Anda di halaman 1dari 12

Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma

xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas


Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma


xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker
The Acute Toxicity of Ethanol Extract from Irradiated
Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Which Have
Anticancer Activity

Ermin Katrin, Susanto dan Hendig Winarno


Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN
Jl. Lebak Bulus No. 49 Jakarta Selatan 12440
e-mail : erminkk@batan.go.id
Diterima 03 Maret 2011; Disetujui 19 April 2011

ABSTRAK

Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.)


Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas Antikanker. Pasteurisasi simplisia dan produk obat
herbal telah dilakukan oleh beberapa perusahaan obat herbal, namun informasi tentang
keamanan obat herbal yang diradiasi masih sedikit, bahkan pengaruh iradiasi gamma untuk
tujuan pasteurisasi terhadap toksisitas simplisia temulawak belum pernah diteliti. Ekstrak
etanol temulawak mempunyai aktivitas berpotensi sebagai antikanker. Pada penelitian ini
dilakukan uji toksisitas akut ekstrak etanol dari rimpang temulawak yang tidak dan yang
diradiasi dengan dosis 5 dan 10 kGy. Uji toksisitas akut ekstrak etanol dilakukan pada mencit
dengan mengamati pengaruh ekstrak terhadap perilaku hewan (profil farmakologi) setelah
pemberian dosis tunggal bahan uji, perkembangan bobot badan hewan percobaan dan
kematian setiap hari selama 14 hari serta pengamatan bobot beberapa organ pada hari ke-14.
Hasil uji toksisitas akut setelah pemberian ekstrak pada mencit jantan dan betina
menunjukkan bahwa sampai dosis 7500 mg/kg bobot badan (BB) tidak ada kematian dan efek
toksik yang bermakna, maka ekstrak etanol dari rimpang temulawak yang tidak dan yang
diradiasi dengan dosis 5 dan 10 kGy dapat dinyatakan aman. Dengan demikian DL50 dari
ekstrak etanol dari rimpang temulawak yang tidak dan yang diradiasi (5 dan 10 kGy) pada
mencit lebih besar dari 7500 mg/kg BB.
Kata kunci : toksisitas akut, Curcuma xanthorrizha Roxb., ekstrak etanol, iradiasi,
antikanker, DL50

ABSTRACT

The Acute Toxicity of Ethanol Extract from Irradiated Temulawak (Curcuma


xanthorrizha Roxb.) Which Have Anticancer Activity. Pasteurization of herbs and herbal
medicinal products have been carried out by several herbal industries, but information about
the safety of irradiated herbal medicine is still a little, even the influence of gamma irradiation
for pasteurization purpose on the toxicity of crude temulawak has never been investigated. The
ethanol extract of Curcuma xanthorrizha Roxb. has cytotoxic activity which potential as an
anticancer. In this research, the acute toxicity tests were carried out to the ethanol extract
from Curcuma xanthorrizha without irradiation and irradiated with doses of 5 and 10 kGy. The
acute toxicity tests of ethanol extract were conducted in mice by observing the effect of
extracts on animal behavior (pharmacologic profile) after a single dose of test material, the
development of animal body weight and death every day for 14 days and observed several
organ weights on day 14. Acute toxicity test results after administration of extracts on male
and female mice a dose up to 7500 mg/kg body weight (BW) showed that no deaths and no
significant toxic effect, so that the ethanol extract of Curcuma xanthorrizha without
irradiation and irradiated with doses of 5 and 10 kGy can be declared safe. Thus LD50 from

41
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

ethanol extract of Curcuma xanthorrizha without irradiation and irradiated (5 and 10 kGy) in
mice was greater than 7500 mg/kg body weight.
Key words : acute toxicity, Curcuma xanthorrizha Roxb., ethanol extracts, irradiation,
anticancer, LD50

