Disusun Oleh :
Winardy Jauwin 15.286.0002
1.3. PERMASALAHAN
Bagaimana proses aktivitas peleburan nikel untuk memenuhi kebutuhan
pasar.
2. Pengamatan Lapangan
Dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan yang akan
diambil datanya.
3. Pengambilan Data
Dengan melakukan pengukurna, meneliti produksi dan wawancara.
Data yang diambil harus akurat dan relevan dengan permasalahan yang
ada.
4. Akuisi Data
Akuisi data pada kerja praktek ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan dan mengelompokkan data agar lebih mudah di analisa.
b. Mengetahui keakuratan data.
c. Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili setiap objek
pengamatan
5. Pengolahan Data
Yaitu dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran.
Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan rangkaian
perhitungan dalam suatu proses tertentu.
1. KOMINUSI
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian
menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan
galian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi bahan
galian meliputi kegiatan berikut:
a. Crusher;
Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang
diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini
bertujuan juga untuk reduksi ukuran dari bahan galian atau bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar
100 cm) menjadi ukuran 20 - 25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Alat yang digunakan pada Primary Crusher dan Secondery Crusher antara
lain:
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
b. Grinding;
Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang
diinginkan. Tujuan Grinding adalah mengadakan liberalisasi mineral berharga,
Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri serta untuk
mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses.
2. SIZING
Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi
sesuai ukuran yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah
satu pemisahan berdasarkan ukuran adalah proses pengayakan (screening). Sizing
dibagi menjadi dua antara lain:
b. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
3. DRYING
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/ evaporation). Peralatan atau
cara yang dipakai ada bermacam-macam, antara lain:
a. Hearth type drying/ air dried/ air baked;
yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus
sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier;
Ada dua macam, yaitu:
(1). Tower drier; material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (800 – 1000).
(2). Rotary drier; material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang dihasilkan dari
pembakaran Pulverized Coal dan Marine Fuel dalam Hot Air Generator
(HAG) secara berlawanan arah.
4. CALCINING (PEMANGGANGAN)
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying,
bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering
secara sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan air bebas (Moisture Content) dan air kristal (Crystalized Water) yang
biasa dijumpai adalah Serpentine (3MgO.2SiO2.2H2O) dan Goethite
(Fe2O3.H2O) serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini
berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur
reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk
menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional
tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan
pereduksi pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel
dan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara
maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang
bertemperatur sekitar 7000C.
Reaksi dekomposisi air Kristal yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Serpentine
Reaksi dekomposisi dari Serpentine adalah sebagai berikut:
3MgO.2SiO2.2H2O = 3MgO + 2SiO2 + 2H2O
Reaksi ini terjadi pada temperatur 460-650 C dan tergolong reaksi endotermik.
Pemanasan lebih lanjut MgO dan SiO2 akan membentuk forsterite dan enstatite
yang merupakan reaksi eksotermik.
2 MgO + SiO2 = 2MgO.SiO2
MgO +SiO2 = MgO.SiO2
b. Geothite
Reaksi dekomposisi dari Goethite adalah sebagai berikut:
Karbon disupplay dari Antracite (tergantung desain), dan reaksi terjadi pada zona
leleh elektroda. CO(g) yang dihasilkan dari reaksi ini ditambah dengan CO(g) dari
reaksi Boudoard mereduksi NiO dan FeO serta Fe2O3 melalui mekanisme solid-
gas reaction (reaksi tidak langsung):
NiO(s) + CO(g) = Ni(s) + CO2(g)
CoO(s) + CO(g) = Co(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) = Fe(s) + CO2(g)
Fe2O3(s) + CO(g) = 2FeO(s) + CO2(g)
Oksida stabil seperti SiO2, Cr2O3 dan P2O5 tidak tereduksi melalui reaksi tidak
langsung.
8. PENGGUNAAN
Nikel digunakan dalam: campuran logam-logam bukan besi (non ferrous alloys),
baja tahan karat (stainless stell), baja jenis lain, melapisi logam-logam
(electroplating), campuran yang tahan akan listrik dan suhu tinggi, besi tuang,
katalisator, keramik, magnet, dan lain-lain.
III. PENUTUP
Demikian proposal Kerja Praktek ini saya perbuat sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak perusahaan dengan harapan dapat memudahkan
pelaksanaan untuk Kerja Praktek nantinya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu
dimohon adanya saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan Kerja Praktek ini. Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan
tenrunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Sarangi, A., Sarangi, B., 2011, “ Sponge Iron Production in Rotary kiln”, Eastern
Economy Edition, PHI Learning Private Limited, New Delhi
2. Tupkary, R. H., Tupkary, V. R., 2007, “ An Introduction to Modern Iron Making”,
Third Edition, Khanna Publishers, Nath Market, nai Sarak, Delhi
3. Arifin, Syamsul, 1976, Ilmu Logam, Jilid I, Ghalia Indonesia, Jakarta.
4. George T, Austin, 1975, Shereve’s Chemical Process Industries, Fifth edition,
McGrawHill Book Company, New York
5. Kelly, E. G., 1982, “ Indroduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New
York.