Anda di halaman 1dari 13

PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK

PEMBUATAN ASAM SULFAT

DISUSUN OLEH :

BANDHUNG SATRIYO ARGO NIM : 40040118060014

MAULA NAZRI AFFANDI NIM : 40040118060015

MUHAMMAD NAUFAL HAKIIM PUTRA NIM : 40040118060016

SEKAR LANGIT WIDYA PUTRI NIM : 40040118060017

AULIA NISSA NIM : 40040118060018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya,
makalah yang berjudul Pembuatan Asam Sulfat ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun
banyak hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan
teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan, baik materi maupun non-materi demi
kelancaran penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Pembuatan Asam Sulfat” ini disusun untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Proses Industri Kimia Anorganik yang diampu oleh M. Endy Yulianto, S.T,
M.T. Makalah ini akan mendeskripsikan bagaimana mekanisme pembuatan asam sulfat di
Industri. Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan tentang
Pembuatan Asam Sulfat.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki segala kesempurnaan. Perlu disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang.

Semarang, 26 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Bahan Baku.......................................................................................................................3
2.2 Persiapan Bahan...............................................................................................................3
2.2.1 Sulphur Handling Process.........................................................................................3
2.2.2 SO₂ Generation Section.............................................................................................4
2.2.3 SO₂ Convertion Section.............................................................................................5
2.2.4 Air Drying and SO₃ Absorber Section.....................................................................6
2.2.5 Sulphuric Acid Storage and Loading Section..........................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................9
3.2 Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood
mengusulkan bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah
Aristarchus. Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan
tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam
epsom, selestit, barit dan lain-lain.
Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam
belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide
dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk
mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Belerang dikenal masyarakat (khususnya
para petani) adalah sejenis bahan untuk digunakan pembasmi tikus. Dengan alat khusus,
belerang diubah untuk menjadi asap yang dimasukkan pada lubang-lubang tikus di
persawahan, sehingga tikus dibuatnya semaput. Manfaat belerang padahal cukup
banyak khususnya untuk dunia industri.
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara
lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat
merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas
besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat agar
mengurangi biaya pembelian bahan baku. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami
mengenai industri asam sulfat, maka makalah ini akan membahas mengenai industri
asam sulfat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi sulfur ?
2. Bagaimana definisi asam sulfat ?
3. Apa saja bahan baku pembuatan asam sulfat ?
4. Bagaimana mekanisme uraian proses pembuatan asam sulfat ?

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi sulfur
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi asam sulfat
3. Mahasiswa dapat mengetahui bahan baku pembuatan asam sulfat
4. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme uraian proses pembuatan asam sulfat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan Baku


Belerang
 Kemurnian : 98,11% berat minimum
 H2O : 2,6% berat maksimum
 Abu : 0,9% berat
 Keasaman : 0,52% berat
 Impurities : NaCl, Fe, K, Na,HC
Bahan Penunjang
 Udara (O2)
 Katalis Vanadium Pentaoksida (V2O5)
2.2 Uraian Proses

Gambar : Diagram Blok Proses Pembuatan Asam Sulfat

Gambar : Flowsheet Proses Pembuatan Asam Sulfat

3
2.2.1 Sulphur Handling Process

Tugasnya untuk mencairkan belerang sebelum merekasikan dan


mengeringkan udara yang akan digunakan dalam pembakaran belerang.
Belerang dari tempat penyimpanan diangkut dengan shovel loader ke Dump
Hopper kemudian dimasukkan ke dalam Melter D1002 A/B yang bagian
dalamnya dilapisi bata tahan asam. Melter ini dilengkapi dengan steam coil
yang berisi kukus jenuh bertekanan 7 kg/cm2 dan temperatur 175 ̊ C serta
sebuah pengaduk untuk meratakan panas. Suhu dalam Melter sekitar 135 ̊ C.
Kapur aktif perlu ditambahkan untuk menetralkan free acid dan mengendapkan
pengotor lainnya.

