Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bahan galian yang
melimpah, salah satunya adalah endapan nikel laterit. Yang mana kita
ketahui endapan nikel laterit merupakan hasil dari pelapukan batuan
ultramafic pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada iklim tropis sampai
dengan subropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses
pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di indonesia bagian
Timur khususnya pulau sulawesi memiliki endapan nikel laterit.
Penambangan nikel laterit di Indonesia telah dilakukan sebelum
kemerdekaan dan masih berlangsung hingga sekarang.
Pulau Sulawesi dan sekitarnya termasuk dalam daerah yang
kompleks akibat dari interaksi tiga lempeng, yaitu Lempeng Australia,
Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Bentuk pulau yang seperti huruf K
dapat menunjukkan adanya kompleksitas geologi di Pulau Sulawesi.
Nikel Laterit merupakan material hasil pelapukan batuan secara
intens yang terjadi karena proses naik turunnya muka air sehingga terjadi
pembentukan lapisan endapan laterit nikel. Lapisan tersebut terdiri atas
lapisan overburden, limonite, saprolite, dan bedrock yang masing-masing
memiliki kandungan nikel (Ni) yang berbeda. Lapisan overburden relatif
berada di permukaan dan memiliki kandungan nikel yang relatif rendah.
Adapun lapisan laterit nikel yang mengandung nikel tinggi adalah lapisan
limonite dan saprolite. Bedrock merupakan lapisan terbawah dari endapan
laterit nikel dengan kandungan nikel rendah.
Nikel (Ni) merupakan logam berwarna putih keperakan yang keras
dan tahan korosi. Logam ini termasuk material yang cukup reaktif terhadap
asam dan lambat bereaksi terhadap udara pada suhu dan tekanan normal.
Logam ini cukup stabil dan tidak dapat bereaksi terhadap oksida, sehingga
sering digunakan sebagai koin dan pelapis yang sifatnya paduan. Dalam

1
dunia industri, nikel adalah salah satu logam yang paling penting dan
memiliki banyak aplikasi; 62% dari logam nikel digunakan untuk baja tahan
karat, 13% sebagai superalloy dan paduan tanpa besi karena sifatnya yang
tahan korosi dan suhu tinggi.
Seperti juga tambang jenis lainnya, dalam penambangan nike lateritl
diperlukan estimasi untuk dapat menghitung deposit endapan mineralnya.
Estimasi sumberdaya ini sangat penting karena digunakan untuk
menghitung nilai ekonomis suatu mineral dan juga dapat diketahui besar
cadangannya sehingga dapat dihitung pula kelangsungan hidup tambangnya.
Unit penambangan memegang peran penting dalam kelangsungan
usaha pertambangan melalui perencanaan penambangan yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu peneliti tertarik utuk melakukan kerja praktek
dengan judul STUDI TEKNIS PENAMBANGAN ENDAPAN NIKEL di
PT. Lamario Celebes Perkasa
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahdalam penelitian ini yaitu :


1. Bagaimana tahapan penambangan endapan bijih nikel dilakukan ?
2. Factor-faktor apa saja yang berpengaruh pada kegiatan Penambangan.?

1.3 Batasan Masalah


Penulis membatasi masalah penelitian hanya fokus pada studi teknis
penambangan bijih nikel dan faktor-faktornya.

2
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan teknis penambangan endapan bijih nikel di
lakukan
2. Untuk mengetahui factor-fackor yang berpengaruh pada kegiatan
Penambangan.
1.5 Manfaat Penelitiaan
Adapun setelah dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh beberapa manfaat baik terhadap penulis maupun terhadap
perusahaan yaitu :

1. Sebagai perbandingan antara teori dan praktek.


2. Sebagai bahan studiperbandingan bagi penelitian yang adakaitannya
dengan Permasalahan estimasi sumberdaya dan penyebaran endapan
nikel laterit.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan pada laporan kerja praktek (KP) iniantara
lain :
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang yang melandasi penelitian sehingga
dilakukan yaitu berupa rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 
BAB II Tinjauan Umum, menjelaskan tentang profil perusahaan tempat
penelitian di lakukan.
BAB III Landasan Teori, menjelaskan tentang materi - materi ataupengertiandari 
judul yang dipilih. yaitu materi  teoritis tentang cadangan, sumberdaya,
estimasi sumberdaya, serta metode yang digunakan dalam
estimasisumberdaya.
BAB IV Metodologi dan Hasil Penelitian, menjelaskan langkah-langkah dalam
proses kerja praktek, alat dan bahan penunjang penelitian serta hasil yang
didapatkan melalui proses penelitian.

3
BAB V Pembahasan, menggambarkan hasil data-data yang di proses dalam
penelitian melalui diagram serta menjelaskan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proses penelitian.
BAB VI Penutup, berisi kesimpulan dan saran unruk keperluan penerapan
maupun pengembangan selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan. Sejalan dengan pergerakan penggunaan dan
harga nikel dunia yang akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan dari waktu ke
waktu, memberikan peluang yang sangat baik bagi PT. Ceria Nugraha Indotama
(CNI) untuk melakukan penambangan nikel. Pada tanggal 19 Agustus 2011, PT.
Ceria Nugraha Indotama memenangkan lelang yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Kolaka terhadap blok Lapao-Pao di Kecamatan Wolo,
Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, Dengan total luas area izin usaha
pertambangan (IUP) sebesar 6.785 Ha berdasarkan keputusan Bupati Kolaka No.
327 tahun 2011.
Setelah memenangkan lelang tersebut, maka PT. Ceria Nugraha Indotama
(CNI) kemudian menerima Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi No. 348
Tahun 2011. Setelah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi telah diperoleh maka
pihak perusahaan melakukan survei tinjau terhadap lokasi Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Eksplorasi tersebut, kemudian dari tingkat keyakinan dan
penelaahan hasil survei, maka dapat diyakinkan bahwa ada prospek area nikel di
daerah izin usaha pertambangan (IUP) Eksplorasi PT. Ceria Nugraha Indotama
(CNI), atas dasar keyakinan tersebut PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI)
mengajukan permohonan ijin peningkatan menjadi Ijin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi. Pada tanggal 3 Oktober 2011 PT. Ceria Nugraha Indotama
(CNI) mendapatkan IZin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi No. 177
Tahun 2012 pada tanggal 23 April 2012. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi dapat dilihat pada gambar 2.1. PT. Ceria Nugraha Indotama
(CNI) salah satu perusahaan mineral bijih yang menerapkan Sistem penambangan
tambang terbuka dengan metode open cut.

