Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Nikel merupakan salah satu barang tambang yang penting, manfaatnya begitu besar bagi
kehidupan sehari – hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran pada pembuatan stainless
steel,  baterai nickel – metal hybride, dan berbagai jenis barang lainnya. Keserbagunaan ini pula
yang menjadikan nikel sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia.
Setidaknya sejak 1950 permintaan akan nikel rata – rata mengalami kenaikan 4% tiap tahun, dan
deperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan.
Usaha pertambangan tidaklah sama dengan mengelola usaha sumberdaya yang lain
mengingat pengolaan usaha pertambangan adalah bersifat padat modal, beresiko tinggi dan
waktu kerjanya lama, sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik dan konsep-konsep yang
sesuai dengan keuntungan sehingga pengendalian biaya dalam setiap tahapan kegiantannya,
dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan tetap memperhatikan faktor
sosial dan lingkungan.
1.2  Identifikasi Masalah
Suatu kegiatan pertambangan membutuhkan suatu perencanaan tambang untuk dapat
menentukan persyaratan dalam mencapai sasaran, kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan
berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan. Dalam
suatu perencanaan tambang, rancangan teknis penambangan merupakan bagian dari suatu
perencanaan tambang. Rancangan penambangan ini merupakan program penambangan yang
akan dikerjakan dan telah diberikan batas-batas dan aturan tegas yang harus dipenuhi dalam
setiap aktivitasnya sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan tambang tersebut. Setelah
menganalisa dasar dari pemilihan sistem penambangan, maka dibuat suatu rancangan
penambangan atau teknis pelaksanaan penambangan tersebut. Analisa yang dibuat berupa
metode penambangan yang akan diterapkan, yang berupa kegiatan persiapan penambangan,
desain jenjang dan analisis kemantapan lereng, penambangan (pembongkaran, pemuatan,
pengangkutan), serta penirisan tambang. Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk
mengajukan judul tugas akhir dengan judul “RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN
BIJIH NIKEL”.
1.1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian yang akan dilakukan terdapat beberapa pokok-pokok masalah yang
teridentifikasi yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana rancangan teknis penambangan endapan bijih nikel untuk dapat mencapai target
produksi.
2.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam suatu rancangan teknis penambangan sehingga
target produksi tak tercapai.
I.2.2 Batasan masalah
Pada penelitian ini kami membatasi masalah hanya pada kegiatan rancangan teknis
penambangan, serta dari penjelasan identifikasi masalah diatas kami terfokus pada
beberapa  masalah. Adapun permasalahannya yaitu sebagai berikut
1.      Rancangan teknis penambangan endapan bijih nikel untuk dapat mencapai target produksi.
2.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam suatu rancangan teknis penambangan sehingga
target produksi tak tercapai.
I.3 Tujuan Penelitian      
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk dapat mengetahui  rancangan teknis penambangan yang baik sehingga target produksi
dapat tercapai dengan ongkos produksi dapat semurah mungkin serta menciptakan proses
kegiatan yang aman.
2.      Untuk dapat mengetahui  faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam suatu rancangan teknis
penambangan sehingga target produksi tak tercapai
1.4 Mamfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk akademik, sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang didapat dalam perkuliahan
dengan kegiatan sesungguhnya dilapangan serta tambahan referensi ilmu pengetahuan mengenai
rancangan teknis penambangan endapan bijih nikel.
2.      Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan salah satu pedoman atau bahan perbandingan
dalam melakukan suatu perencanaan tambang atau dalam suatu proses rancangan teknis
penambangan.
1.5 Lingkup Penelitian
1.5.1  Lokasi Penelitian
       Kegiatan penelitian ini diusulkan pada PT.Teknik Alum Service (TAS) Kecamatan Bungku
Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
1.5.2  Waktu Penelitian
       Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.
Tabel 1.1   : Rencana Penelitian
Rencana Kegiatan April –  Mei 2016
I II III IV V VI
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan

BAB II
TINJAUAM UMUM

2.1 Profil Perusahaan
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan PT.Teknik Alum
Service, berkomitmen untuk mengembangkan potensi bahan galian nikel di wilayah Sulawesi
Tengah khususnya di desa Buleleng. Komitmen ini disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten
Morowali dengan menerbitkan Surat Keputusan Bupati Morowali No.
540.6/SK.001/DESDM/V/2009 Tanggal 5 mei 2009 tentang Persetujuan Revisi Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi kepada PT. Teknik Alum Service seluas 1.301 Ha di Wilayah
Desa Buleleng dan Torete Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi
Tengah.

