dalam cairan (absorben) dan membentuk suatu larutan. Prinsip dasar dari absorpsi adalah
memanfaatkan besarnya difusivitas molekul-molekul gas pada larutan tertentu dan dapat dilakukan
pada gas-gas atau cairan yang relatif berkonsentrasi rendah maupun yang berkonsentrasi tinggi
(konsentrat). Bila campuran gas dikontakkan dengan cairan yang mampu melarutkan salah satu
komponen dalam gas tersebut dan keduanya dikontakkan dalam jangka waktu yang cukup alam pada
suhu tetap, maka akan terjadi suatu kesetimbangan dimana tidak terdapat lagi perpindahan massa.
Driving force dalam perpindahan massa ini adalah tingkat konsentrasi gas terlarut (tekanan parsial)
dalam total gas melebihi konsentrasi kesetimbangan dengan cairan pada setiap waktu.
Contoh kali ini diambil dari PT. Petrokimia Gresik pada pabrik amoniak pada plan
CO2 Removel. Pada plan ini menggunakan alat absorber untuk menyerap gas CO 2 yang
terkandung di gas alam dengan menggunakan absorban Potasium karbonat dengan promotor
DEA untuk meningkatkan laju reaksi antara gas CO2 dan Absorbannya. Tak hanya itu
tekanan dan suhu juga diatur dalam proses untuk meningkatkan kinerja alat sehingga bekerja
dengan optimal.
Proses yang terjadi dalam absorber yaitu gas alam di alirkan melalui bawah kolom
absorber kemudian gas tersebut akan menuju sisi bagian atas dan melewati 2 bad untuk
dikontakkan dengan semi benfield dan akan terjadi proses penyerapan gas CO 2. Setelah
melewati bad tersebut sisa gas akan menuju ke atas kembali dan dilakukan kontak kembali
dengan lean benfield untuk memastikan penyerapan CO2 semakin efektif dan menyisakan gas
tersebut. Gas yang telah dikontakkan akan menuju tahap selanjutnya sedangkan absorban
untuk mengontakkan akan menuju bagian bawah dan akan dimurnikan untuk di recycle dan
digunakan kembali.
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,
baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
4. Tidak korosif.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut,
atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang
dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Absorber adalah Alat yang digunakan untuk proses Absorbsi, yaitu proses penyerapan fluida
gas oleh seluruh bagian zat cair sebagai absorben. Proses Absorbsi digunakan untuk
memisahkan suatu komponen gas dari campuran gas dengan menggunakan zat cair sebagai
penyerap/ absorben. Prinsip kerjanya adalah suatu campuran gas diumpankan dari bawah
(bottom) tower absorber, untuk dikontakkan dengan zat cair dari atas (top) absorber.
Kompenen gas yang mempunyai kelarutan terbesar pada cairan tersebut akan larut bersama
adsorben (zat cair) dan menjadi bottom produk, sedangkan komponen gas lainnya yang tidak
terlarut dalam absorben akan ke atas sebagai top produk. Karna prinsip kerja Absorber
berdasarkan kelarutan gas dalam cairan, maka kondisi operasi Absorber adalah pada
temperatur rendah, dan tekanan tinggi. Dimana pada kondisi ini, daya larut gas dalam fase
cair akan maksimal.
1. Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
2. Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah
untuk diabsorbsi
3. Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
Keterangan :
(c) pelarut
(d) disperser
Proses Shutdown
1. Menutup valve gas CO2 ke kolom absorbs dan atur laju alir gas CO2 yaitu 0
2. Tutup valve dari bak penampung NaOH menuju kolom Absorbsi
3. Matikan pompa dan cabut kabel hindari dari percikan air
4. Bersihkan bak penampung NaOH
5. Buka valve output kolom absorber hingga tidak ada fluida didalam kolom dan
masukkan kedalam bak penampung lalu bersihkan kembali
6. Sirkulasi kembali menggunakan aquades
7. Tutup valve seperti keadaan semula (seharusnya lepaskan saluran gas CO2
menuju kolom untuk mencegah kebocoran)
Minor foaming dapat menyebabkan penurunan efisiensi absorbsi dan/atau stripping. Major
foaming dapat menyebabkan tray flooding. Gejala umum major foaming adalah : • Level
tower dan bottom rate yang rendah/tidak menentu. • Offgas rate yang tidak menentu. • Liquid
carryover. • Tower pressure differential meningkat/tidak menentu.
Foaming di amine regenerator biasanya disebabkan oleh buildup hydrocarbon di reflux. Jika
kondisi regenerator tidak stabil, maka purging reflux merupakan corrective action yang dapat
dicoba. Seharusnya buildup hydrocarbon dapat dihindari dengan adanya carbon filtration.
Jika injeksi antifoam diperlukan, maka penggunaannya harus diminimumkan dengan dua
alasan : • Antifoam sendiri merupakan surfactant, dan dosis antifoam yang berlebihan dapat
menyebabkan foaming. • Antifoam diserap oleh carbon sehingga dapat mengurangi kapasitas
carbon menyerap senyawa hydrocarbon penyebab foaming.
Silicone based antifoam tidak diperbolehkan digunakan diunit amine (harus water based
antifoam), karena akan menyebabkan fouling pada peralatan.