding dengan standar klasifikasi Australasian Code for Reporting of Identified Mineral
Resources and Ore Resources, yang didefinisikan oleh Joint Committee of the Australasian
Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientists and Minerals Council of
Australia yang juga menjadi salah satu acuan penyusunan SNI 13-4726- 1998.
Gambar 4.1 Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
4.1.4. Permodelan
Data pengeboran dari hasil eksplorasi dibuat menjadi sebuah model blok geologi
menggunakan software Datamine Studio OP version. Pada model blok, masing-masing lapisan
litologi dilambangkan dengan indeks tertentu. Data kontur topografi dibutuhkan untuk melakukan
proses estimasi sumber daya. Data kontur digunakan untuk membuat bentuk permukaan 3D dari
topografi. Kemudian dilakukan report data dari wireframe topografi dan model blok yang akan
menghasilkan data estimasi sumberdaya yang dapat diklasifikasikan menjadi sumberdaya terukur,
tertunjuk, dan tereka berdasarkan indeks data kelasnya.

4.1.5. Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya

Klasifikas sumberdaya endapan bijih mangan dibedakan menjadi tiga kategori,


berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap perhitungan jumlah sumberdaya dan kualitasnya, yaitu
sumberdaya terukur (measured), sumberdaya tertunjuk (indicated), dan sumberdaya tereka
(inferred). Ketiga klasifikasi sumberdaya tersebut dibedakan berdasarkan tingkat kerapatan data
bor yang digunakan untuk mendefinisikan badan bijih. Sumberdaya terukur, adalah klasifikasi
sumberdaya yang mampu memberikan informasi yang cukup mengenai jumlah sumberdaya dan
kandungan logam sebuah proyek dengan tingkat keakuratan +/- 15% dalam produksi kuartalan,
yaitu untuk daerah yang mempunyai tingkat kerapatan data bor 25 m x 25 m dan 50 m x 50 m.
Sumberdaya tertunjuk yaitu klasifikasi sumberdaya yang mampu memberikan informasi yang
cukup mengenai jumlah sumberdaya dan kandungan logam sebuah proyek dengan tingkat
kepercayaan diatas 70% keakuratan +/- 15% dalam produksi tahunan, yaitu untuk tingkat
kerapatan bor 100 m x 100 m dan 200 m x 200 m. Sumberdaya tereka yaitu klasifikasi sumberdaya
yang mampu memberikan informasi yang cukup mengenai jumlah sumberdaya dan kandungan
logam sebuah proyek dengan tingkat keakuratan +/- 15% secara global, yaitu untuk tingkat
kerapatan data bor 400 m x 400 m.

Jumlah sumberdaya mangan dihitung berdasarkan blok bijih dalam blok model dengan
batasan kadar (cut-off grade) 1.20%. Jumlah sumberdaya terukur, tertunjuk, dan tereka bijih
mangan adalah sebesar 2.784.481,19 ton dengan kadar rata-rata 1,25% Mn.

Tabel 4.1 Jumlah Sumberdaya Mangan Kolaka


Sumber Daya yang Tersedia
Klasifikasi COG Mangan >1.2% Mn
Tonase %Mn %Co %Fe %SiO2 %CaO %MgO
Indicated & 2,700,670.01 1.24 0.15 33.65 18.40 0.49 6.47
Measured
Inferred 83,811.18 1.49 0.06 28.32 26.55 0.95 11.79
Total 2,784,481.19 1.25 0.14 33.49 18.65 0.50 6.63

4.1.6 Pernyataan Competent Person

Menurut pernyataan ahli geologist Yonada Rizki selaku CPI Sumber Daya Mangan dari
PERHAPI, daerah Kolaka memiliki sumberdaya mangan yang layak untuk di tambang, daerah
Kolaka memiliki sumberdaya mangan sekitar kurang lebih 2.000.000 ton. Hasil permodelan
estimasi sumberdaya bijih besi yang dilakukan oleh PT. Mangan Jaya Kencana dengan
menggunakan metode Inverse Distance Cubic (IDC) menghasilkan sumberdaya bijih mangan
dengan kadar rata – rata tinggi, sedang dan rendah, sehingga sangat menguntungkan jika dilakukan
kegiatan penambangan bijih mangan.