PENDAHULUAN dengan IC50 < 30 μg/ml (9). Informasi


tentang keamanan obat herbal yang diradiasi
Hasil penelitian ilmiah telah masih sedikit, bahkan pengaruh iradiasi
membuktikan bahwa temulawak (Curcuma gamma terhadap toksisitas simplisia
xanthorrizha Roxb.) sangat berkhasiat, hal temulawak belum pernah diteliti.
ini menyebabkan obat herbal berbasis Pada penelitian ini dilakukan uji
temulawak berkembang sangat cepat dan toksisitas akut untuk mempelajari derajat
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. efek toksik ekstrak etanol dari temulawak
Kurkumin dan kurkumenol dalam yang diradiasi pada mencit yang terjadi
temulawak mempunyai aktivitas sebagai dalam waktu singkat setelah pemberian
antimikroba, antioksidan, dan dosis tunggal. Uji toksisitas akut
hepatoprotektor (1,2). Ekstrak metanol C. menggunakan mencit untuk memastikan
xanthorrhiza mempunyai potensi sebagai bahwa ekstrak dari temulawak yang tidak
pencegah kanker (3) dan xantorizol dapat dan yang diradiasi tidak toksik. Uji toksisitas
menghambat proliferasi kanker payudara akut merupakan suatu uji keamanan dalam
MCF-7 dengan nilai IC50 1,71 μg/ml (4). waktu singkat untuk mendeteksi adanya
Selama penyimpanan simplisia efek toksik dari suatu zat uji yang diberikan
rimpang temulawak sangat rentan terhadap dalam dosis tunggal atau berulang dalam
pertumbuhan mikroba. Untuk menjaga waktu 24 jam. Pengujian ini bertujuan untuk
mutu obat herbal ini agar bebas dari mempelajari keamanan ekstrak yang
pertumbuhan mikroba pencemar, maka dihasilkan dari rimpang temulawak yang
dibutuhkan penanganan yang higienis diradiasi melalui uji toksisitas akut secara
melalui berbagai teknik pasteurisasi. Salah oral pada hewan coba mencit putih galur
satu teknik pengawetan yaitu teknik iradiasi Swiss-Webster dengan melakukan
gamma telah dikembangkan di PATIR pengamatan berbagai efek farmakologik,
BATAN sejak tahun 1980 dan telah perubahan bobot badan dan indeks profil
dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan indeks organ dalam.
obat herbal untuk meradiasi bahan maupun Pada uji toksisitas akut akan diperoleh
produk obat herbal (5). Hasil penelitian data tentang efek bahan yang diuji terhadap
menunjukkan bahwa iradiasi gamma dosis berbagai sistem dalam tubuh, termasuk juga
10 kGy selain dapat menghambat perubahan tingkah laku, abnormalitas fungsi
pertunasan rimpang juga dapat menurunkan beberapa indeks organ atau gangguan
2-4 log cycle mikroba pada simplisia rimpang fisiologis lainnya sampai dengan terjadinya
temulawak, temu hitam, kunyit dan galanga kematian hewan percobaan. Hasil uji
(6). Iradiasi gamma dosis 10 kGy pada toksisitas akut akan memberikan gambaran
Curcuma longa tidak memengaruhi kadar tentang reaksi akut dari makhluk hidup bila
minyak mudah menguap dalam kunyit (7) diberi suatu bahan obat. Oleh karena itu,
dan pada Curcuma domestica tidak pada uji toksisitas akut selain penentuan
mengubah kadar kurkumin (8). Ekstrak nilai LD50 diamati pula efek farmakologik,
etanol dari rimpang temulawak yang profil organ-dalam dan perubahan bobot
diradiasi gamma dengan dosis 10 kGy tetap badan hewan percobaan setiap hari selama 2
mempunyai aktivitas antikanker terhadap minggu sesuai dengan standar pengujian.
sel kanker HUT-78, A-549, Hela dan THP-1

