Dosen Pengampu :
Shinta Amelia, S.T., M.Eng.
Disusun Oleh :
Aldo Neldianto 1900020091
Dhela Trinanda Gusri 1900020092
Annita Auliyasari 1900020099
Harningsi 1900020102
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Proses Industri Kimia II
ini yang berjudul “Sulfonasi Pada Industri Pembuatan Deterjen”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Industri Kimia II.
Selain itu, kami berharap penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang
proses pembuatan nitrogen. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Amelia,
S.T., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Proses Industri Kimia II.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sulfonasi
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam
sulfonat (-SO3H) ke dalam suatu molekul ataupun ion, termasuk reaksi-reaksi
yang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari
gugus asam sulfonat. Misalnya penggabungan -SO2Cl ke dalam senyawa organic
dan pada proses pembuatan deterjen.
Zat yang dapat disulfonasi yaitu zat alifatik (hidrokarbon jenuh, oleofin,
alkohol, selulosa, senyawa aromatis, naphtalena, antraquinone, dll). Istilah
sulfonasi digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan
pereaksi/agent pengsulfonasi antara lain :
a. Sulfur trioksida (SO3) dan senyawa turunannya :
Sulfur trioksida (SO3)
Oleum (H2SO4 pekat + SO3 bebas)
Asam sulfat pekat (H2SO4)
Asal khloro sulfonate (SO3 + HCl)
Asam sulfamat (SO3NH3)
b. Kelompok Sulfur dioksida (SO2) :
Asam sulfit (H2SO3)
Garam sulfit
Sulfuril klorida (SO2CL2)
Sulfat (SO4)
c. Senyawa sulfoalkilasi
Bahan pengsulfometilasi (hidroksi dan aminometansulfonat)
Bahan pengsulfoetilasi (hidroksi, khloro, dan metilaminoetansulfonat)
2
b. Atom O (dinamakan sulfat)
Contoh :
2.3 Deterjen
Deterjen merupakan sebuah produk penyempurnaan dari sabun, deterjen
merupakan bahan-bahan turunan minyak bumi yang sering disebut dengan istilah
deterjen sintetis. Komponen utama deterjen adalah surfaktan, selain itu juga
terdapat bahan pembangun (builder) dan bahan aktif ain yang menarik konsumen.
Surfaktan yang digunakan berupa anionic (Alkyl benzene sulfonate, linier alkyl
benzene sulfonate, alpha olein sulfonate), kationik (garam ammonium), non ionic
(Nonyl phenol polyethoxyle), amphoteric (Acyl ethylenediamines), dan Metil
ester sulfanat
Deterjen memiliki keunggulan yaitu mempunyai daya cuci yang baik dan
tidak terpengaruh oleh kesadahan air dibanding dengan produk deterjen terdahulu.
Air sadah merupakan air yang mengandung ion-ion mineral seperti Ca, Fe, Mg,
dan Mn. Deterjen sintetik pertama kali ditemukan pada akhir perang dunia kedua
disebut alkyl benzensulfonate/ ABS. Deterjen secara sederhana digolongkan
menjadi anionic dan kationik, hampir semua jenis deterjen yang digunakan dalam
rumah tangga termasuk kelompok anionik (>75%), untuk deterjen jenis kationik
lebih digunakan untuk keperluan industri seperti pertambangan dan perkapalan.
3
2.4 Zat-zat yang Terdapat di Dalam Deterjen
Adapun zat-zat yang terdapat dalam deterjen yaitu :
a. Surfaktan yaitu untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan
b. Abrasive untuk menggosok kotoran
c. Substansi untuk mengubah pH yang mempengaruhi penampilan ataupun
stabilitas dari komponen lain
d. Water softener untuk menghilangkan efek kesadahan
e. Oxidants untuk memutihkan dan menghancurkan kotoran
f. Material lain selain surfaktan untuk mengikat kotoran didalam suspense
g. Enzim untuk mengikat protein, lemak, ataupun karbohidrat didalam kotoran
4
(sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang positif, yaitu
dapat menyuburkan tanaman.
d. Bahan Tambahan (Aditif)
Salah satu contoh dari bahan aditif adalah carboxyl methyl cellulose (CMC).
Bahan ini berbentuk serbuk putih dan berfungsi untuk mencegah kembalinya
kotoran ke pakaian sehingga disebut antiredeposisi. Selain CMC, masih
banyak macam dari bahan aditif ini, tetapi pada umumnya merupakan rahasia
dari tiap-tiap perusahaan.
e. Bahan Pewangi (Parfum)
Parfum termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan parfum memegang
peranan besar dalam hal terkaitan konsumen akan produk deterjen bubuk.
2.6 Pembuatan Deterjen Pada Skala Industri
5
Alkil Benzene. Dari mixer didapatkan bubur surfaktan yaitu Natrium Alkil
Benzena. Reaksi pada Neutralizer adalah :
R’OSO3H + H2O + NaOH → Na5P3O11 + H2O
3. Bubur surfaktan kemudian dialirkan ke Surge Tank yang berfungsi untuk
menetralkan tekanan atau pengaman tekanan saat katup pengatur ditutup.