5
Sumber: Laporan Kerja Praktek Syefriyanto Rombe (2019)
Gambar 2.1Peta IUP PT Ceria Nugraha Indotama

Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)


Gambar 5.11. Peta kesampaian daerah PT.Lamario Celebes Perkasa

6
2.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Penelitian
Secara geografis berdasarkan garis bujur dan lintang (longitude/latitude,
WGS ’84), PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) terletak pada koordinat : 121 o
14’58” s.d. 121o 18’04” BT (Bujur Timur) dan 3o 54’38” s.d. 3o 50’56” LS
(Lintang Selatan). Kolaka adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Kabupaten Kolaka terdiri dari 13 Kecamatan dan salah
satunya adalah Kecamatan Wolo dengan luas wilayah sebesar 1.190,54 Km2.
Wilayah Kecamatan Wolo secara administrasi berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Iwoimenda
2. Disebelah Barat berbatasan dengan Teluk Bone
3. Disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Samaturu
4. Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Uluiwoi

Lokasi kerja praktik berada di Kecamatan Wolo, yang berada dalam


wilayah IUP yang dikelola oleh PT. Ceria Nugraha Indotama. Untuk mencapai
Wilayah PT Ceria Nugraha Indotama di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka
dapat dicapai melalui rute dengan jarak tempuh untuk kendaraan adalah sejauh ±
58 km dengan kisaran waktu ±1,5 jam dari Kabupaten Kolaka menuju Perusahaan
PT. Ceria Nugaraha Indotama di Kecamatan Wolo.
2.3 Iklim dan Curah Hujan
Daerah Kecamatan Wolo merupakan daerah yang beriklim tropis. Kegiatan
penambangan bijih Nikel pada PT. Ceria Nugraha Indotama masih sangat
dipengaruhi oleh iklim. Wilayah PT. Ceria Nugraha Indotama yang terletak di
Kabupaten Kolaka berada di sekitar garis Khatulistiwa dan dekat dengan laut yang
memiliki suhu maksimum 31°C dan suhu minimum 12°C dengan suhu rata-rata
24°C - 28°C.

7
Tabel 2.1 data curah hujan bulanan Kab. Kolaka 2019
Bulan Curah hujan (mm)
Januari 152
Februari 231
Maeret 155
April 263
Mei 209
Juni 264
Juli 45
Agustus 54
September 7
Oktober 75
November 0
Desember 137
Sumber : Stasiun Meteorology Sangia Ni Bandera Kolaka , 2019
Data curah hujan diperoleh dari stasiun pengukuran curah hujan daerah
kabupaten kolaka pada tahun 2019. Curah hujan harian tertinggi pada tahun 2019
terjadi pada bulan Juni sebesar 264 mm.
2.4 Geologi Regional Dan Sumberdaya Mineral
Berdasarkan peta Geologi Regional Lembar Lasusua – Kendari, yang
dimodifikasi dari Simanjuntak, dkk., (1994) dengan skala 1 : 120.000, susunan
litologi di daerah kerja praktik tersusun oleh batuan Sedimen Pratersier anggota
Formasi Meluhu dan Formasi Tokala, kompleks batuan ultrabasa berumur kapur,
serta batuan sedimentersier anggota Formasi Alangga dan endapan alluvial
berumur kuarter.

8
Sumber:Laporan Kerja Praktek Syefriyanto Rombe (2019)
Gambar 2.2 Peta Geologi Lokal Daerah Wolo dan Sekitarnya
2.4.1 Geomorfologi
Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo dan
sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka,
Sulawesi Tenggara yang disusun oleh Simanjuntak,dkk., (1994). Daerah
penelitian termasuk dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat
dibagi dalam daerah pegunungan, daerah perbukitan dan daerah pedataran.
Daerah pegunungan menempati bagian selatan dan utara. Dibagian selatan
terdapat pegunungan yakni pegunungan blok Lapao-Pao di bentuk oleh batuan
granit. Sedang bagian utara di tempati pegunungan Tamborasi di susun oleh
batu gamping. Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan ketinggian
200-700 meter dan merupakan perbukitan agak landai yang terletak diantara
pegunungan dan pedataran. Perbukitan ini di bentuk oleh batuan vulkanik,
ultramafik dan batupasir.
2.4.2 Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan
Ultrabasa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur
Holosen.Batuan ultrabasa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan

9
ofiolit (Ku) yang terdiri atas peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit. Peridotit,
berwarna hitam kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik,
hablur penuh, yang tersusun oleh mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas
serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk kristal tidak sempurna (anhedral),
terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan; agak
keras mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur sesar. Pada umumnya
bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat yang
menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai belasan
meter. Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di jumpai didaerah ini.
Batuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang merupakan batuan dasar dan
lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih takselaras dengan formasi Matano yang
berumur kapurakhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara
sungai besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti.
2.4.3 Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat pada Daerah Wolo berupa sesar geser
mendatar, sesar turun, kekar yang dijumpai hampir pada semua batuan kompleks
mafik dan batuan ultramafik, begitu juga perlipatan yang diduga mulai terbentuk
sejak mezosoikum (Simanjuntak,dkk.,1994). Pada daerah Wolo banyak terdapat
kekar-kekar yang terisi oleh mineral-mineral sekunder, misalnya garnierit,
krisopras, asbes dan kalsedon (silika).
2.5 Genesa Nikel Laterit Lokasi Penelitian
2.5.1 Bentuk Endapan
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dilapangan, dijumpai endapan bijih
nikel dengan variasi ketebalan antara 4 – 10 meter. Dari data hasil tes pit,
singkapan memperlihatkan kondisi berwarna merah kecoklatan dibagian atas,
berwarna kuning kehijauan dibagian tengah, berbutir halus – sedang, fragmen

10
pasiran sampai gravel, mineralisasi dijumpai berupa limonit, hematite, geotit,
klorit, serpentin dan krisopras.
Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan bervariasi antara 2 – 4 meter
dengan kandungan oksida besi yang cukup tinggi. Pada bagian tengah merupakan
lapisan saprolit yang memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan limonit yang berada pada bagian lapisan atas, dijumpai urat-urat kuarsa
(quartzveins) yang tidak beraturan dengan varian kuarsa berupa kalsedon dan
krisopras.
a. Lapisan Limonit
Lapisan ini merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir
lempung sampai pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun
masih sangat sulit, dengan tebal lapisan berkisar antara 1 – 10 m. Lapisan
ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Pada zona
limonit hampir seluruh unsur yang mudah larut dan hilang, kadar MgO
hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar SiO2 berkisar 2 – 5% berat.
Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60 – 80% berat dan kadar Al2O3
maksimum 7% berat. Zona ini didominasi oleh mineral Goethit, disamping
juga terdapat Magnetit, Hematit, Kromit, serta Kuarsa sekunder.Pada
Goethit terikat Nikel, Krom, Kobalt, Vanadium, dan Aluminium.
b. Lapisan Saprolit
Lapisan ini merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk,
berupa bongkah-bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai
kehijauan. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan
geokimia zona saprolit yang terletak di atas batuan asal ini tidak banyak,
H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2 –
4%, sedangkan Magnesium dan Silikon hanya sedikit yang hilang. Zona
ini terdiri dari vein-vein Garnierit, Mangan, Serpentin, Kuarsa sekunder.
c. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah-bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75
cm, dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar

11
mineral mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ±
5% serta Ni dan Co antara 0.01 – 0.30%.