42
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

BAHAN DAN METODE Uji Toksisitas Akut. Mencit uji


terlebih dahulu diaklimatisasi selama 1
Bahan dan alat minggu di laboratorium farmakologi Pusat
Ilmu Hayati, dan hanya mencit sehat yang
Hewan Uji. Hewan uji adalah mencit digunakan dalam percobaan. Sediaan uji
galur Swiss Webster jantan dan betina, usia 2 adalah ekstrak etanol dari temulawak yang
bulan, bobot antara 22 — 36 g dari Pusat tidak diradiasi dan yang diradiasi 5 dan 10
Ilmu Hayati ITB, Bandung. kGy. Sediaan disuspensikan dalam CMCNa
Bahan. Bahan percobaan rimpang 0,5% dan dibuat dengan 5 tingkat
temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) serangkaian dosis uji yaitu 625 mg/kg BB
diperoleh dari BALITTRO, Bogor. Setelah (D1), 1250 mg/kg BB(D2), 2500 mg/kg BB
dicuci bersih, diiris tipis-tipis dan (D3), 5000 mg/kg BB (D4) dan 7.500 mg/kg
dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC BB (D5), sedangkan kontrol normal hanya
dengan kadar air di bawah 10%, lalu diberi larutan CMCNa 0,5%. Sediaan uji
dihaluskan mejadi serbuk. Bahan kimia diberikan secara oral dalam dosis tunggal 1
yang digunakan yaitu etanol 99 %, air ml per 20 g mencit, satu dosis per
suling,dan natrium karboksi metil selulosa kelompok. Hewan coba dikelompokkan ke
(Na CMC). dalam 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri
Alat. Alat-alat yang digunakan ialah dari 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Tiap
mortir dan stamper, alat-alat gelas, sonde kelompok terdiri dari 5 mencit jantan dan 5
oral mencit, timbangan mencit, timbangan mencit betina yang dikelompokkan secara
analitik, jarum oral, seperangkat alat uji acak. Kelompok kontrol (K) hanya diberi
toksisitas, seperangkat alat bedah, serta alat larutan pembawa yaitu Na-CMC 0,5%.
lain yang umum digunakan untuk uji Pengamatan terhadap efek-efek yang
toksisitas akut di Laboratorium Farmakologi- muncul dilakukan segera setelah
Toksikologi Pusat Ilmu Hayati, ITB. pemberiaan sediaan uji selama 3 menit pada
tiap jam dalam periode 4 jam pertama,
Metode kemudian diamati secara seksama efek-efek
yang muncul yang meliputi efek terhadap
Iradiasi dan Maserasi. Serbuk sistem syaraf pusat, sistem saraf otonom,
temulawak disiapkan dalam 3 kemasan yang refleks, ritme pernapasan, perubahan dalam
masing-masing beratnya 1 kg. Masing- ekskresi, kondisi kulit dan mukosa, postur
masing sampel dimasukkan ke dalam tubuh, kecepatan denyut jantung dan
kantong plastik polietilen tebal 0,1 mm lalu beberapa respon lainnya yang umum
diseal rapat dengan alat sealer matic. Sampel diamati pada uji toksisitas akut (10,11).
diiradiasi di Iradiator Karet Alam, PATIR, Perubahan bobot badan dan kematian
BATAN dengan sumber radiasi 60Co (113,576 mencit dipantau terus setiap hari sampai 14
Ci), dosis masing-masing 5 dan 10 kGy pada hari (H1 sampai H14) setelah pemberian
laju dosis 7,5 kGy/jam. sediaan uji. Apabila ada mencit yang mati
PembuatanEkstrak. Masing-masing selama pengamatan, segera dibedah untuk
serbuk temulawak yang diradiasi dengan menentukan sebab kematian. Pada hari ke
dosis 5, 10 kGy dan yang tidak diradiasi 14, semua mencit dibunuh kemudian organ
dimaserasi 4 kali dengan pelarut etanol mencit ditimbang dan dihitung terhadap
masing-masing 3 L. Filtrat hasil penyaringan bobot badan mencit. Organ-organ yang
maserat dipekatkan menggunakan rotavapor diambil untuk pengamatan pada mencit
vakuum pada suhu kurang lebih 37 oC jantan adalah hati, limpa, paru-paru, ginjal,
hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak jantung, vessikal seminalis dan testis
selanjutnya dikeringkan menggunakan sedangkan pada mencit betina organ yang
o
desikator vakum suhu 40 C hingga semua diamati adalah hati, limpa, paru-paru, ginjal,
pelarut menguap dan ditimbang. jantung, ovarium dan uterus. Selain itu

43
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

pengamatan yang dilakukan adalah profil D4 dan D5, minimal 20% dari populasi
perubahan bobot badan mencit. mengalami kehilangan kemampuan untuk
Kebermaknaan data yang diperoleh diolah memulihkan fisik posisi diri.
secara statistik menggunakan software SPSS Profil aktivitas farmakologik mencit
17, uji student-t dan anova. betina menunjukkan bahwa pada kelompok
kontrol dan kelompok dosis uji (yang diberi
ekstrak temulawak 0, 5 dan 10 kGy) terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN perubahan aktivitas motorik, fenomena
straub, ptosis, retablishment, grooming,
Pembuatan Ekstrak. Ekstrak kental defekasi dan urinasi. Pada mencit betina yang
hasil ekstraksi dengan cara maserasi dalam diberi ekstrak temulawak 0 kGy terjadi
etanol diperoleh seberat 51 g (dari rimpang penurunan aktivitas motorik pada kelompok
temulawak 0 kGy), 50 g (dari simplisia kontrol setelah 60 menit pemberian CMC
temulawak 5 kGy) dan 50 g (dari simplisia Na 0,5% sedangkan penurunan aktivitas
temulawak 10 kGy). motoris pada kelompok dosis uji terjadi
Profil aktivitas farmakologik setelah setelah 30 menit pemberian dosis tunggal
pemberian dosis tunggal ekstrak etanol sediaan cair yang mengandung bahan uji.
dari rimpang temulawak. Profil aktivitas Fenomena straub terjadi hanya pada
farmakologik mencit jantan setelah kelompok dosis uji D1, sedangkan ptosis
pemberian bahan uji (0, 5 dan 10 kGy) terjadi pada kelompok dosis uji D4 dan D5,
menunjukkan bahwa pada kelompok dan retablishment hanya terjadi pada
kontrol dan kelompok dosis uji terjadi kelompok dosis uji D3 setelah 120 menit
perubahan aktivitas motorik, ptosis, pemberian sediaan.
retablishment, jalan melingkar, grooming, Pada mencit betina yang diberi ekstrak
defekasi dan urinasi. Setelah 30 menit semua temulawak 5 kGy terjadi penurunan
kelompok dosis uji yang diberi ekstrak dari aktivitas motorik pada kelompok kontrol
temulawak 0 kGy mengalami penurunan dan kelompok dosis uji D1 setelah 60 menit
aktivitas motorik jika dibandingkan pemberian CMC Na 0,5% sedangkan
kelompok kontrol, demikian juga mencit penurunan aktivitas motoris pada kelompok
jantan yang diberi ekstrak dari temulawak dosis uji D2, D3, D4, dan D5 terjadi setelah
yang diradiasi 5 dan 10 kGy hampir semua 30 menit pemberian dosis tunggal sediaan
kelompok mengalami penurunan aktivitas cair yang mengandung bahan uji. Fenomena
motorik jika dibandingkan kelompok straub terjadi hanya pada kelompok dosis uji
kontrol. D1, sedangkan ptosis terjadi pada kelompok
Efek ptosis terjadi terutama pada dosis dosis uji D3, D4 dan D5, dan retablishment
D3, D4 dan D5 yang diberi ekstrak hanya terjadi pada kelompok dosis uji D4
temulawak 0 kGy. Pada pengujian dan D5.
retablishment, pada D2, D3, D4 dan D5, Pada mencit betina yang diberi ekstrak
minimal 20% dari populasi mengalami temulawak 10 kGy juga terjadi penurunan
kehilangan kemampuan untuk memulihkan aktivitas motorik pada kelompok kontrol
fisik posisi diri (righting ability). Efek ptosis setelah 30 menit pemberian CMC Na 0,5%
terjadi terutama pada dosis D4 dan D5 yang sedangkan penurunan aktivitas motoris pada
diberi ekstrak temulawak 5 kGy. Pada kelompok dosis uji D1, D2, D3, D4, dan D5
pengujian retablishment, pada D3, D4 dan terjadi setelah 30 menit pemberian dosis
D5, minimal 20% dari populasi mengalami tunggal sediaan cair yang mengandung
kehilangan kemampuan untuk memulihkan bahan uji. Ptosis terjadi pada semua
fisik posisi diri. Pada mencit jantan yang kelompok dosis uji dan retablishment hanya
diberi ekstrak temulawak dosis 10 kGy, efek terjadi pada kelompok dosis uji D4 dan D5.
ptosis terjadi terutama pada dosis D3, D4 Dari pengamatan keseluruhan terlihat
dan D5. Pada pengujian retablishment, pada terjadi penurunan aktivitas motorik, dan