4. Bubur surfaktan kemudian dialirkan kepompa menuju Cooler. Di dalam
Cooler campuran didinginkan dan dialirkan kedalam Surfaktan Storage.
5. Selanjutnya pembuatan deterjen dimana bubur surfaktan bersama Sodium
tripolifosfat dan bahan aditif dialirkan menuju Crutcher. Didalam Cructher
bahan-bahan diputar atau dicampur dengan mixer menggunakan kecepatan
tinggi hingga homogen. Pada Crutcher sejumlah air dihilangkan sehingga
campuran menjadi lebih kental dikarenakan adanya reaksi hidrasi dari
sodium tripoliposfat.
6. Campuran kemudian dialirkan ke Drop Tank untuk kemudian dipompakan
menggunakan High Pressure Pump menuju kebagian atas High Spray
Tower.
7. Pada bagian atas Menara campuran disemprotkan sedangkan pada bagian
bawah dialirkan udara panas yang dihasilkan dari furnace sehingga pada
proses ini didapatkan butiran deterjen. Uap panas yang naik melewati
spray kemudian dialirkan menuju ke Cyclone 1 yang berfungsi untuk
memisahkan uap panas dan partikel yang terikut. Partikel yang terikut akan
dimasukkan Kembali kedalam Crutcher sebagai bahan baku awal,
sedangkan uap panas dilepas ke atmosfir melewati Chimney/ Stack
8. Butiran dari Menara High Spray Tower kemudian dialirkan menggunakan
Conveyer dengan bantuan aliran udara menuju Cyclone 2. Pada Cyclone 2
butiran dipisahkan dari uap panas yang masih terikut. Uap panas yang
masih terikut dialirkan menuju Cyclone 3 untuk pemisahan butiran panas
dimana nanti butiran akan diumpankan ke Conveyor sedangkan akan uap
panas dilepas ke atmosfir melewati Chimney/ Stack
9. Butiran dari Cyclone 2 kemudian diumpankan menuju pengayak atau
Vibrating Ccreen untuk mendapatkan butiran sesuai standar.
6
10. Butiran dari Vibrating Screen dan Cyclone 3 dialirkan menuju ke
Conveyor.
11. Pada Conveyor ditambahkan pengharum dengan cara disemprotkan yang
kemudian diumpankan ke bagian packaging untuk dipacking
7
Pump adalah alat untuk memompa untuk mempermudah proses pemindahan
fluida dengan cara memberikan gaya tekanan pada fluida yang dialirkan.
i. Spray Tower
Spray tower adalah alat untuk mengeringkan bahan (cairan) yang dilewatkan
pada suatu nole (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk droplet
(butiran) kemudian dilewati oleh udara panas sehingga menghasilkan bubuk.
j. Air Lift
Air lift adalah pengangkat dengan prinsip pneumatic yang di desain untuk
pengangkutan kering secara terus menerus melalui pipa ke tempat
penyimpanan.
k. Cyclone
Cyclone alat yang memiliki prinsip kerja memisahkan dan mengumpulkan
material berupa bubuk kering dengan menggunakan gaya sentrifugal.
l. Screen Perfume
Screen perfume adalah tampat yang dikhususkan untuk penambahan aroma
(fragrance) pada produk yang digunakan sebagai pengharum.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus
asam sulfonat (-SO3H) ke dalam suatu molekul ataupun ion, termasuk reaksi-
reaksi yang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal
dari gugus asam sulfonate. Salah satu contoh penerapan proses sulfonasi pada
industry yaitu pada industry deterjen. Proses sulfonasi terjadi pada saat
pencampuran bahan baku deterjen yaitu surfaktan dan oleum.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih dalam tahap
penyempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik para pembaca sangat kami
harapkan untuk melengkapi kesempurnaan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
academia.edu. 2011. “Metode Sulfonasi (Sulfonation Methode)”. Diakses pada 12 Maret 2021,
dari https://www.academia.edu/11787354/Metode_Sulfonasi_Sulfonation_methode_
id.scribd.com. 2013. “Flow Diagram Industri Deterjen”. Diakses pada 12 Maret 2021, dari
https://www.scribd.com/document/374043642/Flow-Diagram-Industri-Deterjen
patikab.go.id. 2015. “Deterjen Ramah Lingkungan”. Diakses pada 12 Maret 2021, dari
https://www.patikab.go.id/v2/id/2015/11/14/deterjen-ramah-lingkungan/
V Farah. 2018. “Praperancangan Pabrik Deterjen Bubuk dari Alkylbenzene dan Oleum dengan
Kapasitas Produksi 40.000 ton/tahun”. Aceh: Electronic Theses and Disertation (ETD)
UNSYIAH.
10
LAMPIRAN
11