Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PROSES PENGOLAHAN PELEBURAN LATERIT


MENJADI NIKEL
PADA PT. ANTAM (PERSERO) TBK. UBPN SULTRA
KECAMATAN POMALAA KABUPATEN
KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH:

HOLONG MANALU
DBD 113 148

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Nikel adalah unsur paduan utama dari stainless steel, dan mengalami

pertumbuhan yang sangat cepat seiringan dengan peningkatan permintaan

stainless steel. Saat ini lebih dari 65% nikel digunakan dalam industri

stainless steel, dan sekitar 12% digunakan dalam industri manufaktur super

alloy atau nonferrous alloy (Moskalyk, Johnson). Indonesia sendiri

merupakan salah satu negara penghasil nikel di dunia dari jenis lateritit. data

produksi dan cadangan nikel dunia berdasarkan laporan United States

Geological Survey pada Januari 2015 (USGS 2015). Dari segi potensi

cadangan, indonesia menempati urutan ke-enam dengan potensi cadangan

sebesar 5% dari total seluruh cadangan dunia seperti. Hal ini menunjukkan

posisi penting Indonesia di dunia pertambangan bijih nikel. Cadangan nikel

dunia saat ini yaitu jenis lateritik sebanyak 72% dan sisanya sulfide (Dalvi),

tetapi produksi nikel saat ini sebagian besar diperoleh dari jenis sulfida yaitu

sebanyak 58% dan sisanya 42% dari jenis laterit (Dalvi). Oleh karena itu

penelitian dan pengembangan pada jenis laterit sangat diperlukan

sehubungan dengan adanya penurunan cadangan nikel sulfida. Tingkat

keekonomian proses saat ini.

Maka dari hasil tersebut penulis ingin membahas tentang proeses pengolahan

laterit menjadi Nikel pada PT. Antam ( persero ) TBK. UBPN SULTRA.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Membahas tentang proses peleburan laterit menjadi nikel

dan alat –alat yang digunakan pada proses peleburan.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penelitan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses peleburan laterit menjadi nikel dan

alat –alat yang digunakan pada proses peleburan.

2. Mengetahui proses cara kerja pada saat proses peleburan

3. Mengetahui daya tenaga yang digunkan pada saat proses

peleburan

1.3 Manfaat

Diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan

tentang proses peleburan laterit menjadi nikel dan dapat

menerapkan di dunia kerja.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian tugas akhir yang akan


dilakukan yaitu:
1. Bagaimana proses peleburan laterit menjadi nikel
2. Bagaimana sistem pengguanaan alat dan tenaga daya
yang digunakan
3. Bagaima proses smeliting pada saat proses peleburan
1.5 Batasan masalah

Pada penelitian tugas akhir ini diberikan batasan masalah


terkait terkait judul yang terdiri dari:
1. Tidak mebahas tentang cos produksi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan

menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.

Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan Nikel berkadar

5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di

kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30%

kebutuhan Nikel dunia Unsur Nikel berhubungan dengan batuan basa yang

disebut norit. Nikel ditemukan dalam mineral pentlandit, dalam benuk

lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit.

Nikel biasanya terdapat dalam tanah yang terletak diatas batuan basa.

Di Indonesia, tempat ditemukan Nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi

Tenggara. Nikel yang dijumpai berhubungan erat dengan batuan peridotit.

Logam yang tidak ditemukan dalam peridotit itu sendiri, melainkan sebagai

hasil lapukan dari batuan tersebut. Mineral Nikelnya adalah garnerit.

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol

Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan

murni, Nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan

logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan

Nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang

banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak),

ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.


2.2 Sifat Dan Bentuk Nikel

2.2.1 Sifat

Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat

tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan

konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam

grup logam besi-kobal yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.

keterangan unsur

· Simbol : Ni

· Volume Atom : 6.6 cm3/mol

· Massa Atom : 58.6934

· Titik Didih : 3005 K

· Struktur Kristal : fcc

· Massa Jenis : 8.9 g/cm3

· Konduktivitas Listri : 14.6 x 106 ohm-1cm-1

· Elektronegativitas : 1.91

· Konfigurasi Elektron : [Ar]3d8 4s2

· Formasi Entalpi : 17.2 kJ/mol

· Konduktivitas Panas : 90.7 Wm-1K-1

· Potensial Ionisasi : 7.635 V

· Titik Lebur : 1726 K

· Bilangan Oksidasi : 2,3

· Kapasitas Panas: 0.444 Jg-1K-1

· Entalpi Penguapan: 377.5 kJ/mol


2.2.2 Bentuk Nikel

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki

simbol Ni dan nomor atom 28.Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan

murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan brom, dan logam

lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.

Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang

banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak),

ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.

Gambar : bentuk nikel


2.3 Proses Pengolahan Nikel

Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses

pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering,

Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan Pengemasan.

1. Kominusi

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi

lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian

tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi bahan galian

meliputi kegiatan berikut :

a. Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang

diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini

bertujuan juga untuk reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari

tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100

cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.

Alat yang digunakan pada Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara lain

1. Jaw crusher

2. Gyratory crusher

3. Cone crusher

4. Roll crusher

5. Impact crusher

6. Rotary breaker

7. Hammer mill
b. Grinding Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang

diinginkan. Tujuan Grinding yaitu Mengadakan liberalisasi mineral berharga,

Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri, Mendapatkan ukuran

yang memenuhi persyaratan proses.

2. Sizing

Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesuai

ukuran yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu

pemisahan berdasarkan ukuran adalah proses pengayakan (screening). Sizing

dibagi menjadi dua antara lain :

a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik

berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam

skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala

laboratorium.

· Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu antara lain :

1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

· Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium yaitu antara lain :

1. Hand sieve

2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive


3. Sieve shaker / rotap

4. Wet and dry sieving

· Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri yaitu antara lain :

1. Stationary grizzly

2. Roll grizzly

3. Sieve bend

4. Revolving screen

5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)

6. Shaking screen

7. Rotary shifter

b. Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan

pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam

suatu alat yang disebut classifier.

Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu antara lain:

1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut

overflow.

2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah

(dasar) disebut underflow.


Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :

a. Partition concept

b. Tapping concept

c. Rein concept

3. Pengeringan (Drying)

Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal

dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).Peralatan

atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:

a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan

di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris

vertikal yang dialiri udara panas (800 – 1000).

rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang

diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.

4. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi

Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian

nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel

yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara

sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air
bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini

berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi

dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan

komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik.

Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada

tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi

yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka

ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang

bertemperatur sekitar 7000C.

5. peleburan di tanur listrik

Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte

dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur

dimasukkan kedalam surge bin lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat

penampungan. Furnace bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase

lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan batu tahan api yang

didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah

berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan

kendaraan khusus.

6. Pengkayaan di Tanur Pemurni

Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi

di atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke

tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses
yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka.

Silika ini akan mengikat besi oksida dan membentuk ikatan yang memiliki berat

jenis lebih rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk dipisahkan.

7. Granulasi dan Pengemasan

Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang

siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis

sembari secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses

ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran

halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.

2.4 Kegunaan Nikel

Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi

senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus,

digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur

(menjadikannya padat). Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan

magnet Alnico dan baterai penyimpanan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

Adapun peralatan yang digunakan selama penelitian Tugas Akhir ini

antara lain :

1. Kamera digital.

2. Buku tulis.

3. Alat tulis.

4. Kalkulator/Alat hitung.

5. Alat Pelindung Diri (APD).

6. Perlengkapan pendukung lainnya dalam penelitian ini.

3.2. Tata Laksana Penelitian

3.2.1. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini

meliputi :

1. Melaksanakan orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi daerah

pegolahan dan sekitarnya.

2. Mengetahui mengumpulkan data-data yang akurat melalui pengamatan

langsung terhadap kondisi dilapangan.

18
3.2.2. Metodologi Penelitian

Didalam menjawab permasalahan pada rumusan masalah,

penulis menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya yaitu

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis data yaitu:

a. Data Primer

1) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis

proses pengolahan

2) Mengumpulkan data penunjang dari lapangan.

20
b. Data Sekunder (data pendukung dari data prime

1) Peta lokasi penelitian

2) Peta Mine sequance

3) Data penununjang dalam penelitian tugas akhir ini.