44
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

pengamatan pada fenomena straub, ptosis dosis uji. Dari hasil analisis yang lebih
dan retablishment, memberikan dugaan terperinci menggunakan student t-test, secara
bahwa bahan uji baik ekstrak etanol dari keseluruhan menunjukkan tidak adanya
temulawak yang tidak dan yang diradiasi perubahan yang bermakna (p<0,05) antara
mempunyai potensi neuroleptik. Pada kedua kelompok kontrol dan kelompok dosis uji,
kelompok mencit uji (jantan dan betina), kecuali pada H7, kelompok D3 dan pada
juga tidak ada mencit yang mati setelah H11 kelompok uji D1 menunjukkan
pemberian dosis tunggal ekstrak etanol dari persentase lebih rendah dan bermakna
temulawak yang tidak dan yang diradiasi (p<0,05) jika dibandingkan terhadap
dosis 5 dan 10 kGy selama periode kenaikan bobot badan kelompok kontrol.
pengamatan. Perubahan bobot badan mencit betina
Perubahan bobot mencit yang diberi terlihat pada H2 sampai H5 menunjukkan
ekstrak etanol dari rimpang temulawak adanya perubahan bermakna, sedangkan
yang tidak dan yang diradiasi 5 dan 10 pada H6 sampai H14 menunjukkan tidak
kGy. Profil bobot badan mencit jantan dan adanya perubahan yang bermakna (p<0,05)
betina yang diberi sediaan ekstrak etanol antara kelompok kontrol dan kelompok
temulawak yang tidak diradiasi, diiradiasi 5 dosis uji. Dari hasil analisis yang lebih
kGy dan diiradiasi 10 kGy tertera masing- terperinci menggunakan student t-test, pada
masing pada Gambar 1, Gambar 2, dan H2, semua kelompok dosis uji menunjukkan
Gambar 3. Secara visual, terjadi perubahan perubahan bermakna (p<0,05) jika
bobot badan mencit jantan dan mencit dibandingkan kelompok kontrol; pada H3,
betina yang diberi ekstrak temulawak 0 kGy hanya kelompok dosis uji D5 yang

Gambar 1. Bobot badan mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan mengandung
ekstrak etanol temulawak yang tidak diradiasi gamma

pada kelompok kontrol dan semua menunjukkan perubahan bermakna


kelompok dosis uji. Dari hasil analisis (p<0,05) jika dibandingkan kelompok
statistik perubahan bobot badan mencit kontrol; pada H4, kelompok dosis uji D1,
jantan menggunakan ANOVA, terlihat tidak D2, D3 dan D4 menunjukkan perubahan
adanya perubahan yang bermakna (p<0,05) bermakna (p<0,05) jika dibandingkan
antara kelompok kontrol dan kelompok kelompok kontrol; dan pada H5, kelompok