Sumber : PT. Teknik Alum Service


Gambar 2.1 Peta IUP PT. Teknik Alum Service
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Teknik Alum Service ( TAS ) di-dirikan pada tahun 2007 dan melakukan kegiatan
Eksplorasi ( kegiatan drilling / Bor ) di Desa Buleleng dan dilanjutkan di Desa Torete sampai
dengan Tahun 2009 dan kantor PT. TAS beralamat di desa Buleleng, dan saat itu masih dipimpin
oleh Agam Tirto Buwono.
Sebelum Perusahaan PT. TAS melakukan kegiatan Penambangan Ore Nickel (Bijih Nikel)
PT. TAS melakukan sosialisasi publik pada hari senin Tanggal, 22 September 2008 yang
bertempat di Desa Buleleng. Pada awal tahun 2010 PT.TAS melakukan kegiatan penambangan
Bijih Nikel di Desa Buleleng sampai dengan  tahun 2012  Bulan Oktober, dan masih dipimpin
oleh Bpk. Agam Tirto Buwono.
Pada tahun 2012 Bulan November, PT. TAS kembali melakukan kegiatan di Lokasi yang
sama yaitu di Desa Buleleng dan torete dibawah Pimpinan                           Bapak Syarifudin,
dan hanya sampai pada Bulan Agustus 2013. Pada tahun 2013 Bulan Agustus , PT. TAS diambil
alih oleh Bpk. Joseph Hong selaku pimpinan                 PT. TAS sampai dengan sekarang dan
kembali melakukan kegiatan penambangan               di Desa Buleleng dan Torete sampai saat ini.
2.3 Lokasi Kesampaian Daerah
Secara administratif lokasi Izin Wilayah Usaha Pertambangan Operasi Produksi ( WIUP OP
) PT. Teknik Alum Service berada di Desa Buleleng dan Torete Kecamatan Bungku Pesisir
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah izin tersebar dalam beberapa wilayah
yang terpisah, luas totalnya adalah 1.301 Ha.
Untuk mencapai daerah kegiatan Operasi Produksi pada Lokasi penelitian pada PT. Teknik
Alum Service, ada beberapa alternative yang dapat ditempuh dengan jalur darat yaitu, dari palu
dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 4 menuju ke Bungku selama ± 12 jam.
Dari bungku ke lokasi dapat ditempuh sekitar + 3 jam, dan dari Kolaka ke Kendari + 4 jam
kemudian selama  + 5 jam dari Kendari  ke Buleleng, dengan kondisi jalan beraspal dan jalan
tanah berbatu, terutama setelah akan memasuki perbatasan antara Provinsi Sulawesi Tenggara
dan Sulawesi Tengah.

Sumber : Google Earth 2015


Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah
2.3 Penduduk dan Sosial Budaya
Secara umum, penduduk di Wilayah desa Buleleng  bermata pencaharian sebagai petani,
nelayan, pedagang, dan pegawai pemerintah. Berbagai macam suku juga hadir di wilayah ini,
baik suku lokal itu sendiri yaitu suku Bungku dan berbagai suku pendatang yaitu suku Bugis,
Jawa, Bali, Tator, Tolaki dan sebagainya. Kepercayaan atau agama yang dianut penduduk di
wilayah ini terdiri dari Islam, Kristen, Katholik, dan Hindu. Adapun rumah ibadah di wilayah ini
sudah tersebar diberbagai desa. Sedangkan kondisi jalan yang terdapat di wilayah ini relatif
sudah memadai, selama periode triwulan 4 tahun 2014, proyek pengaspalan jalan sedang
dilanjutkan dan sisanya masih berupa jalan berbatu atau jalan tanah yang diperkeras.
2.5  Geologi Ragional Daerah Penelitian
Ditinjau dari kedudukan regionalnya, daerah IUP Operasi Produksi PT. Teknik Alum
Service secara geolgi termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Bungku (S.Supriatna dkk, 1995).
Batuan di wilayah penyelidikan secara umum disusun oleh batuan sedimen dan ultramafik
serta  terdapat intrusi batuan beku. Kegiatan tektonik di daerah ini diduga berlangsung semenjak
Jura, mengakibatkan batuan yang berumur Pra – Jura, yaitu batuan ultramafik mengalami alih
tempat, perlipataan dan sesar. Proses ini diikuti oleh kegiatan magma yang menghasilkan
terobosan granit, granodiorit dan diorite pada Kapur Akhir. Sejak Paleosen awal sampai Eosen
awal sampai terjadi pengangkatan, erosi dan pendataran menghasilkan sedimen darat yang luas.

Sumber : PT. Teknik Alum Service


Gambar 2.3 Peta Geologi Lokal PT. Teknik Alum Service
2.5.1 Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan yang merupakan perpaduan antara litologi, Struktur dan
proses tahapan yang  berlangsung di daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 2 satuan
morfologi, yaitu sebagai berikut :
1.      Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang
Satuan morfologi ini terdapat dibagian tengah dari wilayah konsesi memanjang kearah barat
laut – tenggara. Topografi perbukitan bergelombang sedang dengan ketinggian antara 75 – 150
meter dari permukaan air laut dan kemiringan lereng antara 10 – 45% ( miring ), Slope cembung,
pola pengaliran agak denritik dengan kerapatan 1,1 – 1,25. Tekstur tanah sedang berwarna coklat
muda dan proses geomorfologi yang berlangsung adalah debris slide, erosi alur – lembah yang
menjadikan bentuk lembah seperti huruf ” V ”. Tata guna lahan berupa hutan produktif,
perkebunan liar. Satuan morfologi ini menempati + 45% dari luas wilayah penyelidikan.
2.      Satuan morfologi perbukitan bergelombang kuat
Satuan morfologi ini terdapat di sisi Sebelah Utara – Selatan juga memanjang kearah barat laut –
tenggara, dominan disusun oleh litologi ultramafik pada sebelah utara dan sedimen pada sebelah
selatan, topografi perbukitan bergelombang kuat ini mempunyai ketinggian + 600 – 800 meter
dari permukaan air laut dan kemiringan lereng curam ( 15 – 30% ) dengan bentuk lembah
cembung, kerapatan 1,1. Tekstur tanah sedang warna coklat tua – coklat muda, proses
geomorfologi berupa debris floe, debris slide, erosi lembah, tata guna lahan hutan produktif,
belukar dan perkebunan. Morfologi ini dikontrol kuat oleh litologi dan struktur yang berkembang
di daerah penyelidikan. Satuan morfologi ini menempati + 50 % dari luas wilayah penyelidikan

Anda mungkin juga menyukai