2.6 Tahap Kegiatan Penambangan Pada PT. Ceria Nugraha Indotama


(CNI)
Tahapan kegiatan penambangan pada PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI)
dilakukan dengan metode tambang terbuka (Open cut) dan secara garis besar
kegiatan penambangannya sebagai berikut :
2.6.1 Pembersihan lahan (Land Clearing)
Kegiatan ini merupakan langkah awal proses penambangan meliputi
pembersihan vegetasi yang menutupi daerah tambang agar tidak mengganggu
pada saat dilakukan pengupasan tanah penutup (Overburden). Alat berat yang
dioperasikan untuk pekerjaan ini adalah Bulldozer.

Sumber:Ahmad Halir (2021)


Gambar 2.3 Kegiatan Land Clearing

2.6.2 Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping)


Setelah tahap pembersihan, maka kegiatan dilanjutkan dengan pengupasan
lapisan tanah penutup (Overburden) yang merupakan material bagian atas yang
menutupi tanah laterit yang memiliki kadar nikel yang rendah. Setelah lapisan
tanah penutup dikupas kemudian diangkut ke disposal area (tempat yang sengaja
disediakan untuk menampung Overburden) kemudian akan digunakan untuk
menutupi daerah pasca tambang sebagai dasar bagi tanaman penghijauan dalam
revegetasi.

12
Sumber:Ahmad Halir(2021)
Gambar 2.4 Kegiatan Stripping Overburden

Alat berat yang dioperasikan untuk kegiatan ini adalah Excavator sebagai
alat gali muat. Sedangkan pengangkutan dipergunakan alat angkut Dump Truck.
2.6.3 Proses Penambangan Bijih Nikel
Proses penambangan bijih nikel yang dilakukan di PT. Ceria Nugraha
Indotama (CNI) adalah sebagai berikut :
1. Penggalian (Ore getting)
Proses pengerjaan penggalian bijih nikel merupakan pekerjaan untuk
mengambil bijih dari induknya yang memiliki kandungan Ni ≥ 1.70 % pada
tempat penumpukan sementra (penumpukan di front penambangan) dengan
menggunakan alat excavator, proses penggalian dilakukuan secara selective
mining.

Sumber:Ahmad Halir (2021)


Gambar 2.5 Kegiatan Ore getting

13
2. Pemuatan Dan Pengangkutan (Ore Loading dan Ore Hauling )
Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memuat ore yang telah digali kedalam
alat angkut Dump Truck. Alat berat yang dioperasikan untuk kegiatan ini
adalah Excavator. Dengan waktu edar alat muat Excavator tersebut dimulai
saat Excavator menyentuh material, waktu menggali material, waktu angkat
bucket dan swing berisi, waktu mengarahkan bucket dan tumpah isi bucket,
waktu swing kosong sampai menyentuh material kembali. Proses terus
berlanjut sampai Dump Truck penuh. Setelah kegiatan pemuatan selesai
maka dilanjutkan dengan kegiatan pengangkutan. Pengangkutan ore hasil
penambangan dapat dilakukan dengan alat angkut Dump Truck dari lokasi
penambangan menuju (Stok yard).

Sumber:Ahmad Halir (2021)


Gambar 2.6 Proses Pemuatan dan Pengangkutan
3. Pengapalan
Pengapalan merupakan kegiatan pemuatan ore dari stock yard ke tongkang.

Sumber:Ahmad Halir (2021)


Gambar 2.7 Kegiatan Pengapalan

14
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik  yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam
keadaan murni, Nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan Besi,
Krom, dan logam lainnya, dapat membentuk Baja tahan karat yang keras.
Nikel merupakan komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751, merupakan logam
berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong
dalam logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadap
oksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya dibawah suhu yang
ekstrim. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri,
seperti : pelindung Baja (Stainless Steel), pelindung Tembaga, industri
Baterai, Elektronik, aplikasi industri Pesawat Terbang, industri Tekstil,
Turbin Pembangkit Listrik bertenaga Gas, pembuat Magnet kuat, pembuatan
alat-alat Laboratorium (Nikrom), Kawat Lampu Listrik, Katalisator Lemak,
Pupuk Pertanian, dan berbagai fungsi lain.

Gambar 1 ; bijih nikel

15
a. Karakteristik Nikel

Tabel 1. karakteristik Nikel

1 NAMA NIKEL

2 Lambang Ni

3 Nomor Atom 28

4 Deret Kimia Logam Transisi

5 Golongan VIII B

6 Periode 4

7 Blok D

8 Penampilan Kemilau, Metalik

9 Massa Atom 58.6934(2) G/Mol

10 Konfigurasi Electron [Ar] 3d8 4s2

11 Jumlah Elektron Tiap 2, 8, 16, 2


Kulit

3.2. Endapan Bijih Nikel


Batuan induk bijih Nikel adalah batuan Peridotit. Menurut Vinogradov
batuan Ultrabasa rata-rata mempunyai kandungan Nikel sebesar 0,2 %. Unsur
Nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral Olivin dan Piroksin,
sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi
antara Ni, Fe dan Mg dapat di terangkan karena radius Ion dan muatan Ion
yang hampir bersamaan diantara unsur-unsur tersebut. Proses Serpentinisasi
yang terjadi pada batuan Peridotit akibat pengaruh larutan Hidrothermal,
akan mengubah batuan Peridotit menjadi batuan Serpentinit atau batuan
Serpentinit Peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta
pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan

16
dekomposisi pada batuan induk.
3.3. Genesa Endapan Bijih Nikel
Proses pembentukan Nikel Laterit di awali dari proses pelapukan
batuan Ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan Harzburgit. Batuan ini banyak
mengandung Olivin, Piroksen, Magnesium Silikat dan Besi, mineral-mineral
tersebut tidak stabil dan mudah mengalami proses pelapukan. Faktor kedua
sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air tanah yang kaya
akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan, akan mengurai
mineral-mineral yang terkandung dalam batuan Harzburgit tersebut.
Kandungan Olivin, Piroksen, Magnesium Silikat, Besi, Nikel dan Silika akan
terurai dan membentuk suatu larutan, di dalam larutan yang telah terbentuk
tersebut, Besi akan bersenyawa dengan Oksida dan mengendap sebagai Ferri
Hidroksida. Endapan Ferri Hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air,
sehingga kandungan air pada endapan tersebut akan mengubah Ferri
Hidroksida menjadi mineral-mineral seperti Goethite (FeO(OH)), Hematit
(Fe2O3) dan Cobalt.
Endapan Nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu :

a. Lapisan Tanah Penutup


Lapisan tanah pnutupbiasa disebut iron capping. Material lapisan
berukuran lempung, berwarnah coklat kemerahan, dan biasanya terdapat
juga sisa-sisa tumbuhan. Tebal lapisan bervariasi antara 0-2 meter.
b. Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung
sampai pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih
sangat sulit, dengan tebal lapisan berkisar 1-10 meter.
c. Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupah
bongkah – bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan.
Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.