45
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

dosis uji D1, D2, dan D5 menunjukkan terlihat tidak adanya perubahan yang
perubahan bermakna (p<0,05) jika bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol
dibandingkan kelompok kontrol. dan kelompok dosis uji.
Profil bobot badan mencit jantan dan Profil bobot badan mencit jantan dan
betina yang diberi sediaan ekstrak etanol betina dapat dilihat pada Gambar 3a dan 3b.
temulawak yang diradiasi 5 kGy tertera Secara visual, ada perubahan bobot badan
pada Gambar 2. Secara visual perubahan mencit jantan antara kelompok kontrol dan
bobot badan mencit jantan antara kelompok kelompok dosis uji, terlihat bahwa
kontrol dan kelompok dosis uji tidak perubahan bobot badan kelompok uji D1,
berbeda. Namun pada mencit betina D2 dan D4 di bawah kelompok kontrol.
(Gambar 2b), terjadi perbedaan secara nyata Pada bobot badan mencit betina kelompok

Gambar 2. Bobot badan mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan mengandung
ekstrak etanol temulawak yang diradiasi gamma 5 kGy

antara bobot badan mencit betina kelompok kontrol dan kelompok dosis uji tidak ada
kontrol dan kelompok dosis uji. Dari hasil perbedaan. Dari hasil analisis statistik
analisis statistik perubahan bobot badan perubahan bobot badan mencit jantan
mencit jantan menggunakan ANOVA dan menggunakan ANOVA dan student t-test,
student t-test, secara keseluruhan terlihat tidak adanya perbedaan yang
menunjukkan tidak adanya perubahan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol
bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok dosis uji, kecuali pada H3,
dan kelompok dosis uji, kecuali pada H8, kelompok D1, D2 dan D4; pada H8,
kelompok D5 dan pada H9 kelompok uji D3 kelompok D5 dan pada H9 kelompok uji D4;
menunjukkan persentase lebih rendah dan pada H9, kelompok uji D2; pada H10,
bermakna (p<0,05) jika dibandingkan kelompok uji D2; dan pada H14, kelompok
terhadap kenaikan bobot badan kelompok uji D1 dan D3 menunjukkan persentase
kontrol. Dari hasil analisis statistik lebih rendah dan perbedaan bermakna
perubahan bobot badan mencit betina (p<0,05) jika dibandingkan terhadap
menggunakan ANOVA dan analisis yang kenaikan bobot badan kelompok kontrol.
lebih terperinci menggunakan student t-test, Dari hasil analisis statistik perubahan bobot

46
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

Gambar 3. Bobot badan mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan mengandung
ekstrak etanol temulawak yang diradiasi gamma 10 kGy

badan mencit betina menggunakan ANOVA mencit jantan dan betina dapat dilihat pada
dan student t-test, secara keseluruhan terlihat Gambar 4a dan 4b. Secara visual, pada
tidak adanya perbedaan yang bermakna organ jantung mencit jantan dan betina tidak
(p<0,05) antara kelompok kontrol dan terjadi perbedaan pada kelompok kontrol
kelompok dosis uji. dan semua kelompok dosis uji, hal ini
Efek pemberian ekstrak etanol dari didukung dengan hasil analisis ANOVA dan
temulawak tanpa radiasi (0 kGy) pada student t-test. Pada organ paru-paru mencit
organ hari ke-14. Profil indeks organ jantan, secara visual, pada kelompok dosis

Gambar 4. Profil indeks organ mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan
mengandung ekstrak etanol dari temulawak tanpa radiasi (0 kGy)