Under flow dari melter dimasukkan ke dalam bak penampung belerang


kotor. Kotoran-kotoran pada belerang cair mengendap pada bak ini. Temperatur
pada bak ini 135 ̊ C untuk menjaga belerang tetap berada pada fase cair. Under
flow dari bak ini dipompakan ke bak pemompaan belerang kotor D 1005 A/B
selanjutnya diteruskan ke Filter Fil 1001 A/B dengan pompa P1002 A/B.
Kotoran yang terdapat pada belerang cair disaring dengan filter yang dilapisi
dengan diatomeus earth dan Filter Aid. Filter ini digunakan secara bergantian
dengan periode pergantian selama 18 jam. Selama filter tidak digunakan, filter
dibersihkan dari cake dan untuk keperluan pelapisan diatomeus earth dicampur
dengan belerang cair yang dipompa dari bagian penampungan. Setelah keluar
dari filter diharapkan kandungan pengotor pada belerang cair 50 ppm maksimal
sebagai abu.

Filtrat hasil filtrasi dimasukkan bak penampung belerang umpan


burner. Semua pipa yang digunakan untuk mengalirkan belerang cair dilengkapi
dengan steam jacket menggunakan kukus bertekanan 4 kg/cm². Belerang cair
dialirkan pada temperatur 135 ̊ C karena pada temperatur ini viskositas belerang
berada pada titik terendah.

2.2.2 SO2 Generation Section

Tugasnya untuk mengoksidasi belerang cair menjadi SO2 dan


memanfaatkan panas reaksi yang dilepaskan. Belerang cair disemprotkan ke
dalam burner bersuhu 800 ̊ C melalui 6 nozzle dan bereaksi dengan O2. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi eksotermis sehingga temperatur akan naik mendekati

4
1042 ̊ C. Konversi reaksi yang terjadi mendekati 100%. Kandungan gas SO2
yang keluar diatur 10,5% volume dengan cara penambahan udara kering yang
berlebih, yang bertujuan agar konversi SO2 menjadi SO3 dalam konverter
menjadi lebih besar. reaksi yang terjadi :

S + O₂  SO₂+ Q

Gas SO₂ keluar burner dilewatkan pada Waste Heat Boiler (WHB)
dengan pendingin Boiler Feed Water (BFW) yang telah dipanaskan pada
Economizer E1203. BFW yang digunakan berasal dari service unit ditambah
dengan zat penghambat kerak Kalgen (senyawa Fosfat) dan zat penghambat
korosi Kurin Power (larutan soda) yang dipompakan dari Tangki D1103.

Air umpan boiler dalam WHB akan berubah menjadi steam jenuh
bertekanan tinggi (high pressure steam) 35 kg/cm² dengan laju 90 ton/jam. Suhu
gas SO₂ yang keluar dari WHB menjadi 480 ̊C,sedangkan untuk keperluan
superheater, gas pemanas umpan harus sekitar 600 ̊C sehingga ada sebagian
SO₂ keluaran furnace (B1101) untuk umpan superheater. Temperatur gas
keluaran steam superheater diatur sekitar 430 ̊C dan siap diumpankan ke
Konvertor.

2.2.3 SO₂ Convertion Section

Tugasnya untuk mengkonversi SO₂ menjadi SO3 yang merupakan


reaksi oksidasi lanjutan. Peralatan utamanya adalah converter yang terdiri dari 4
bed dengan fungsi mengkonversi SO2 menjadi SO3 dengan bantuan katalis
Vanadium Pentaoksida (V2O5). Reaksinya sebagai berikut :

SO2 + ½ O2  SO3 + Q

Pembuatan Asam Sulfat yang menggunakan double contact double


absorber memiliki dua kali kontak antara SO2 dan O2, yaitu bed I, II, III, dan
pada bed IV. Setiap bed terdiri dari katalis V2O5. Tujuan dari dua kontak
bertahap adalah untuk memperbesar konversi total SO3yang terbentuk.
Konversi total yang dicapai adalah 99,7%. Reaksi nya eksotermis, sehingga
setelah melewati satu bed aliran gas harus didinginkan agar keseimbangan tidak

