DESKRIPSI PROSES
Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang
dirangkai dalam suatu sistem yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,
sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia adalah pre treatment, reaksi,
pemisahan dan pemurnian. Proses perubahan bahan baku menjadi produk terjadi
dalam sistem reaksi. Sistem pemroses bagi sistem reaksi adalah reaktor. Sistem
pemisahan dan pemurnian bertujuan agar hasil dari sistem pereaksian sesuai
A. Tinjauan Proses
berwarna putih.
oleh Sabastiar pada tahun 1910, dan lalu tahun 1921 dikembangkan lebih lanjut
lagi oleh Kramer dan Reid yaitu dengan mereaksikan metanol dan hidrogen
Menurut paten US005481042A, pada proses ini Methyl bromida dan Sodium
1.1 : 1
Reaksi :
Pada temperatur 60oC - 150 oC, tekanan 12 atm dan diinjeksikan H2S untuk
gas-gas atau impuritis yang tidak diinginkan dengan menggunakan packed kolom
separator.
Pembuatan metil merkaptan dari metanol dan hidrogen sulfida oleh Kramer dan
merkaptan didasarkan pada reaksi lama yang ditemukan oleh Sebatier, yaitu reaksi
dengan bantuan katalis padat pada suhu yang tinggi, maka kemungkinan akan
terjadi beberapa reaksi. Metanol dan hidrogen sulfida bereaksi dengan cepat
Selain itu dapat terjadi juga reaksi dekomposisi metanol menjadi dimetil eter
menurut reaksi:
Cara ini merupakan cara yang paling banyak dipakai secara komersial. Reaksi
dilakukan dalam fase gas pada reaktor fixed bed yang di dalamnya berisi pipa-
pipa dengan katalisator alumina aktif dan 10% K2WO4. Suhu operasi antara
400oC-600oC dengan tekanan sekitar 7,8 atm. Reaksi yang terjadi sangat
media pendingin downtherm A. Konversi yang diperoleh reaksi ini sebesar 99%.
karbon monoksida, hidrogen dan hidrogen sulfida. Untuk mereduksi biaya bahan
menunjukkan 2 mol karbon moksida dibutuhkan untuk setiap 1 mol hidrogen dan
Jika reaksi terjadi dengan hidrogen berlebih, maka reaksi samping terjadi dan air
Pertimbangan penting dalam reaksi ini adalah penggunaan katalis karena kinetika
terjadi adalah:
CO + 4H2 → 2CH3OH
Reaksi di atas terjadi pada kisaran temperatur 250oC – 350oC dan tekanan 1 – 10
atm. Konversi yang terjadi pada kondisi kesetimbangan adalah 68,5% dimana
reaktan terkonversi menjadi metil merkaptan dan karbon dioksida sekali lewat
reaktor.
terjadi adalah:
Setelah penambahan katalis reaksi antara karbon monoksida dan hidrogen sulfida
menjadi:
Reaksi ini terjadi pada kisaran suhu 300 – 450oC dan tekanan paling tidak 4 bar.
B. Pemilihan Proses
beberapa hal seperti tekanan operasi, suhu operasi, energi bebas gibbs
pembentukan (∆Gºf) dan panas pembentukan standar (∆Hºf). Tekanan dan suhu
operasi yang digunakan dapat mempengaruhi besarnya konversi dan produk yang
dihasilkan.
Energi Gibbs standar menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi
kimia. ∆Gº bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat
Sedangkan ∆Gº bernilai negatif (-) menunjukan bahwa reaksi tersebut dapat
berlangsung secara spontan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena
itu, semakin kecil atau negatif ∆Gº maka reaksi tersebut akan semakin baik karena
untuk berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin kecil. Oleh karena
itu, apabila ∆Gº dari suatu reaksi semakin kecil atau negatif maka reaksi tersebut
akan semakin baik karena reaksi itu berlangsung secara spontan serta
Panas pembentukan standar (ΔH) merupakan besarnya panas reaksi yang mampu
bernilai positif (+), yang menunjukkan bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas
15
Berikut adalah perbandingan energi bebas Gibbs dan panas pembentukan standar
Jika ditinjau dari segi reaksinya, yaitu dengan cara memperhitungkan nilai energi
bebas Gibss pada keadaan standar (∆Go) dan panas reaksi pembentukan standar
(∆Hof). Nilai ∆Hof dan ∆Go pada bahan baku utama dan produk seperti metil
bromida, sodium hidrosulfida, metil merkaptan, dan sodium bromida dapat dilihat
Tabel 2.1 Data Nilai ∆H0f dan ∆G0 Reaktan dan Produk Proses bertekanan
kJ/gmol)]
= 108.4 kJ/gmol
kJ/gmol)]
=181.2 kJ/gmol
Tabel 2.2 Data Nilai ∆H0f dan ∆G0 Reaktan dan Produk Proses kontinyu
(-20.50 kJ/gmol)]
= -93.94 kJ/gmol
(-33,4 kJ/gmol)]
= -2.5 kJ/gmol
(-20.50 kJ/gmol)]
= -108.94 kJ/gmol
(-33,4 kJ/gmol)]
18
=14.2 kJ/gmol
= -275.94 kJ/gmol
= -139.5 kJ/gmol
Sehingga
CO + 4H2 → 2CH3OH
Tabel 2.3 Data Nilai ∆H0f dan ∆G0 reaktan dan produk proses kontinyu berbahan
syn-gas
Gas hidrogen H2 0 0
= 87.9 kJ/gmol
= 127.9 kJ/gmol
20
(-20.50 kJ/gmol)]
= -93.94 kJ/gmol
(-33,4 kJ/gmol)]
= -2.5 kJ/gmol
(-292.740 kJ/gmol)]
= -78.16 kJ/gmol
= -196.3 kJ/gmol
sehingga
dan teknis, dapat disimpulkan bahwa untuk proses kedua yaitu proses kontinyu
dengan proses bertekanan karena nilai ΔG nya negatif dan panas latent yang
negatif.