47
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

uji D1, D2, D3, dan D5 menunjukkan Pengamatan secara visual pada organ
terjadinya pembesaran organ jika jantung mencit betina menunjukkan
dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan terjadinya pembesaran organ pada kelompok
pada kelompok uji D4 terjadi pengecilan D2 dan D3. Pada organ paru terjadi
organ. Pada organ hati mencit jantan, secara pembesaran organ pada kelompok uji D1
visual, semua kelompok uji menunjukkan dan D2, dan terjadi pengecilan organ pada
pengecilan organ jika dibandingkan kelompok dosis D3, D4 dan D5. Pada
kelompok kontrol. Pada organ limpa mencit pengamatan visual organ hati, terlihat
jantan, secara visual, terjadi pembesaran bahwa terjadi pengecilan organ pada semua
organ pada kelompok uji D1dan D5, dan dosis uji jika dibandingkan kelompok
terjadi pengecilan organ pada kelompok uji kontrol, hal ini sejalan dengan pengamatan
D3 jika dibandingkan kelompok kontrol. visual organ adrenal dan ovarium, di mana
Pada organ testis, secara visual, terjadi semua kelompok dosis uji juga mengalami
pembesaran organ pada kelompok uji D1, pengecilan organ. Hal ini berbeda dengan
dan terjadi pengecilan organ pada kelompok pengamatan visual pada organ ginjal dan
uji D2 dan D4 jika dibandingkan kelompok uterus, di mana terlihat bahwa semua dosis
kontrol. Akan tetapi setelah dianalisis uji menunjukkan pembesaran organ jika
menggunakan metode ANOVA dan student t- dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan
test, hasil menunjukkan tidak adanya pada pengamatan secara visual organ limpa,
perubahan yang bermakna (p<0,05) jika terlihat hanya kelompok dosis D1 yang
dibandingkan terhadap kelompok kontrol. mengalami pengecilan organ.
Pada organ ginjal mencit jantan, secara Hasil analisis statistik indeks organ
visual, semua kelompok uji menunjukkan mencit betina menggunakan ANOVA
pembesaran organ jika dibandingkan menunjukkan tidak adanya perbedaan
kelompok kontrol, tetapi setelah dianalisis bermakna (p<0,05) pada semua organ.
menggunakan metode ANOVA dan student t- Analisis yang lebih terperinci menggunakan
test, hasil menunjukkan hanya kelompok D1 student t-test menunjukkan bahwa hampir
dan D2 yang mempunyai perbedaan yang keseluruhan pengujian tidak menunjukkan
bermakna (p<0,05) jika dibandingkan perbedaan bermakna jika dibandingkan
terhadap kelompok kontrol. Pada organ terhadap kontrol, kecuali pada organ hati
adrenal mencit jantan, secara visual, semua kelompok dosis D5 menunjukkan perbedaan
kelompok uji menunjukkan pembesaran bermakna (p<0,05) jika dibandingkan
organ jika dibandingkan kelompok kontrol, kontrol; organ uterus kelompok dosis D1,
tetapi setelah dianalisis menggunakan D3, D4 dan D5 juga menunjukkan
metode ANOVA dan student t-test, hasil perbedaan bermakna (p<0,05) jika
menunjukkan hanya kelompok D4 dan D5 dibandingkan kontrol.
yang mempunyai perbedaan yang bermakna Efek pemberian ekstrak etanol dari
(p<0,05) jika dibandingkan terhadap temulawak radiasi (5 kGy) pada organ
kelompok kontrol. Pada organ vesika hari ke-14. Profil indeks organ mencit
seminalis mencit jantan, secara visual, jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar
hampir semua kelompok uji menunjukkan 5a dan 5b. Secara visual, pada indeks organ
pembesaran organ (kecuali D3) jika jantung dan ginjal mencit jantan semua
dibandingkan kelompok kontrol, tetapi kelompok dosis uji mengalami pembesaran
setelah dianalisis menggunakan metode jika dibandingkan kelompok kontrol. Hasil
ANOVA dan student t-test, hasil analisis menggunakan metode ANOVA
menunjukkan hanya kelompok D5 yang menunjukkan tidak ada perubahan yang
mempunyai perbedaan yang bermakna bermakna (p<0,05) jika dibandingkan
(p<0,05) jika dibandingkan terhadap terhadap kelompok kontrol, tetapi setelah
kelompok kontrol. dianalisis menggunakan student t-test,
terlihat bahwa pada indeks organ jantung

48
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

kelompok dosis uji D3 dan D4 dan pada pengecilan organ. Pada indeks organ paru-
indeks organ ginjal kelompok dosis uji D4 paru terjadi pembesaran organ pada
terjadi perbedaan bermakna (p<0,05) jika kelompok uji D1 dan D2, dan terjadi
dibandingkan kelompok kontrol. pengecilan indeks organ pada kelompok

Gambar 5. Profil indeks organ mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan
mengandung ekstrak etanol dari temulawak yang diradiasi 5 kGy

Pada indeks organ paru-paru, hati, dosis D3, D4 dan D5. Pada pengamatan
limpa, dan testis, secara visual, semua visual indeks organ hati, terlihat bahwa
kelompok uji menunjukkan pengecilan terjadi pembesaran pada hampir semua
indeks organ jika dibandingkan kelompok dosis uji, kecuali pada dosis uji D3.
kontrol. Setelah dianalisis menggunakan Pengamatan visual pada organ ginjal,
metode ANOVA dan student t-test, hasil ovarium dan uterus menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa pada indeks organ semua kelompok dosis uji mengalami
tidak adanya perbedaan yang bermakna pembesaran organ jika dibandingkan
(p<0,05) jika dibandingkan terhadap kelompok kontrol, sedangkan pengamatan
kelompok kontrol. Analisis menggunakan visual pada indeks organ adrenal
ANOVA dan student t test menunjukkan menunjukkan terjadinya pengecilan organ
bahwa pada indeks organ adrenal tidak jika dibandingkan kelompok kontrol.
terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) jika Hasil analisis statistik indeks indeks
dibandingkan kelompok kontrol, tetapi pada organ mencit betina menggunakan ANOVA
indeks organ vesika terdapat perbedaan menunjukkan tidak adanya perbedaan
bermakna (p<0,05) pada kelompok uji dosis bermakna (p<0,05) pada semua organ.
D4 dan D5 jika dibandingkan kelompok Analisis yang lebih terperinci menggunakan
kontrol. student t-test menunjukkan bahwa hampir
Pengamatan secara visual pada indeks keseluruhan pengujian tidak menunjukkan
organ jantung mencit betina menunjukkan perbedaan bermakna jika dibandingkan
terjadinya pengecilan indeks organ pada terhadap kontrol, kecuali pada indeks organ
kelompok dosis uji, kecuali D5, hal ini ginjal kelompok dosis D5 menunjukkan
berbeda dengan limpa dimana hanya perbedaan bermakna (p<0,05) jika
kelompok dosis uji D5 yang mengalami dibandingkan kontrol.