5
bergeser ke arah reaktan (SO2). Kondisi pada masing-masing bed adalah
sebagai berikut :

Bed I : Gas SO2 dari superheater dimasukkan ke dalam Konverter pada


Bed I. Temperatur masuk / keluar = 430 ̊C /610 ̊C, beda tekanan saat
bersih/kotor = 11,8/43,4 mmHg, konversi 60%. Temperatur keluaran tidak
boleh terlalu tinggi karena dapat merusak material baja yang digunakan. Outlet
Bed I kemudian didinginkan pada Penukar Panas E1201 dengan pendingin gas
SO2 keluaran absorber (80 ̊C).

Bed II : Gas yang didinginkan pada E1201 dimasukkan ke dalam


Konverter pada Bed II. Suhu masuk/keluar = 440 ̊C/521 ̊C, beda tekanan saat
bersih/kotor = 11,0/25,7 mmHg, konversi 27%. Outlet bed ini didinginkan pada
penukar panas E1202 dengan pendingin gas SO2 keluaran Absorber I dengan
temperatur 80 ̊C.

Bed III : Gas dari E1202 kemudian dimasukkan kembali ke Konverter


pada bed III. Suhu masuk/keluar = 430 ̊C/451 ̊C, beda tekanan saat
bersih/kotor = 19,1/30,1 mmHg, konversi 7%. Outlet bed III sebelum
dimasukkan ke dalam Absorber I didinginkan dahulu di dalam Economizer
E1203 dengan pendingin air umpan boiler (BFW) dari condensate collector.

Bed IV : Sisa gas SO2 dari Absorber I yang telah dilewatkan pada
Penukar Panas E1201 dan E1202 dimasukkan kembali ke Konverter pada Bed
IV. Suhu masuk/keluar = 420 ̊C/441 ̊C, beda tekanan saat bersih/kotor =
17,6/32,3 mmHg, konversi 5,73%. Outlet bed IV sebelum masuk Kolom
Absorber II didinginkan terlebih dahulu pada Economizer E1204 dengan
pendingin air umpan boiler.

2.2.4 Air Drying and SO₃ Absorber Section

Tugasnya untuk menyerap kandungan air dalam udara menggunakan


Asam Sulfat sehingga menghasilkan udara kering yang digunakan untuk
pembakaran belerang dan mengabsorpsi SO3 dengan H₂SO4 98,5%
membentuk Asam Sulfat.

Pada proses double contact double absorption ini, absorpsi SO 3 yang


terbentuk pada bed I, II, III dilakukan pada Absorber I T1302 sedangkan SO 3

6
yang terbentuk pada bed IV di absorpsi pada absorber II T1303. Reaksi yang
terjadi :

SO3 + H₂SO4 H2S2O7 + Q

H2S2O7 + H2O  2 H₂SO4 + Q

Udara kering yang digunakan untuk pembakaran belerang cair berasal


dari udara atmosfer yang dikeringkan. Udara luar disedot dengan blower
C1301/C1302 kemudian dimasukkan ke dalam kolom absorber T1301 pada
bagian bawah. Dari bagian atas absorber disemprotkan H₂SO4 98,5%. Agar
kontak antara udara dengan H₂SO4 berjalan sempurna pada kolom absorber
diisikan 4 jenis packing, yaitu : intalog 3”, CMR cascade miniring no 3,5,7.
Peyerapan air oleh asam sulfat akan menimbulkan panas sehingga H₂SO4 perlu
didinginkan dahulu dengan cooling water pada penukar panas E1301 A/B. Suhu
H₂SO4 masuk/keluar adalah 60 ̊C/115 ̊C. Mist eliminator F1301 digunakan
untuk menghilangkan kabut H₂SO4 yang terbawa udara.

