LAPORAN MINGGUAN
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MELULUSI MATA KULIAH PERENCANAAN TAMBANG
DIAJUKAN OLEH:
KELOMPOK 1
2022
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
lengkap mata kuliah Metode Perhitungan Cadangan yang berjudul “Estimasi Sumberdaya
dan Cadangan Menggunakan Metode Inverse Distance Weighted (IDW), Nearest
Neighbour Point (NNP), Dan Ordinary Kriging (OK)” dengan baik. Penyusunan laporan
ini untuk memenuhi syarat melulusi mata kuliah Metode Perhitungan Cadangan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang pertambangan.
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn, dan
Co secara residual dan sekunder. Nikel laterit dicirikan oleh adanya logam oksida
yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni dan Fe. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit adalah morfologi, batuan asal
dan tingkat pelapukan. Tingkat pelapukan yang tinggi sangat berperan terhadap
proses lateritisasi. Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari proses pelapukan
yang intensif pada batuan peridotit, selanjutnya infiltrasi air hujan masuk ke dalam
zona retakan batuan dan akan melarutkan mineral yang mudah larut pada batuan
dasar. Mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal di permukaan sehingga
mengalami pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg, dan Si. Mineral lain yang
bersifat mobile akan terlarutkan ke bawah dan membentuk suatu zona akumulasi
dengan pengkayaan (supergen) seperti Ni, Mn, dan Co (Gautama et al., 2021).
Faktor pembentukan endapan nikel laterit terdiri dari 6 faktor sebagai berikut:
1. Batuan asal
2. Iklim
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah penelitian adalah struktur
kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan
beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi
air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih
memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
5. Topografi
6. Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi (Bombang, Harold, 2020)
Nikel adalah logam putih yang cukup keras dan berkilau yang ditemukan di kerak
bumi dalam konsentrasi hingga 0,02%. Nikel ditemukan di batuan ultrabasa seperti
dunit dan peridotit, yang dibatasi dan lapuk untuk membentuk bijih nikel garnierit
sekunder. Sampai saat ini, dua jenis endapan nikel telah dikenal [8]. Profil nikel
laterit global mencakup empat taksa sebagai berikut: [9] Kerak Besi Ini adalah
bagian atas dari profil laterit. Komposisinya meliputi akar tanaman, humus, oksida
besi dan residu organik lainnya, warna khasnya adalah coklat tua - hitam dan cair.
Kandungan nikel sangat rendah sehingga tidak digunakan di pertambangan.
Ketebalan rata-rata lapisan beban berlebih adalah dari 0,3 hingga 6 m. merah tua,
adalah kumpulan besar goetit dan limonit. Iron capping memiliki kandungan besi
yang tinggi tetapi kandungan nikel yang rendah. Terkadang ada mineral hematit,
kromium. Lapisan limonit merupakan hasil pelapukan lanjutan dari batuan beku
ultrabasa. Komposisi terutama meliputi oksida besi, goetit dan magnetit. Ketebalan
rata-rata lapisan ini adalah 815 m. Di limonit, akar tanaman dapat ditemukan,
meskipun dalam proporsi yang sangat kecil. Keberadaan batuan beku ultrabasa di
zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, pada umumnya mineral batuan beku
ultrabasa telah terkonversi menjadi serpentin akibat pelapukan yang tidak
sempurna. berbutir halus, coklat kemerahan atau kuning, lapisan limonit kaya besi
menutupi seluruh area (Thamsi & Suriyani, n.d.)