49
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

Efek pemberian ekstrak etanol dari dan student t-test, hasil menunjukkan bahwa
temulawak radiasi (10 kGy) pada organ pada organ hati, adrenal dan vesika
hari ke-14. Profil indeks organ mencit seminalis dan organ limpa tidak adanya
jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar perbedaan yang bermakna (p<0,05) jika
6a dan 6b. Secara visual, pada indeks organ dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
jantung, paru-paru dan ginjal mencit jantan Namun setelah dianalisis menggunakan
hampir semua kelompok dosis uji student t-test, terlihat bahwa pada indeks

Gambar 6. Profil indeks organ mencit jantan (a) dan betina (b) yang telah diberi sediaan
mengandung ekstrak etanol dari temulawak yang diradiasi 10 kGy

mengalami pembesaran jika dibandingkan organ limpa kelompok dosis uji D4 terjadi
kelompok kontrol. perbedaan bermakna (p<0,05) jika
Setelah dianalisis menggunakan dibandingkan kelompok kontrol.
metode ANOVA, hasil menunjukkan tidak Pengamatan secara visual organ
adanya perubahan yang bermakna (p<0,05) jantung dan paru-paru mencit betina
pada indeks organ jantung dan paru-paru menunjukkan perubahan jika dibandingkan
jika dibandingkan terhadap kelompok kelompok kontrol (Gambar 6b), tetapi
kontrol, tetapi setelah dianalisis setelah dianalisis menggunakan metode
menggunakan student t-test, terlihat bahwa ANOVA dan student t-test, hasil
pada indeks organ ginjal kelompok dosis uji menunjukkan bahwa pada indeks organ
D3 dan D5 terjadi perbedaan bermakna jantung dan paru-paru tidak adanya
(p<0,05) jika dibandingkan kelompok perbedaan yang bermakna (p<0,05) jika
kontrol. dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
Pada indeks organ hati, adrenal dan Pengamatan secara visual pada indeks organ
vesika seminalis, secara visual, hampir hati, ginjal, limpa dan ovarium mencit
semua kelompok uji menunjukkan betina menunjukkan terjadinya pengecilan
pengecilan indeks organ jika dibandingkan indeks organ pada kelompok dosis uji, tetapi
kelompok kontrol. Pada indeks organ limpa setelah dianalisis menggunakan metode
dan testis, secara visual, hampir semua ANOVA dan student t-test, hasil
kelompok uji menunjukkan pembesaran menunjukkan bahwa tidak adanya
dibandingkan kelompok kontrol. Setelah perbedaan yang bermakna (p<0,05) jika
dianalisis menggunakan metode ANOVA dibandingkan terhadap kelompok kontrol.

50
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas
Antikanker ISSN 1907-0322
(Ermin Katrin, dkk.)