17
d. Batuan Dasar (bedrock)
Bagian terbawah dari profil Nikel Laterit, berwarnah hitam
kehijauan terdiri dari bongkah-bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75
cm, dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis.
Adapun penampang nikel laterit dapat dilihat pada gambar berikut :

 Lapisan tanah
pentup(tebal lapisan 0-2
m)

 Limonit (Lapisan berkisar


1-10 m)

 Lapisan Saprolit

 Batuan dasar
(Bedrock),bantun dasar
Sumber : Elias, M, 2003 dengan ukuran >75
Gambar 3.1 Penampang Nikel Laterit
3.4. Sistem Tambang Terbuka (Surface Mining)
Tambang Terbuka (Surface Mining) Merupakan suatu system
penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung
dengan atmosfer atau udara luar. Selain itu,penambangan dengan cara open
pit adalah penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-
endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan
bijih tembaga, dan sebagainya. Penambangan dengan cara Open Pit biasanya
dilakukan untuk endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar
atau daerah lembah. Tanah akan digali ke bawah sehingga akan membentuk
cekungan atau Pit.
a) Keuntungan Tambang Terbuka
1. Ongkos penambangan / ton bijih lebih murah karena tidak memerlukan
penyanggan dan ventilasi.

18
2. Kondisi kerja lebih baik karena berhubungan dengan udara luar.
3. Penggunaan alat mekanis lebih leluasa sehingga produksi lebih besar.
4. Pemakaian bahan peledak lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik.
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar karena batas endapan
dapat dilihat dengan jelas.
6. Relatif lebih aman (dari bahaya longsor ), sedangkan pada tambang
bawah tanah selaindisebabkan longsor, juga disebabkan oleh gas – gas
beracun, kebakaran, dll.
b) Kerugian Tambang Terbuka
1. Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, sehingga
efisiensi kerja menurun begitu juga dengan hasilnya.
2. Kedalaman penggalian terbatas karena semakin dalam semakin banyak
tanah penutup yang harus digali.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup
yang jumlahnya cukup banyak.
4. Alat – alat mekanis letaknya tersebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

3.5. Metode Tambang Terbuka


Dalam metode tambang terbuka ada beberapa system yang
digunakan seperti yang terterah dibawah ini :
a. Open Pit/Open Mine
Open Pit/Open Mine adalah bukaan yang dibuat dipermukaan
tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka
(tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung
atau apabila penambangannya dilakukan dari permukaan yang relatif
datar menuju kea rah bawah di mana endapan bijih tersebut berada.

b. Open Cut/Open Cast


Open Cut/Open Cast adalah apabila penggalian endapan bijih
dilakukan pada suatu lereng bukit.

19
c. Quarry
Quarry merupakan Suatu system penambangan yang diterapkan
untuk endapan mineral industry (golongan C). Contoh : Tambang Batu
Pualam di Tulung Agung Jawa Timur batuannya Marmer, Tambang
Aspal di Pulau Buton batuannya batu gamping beraspal, Tambang Granit
di Pulau Karimun batuannya granit, dll.
d. Strip Mine
Strip Mine adalah Suatu sistem penambangan yang diterapkan
untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau sedikit miring.
Contoh : Tambang Batubaradi Tanjung Enim Sumatera Selatan, Tambang
Batubara di Ombilin Sawah Lunto Sumatera Barat mineralnya
Bituminous Coal, dll.
e. Alluvial Mine
Alluvial Mine adalah Suatu system penambangan yang diterapkan
untuk endapan alluvial. Contoh : Tambang Bijih Timah di Bangka
Belitung mineralnya Cassiterite, Tambang Bijih Besi di Cilacap
mineralnya Magnetite,Hematite,Ilmenite,dll.

3.6. Penambangan Menurut Beberapa Ahli


1. Menurut Sukandarrumidi penambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pemurnian
pengangkutan dan penjualan, serata kegiatan pasca tambang.
2. Menurut Abdulah Nusotion Penambangan adalah Proses Pengambilan
material yang dapat diektraksi dari dalam bumi dan Tambang adalah
tempat terjadinya kegiatan penambangan.
3. Menurut Bayu Andri Santoso Penambangan adalah proses pengambilan
material yang dapat diekstraksi dari dalam bumi.
4. Menurut Ahmad Wardoyo Penambangan adalah bagian kegiatan Usaha
Pertambangan untuk memproduksi Mineral dan/atau Batubara dan Mineral
ikutannya.
5. Menurut sukandaruddin penambangan adalah serangkayan kegiatan dari

20
mencari dan mempelajari kelayakan sampai dengan pemanfaatan mineral,
baik untuk kepentingan perusahaan, masyarakat sekitar, maupun
pemerintah (daerah dan pusat).
6. Menurut gatot suparmono penambangan secara umum adalah salah satu
jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang
lainnya dari dalam bumi (kegiatan menge luarkan sumber daya alam dari
dalam bumi).
7. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata penambangan adalah
proses, cara, perbuatan menambang.
3.7. Kegiatan Penambangan
sebagai realisasi dari rencana yang telah ditetapkan, maka sebelum di
lakukan penambangan perlu adanya kegiatan persiapan penambangan.
Adapun tahap-tahap persiapan dapat dilihat di bawah ini :
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Land Clearing merupakan pekerjaan tahap awal sebelum
penggalian bijih nikel dilakukan. Hal ini meliputi pekerjaan pembersihan
lokasi yang akan ditambang dari pohon-pohon, persiapan peralatan-
peralatan tambang yang akan dioprasikan, dan perintisan jalan menuju
daerah tambang. Alat yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu bulldozer.
2. Perintisan (pioneering)
Pioneering merupakan pekerjaan lanjutan dari pekerjaan
pembabatan dan pembersihan yang kegiatannya meliputi :
Meratakan/membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-alat mekanis,
membuat saluran air untuk mengeringkan tempat kerja apabila ini
diperlukan. Dalam pekerjaan ini yang harus selalu di perhatikan ialah
mempergunakan keuntungan dari gaya berat. Jadi kalau misalnya harus
melakukan penimbungan, maka harus diambil tanah dari sebelah atas.
3. Pengupasan Lapisan Penutup (stripping)
Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan suatu perencanaan
berdasarkan letak pembuangan atau penimbungan sementara
“overburden” agar selanjutnya mudah dikembalikan setelah proses

21
penambangan berakhir untuk dimamfaatkan kembali pada tahap
rehabilitasi lahan dan tata guna tanah dengan tujuan mencegah timbulnya
dampak negatif dari aktivitas penambangan. Pekerjaan ini biasanya
dilakukan bersama-sama dengan kegiatan clearing menggunakan alat
bulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tempat yang tinggi (puncak bukit)
dan kemudian tanah penutup didorong kebawah kearah tempat yang lebih
rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi bumi.
Kemampuan produksi alat angkut bulldozer dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :

…………………………………
……………( 01 )
Keterangan :
PD = Produksi Dozer pada jam kerja aktif, cm/jam
LD = Kapasitas Blade, 1 cm
CD = Faktor berai materian, %
FS = Waktu edar rata-rata,
Setelah dilakukan tahap-tahap persiapan penambangan, maka akan
di lanjutkan dengan rangkaian kegiatan penambangan, dapat dilihat
dibawah ini :
1) Pengalian/pembongkaran
Pekerjaan penggalian adalah merupakan suatu pekerjaan yang
dilakukan untuk mengambil dan membebaskan bijih dari batuan induknya
dan ditumpuk pada suatu tempat penumpukkan sementara (penumpukan
di front penambangan). Pekerjaan penggalian dilakukan dengan
“selective mining” disebabkan karena kadar dari bijih yang tidak merata
guna memenuhi kebutuhan pabrik dan ekspor. Penggalian bijih dimulai
dari bench yang paling atas, hal ini diterapkan untuk menghindari bahaya
langsung sehingga kegiatan penggalian dapat berjalan lancar.
2) Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah merupakan rangkaian kegiatan atau pekerjaan

22
yang dilakukan untuk memuat bijih nikel hasil penggalian kedalam alat
angkut. Kegiatan pemuatan ini dilakukan dengan alat gali yaitu excavator
dan backhoe kemudian ore dimuat kealat angkut (dump truck) untuk
dibawah ketempat penimbunan (stock yard). Kemampuan produksi alat
muat dapat dihitunng dengan menggunakan rumus :

........................................( 02 )
3) Pengangkutan (Hauling)
Tujuan hauling adalah untuk mengangkut material-material hasil
loosening keluar tambang. Dalam melakukan pengangkutan hasil
tambang keluar dari daerah tambang ada dua cara, yaitu :
a) Cara Konvensional
Ialah pengangkutan langsung yang dilewati melalui permukaan
bumi. Dan biasanya digunakan lori, trucks, cable, way dan
sebagainya.

b) Cara Inkonvensional
Pengangkutan inkonvensional biasanya disebut pengangkutan
tak langsung atau pengangkutan berganda (double trans portation
system), karena merupakan kombinasi antara pengangkutan diatas
permukaan bumi dengan pengangkutan dibawah permukaan bumi.
Kemampuan produksi alat angkut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

..................................( 03 )

…………………………………………………..

23
…..(04 )
Keterangan :
P = Produk alat, m³/jam
E = Efisiensi kerja, menit/jam atau %
I = Faktor berat (swell factor)
H = Kapasitas alat, m³
C = Waktu edar, jam
4) Penimbungan pada stockyard
Bijih nikel dari front penambangan diangkut ke tempat
penimbungan (stockyard). Bijih nikel pada stickyar dipisahkan
berdasarkan kandungan kadar Ni agar mempermudah pada saat
pengankutan.
5) Pencampuran
Kadar bijih nikel yang ditambang sangat bervariasi sehingga untuk
di dapat kadar bijih nikel yang di inginkan (permintaan konsumen) perlu
dilakukan pencampuran (blending) antara bijih nikel kadar terendah
dengan bijih nikel kadar tinggi.

24
BAB IV

METODELOGI DAN HASIL KERJA PRAKTEK

4.1. Tahapan Kerja Praktek


di dalam melaksanakan kerja praktek, ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan, diantaranya dapat dilihat di bawah ini :
a) Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara mencari literature mengenai studi teknik
penambangan, baik berupa data yang diberikan dari pihak perusahaan
maupun hasil kerja praktek lapangan yang terdahulu. Berdasar literature
yang akan disetarakan dengan judul kerja praktek yaitu berasal dari
perusahaan dan literature dari laporan hasil penelitian yang bertemakan
tentang nikel, studi teknik penambangan, perencanaan tambang.
b) Observasi (pengamatan)
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung dilapangan baik dari segi proses penambangan dan sekitar
didaerah lokasi proses penambangan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan wawancara dan terjun lansung ke lapangan.
c) Pengumpulan Data
Adapun data-data yang dikumpulkan berupa :
 Data Primer
Data yang langsung diperoleh dari pengamatan dilapangan yaitu
turun langsung kelapangan untuk pengambilan data dengan cara
mengamati tahap-tahap persiapan penambangan dan tahap-tahap
penambangan,dan data yang diperoleh dari metode penambangan
yang digunakan, data teknis penambangan bijih nikel,
dokumentasi dan data alat mekanis yang digunakan dalam proses
penambangan.

25
 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari arsip, meliputi genesa pembentukan nikel,
peta lokasi, keadaan geologi regional, geomorfologi, statigrafi,data
curah hujan Kemudian untuk mengetahui tahapan teknik
penambangan data yang dibutuhkan dari perusahaan yaitu data
produksi alat (data alat gali, angkut, dan muat).
d) Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dikelompokan, kemudian dioalah
menggunakan software excel, dan juga menggunakan rumus matematis,
kemudian di sajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
e) Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian di analisis berdasarkan
literature-literatur yang berhubungan dengan masalah studi teknik
penambangan. Setelah itu dilakukan pengelompokkan data hasil kerja
praktek sehingga lebih mudah untuk dipahami dan ditarik kesimpulan,
adapun data yang di analisis yaitu tentang perubahan topografi
berdasarkan sistem penambangan yang digunakan, alat mekanis yang
digunakan dan metode penambangan yang digunakan, berdasarkan hasil
data yang telah di dapatkan di lapangan.
f) Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dilakukan setelah kegiatan kerja praktek dan
rumusan masalah telah ditemukan, penyusunan laporan di buat sesuai
dengan alur kegiatan yang dilakukan selama di lapangan.

26
4.2. Prosedur Kerja Praktek
Secara umum, agar lebih memudahkan prosedur kerja praktek di
gambarkan dalam bentuk diagram alir sehingga memudahkan dalam
prosesnya seperti pada gambar 4.1 berikut ini :

Studi Pustaka

Kegiatan Lapangan
Observasi Dan Dokumentasi

Tahap Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Metode penambangan 1. Profil Nikel
yang digunakan. 2. Peta lokasi IUP.
2. Teknis penambangan 3. Geomorfologi dan
nikel. statigrafi dan lain-lain.
3. Alat mekanis yang 4. Data curah hujan
digunakan. 5. Data cycle time alat angkut
4. Dokumentasi dan alat muat
5. Luas Blok

Pengolahan Data

Analisis Data

Pembuatan Laporan

Presentasi Hasil Laporan

Selesai

Gambar 4.1Bagan Alir Metode Kerja Praktek

27
4.3 Hasil Kerja Praktek
Data-data hasil kerja praktek yang telah diperoleh dilapangan yaitu
mengenai sebagai berikut:
4.3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan di Pit Garuda
Pit Garuda adalah wilayah PT. Lamario Celebes Perkasa, luas bukaanya
sekitar kurang lebih 8 hektar. Daerah ini merupakan mitra dari PT. Ceria Nugraha
Indotama. Dibukit ini oprasi penambangan dimulai pada pukul 07.00 pagi sampai
pukul 17.00 sore dengan memakai alat-alat mekanis diantaranya excavator
komatsu PC 210, Buldozer Komatsu D85ESS, Road Roller Komatsu CS11GC
dan dump truck. Para pengawasnya berjumlah 2-3 orang termaksud pengawas dari
pihak PT. CNI. Target produksi pada Pit Garuda yang ingin dicapai oleh PT.
Lamario Celebes Perkasa adalah 60.000 ton/perbulan.