2.2 Sumberdaya dan Cadangan
2.2.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah salah satunya
sumberdaya mineral yang dapat dimanfaatkan oleh negara untuk kepentingan
masyarakat. Pulau jawa bagian timur yang diwakili oleh Provinsi Jawa Timur
mempunyai potensi komoditas mineral sejumlah tiga puluh satu mineral. Potensi
sumberdaya mineral suatu daerah dapat dihitung dengan menggunakan neraca
sumberdaya mineral. Pengklasifikasian sumberdaya mineral adalah menjadi empat
sumberdaya hipotetik, sumberdaya tereka, sumberdaya terindikasi, dan sumberdaya
terukur. Acuan yang digunakan untuk menghitung neraca sumberdaya mineral
suatu daerah adalah SNI 6728.4:2015. Cadangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu
cadangan terbukti dan cadangan terkira. Sumberdaya mineral paling besar di Jawa
Timur adalah batu gamping sebesar 2.567.292.867 ton dengan cadangan terkira
sebesar 1.794.000.000 ton dan terbukti 773.292.867 ton. Tiga besar komoditas yang
paling produktif adalah Sirtu, Andesit dan Batu Gamping. Sisa cadangan terbesar
di tahun 2019 sebesar 2.566.060.071 komoditas Batu Gamping. Potensi beberapa
komoditas sumberdaya mineral di provinsi jawa timur pada tahun 2018 sangat besar
sehingga diperlukan pengelolaan yang bijaksana. Sisa cadangan yang besar
beberapa komoditas dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Komoditas yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat merupakan komoditas yang
digunakan untuk pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Pengelolaan
potensi sumberdaya mineral dapat memberikan keuntungan bagi daerah dan
masyarakat berupa pajak mineral dan batuan yang wajib dibayarkan oleh
perusahaan. Sumberdaya mineral dan cadangan memiliki dua kriteria yaitu tingkat
keyakinan gelogi dan pengkajian layak tambang. Sumberdaya mineral tereka
yaitu Sumberdaya yang tonase, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi
dengan tingkat keyakinan rendah. Kadar atau/dan kemenerusan geologi tidak
dapat diverifikasi karena hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi.
Informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi
mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, danlobang bor
tetapi kualitas dan tingkat keyakinannya terbatas atau tidak jelas. Sedangkan
sumberdaya mineral terukur yaitu sumberdaya yang mempunyai tingkat
keyakinan tinggi pada estimasi tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik,
kadar, dan kandungan mineral sumberdaya. Memerlukan tingkat keyakinan
yang tinggi dalam pemahaman geologi dan pengontrol cebakan mineral (Wahyu
Widayati, 2013)
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
n = banyaknya sampel
xi = jumlah sampel
Keterangan:
𝑆2 = variansi sampel
𝑥̅ = rata-rata
n = banyaknya sampel
xi = jumlah sampel
3. Simpangan baku (standard deviation), adalah akar dari variansi dengan
persamaan sebagai berikut:
S=√S2 (2.3)
Keterangan:
S = simpangan baku
𝑆2 = variansi sampel
4. Koefisien variasi (coefficient of variation) dalam statistik digunakan sebagai
alternatif untuk menggambarkan bentuk distribusi. Coefficient of variation
dengan angka lebih dari 1,0 menunjukkan nilai sampel sangat eratik sehingga
dapat mempengaruhi hasil penaksiran akhir. Adapun persamaannya adalah
sebagai berikut:
𝑆
CV= 𝑥̅ (2.4)
Keterangan:
CV = koefisien variasi
𝑆 = simpangan baku
𝑥̅ = rata-rata
Nilai coeffisient of variation akan menentukan analisis selanjutnya antara lain akan
dilakukannya metode top cut atau tidak, dimana top cut akan dilakukan jika nilai
coeffisient of variation diatas 1,0.
Keterangan:
Z*= kadar yang ditaksir
i = kadar ke-i (i=1…,n)
di = jarak antar titik yang ditaksir dengan titik ke-i yang menaksir (m)
K = pangkat
Z = kadar asli
n = jumlah data
Tidak bias : ∑ 𝑊𝑖 𝑁 𝑖 = 1
Bias : ∑ 𝑊𝑖 𝑁 𝑖 = > 1
Hasil taksiran : 𝑍𝑜̂ = ∑ 𝑊𝑖. 𝑍𝑖 𝑁 𝑖 (2.6)
Keterangan :
N = Banyaknya data
Zi = Titik data
Wi = Faktor pembobotan
Metode Root Mean Square Error (RMSE) diterapkan di Meteorologi untuk melihat
seberapa efektif model perkiraan matematis tentang lingkungan di Atmosfer.