Absorber I:

Gas SO3 dari economizer dimasukkan ke bagian bawah kolom


absorber, sedangkan H₂SO4 98,5% disemprotkan dari bagian atas absorber.
Absorber ini menggunakan packing dengan jenis dan ukuran yang sama dengan
yang ada pada absorber pengering udara (T1301). Gas SO3 akan bereaksi
dengan air yang terkandung dalam asam sulfat pekat sehingga akan terbentuk
asam sulfat 99,3%. Absorpsi ini akan menghasilkan panas yang cukup besar
sehingga umpan H₂SO4 sebelum masuk absorber didinginkan terlebih dahulu
pada penukar panas E1302. Temperatur H₂SO4 masuk/keluar = 80 ̊C/118 ̊C,
sedangkan temperatur gas masuk/keluar absorber = 220 ̊C/80 ̊C. Sisa gas SO2
akan dikembalikan ke dalam konverter (bed IV) sedangkan produk asam sulfat
pekat akan dicampur dengan asam sulfat encer dari absorber pengering udara
dan Raw Clarified Water (RCW) untuk menghasilkan asam sulfat 98,5% dan
dimasukkan ke First Pump Tank.

Absorber II

Proses yang terjadi pada absorber II sama hal nya pada absorber I. Gas
SO3dari bed IV setelah melewati economizer dimasukkan ke bagian bawah

7
absorber II, sedangkan H₂SO4 98,5% disemprotkan pada bagian atas kolom
absorber. Umpan H₂SO4 sebelum masuk ke absorber didinginkan terlebih
dahulu pada penukar panas E1303. Temperatur H₂SO4 masuk/keluar kolom
190/80 ̊C. Prosuk asam sulfat pekat dicampur dengan asam sulfat 98,5% dari
First Tank dan Raw Clarified Water untuk menghasilkan asam sulfat pekat
98,5% dan dimasukkan ke dalam Second Pump Tank. Gas SO2 keluar dari
absorber II diharapkan tidak lebih dari 650 ppm dan dibuang ke udara dengan
stack setinggi 100 m.

2.2.5 Sulphuric Acid Storage and Loading Section

Tugasnya adalah untuk Menyimpan dan mendistribusikan serta


memasarkan produk H₂SO4 98,5%. Pompa P1301 akan memompa H₂SO4
dari First Pump Tank ke absorber pengering udara untuk keperluan
pencampuran dengan H₂SO4 keluaran absorber II. Pompa P1302 memompa
H₂SO4 98,5% dari Second Pump ke kolom absorber II dan bagian
penyimpanan dan distribusi H₂SO4. konsentrasi ini dijaga tetap 98,5%.

Sebelum masuk tangki penyimpanan, produk H₂SO4 didinginkan


pada penukar panas E1304 dengan pendingin cooler water. Produk H₂SO4
ditampung pada 3 tangki dengan kapasitas masing-masing 10.000 MT. Produk
H₂SO4 sebagian besar dikirim ke pabrik asam fosfat, sebagian lagi dipakai di
pabrik ZA sedangkan sisanya dijual ke pasaran.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
S dan nomor atom 16.
2. Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara lain
industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium.
3. Bahan baku pembuatan asam sulfat terdiri dari belerang dan bahan penunjang (udara
(O₂) dan katalis Vanadium Pentaoksida (V2O5)).
4. Uraian proses pembuatan asam sulfat yaitu : sulphur handling process, SO5 generation
section, SO5 convertion section, aur drying SO₃ adsorber section, dan sulphuric acid
storage and loading section.
3.2 Saran
Agar pembaca lebih paham mengenai industri pembuatan asam sulfat, pembaca
disarankan membaca makalah ini untuk mendalami bahan baku yang digunakan serta
mekanisme uraian proses pembuatan asam sulfat.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://nanopdf.com/download/industri-belerang-dan-asam-sulfat_pdf
https://www.academia.edu/11778259/Pembuatan_Asam_Sulfat_di_Petrokimia_Gresik

10

Anda mungkin juga menyukai