4.4 Tahapan Penambangan PT. Lamario Celebes Perkasa


Adapun tahapan penambangan yang dilakukan oleh PT. Lamario Celebes
Perkasa sebagai berikut :

Pembersihan Pengupasan Penggalian/


Lahan Tanah Penutup Pemuatan

Penimbunan Pengangkutan

28
4.5 Data Perhitungan Alat Mekanis
Adapun data cycle time alat mekanis yang diperoleh dilapangan pada tanggal
1 oktober 2021 yaitu :
Tabel 4.1. Data Cycle Time Digging Ore Excavator Komatsu PC 210
Menggali Swing dengan Menumpahkan Swing kosong
NO (s) muatan (s) muatan (s) (s) Jumlah
1 4.79 4.05 3.39 5.28 17.51
2 5.04 4.25 2.11 4.62 16.02
3 4.09 5.12 2.31 4.01 15.53
4 4.18 4.21 3.02 5.21 16.53
5 4.84 5.11 2.93 3.45 16.33
6 4.78 4.57 2.90 3.75 16
7 5.06 3.54 2.08 4.10 14.78
8 5.04 4.19 1.78 5.41 16.42
9 6.33 5.08 2.70 4.29 18.4
10 5.54 4.65 3.82 3.61 17.62
11 5.27 3.93 2.33 4.75 16.28
12 5.63 3.0 2.45 3.12 14.2
13 5.39 5.21 3.93 7.67 22.2
14 4.81 4.94 3.42 2.66 15.83
15 4.76 6.1 4.35 2.62 17.73
16 6.39 5,41 2.95 4.82 20.57
17 5.82 7.52 3.02 4.11 20.47
18 5.18 5.0 4.23 3.18 17.59
19 4.25 3.18 2.42 5.6 14.85
20 5.15 4.52 3.07 4.67 17.41
21 2.72 3.63 4.25 4.51 15.11
22 4.17 4.21 2.35 2.43 13.16
23 4.98 3.41 3.32 3.76 14.47
24 5.65 3.61 4.55 2.98 13.79
25 5.22 2.86 2.07 4.25 14.4
26 5.21 4.49 2.42 4.79 16.91
27 6.05 4.08 2.1 4.30 16.53
28 4.31 3.69 3.09 3.12 14.21
29 5.11 4.35 2.21 5.11 16.78
30 5.67 4.72 2.57 4.21 17.17
Total 494.8
(sumber : Olah Data. Ahmad Halir. 2021)

29
Tabel 4.2 Data Cycle Time Dump Truck Hino FM320TI

Mengamb Mengambi
Diisi Mengangk Mengoson Kembali
N il posisi l posisi
muata ut muatan gkan kosong Total (s)
O pemuatan penumpuk
n (s) (s) muatan (s) (s)
(s) an (s)
1 54,27 84,26 1.258,21 40,69 48,23 936,90 2.422,56
2 49,75 81,15 1.049,1 41,27 73,56 940,12 2.234,85
3 58,21 103,37 1.095,97 38,94 62,14 960,10 2.318,73
4 42,2 84,10 1.293,58 45,37 84,17 1.065,51 2.614,93
5 38,89 81,10 1.233,58 45,88 74,23 1.109,25 2.582,93
6 41,23 74,28 1.182,78 58,47 78,28 1.200,86 2.635,9
7 60,69 81,28 1.128,27 39,75 68,24 998,86 2.337,9
8 48,22 84,35 1.214,74 48,50 64,14 934,21 2.394,16
9 39,48 111,49 1.038,29 71,24 48,70 952,48 2.261,68
10 45,11 84,41 1.109,48 45,2 56,43 1.037,8 2.378,43
11 54,23 68,23 1.127,58 49,18 59,48 1.104,23 2.462,93
12 61,23 84,26 1.255,76 48,82 56,74 985,32 2.492,4
13 51,43 72,25 1.340,63 54,11 72,14 965,43 2.555,99
14 59,42 78,65 1.160,23 42,20 70,23 967,21 2.377,94
15 53,83 62,14 1.509,1 39,58 48,78 954,62 2.670,5
16 62,39 70,58 1.341,24 48,73 59,48 1.057,21 2.639,63
17 70,14 70,59 1.236,18 38,89 49,85 1.021,57 2.486,95
18 48,70 74,28 1.788,23 41,52 54,84 1.121,24 3.128,81
19 35,89 78,48 1.360,23 48,95 71,24 937,54 2.535,33
20 42,67 65,43 1.509,1 58,80 74,58 985,21 2.285,79
21 55,23 68,11 1.431,18 50,48 50,21 972,45 2.627,66
22 48,29 98,23 1.786,13. 49,86 65,34 992,42 3.038,27
23 48,35 100,11 1.130,50 48,70 75,3 941,20 2.344,16
24 58,20 61,20 1.090,58 59,48 50,21 950,42 2.270,9
25 52,94 91,14 1.345,85 50,86 49,12 1.089,21 2.679,12
26 48,57 84,12 1.223,49 72,11 58,21 1.023,9 2.510,4
27 53,45 80,48 1.146,31 74,10 45,78 1.053,42 2.456,54
28 49,87 62,2 1.108,48 58,67 64,87 984,23 2.328,32
29 58,11 68,43 1.129,58 48,87 71,23 962,35 2.338,57
30 48,13 71,64 1.483,2 70,11 68,43 972,41 2.713,92
Rata – rata 2.504,67

30
Tabel 4.3 Efisiensi Kerja Alat Pada PT. Lamario Celebes Perkasa

Waktu kerja Waktu produksi Stand By Repair


 NO
(menit) (menit) (menit) (menit)

1 420 384 28 8
2 420 360 45 15
3 420 326 85 9
4 420 283 128 9
5 420 350 65 5
6 420 360 45 15
7 420 365 45 10
8 420 287 125 8
9 420 312 85 23
10 420 349 60 11
11 420 346 65 9
12 420 346 65 9
13 420 327 78 15
14 420 362 48 10
15 420 331 65 24
16 420 330 75 15
17 420 352 50 18
18 420 335 60 25
19 420 310 85 25
20 420 251 160 9
21 420 370 35 15
22 420 347 48 25
23 420 340 65 15
24 420 165 240 15
25 420 188 225 7
26 420 226 185 9
27 420 347 65 8
28 420 363 45 12
29 420 376 35 9
30 420 347 58 15

