Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBUATAN NIKEL

PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK

OLEH :

Zen Maulana Pangestu (40040118060032)

Savira Ratna Muthia (40040118060033)

Shelvin Putri Hariyatno (40040118060034)

Febrian Nur Alam (40040118060035)

Harin Istiqomah (40040118060036)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2020

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatka
n puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-N
ya kepada kami, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pembuatan Nikel.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak s
ehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terim
a kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari se
gi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Pembuatan Nikel ini dapat memberik
an manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, 20 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Nikel......................................................................................................................3

2.2 Persiapan Bahan Baku...........................................................................................................4

2.3 Proses Pembuatan Nikel.........................................................................................................4

2.3.1 Proses pengeringan/drying........................................................................................5

2.3.2 Proses reduksi/reduction............................................................................................5

2.3.3 Proses peleburan/smelting.........................................................................................5

2.3.4 Proses converting/pemurnian....................................................................................6

2.3.5 Proses granulasi/granulating.....................................................................................6

2.4 Diagram Alir Pembuatan Nikel........................................................................................7

BAB III..............................................................................................................................................8

KESIMPULAN.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya
kupfernickel (nikolit). Nikel merupakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
karena pada masa sekarang dan masa yang akan datang kebutuhan Nikel semakin meningkat
disamping dari kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga mendorong
minat pengusaha untuk membuka pertambangan Nikel.

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor
atom 28. Bentuk struktur kristalnya FCC. dan juga bersifat magnetis. Nikel mempunyai sifat tahan
karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan
logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur
(sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.

Nikel adalah bahan galian golongan A, yang dimana bahan galian yang tergolong strategis.
Minyak bumi dan batubara juga sama dalam bahan galian golongan A, yang kita tahu dewasa ini
bahan galian golongan A sangat dicari oleh investor – investor yang bergerak dibidang
pertambangan dan usaha lainnya.

Bahan galian Nikel banyak fungsinya, salah satunya dalam pembuatan baja yang tahan
karat, bisa juga dipakai sebagai alat – alat laboratorium Fisika dan Kimia, serta banyak lagi fungsi
lainnya, sehingga menarik sekali untuk dikelola.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian nikel?
1.2.2 Bagaimana persiapan bahan baku proses pembuatan nikel?
1.2.3 Bagaimana deskripsi proses pembuatan nikel?
1.2.4 Bagaimana diagram alir proses pembuatan nikel?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian nikel
1.3.2 Dapat mengetahui persiapan bahan baku proses pembuatan nikel
1.3.3 Dapat mengetahui deskripsi proses pembuatan nikel
1.3.4 Dapat mengetahui diagram alir proses pembuatan nikel

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nikel


Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan menjadi ciri
komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat
mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit
dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan nikel
dunia.

Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel ditemukan dalam
mineral pentlandit, dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin dan
kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa. 

Di indonesia, tempat ditemukan nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi Tenggara.
Nikel yang dijumpai berhubungan erat dengan batuan peridotit. Logam yang tidak ditemukan
dalam peridotit itu sendiri, melainkan sebagai hasil lapukan dari batuan tersebut. Mineral nikelnya
adalah garnerit.

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedtpada tahun 1751, merupakan logam berwarna putih
keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam logam peralihan, sifat tidak
berubah bila terkena udara, tahan terhadap oksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya
di bawah suhu yang ekstrim. 

Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti: pelindung baja
(stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang,
industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat
laboratorium (nikrom), kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian dan berbagai fungsi
lain.

3
2.2 Persiapan Bahan Baku
Bahan yang digunakan dalam pembuatan nikel adalah bijih limonit dan saprolit.
Biji limonit dan saprolite yang masih berukuran besar masuk ke tahap selanjutnya yaitu
tahap kominusi. Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian
menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian
tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.

Senyawa Limonit (%) Saprolit (%)


SiO2 5,20 38,20
Al2O3 14,96 4,10
Fe2O3 61,31 22,37
TiO2 0,36 0,060
K2O 0,006 0,004
CaO 0,074 0,88
MnO 0,13 0,19
MgO 0,57 10,81
P2O5 0,035 0,003
NiO 0,72 2,53
Cr2O3 1,66 0,97
SO3 0,0046 0,0004
V2O5 0,0004 0,0002
CoO 0,0002 0,0003
ZnO 0,0003 0,0004
LOl 14,42 10,74

2.3 Proses Pembuatan Nikel


Proses pembuatan nikel di bagi menjadi 5 yaitu :