2. Studi Literatur

Mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang menunjang

dianggap relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang

diangkat dan dibahas dalam penelitian ini, baik berupa data yang

diberikan pihak perusahaan, maupun dengan melakukan

pengamatan secara langsung mengenai permasalahan yang dibahas

dalam penelitian di lapangan.


3.2.3. Bagan Alir
Mulai

Rumusan Masalah
yaitu:
1. Bagimana cara proses pengolahan pada nikel,,?
2. Bagimana cara proese peleburan laterit menjadi
nikel,?

Studi Literatur

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder

- Dokumentasi kegiatan di lokasi pengolahan - Peta lokasi penelitian


- Mengumpulkan data penunjang dari lapangan - Peta Mine sequance
- Peta kondisi Peta kondisi geologi daerah penelitian.
- Data penununjang dalam penelitian tugas akhir ini.

- Peta kondisi geologi regional, Peta Kesampaian Daerah


Penelitian dan Peta kondisi geologi daerah penelitian

Analisis dan Pengolahan Data :


1. Melaksanakan orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi daerah pengolahan nikel dan dekitarnya

2. Mengetahui mengumpulkan data-data yang akurat melalui pengamatan langsung terhadap kondisi di

lapangan.

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir


3.2.4. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah selama 2

bulan dari Januari sampai Februari 2018. Dengan rincian kegiatan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Waktu (Minggu)
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

Pengamatan di
1.
lapangan

Pengambilan
2. Data Primer &
Sekunder

Pengolahan dan
3.
Analisa Data

4. Pembuatan Draft

3.3. Tempat Pelaksanaan

adapun tempat pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah pada PT.

ANTAM (Persero) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara


3.4. CURRICULUM VITAE
Nama : Holong manalu

Tempat Tanggal Lahir : Hutagalung 16 Mei 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa Teknik Pertambangan UPR

Pendidikan : Sedang Menempuh Program Studi S1 Teknik


Pertambangan UPR Kalimantan Tengah

IPK : 3,03/8 semester

Pelatihan : -Kuliah Lapangan di PT. SEM Tahun 2014

-Kerja Praktek di PT. Refined bangka tin (RBT)


provinsi bangka belitung Tahun (2017

-Kursus Pelatihan Bahasa Inggris(LPIA)

-Kursus Pelatihan Komputer (LPIA)

-Kursus Pelatihan Komputer (AutoCad)

Pengalaman Organisasi : Pengurus Himpunan Teknik Pertambangan UPR

Kontak Person : +6282165441614

Email : holongmanalu@std.mining.upr.ac.id

Alamat Rumah : Jl.bukit raya 2 no 15

Alamat Kampus : Jl. Hendrik Timang, Kel. Menteng. Palangka Raya

Palangka Raya, November 2017

Holong Manalu
NIM DBD 113 148
3.5. Penutup

Demikianlah proposal Tugas Akhir ini saya ajukan, besar harapan saya agar

proposal Tugas Akhir ini dapat diterima dan saya diijinkan untuk melakukan

Penelitian Tugas Akhir di PT. ANTAM (Persero) Tbk Unit Bisnis nikel

sulawesi tenggara sesuai dengan rencana yang telah saya buat Atas bantuan dan

kerjasamanya saya ucapkan banyak Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Barkas J. 2010. Drivers and risks for nickel demand, 7th International China Nickel
Conference, Shanghai.

Harjanto, S. 1996. PotensidanProspekBeberepa Jenis Bahan Galian Industri di


Indonesia. Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung.

Kim, J., Dodbiba, G., Tanno, H., Okayaa, K., Matsuo, S., Fujita, T. 2010.
Calcination of low-grade laterite for concentration of Ni by magnetic
separation, Minerals Engineering, 23, 282–288.

Miesslar, G. L. and. Tarr, D. A. 1991. Inorganic Chemistry. Prentice Hall. New


Jersey.

Pusat Data dan Informasi ESDM Kementerian ESDM, 2012. Kajian Supply
Demand Mineral.

Putra, F. H. 2011. Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Produk dan Harga


Terhadap Volume Penjualan Nikel Pada PT.ANTAM Tbk.

Superiadi, A. 2007. Processing Technology vs. Nickel Laterite Ore Characteristic,


PT Inco.

Anda mungkin juga menyukai