31
4.6 Data Produksi Penambangan Perhari pada pit Garuda PT.LCP
Data produksi penambangan pada Pit Garuda di PT. Lamario Celebes Perkasa
Untuk 10 hari adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 produksi penambangan Pit Garuda di PT. Lamario Celebes Perkasa

TANGGAL RETASE TONASE (Ton)


16/10/2021 25 345
17/10/2021 24 331,2
18/10/2021 19 262,2
19/10/2021 4 55,2
20/10/2021 43 593,4
21/10/2021 91 1.255,8
22/10/2021 57 786.6
23/10/2021 82 1,131.6
24/10/2021 76 1,048.8
25/10/2021 47 648.6

32
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Tahapan Penambangan Pada pit Garuda PT Lamario Celebes Perkasa

Operasi penambangan bijih nikel di PT. Lamario Celebes Perkasa dilakukan


dengan cara Open Cast yakni dengan mengupas bagian atas tanah penutup (top
soil) suatu bukit. Memindahkan tanah penutup tersebut ke daerah yang
diperuntukan sebagai tempat penimbunan tanah penutup yang selanjutnya
mengambil ore yang mengandung nikel untuk diproses lebih lanjut dalam
menunjang kegiatan exspor kepada pihak pembeli terutama cadangan yang sesuai
spesifikasinya, karna kadar nikel tidak merata disetiap tempat, maka dilakukan
Selectif Mining. Dan target produksi yang ingin dicapai pada PT. Lamario
Celebes Perkasa adalah 1,153.846 ton/hari.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tambang terbuka dengan
metode Open Cast antara lain :

5.1.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Land Clearing merupakan lapisan tanah bagian atas yang meliputi
pepohonan, tumbu-tumbuhan serta material lainya. Pada lokasi penambangan di
Garuda PT. Lamario Celebes Perkasa dengan luas 8ha, melakukan pembersihan
lahan menggunakan alat mekanis Bulldozer berjumlah 1 unit, fungsi alat
Bulldozer ialah untuk mendorong pepohonan dan tumbuh- tumbuhan keluar dari
area atau lokasi yang akan ditambang. Adapun pepohonan yang biasa ditemukan
dalam lokasi tambang pada pit Garuda. biasanya berupa jenis pepohonan sengon,
jenis beringin, jenis tumbuhan pakis hutan, jenis kayu rotan dan juga jenis
tumbuh-tumbuhan serta pepohonan lainnya. Dari proses land clearing bulldozer
dapat membersihkan Lahan sekitar kurang lebih 3 ha. Untuk dibagian pit Garuda
dilakukan land clearing selama kurang lebih 2 hari.

33
Sumber:Ahmad Halirdi PT. LCP(2021)
Gambar 5.1. kegiatan pengupasan tanah penutup menggunakan alat
mekanis.

5.1.2 Pengupasan Tanah Penutup Top Soil Dan Overburden


Sebelum dilakukan penambangan, daerah tambang dibersikan dari
pohon-pohon dan semak-semak, setelah itu dilakukan pengupasan (Stripping)
lapisan tanah penutup sampai kedalaman tertentu, pada pit Garuda. lapisan tanah
penutup top soil dan Overburden yang dikupas ± 10 meter Lapisan tanah penutup
ini berupa tanah penutup Top soil, overburden dan bijih kadar rendah (Low Grade
Ore) untuk melakukan perkerjaan pengupasan ini digunakan alat mekanis
excavator komatsu PC 210 berjumlah 2 unit dan Bulldoze berjumlah 1 unit.
Pekerjaan pengupasan dimulai dari tempat yang lebih tinggi dan terakhir didorong
kearah tempat yang lebih rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya
grafitasi dimana luas tanah yang akan dilakukan pengupasan yaitu ± 8 Ha.

Sumber:Ahmad HalirDI PT. LCP (2021)


Gambar 5.3. Pengupasan tanah penutup Top Soil dan Over Burden (OB)

34
5.1.3 Penggalian/Pembongkaran Material Ore (Digging)
Penggalian dilakukan dengan mengambil material dari kondisi aslinya
(Insitu) pada lokasi penambangan, dengan metode Selective Mining. Hasil galian
kemudian dikumpul pada permukaan dan dilakukan proses pencampuran
(Blending). Dapat juga dilakukan pencampuran pada lubang yang sama, sebap
pada satu lubang yang sama memiliki kadar bijih nikel yang berbeda-beda pada
saat kedalaman tertentu. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kadar yang
diinginkan penggalian bijih nikel pada pit Garuda dilakukan dengan
menggunakan alat mekanis Excavator Komatsu PC 210 sebanyak 2 unit.

Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)


Gamabar 5.4. kegiatan penggalian Ore

5.1.4 Pengambilan Contoh Sampel (Sampling)


Pengambilan contoh sampel adalah suatu proses pengambilan sebagian
kecil endapan,yang mana bagian tersebut dapat mewakili keseluruhan endapan.
Opjek pengambilan contoh sampling meliputi :
 Sampel yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam karung dan diikat
dengan menggunakan tali plastik beserta nomorsampel.
 Sampel kemudian diangkut dengan menggunakan mobil khusus dan

35
dibawa ketempat preparasi, yang kemudian dilakukan analisis pada
laboratorium untuk mengetahui kadar unsur dan mineral yang dikandung
sample tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti kadar
bijih nikel, dan berat sample sekitaran ±5-7 kg.

Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)

Gamabar 5.6. pengambilan sample ore

5.1.5 Pemuatan Material Ore (Loading)


Bijih nikel yang telah ditumpuk pada permukaan akan dimuat kedalam alat
angkut dengan menggunakan alat mekanis Excavator Komatsu PC 210, Setiap
harinya Excavator berada dilokasi penambangan lebih awal dari pada alat angkut
(dump truk),
Dan adapun kemampuan alat gali/muat Excavator komatsu PC 210 dalam
kegiatan Loading Ore ke dump truck ± sebanyak 211,93 ton/jam untuk lebih jelas
dapat dilihat pada hasil kerja praktek.
Hal ini dikarenakan Excavator mesti menyediakan bijih nikel yang siap
untuk diangkut kedalam Dump Truck, dan ketika Dump Truck tiba dilokasi
penambangan tidak menghabiskan waktu yang lama dalam menunggu diisi.
Material yang akan dimuat. biasanya sudah ditumpuk atau dikumpulkan memang
sebelum Dump Truck datang untuk dimuat, jadi efisiensi kerja produksi dapat

36
berjalan dengan baik. Adapuntipe pemuatan yang sering dilakukan antara lain:
 Single side loading
Sistem pemuatan satu sisi yaitu teknik pemuatan yang selama ini banyak
diterapkan pada proses penambangan, dimana alat angkut berada di salah satu sisi
muat pada bagian belakang Dump Truck.

Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)


Gambar 5.7 Pemuatan material dengan menggunakan metode Single Side
Loading
5.1.6 Pengangkutan Material (Hauling)
Pengangkuatan bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat mekanis
Dump Truk Hino FM 320 TI. Hasil pengamatan dilapangan Excavator Komatsu
PC 210 hanya memuat 12 bucket dalam Dump Truck, pada PT. Lamario Celebes
Perkasa. jumlah armada alat angkut yang biasa beroprasi di pit Garuda pada
tanggal 16oktober 2021 sekitar 7/8 unit, karna jarak keseluruhan yang
ditempuhDump Truck Front penambangan kelokasi Stockyard antara pelabuhan
sekitar ± 12 Km. Jadi satu Dump Truck dalam memuat ore membutuhkan waktu
kurang lebih 36menit untuk kembali ke Front penambangan. Dan adapun
kemampuan Alat Angkut Dump Truck Hino FM 320 TI dalam kegiatan Hauling
ore ± sebanyak 13,8 ton/jam, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiranl kerja
praktek.

37
Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)

Gamabr 5.8. Pengangkutan material


Bijih nikel akan diangkut hingga ketempat penyimpanan Stockyard.
Biasanya banyak yang terjatuh/terbuang pada saat pengangkutan karena pengunci
bak dump truck sengaja dilepas agar dapat mempercepat pemuatan hingga saat
melakukan penumpahan bijih ore.

Sumber:Ahmad HalirDI PT LCP(2021)

Gambar 5.9. Pembongkaran pemuatan pada Stockyard

38
5.2 Produksi Penambangan Pada pit Garuda PT.Lamario Celebes Perkasa

GRAFIK RETASE
1400
1200
1000
800
PRODUKSI (TON)

600
400
200
0
16/10/2021

17/10/2021

18/10/2021

19/10/2021

20/10/2021

21/10/2021

22/10/2021

23/10/2021

24/10/2021

25/10/2021

TANGGAL PRODUKSI

Gambar 5.10. Grafik produksi penambangan pit Garuda PT. LCP

Produksi penambangan pada Pit Garuda PT. Lamario Celebes Perkasa


berbeda-beda setiap harinya. Produksi tertinggi berada pada tanggal 21,22,23 dan
24Oktober 2021 hal ini dikarekan cuaca yang cerah sehingga penggunaan alat
maksimal. Sedangkan pada tanggal 16,17,18,19,20,dan 22Oktober 2021 serta
tanggal 25 produksipenambangan menurun disebabkan jalan tambang yang
slippery akibat hujan, serta banyaknya OB yang harus di haul out ke disposal sob
yang mengakibatkan alat angkut berpapasan saat melakukan hauling Ore dan
Hauling OB Dan terjadi hujan pada saat proses loading di lakukan. sehingga alat

39
yang berkerja tidak terlalu maksimal. Target produksi PT. Lamario Celebes
Perkasa disesuaikan dengan target yang diberikan oleh pihak PT.CNI sebagai
Owner. Adapun target produksi dari PT. Lamario Celebes Perkasa sebanyak
1,153.84 ton/hari. Untuk produksi tertinggi bulan Oktober 2021 (gambar 5.10)
yaitu pada tanggal 21 Oktober 2021 yang mencapai1.255,8 ton/hari. Dari
kemampuan alat-alat mekanis dalam melakukan kegiatan produksi tidak
mencapai target produksi yang ditetapkan oleh PT. Lamario Celebes Perkasa
dikarenakan beberapa faktor diantaranya ketersediaan alat (alat breakdown) yang
terjadi pada saat kegiatan berlangsung, skill operator, kondisi cuaca, dan kondisi
tempat kerja.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan tahapan produksi antara lain


yaitu :
a) Kondisi cuaca yang yg tidak mendukung dapat mempengaruhi produksi yang
mana dapat menghambat pergerakan pengangkutan material tambang
sehinggah tidak sesuai dengan target produksi perharinya.
b) Kurangnya alat dan skill operator, dapat mempengaruhi produksi yang mana
tadinya alat yang dapat beroperasi 2 atau lebih sehingga dapat menghemat
waktu produksi, dikarenakan kurangnya alat dan skill operator yang
kurang/tidak mendukung menyebabkan hasil produksi yang tidak sesuai
target.
c) Tingkat kesulitan lokasi penambangan juga dapat memengaruhi tahapan
produksi sebab dengan adanya medan dan lokasi pertambangan yang sulit
bisa dapat menyebabkan lambatnya pergerakan alat.

40
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil kerja praktek di PT. Lamario Celebes Perkasa
adalah sebagai berikut:
1. Tahapan penambangan endapan bijih nikel di PT. Lamario Celebes Perkasa di
awali dengan land clearing ( pembersihan lahan), Pengupasan tanah penutup (
top soil dan Striping OB ), Ore Geting, Loading ore dan Hauling Ore ke stok
yard.
2. faktor-faktor yang mempengaruhi proses penambangan endapan nikel di Pt.
Lamario Celebes Perkasa adalah sebagai berikut : kondisi cuaca, kurangnya
alat, skill operator dan tingkat kesulitan lokasi penambangan.

6.2 Saran
Adapun saran penulis bagi pembaca maupun praktikan berikutnya adalah
sebagai berikut :
1. Untuk praktikan berikutnya penulis mengharapkan agar lebih siap mental dan
menguasai teori seputar judul kuliah Praktek (KP) yang di ambilnya agar
tidak terlalu kesulitan di lokasi tempat prakteknya serta lebih banyak bertanya
supaya memperoleh banyak peengetahuan.
2. Untuk pembaca laporan, semoga dengan adanya laporan ini pembaca dapat
menambah wawasannya mengenai “Studi Teknis Pengembangan Endapan
Biji Nikel”

41
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. MakalahNikel. Kendari: Universitahaluoleo.


Barmawimi, Supardi. 2013. genesa-endapan-nikel-laterit/.
Bima, EltritFitriandkk. 2015. IdentifikasiSebaanNikelLaterit Dan Volume
BijihNikel Daerah AnoaMenggunakanKorelasi Data Bor. Makassar:
UniversitasHasanuddin.
Fiandri. 2014. Metode tambang terbuka: PulauPakal, Halmahera Timur, Maluku
Utara, JurnalItenasRekayasaVolXVIII 2014.
Bandung :InstitutTeknologiNasional (Itenas) Bandung.

42
LAMPIRAN

Foto Bersama Karyawan Perusahaan PT. Lamario Celebes Pekasa

Gambar aktifitas alat berat di lokasi PT. Lamario Celebes Perkasa

43
Gambar aktifitas dump truk di lokasi PT. Lamario Celebes Perkasa

44

Anda mungkin juga menyukai