Metode Root Mean Square Error (RMSE) diterapkan di ekonomi untuk mengukur
apakah model ekonomi sesuai dengan indikator ekonomi, pada Ilmu hidrologi Root
Mean Square Error (RMSE) digunakan untuk mengevaluasi kalibrasi (pengukuran
standar) pada model bawah laut. Di dunia Industri, Metode Root Mean Square Error
(RMSE) digunakan untuk menilai akurasi metode peramalan, apakah metode
peramalan tersebut sesuai atau tidak digunakan untuk memperkirakan permintaan
di masa mendatang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Data yang di kumpulkan dari data yang sudah ada baik yang bersumber dari
studi literatur, hasil penelitian sebelumnya ataupun instansi yang memberikan
penjelasan atau gambaran umum mengenai lokasi penelitian dan informasi-
informasi yang terkait. Data sekunder yang diberikan yaitu data spreadsheet
logging bor,data topografi lokasi studi, data citra satelit lokasi studi, nilai
densitas lokasi studi, dan nilai COG lokasi studi.
3.3.1 Pengambilan dan Pengumpulan Data
Dalam praktikum ini data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang
berupa data topografi dan data titikbor PT Ifsu Jaya dan data pemboran.
Studi Literatur
Rumusan Masalah
Bagaimana menghirung sumberdaya dan
cadangan menggunakan netpromine
Pengumpulan Data
Data Primer:
-
Data Sekunder:
1. Data Topografi
2. Data Titik bor
• Assay
• Collar
• Geologi
• survey
Pengolahan Data
1. Mengimput data topografi dan data pemboran (assay, collar, geologi,
dan survey) sehingga menjadi database dan menampilkan drill hole
2. Membuat geologi modelling menggunakan software netpromine
3. Menganalisis statistic dasar berupa garfik histogram nikel laterit
4. Membuat blok model menggunakan software netpromine
5. Mengestimasi sumber daya bijih nikel menggunakan software surpac
metode
IDW (Inverse Distance Weighting)
6. Mengestimasi cadangan yang akan di tambang
A
Mine Design
Pembuatan blok model dan model estimasi cadangan
Hasil
Blok Model dan Model Estimasi Cadangan
Selesai
Sumberdaya suatu bahan galian merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan
eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumber daya sampai
pada cadangan tertambang yang merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi.
Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk
mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak atau
tidak. Dalam hal ini mineable coal merupakan kapasitas (jumlah) cadangan
batubara yang dapat ditambang (tertambang) pada kondisi teknologi penambangan
sekarang, dengan telah mempertimbangkan faktor lingkungan, hukum dan
perundang-undangan serta peraturan yang berlaku (legalitas), serta kebijakan
pemerintah yang diterapkan. Dari perhitungan tersebut pula dibuat batas-batas
kegiatan penambangan (pit limit). Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya mineral
tidak saja berarti dapat menggali sebanyak mungkin dengan tetap memperhatikan
batasan-batasan lingkungan dan keselamatan kerja sejalan dengan prinsip
konservasi, tetapi juga mengandung arti bahwa manfaat ekonomi yang diperoleh
haruslah maksimal.
Secara umum dapat diketahui bahwa lokasi praktikum masuk kedalam kategori
satuan morfologi pedataran dan perbukitan landai. Berdasarkan kondisi topografi
dapat diketahui bahwa disekitar lokasi titik bor berada pada ketinggian titik bor
225-330 mdpl. Terbentuknya pola kelerengan tersebut memiliki kaitan erat
terhadap kondisi materian dan struktur geologi daerah penelitian. Sehingga pola
kelerengan yang dihasilkan akan mencerminkan intensitas dan proses suatu
pembentukan nikel laterit. Kenampakan bentuk bentang alam dicirikan oleh daerah
pedataran dan perbukitan. Pada hasil pengamatan dapat diketahui kemiringan
lereng terbagi dari datar (0 derajat) sampai sangat curam (30 derajat) dengan
interval kontur 5 m.
Peta topografi adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian
permukaan tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan
dengan garis-garis kontur. Informasi topografi yang terdapat pada peta topografi
dapat digunakan untuk membuat model tiga dimensi dari permukaan tanah pada
peta tersebut. Dengan model tiga dimensi maka objek pada peta dilihat lebih hidup
seperti pada keadaan sesungguhnya di alam, sehingga untuk menganalisa suatu peta
topografi dapat lebih mudah dilakukan.
Berdasarkan peta topografi diatas dapat diketahui bahwa disekitar lokasi titik bor
berada pada ketinggian 225-330 Mdpl,dengan interval konturnya 5 m. Pada lokasi
titik bor banyak terdapat di daerah kontur renggang serta berada dipuncak.