Berdasarkan pertimbangan yang diambil, maka proses yang dipilih pada proses
pembuatan metil merkaptan ini adalah proses kontinyu, hal ini berdasarkan
a. Proses dan peralatan yang dipakai lebih sederhana sehingga penanganan dan
C. Uraian Proses
Proses pembuatan metil merkaptan dari bahan baku metanol dan hidrogen
Unit ini bertujuan untuk menyiapkan bahan baku yang sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan pada reaktor dan siap bereaksi. Bahan baku yang digunakan adalah
metanol, yang diperoleh dari PT Kaltim Methanol Industri, dan hidrogen sulfida,
disimpan pada tangki yang berbeda yaitu tangki metanol dan tangki hidrogen
sulfida, metanol dan hidrogen sulfida disimpan dalam bentuk cair. Sebelum
masuk ke unit Reaktor, metanol fresh feed dan methanol recycle dari cooler
cair menjadi gas. Metanol berfasa gas dialirkan ke mixed point 1 sebagai titik
pencampuran antara metanol berfasa gas dan hidrogen sulfida berfasa gas yang
terdiri dari fresh feed hidrogen sulfida dan recycle hidrogen sulfida dari absorber.
Sebelum memasuki reaktor, reaktan dari mixed point 1 dipanaskan didalam heater
untuk menaikkan suhu agar diperoleh suhu masuk reaktor, sebesar 200oC.
Reaktan dari heater dialirkan menuju reaktor dengan kondisi operasi pada
temperatur 300 – 500 0C dan tekanan 1 – 15 bar. Adapun reaksi yang terjadi
adalah eksotermis dalam fase gas dan jenis reaktor yang digunakan adalah fixed
agar suhu tetap pada kondisi operasi reaktor, karena sistem reaktor bekerja secara
isothermal.
Produk metil merkaptan dari unit reaktor ini masih berbentuk fase gas dengan
suhu yang tinggi. Oleh karena itu, sebelum masuk ke absorber, campuran gas
yang keluar dari reaktor (metil merkaptan, hidrogen sulfida, dimetil eter, metanol
dan air) didinginkan dan campuran uap (metanol dan air) diembunkan di dalam
cooler condenser.
Unit ini bertujuan untuk memisahkan metil merkaptan dari gas-gas lain yang
mengikutinya, yaitu hidrogen sulfida, dimetil eter, metanol dan air. Metil
hidrogen sulfida dan dimetil eter) dan campuran cair (metanol dan air). Campuran
uap berupa metil merkaptan, hidrogen sulfida dan dimetil eter dialirkan menuju
menara absorber 1 diperoleh campuran cairan metil merkaptan dan air yang
Produk Metil merkaptan dari menara distilasi 1 diperoleh berupa fase gas setelah
storage tank.
25
H 2S
CH3SH
CH3OH
H2S
CH3SH (CH3)2O
CH3OH H2O
H 2S CH3OH CH3OH H 2S CH3SH
H 2S H2S (CH3)2O H2S
REAKTOR H2O Cooler (CH3)2O ABSORBER 1 ABSORBER 2 CH3OH
HEATER Condensor
o
T = 200 C T = 300 - 500oC T = 55-65oC T = 30oC
P = 5 - 15 bar T = 100oC P = 5 atm P = 7 atm
P = 10 atm
CH3OH
(CH3)2O
H2O CH3OH
CH3OH
H2O CH3SH
CH3SH
H 2O
MENARA DISTILASI MENARA DISTILASI
CH3OH 2 1
T = 80oC T = 70oC
P = 1 atm P = 7 atm
H2O H 2O