- Proses pengeringan/drying

- Proses reduksi/reduction

- Proses peleburan/smelting

- Proses converting/pemurnian

- Proses granulasi/granulating

2.3.1 Proses pengeringan/drying

4
Proses pengeringan merupakan tahap awal pengolahan bijih nikel dilakukan dengan
menggunakan rotary dryer. Sumber panas di dryer berasal dari reaksi pembakaran
gas/batu bara, dimana proses ini berlangsung pada temperatur 400-450oC.
Proses yang terjadi di dryer merupakan proses pengeringan bijih nikel yang
mengandung moisture (air) +33% menjadi +20% , dimana air yang terdapat didalam
bijih akan menguap. Setelah pengeringan, bijih nikel dikirim dan disimpan di dalam
Gudang.
2.3.2 Proses reduksi/reduction
Setelah mengalami pengeringan dengan kadar air 20%, kemudian bijih nikel
diumpan kedalam rotary kiln untuk direduksi pada tahap awal, kadar air bijig nikel
akan berkurang menjadi 0%. Kemudian bijih nikel akan mengalami proses reduksi.
Proses reduksi akan mengonversi bijih nikel oksida menjadi logam logam nikel dan
logam besi.
Bahan reduktor atau pereduksi adalah gas CO dan H 2 (gas hydrogen). Gas reduktor
ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna minyak residu. Pada tahap ini
ditambahkan juga batu bara dan diakhir proses ditambahkan sulfur cair.
Produk tahap ini biasa disebut kalsin. Kalsin yang dihasilkan kemudian dibawa ke
proses berikutnya yaitu proses peleburan dilakukan dalam electric furnace atau tungku
listrik.
2.3.3 Proses peleburan/smelting
Proses yang terjadi di Electric Furnace merupakan reduksi sempurna dimana bijih
logam akan terpisah dari mineral pengotornya baik berupa silikon, magnesia dll.
Sumber panas di electric furnace berasal dari energi listrik. Didalam furnace logam
nikel dan besi akan berada dibagian bawah sedangkan dibagian atasnya merupakan
senyawa-senyawa mineral pengotor atau yang lebih dikenal dengan terak/slag.
Selanjutnya logam cair akan ditapping kedalam suatu wadah yang biasai disebut ladle.
Di PT INCO Tbk sulfur masih ditambahkan untuk mengikat nikel menjadi nikel
sulfida (nikel matte) yang mengandung nikel sekitar 27%.
2.3.4 Proses converting/pemurnian
Proses converting adalh proses peningkatan kadar nikel dalam matte cair yang
dihasilkan dari dapur listrik electric furnace. Kadar nikel naik setelah proses

5
converting, sedangkan kadar besi dalam matte cair tueun. Jadi, proses converting
merupakan proses pemurnian nikel matte cair. Converting dilakukan dalam top blown
kaldo type rotary converter (TBRC) atau dalam pierce smith converter.
Pada tahap ini, kadar nikel dalam matte cair ditingkatkan sehingga mencapai kadar
nikel sekitar 78%. Sedangkan kadar besi menjadi 0,7%. Proses pemurnian dilakukan
dengan menambahkan udara dan silika sebagai fluks, bahan imbuh.
2.3.5 Proses granulasi/granulating
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap
diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari
secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan
nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini
kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
2.4 Diagram Alir Pembuatan Nikel

6
7
BAB III

KESIMPULAN

Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya
kupfernickel (nikolit). Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Nikel adalah
bahan galian golongan A, yang dimana bahan galian yang tergolong strategis. Nikel adalah
komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang
membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung
alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang
disebut norit. Di indonesia, tempat ditemukan nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi
Tenggara. Nikel ditemukan oleh A. Proses pengeringan merupakan tahap awal pengolahan
bijih nikel dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Proses yang terjadi di dryer
merupakan proses pengeringan bijih nikel yang mengandung moisture (air) +33% menjadi
+20% , dimana air yang terdapat didalam bijih akan menguap. Setelah pengeringan, bijih
nikel dikirim dan disimpan di dalam Gudang. Kemudian bijih nikel akan mengalami proses
reduksi. Proses reduksi akan mengonversi bijih nikel oksida menjadi logam logam nikel
dan logam besi. Bahan reduktor atau pereduksi adalah gas CO dan H2 (gas hydrogen). Gas
reduktor ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna minyak residu. Produk tahap ini
biasa disebut kalsin. Proses yang terjadi di Electric Furnace merupakan reduksi sempurna
dimana bijih logam akan terpisah dari mineral pengotornya baik berupa silikon, magnesia
dll. Sumber panas di electric furnace berasal dari energi listrik. Kadar nikel naik setelah
proses converting, sedangkan kadar besi dalam matte cair tueun. Jadi, proses converting
merupakan proses pemurnian nikel matte cair. Pada tahap ini, kadar nikel dalam matte cair
ditingkatkan sehingga mencapai kadar nikel sekitar 78%. Proses pemurnian dilakukan
dengan menambahkan udara dan silika sebagai fluks, bahan imbuh. Matte dituang kedalam
tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini
menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10921677/nikel

http://ejurnalmaterialmetalurgi.com/index.php/metalurgi/article/download/156/206

https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/tahap-proses-pengolahan-bijih-nikel-
laterite/

https://www.academia.edu/19606812/Pengolahan_Nikel

https://www.academia.edu/23704381/Tahap_Proses_Pengolahan_Bijih_Nikel_Laterite_Pengertian
_Definisi_Bijih_Nikel_Tahapan_Proses_Pengolahan_Bijih_Nikel

https://logamceper.com/nikel-dalam-pengecoran-logam/

https://id.scribd.com/document/387592995/Makalah-Metalurgi-Pt-bdm

Anda mungkin juga menyukai