Gambar 4.2 Peta Kemiringan Daerah Studi
Berdasarkan peta kemiringan lereng daerah studi terbagi dari datar (0 derajat)
sampai sangat curam (>30 derajat ) dengan terdapat daerah datar yang berada di
puncak .
Geologi regional merupakan informasi tentang tatanan geologi suatu daerah
dengan cakupan dan skala yang relative luas.
Berdasarkan peta geologi regional daerah studi dapat diketahui keadaan geologi
regional daerah studi fokus pada titik bor yang berada pada formasi ultramefik
dengan litologi yaitu Harzburgit, dunit, wherlit, serpentinit, gabro, basal, dolerit,
diorit, mafik meta, amphibolit, magnesit & setempat rodingi
Gambar 4.4 Peta Analisa Struktur Daerah Studi
Berdasarkan peta Analisa struktur daerah studi dapat diketahui struktur geologi
yang terdapat di daerah studi yaitu kelurusan dan sesar sungkup. Tidak terdapat
struktur dibagian titik bor tetapi terdapat di daerah sekitarnya.
4.2 Block Model 3D dan Sumberdaya
Metode block modelling merupakan metode permodelan suatu cadangan ke
dalam bentuk penampang block by block yang dituangkan dalam model 3 dimensi
atau model 2 dimensi. Metode block modelling dimanfaatkan untuk menganalisis
dan melihat penyebaran jumlah cadangan batubara dan overburden secara block
by block, section by section, dan elevation by elevation, sehingga dapat terlihat
estimasi jumlah batubara yang didapat pada setiap range elevasinya. Block model
ini akan menjadi salah satu landasan dalam melakukan perencanaan produksi
terutama dalam melakukan simulasi scheduling untuk menentukan waktu mulai
diproduksinya batubara hingga mine out, selanjutnya hal ini akan berpengaruh
kepada laju aliran dana (cash flow) penambangan suatu pit.
Pada blok model limonit dapat diketahui block geomeri x dengan minimum
coordinate 389.600.000 dan maximum coordinate 390.305.000 kemudian pada
block geometri y dapat diketahui minimum coordinate 9.427.001.000 dan
maximum coordinate 9.427.551.000 sedangkan pada block model z dapat
diketahui minimum coordinatenya yaitu 224.831 dan maximum coordinatenya
yaitu 330.831 dengan total block number berkisar 61337 dan total black model
volume (m3) yaitu 1.161.469.000 (%99.02)
Pada blok model limonit dapat diketahui block geomeri x dengan minimum
coordinate 389.600.000 dan maximum coordinate 390.305.000 kemudian pada
block geometri y dapat diketahui minimum coordinate 9.427.001.000 dan
maximum coordinate 9.427.551.000 sedangkan pada block model z dapat
diketahui minimum coordinatenya yaitu 222.684 dan maximum coordinatenya
yaitu 329.684
Gambar 4.7 Blok Model Sumberdaya Zona Limonit
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah
1. Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses
pelapukan kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur
Ni, Fe, Mn, dan Co secara residual dan sekunder. Nikel laterit dicirikan oleh
adanya logam oksida yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni dan
Fe. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit
adalah morfologi, batuan asal dan tingkat pelapukan. Tingkat pelapukan
yang tinggi sangat berperan terhadap proses lateritisasi.
2. Estimasi sumberdaya adalah estimasi potensi dari endapan mineral bijih yang
terletak di permukan bumi untuk mengetahui apakah endapan tersebut layak untuk
dilanjutkan ke proses penambangan selanjutnya yaitu perhitungan cadangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumberdaya dari
endapan bijih nikel laterit serta mengetahui keteba. D lan endapan mineral,
kedalaman titik bor dan topografi dari area yang diestimasi tersebutata.
3. Estimasi sumberdaya ini dilakukan untuk mengetahui berapa sumberdaya yang ada
di lokasi yang akan ditambang dan mengetahui berapa kadar yang ada di daerah
yang akan ditambang itu.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis adalah agar dapat dilakukan
perhitungan dengan menggunakan metode yang lain atau dengan menggunakan
metode estimasi yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA