Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktikum Permodelan dan Estimasi Sumber
Daya yang telah saya lakukan. Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Permodelan dan Estimasi Sumber Daya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Selain diekspor, saprolit dengan kandungan Ni ≥ 1,8 % juga diolah di
Sulawesi Tenggara untuk memproduksi FeNi dan Ni matte. FeNi diproduksi
oleh BUMN PT Aneka Tambang di Pomalaa sejak 1973/1974, dan Ni matte
diproduksi oleh PT Vale Indonesia di Soroako sejak 1977/1978. Dengan
terbitnya UU Minerba 2009 yang mulai berlaku Januari 2014 menunjukkan
kepedulian Indonesia akan kekayaan mineral dan batu bara ditanah air. Dalam
UU tersebut ekspor bahan baku mineral dilarang, dan wajib untuk mengolah
mineral didalam negeri mulai Januari 2014. UU tersebut tidak menimbulkan
masalah untuk laterit yang sudah diolah didalam negeri khususnya untuk laterit
kadar tinggi saprolit dengan kandungan Ni ≥ 1,8 %. Serta laterit kadar rendah
yang diolah oleh PT INDOFERRO untuk memproduksi NPI (Nickel Pig Iron)
di Cilegon Banten sejak 2012. Untuk larangan ekspor laterit dan laterit kadar
rendah yang belum diolah di tanah air, UU tersebut akan menimbulkan masalah
yang tidak sederhana.
Dengan menghentikan ekspor laterit mulai Januari 2014, Indonesia akan
menghadapi masalah hukum dagang. internasional yang tidak sederhana.
Untuk laterit kadar rendah yang terdiri dari limonit dan saprolit dengan
kandungan Ni < 1,8 %, juga akan timbul masalah bagaimana harus
mengolahnya. Karena untuk bisa mengolah laterit khususnya laterit kadar
rendah sangat dibutuhkan pasar yang siap menyerap produk, penguasaan
teknologi, dan modal yang tidak sedikit. Sehingga yang bisa menggarap laterit
dari eksplorasi, penambangan sampai pengolahan adalah BUMN seperti PT
Aneka Tambang (Antam), kerja sama PT Antam dengan asing, dan PMA
(penaman Modal Asing) seperti PT Vale Indonesia.
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
• Untuk membuat block model mineral nikel laterit menggunakan software
Geovia Surpac.
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
• Untuk mengolah data, membuat model cadangan estimasi, perhitungan
volume, dan system grade control menggunakan software Geovia Surpac.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Apabila dilihat secara vertikal, horizon-horizon utama dari endapan nikel
laterit adalah sebagai berikut:
• Lapisan paling atas merupakan zona top soil yang merupakan tanah hasil
pelapukan zona-zona di bawahnya yang memiliki kandungan Ni sangat
rendah. Selain top soil biasanya juga terdapat iron cap yaitu lapisan yang
memiliki kadar Fe cukup tinggi. Iron cap ini memiliki kandungan nikel
yang relatif sedikit akibat terjadinya mobilisasi unsur nikel dan
pengkayaan Fe.
• Dibawah zona top soil terdapat lapisan yang kaya akan oksida besi yang
disebut dengan limonit. Limonit memiliki kandungan unsur Ni yang lebih
tinggi dibandingkan dengan zona top soil tetapi kandungan unsur Fe
semakin berkurang. Zona ini didominasi oleh mineral goethit [FeO(OH)]
dan juga terdapat mineral lain seperti magnetit [𝐹𝑒3 𝑂4], hematit [𝐹𝑒2 𝑂3 ],
kromit [𝐶𝑟2 𝑂4 ], serta kuarsa sekunder.
• Lapisan yang terbentuk pada tahap awal proses pelapukan yang disebut
dengan saprolite. Berdasarkan kenampakan megaskopis, zona saprolit
dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu low saprolite ore zone (LSOZ) dan
high saprolite ore zone (HSOZ). Yang membedakan keduanya adalah
kandungan Fe yang masih tinggi pada zona LSOZ, sedangksn pada zona
HSOZ masih dijumpai fragmen-fragmen batuan. Zona saprolit ini
didominasi oleh mineral-mineral seperti serpentin, kuarsa sekunder, Ni-
kalsedon, garnierit, dan pada beberapa bagian terdapat limonit. Batas
antara zona saprolit dengan zona dibawahnya, yaitu zona protolith,
umumnya bergradasi dan tidak beraturan akibat tidak meratanya tingkat
pelapukan yang dialami oleh batuan.
5
Gambar 2.2 Penampang Vertikal Zona Endapan Nikel Lateri
(Guilbert,1986)
• Bagian terbawah dari penampang vertikal atau bedrock dari endapan nikel
laterit adalah protolith. Protolith merupakan batuan asal yang berupa
batuan ultramafik, umumnya berupa harzburgite (peridotit yang kaya akan
orthopiroksen), peridotit atau dunit.
6
BAB III
2. Buka aplikasi Geovia Surpac, kemudian klik folder data tersebut, klik kanan
dan pilih Set as work directory. Agar data yang dihasilkan satu folder dengan
folder yang dipilih.
3. Kemudian masukkan data tersebut dengan cara dispaly data yang telah
disiapkan. Klik display topo. Klik topo str difolder klik tahan kemudian
letakkan dilayar hitam tersebut. Kemudian muncul lah topografi tersebut.
7
4. Kemudian diubah menjadi DTM agar solid, klik kanan topo str, kemudian
klik Create DTM. Kemudian save layer agar data DTM tersimpan.
6. Klik apply. Contour yang diminta akan tersave. Kemudian jika ingin
memunculkan contour, klik 2 kali contour yang tersave.
8
3.2 Tahapan Geodatabase
1. Klik menu Database – Database – OpenNew.
• Sesuaikan data yang ada di excel jika tidak ada data tersebut maka klik
centang, agar data tersebut dihilangkan.
9
• Jika ada data yang tidak termasuk di Mandatory Fields, maka
masukkan data di Optional Fields.
• Klik Apply.
2. Klik Database – Database – Import Data
• Format file name dan Report file name samakan saja nama datanya
seperti diatas.
10
• Kemudian samakan column dengan kolom data yang digunakan pada
excel. Hilangkan tanda centang di include jika data tersebut tidak ada.
• Kita tunggu surpac membaca datanya. Jika sudah maka akan muncul
seperti dibawah ini.
11
• Hasil nya seperti dibawah ini.
12
• Use true thickness : hilangkan centang
• Required co-ordinate position : bottom
13
2). Lim atas :
- Di Zone thickness and depth diisi :
• Location : lim_atas
• ID number :0
• String :1
• No zone string :2
• Report file name : lim_atas
• Format : .not – Surpac Note File
• Which zone selection method : MULTIPLE ZONES
• Use true thickness : hilangkan centang
• Required co-ordinate position : top
14
2. Jika ingin membuat DTM dari 2 data diatas maka klik kanan file di kiri
bawah – create DTM. Hilangkan tanda centang di Perform break line test.
Klik apply. Jangan lupa save DTM dengan klik Save layer.
3. Jika ingin membuat agar solid DTMnya maka klik menu Surface – Clip or
intersect DTMs – Create solid by intersecting 2 DTMs.
15
- Kemudian ada keterangan Select upper trisolation. Select upper yang
atas berwarna biru. Dan Select lower trisolation pilih yang warna
coklat yang bawah.
- Maka hasilnya dibawah ini. Kemudian save layer.
16
3. Pada menu ini kita centang Get extents from string file.
• Kemudian untuk locationnya kita isi topo.str.
• Kemudian untuk block size nya kita isi: y=5, x=5, z=5.
• Untuk sub blocking kita pilih standard.
• Kemudian kita apply.
4. Setelah block modelnya kita bikin kemudian kita display block model
tersebut. Lalu klik apply. Hasilnya seperti dibawah ini.
17
• Kemudian kita beri nama batas_ore.
• Lalu apply.
• KESIMPULAN
Aplikasi surpac dapat mempermudah dalam pembuatan block model
mineral nikel laretil menggunakan sofware surfac
18