4.2 Estimasi Cadangan

4.2.1. Metoda

Perhitungan cadangan endapan mangan diawali dengan pengolahan data eksplorasi


berdasarkan data pengeboran yang telah diperoleh. Pada tahap awal pemodelan bijih mangan,
dimulai dengan pemberian kode litologi untuk membedakan lapisan mangan bercampur clay,
mangan, shale, dan limestone pada data pengeboran.
Pada tahap berikutnya, konstruksi mode lapisan dilakukan untuk menggambarkan sebaran 3
dimensi lapisan-lapisan geologi yang ada, yaitu waste dan ore. Konstruksi model geologi ini
menggunakan software Datamine Studio OP version. Proses estimasi dilakukan dengan
menghitung volume pada masing- masing model blok litologi yang telah dibuat menggunakan
software.
4.2.2. Domain/Zona Mineraslisasi

Hasil pemetaan geologi dan pengukuran topografi menunjukkan bahwa luas sebaran
endapan pada wilayah Kolaka dan sekitarnya mencapai luas 2.959.355,94 m2, dihitung dari batas
utara wilayah Kuasa Pertambangan (KP) ke arah selatan selebar 3.682,8 meter, dan panjang
3.853,5 meter. Sedangkan endapan bijih mangan yang tersingkap di lereng selatan ketebalannya
mencapai 7 meter, dengan arah penyebaran N950E (relatif timur-barat). Sedangkan endapan lain
yang dijumpai dipermukaan diperkirakan sebagai bongkah-bongkah hasil pelengseran dari urat
bijih yang tersingkap di permukaan. Berdasarkan data tersebut, maka cadangan endapan Bijih Besi
pada wilayah eksplorasi mencapai ± 2.000.000 ton.

4.2.3. Parameter Estimasi

Standar klasifikasi sumberdaya mengacu pada klasifikasi Sumberdaya Mineral dan


Cadangan Indonesia yang didefinisikan di dalam SNI 13-4726-1998. Selain itu pula dilakukan
uji banding dengan standar klasifikasi Australasian Code for Reporting of Identified Mineral
Resources and Ore Resources, yang didefinisikan oleh Joint Committee of the Australasian
Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientists and Minerals Council
of Australia yang juga menjadi salah satu acuan penyusunan SNI 13-4726- 1998.

Gambar 4.1 Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan.


4.2.4. Permodelan
Data pengeboran dari hasil eksplorasi dibuat menjadi sebuah model blok geologi
menggunakan software Datamine Studio OP version. Pada model blok, masing-masing lapisan
litologi dilambangkan dengan indeks tertentu. Data kontur topografi dibutuhkan untuk melakukan
proses estimasi sumber daya. Data kontur digunakan untuk membuat bentuk permukaan 3D dari
topografi. Kemudian dilakukan report data dari wireframe topografi dan model blok yang akan
menghasilkan data estimasi cadangan yang dapat di tambang secara ekonomis.
4.2.5. Jumlah dan Klasifikasi Cadangan
Jumlah cadangan mangan dihitung berdasarkan jumlah sumberdaya terukur dan tertunjuk
yang memenuhi Cut Off Grade. Jumlah cadangan tertambang untuk bijih mangan adalah 442.073,97
ton. Berikut merupakan tabel opulasi secara rinci berdasarkan cast yang di tambang.

Tabel 4.3 Jumlah Cadangan Mangan

Cadangan Tertambang
Blok COG Mangan >1.2% Mn
Tonase %Mn %Co %Fe %SiO2 %CaO %MgO
Pit 1 14,736.46 1.28 0.09 27.08 31.02 0.49 7.44
Pit 2 13,763.21 1.43 0.11 28.22 21.36 0.60 8.94
Pit 3 243,271.19 1.32 0.16 34.59 16.07 0.48 5.50
Pit 4 40,128.09 1.39 0.15 34.78 15.68 0.60 4.82
Pit 5 130,175.02 1.26 0.21 36.95 17.76 0.24 3.84
Total 442,073.97 1.31 0.17 34.85 17.19 0.42 5.12

4.2.6. Pernyataan Competent Person


Dari hasil eksplorasi cadangan bijih mangan oleh PT. Mangan Jaya Kencana menggunakan
geomagnetik, menurut ahli geologist Ahmad Ridho Saputra selaku CPI cadangan mangan, hasil
eksplorasi cadangan yang dimiliki PT. Mangan Jaya Kencana adalah sebesar ± 500.000 ton.
Metode geomagnetik ini memiliki keakuratan yang sangat tinggi karena jarak antara titik ukur
yang digunakan cukup rinci dan ideal sekitar 5 – 10 m. Sehingga menghasilkan interpolasi yang
sangat baik dan anomali – anomali yang dihasilkan sangat jelas dan sangat ekonomis dan layak
sekali untuk dilakukan proses penambangan.

Anda mungkin juga menyukai