Pengamatan secara visual pada indeks KESIMPULAN


organ uterus dan adrenal mencit betina
menunjukkan terjadinya peningkatan indeks Pada uji toksisitas akut ekstrak etanol
organ pada kelompok dosis uji, tetapi setelah dari temulawak tidak diradiasi, yang
dianalisis menggunakan metode ANOVA, diradiasi 5 dan 10 kGy, dosis tertinggi yang
hasil menunjukkan tidak adanya perubahan diuji masing-masing adalah 7500 mg/kg BB
yang bermakna (p<0,05) jika dibandingkan mencit. Hasil uji toksisitas akut ekstrak
terhadap kelompok kontrol, analisis etanol yang diperoleh dari rimpang
menggunakan student t-test, terlihat bahwa temulawak yang tidak dan yang diradiasi 5
pada indeks organ uteus kelompok dosis uji dan 10 kGy terhadap mencit jantan dan
D1 dan indeks organ adrenal kelompok D4 betina menunjukkan bahwa dosis tunggal
terjadi perbedaan bermakna (p<0,05) jika oral sampai 7500 mg/kg BB, tidak ada efek
dibandingkan kelompok kontrol. toksik yang bermakna dan nilai DL50 ketiga
Kematian Mencit. Suatu sediaan atau ekstrak adalah lebih besar dari 7500 mg/kg
zat dikatakan toksik apabila menyebabkan BB. Sampai dosis 7500 mg/kg BB sebagai
kematian pada dosis 5000 mg/kg BB (12). dosis tunggal oral ketiga ekstrak tidak
Selama periode pengamatan (14 hari) setelah memengaruhi perkembangan bobot badan
pemberian dosis tunggal ekstrak etanol (dari dan bobot organ (jantung, paru, hati, limpa,
temulawak 0 kGy) sampai dosis 7500 mg/kg ginjal, limpa, adrenal, testis dan vesica
bobot badan mencit, hanya 10% populasi seminalis) pada mencit jantan dan betina.
mencit pada kelompok dosis D4 yang mati.
Setelah pemberian dosis tunggal ekstrak
etanol (dari temulawak yang diradiasi 5 UCAPAN TERIMA KASIH
kGy) sampai dosis 7500 mg/kg bobot badan
mencit, hanya 10 — 20 % populasi mencit Penulis mengucapkan terimakasih
pada kelompok dosis D5 yang mati. kepada DIKTI yang telah memberikan dana
Demikian juga setelah pemberian dosis Blok Grand 2010, juga kepada seluruh staf
tunggal ekstrak etanol (dari temulawak yang Kelompok Iradiator-PATIR BATAN yang
diradiasi 10 kGy) sampai dosis 7500 mg/kg telah membantu mengiradiasi sampel
bobot badan mencit, hanya 10% populasi sehingga penelitian ini terlaksana dengan
mencit pada kelompok dosis D4 dan D5 baik.
yang mati. Hasil uji ini menunjukan bahwa
pada dosis uji (625 mg/kg BB mencit sampai
7500 mg/kg BB mencit) ekstrak etanol dari DAFTAR PUSTAKA
temulawak yang tidak maupun yang
diradiasi 5 dan 10 kGy tidak bersifat toksik. 1. NUR YUHASLIZA, A.R., Chemical
Dosis Letal 50 (DL50). Uji penetapan constituents and biological activity
nilai DL50 dilakukan untuk mengetahui nilai of Curcuma xanthorrizha and
dosis yang mampu memberikan kematian 50 Curcuma heyneana, The School
% hewan coba. Pada uji toksisitas akut Graduate Study, Universiti Putra
tersebut, dosis tertinggi yang diuji adalah Malaysia, ii, (2004).
7500 mg/kg BB mencit (D5) dan sampai
dosis uji tersebut tidak lebih dari 50% 2. LIN, S.C., LIN, C.C., LIN Y.H.,
populasi mencit yang mati baik mencit SUPRIYATNA, S., and TENG,
jantan maupun betina. Hasil uji ini memberi C.W., Protective and therapeutic
indikasi bahwa DL50 ekstrak etanol effects of Curcuma xanthorrhiza on
temulawak yang tidak diradiasi maupun hepatotoxin-induced liver damage,
yang diradiasi 5 dan 10 kGy >7500 mg/kg Am J Chin Med., 23 (3-4), 243-254
BB mencit. (1995).

51
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

3. PARK, J.H., PARK, K.K., KIM M.J., 8. CHOSDU, R., Gamma radiation
HWANG, J.K., PARK, S.K., and processing on temulawak (C.
,W.Y., Cancer chemoprotective Xanthorrhiza Roxb.) and other
effects of Curcuma xanthorrhiza, Zingiberaceae, Jurnal Aplikasi
Phytother Res., 22 (5), 695-698, Isotop dan Radiasi 4 (2), 109-115
(2008). (2008).

4. CHEAH, Y.H., AZIMAHTOL, H.L.P. and 9. WINARNO, H., SUSANTO, dan


ABDULLAH, N.R., Xanthorrhizol KATRIN, E., Aktivitas Sitotoksisitas
exhibits antiproliferative activity on dan Profil Kromatogram
MCF-7 breast cancer cells via Temulawak (Curcuma xanthorrizha
apoptosis induction, Anticancer Roxb.) Setelah Iradiasi Gamma
Research, 26 (6B), 4527-4534 (dalam proses penerbitan).
(2006).
10. THOMPSON, E.B., "Drug Bioscreening
5. HILMY, N., Iradiasi Rempah dan Jamu : Fundamentals of Drug Evaluation
Suatu Tinjauan Pustaka, Ris. Sem. Techniques in Pharmacology",
Nas. Pengawetan Makanan dengan Graceway Publ. Co Inc., New York,
Iradiasi, BATAN, Jakarta, 43, 87-112 (1985).
(1984).
11. ANONIM, OECD Guideline for testing
6. SUCHANDRA, C., PRASAD, S. V., of Chemicals, Test No. 423 : Acute
ACHYUT, S., GHOLAP, S.R., Oral Toxicity — Acute Toxic Class
PADWAL, D. and BONGIRWAR, Method, adopted: 17th December
D.R., Effect of γ-irradiation on the 2001, 1-14 (2001).
volatile oil constituents of turmeric (Cited at April 6, 2011:
(Curcuma longa), Food Research http://www.oecd-
International, 33 (2), March, 103-106 ilibrary.org/environment/oecd-
(2000). guidelines-for-the-testing-of-
chemicals-section-4-health-
7. CHOSDU, R., ERIZAL, IRIAWAN, T., effects_20745788)
and HILMY, N., The effect of
gamma irradiation on curcumin 12. ANONIM, “Pedoman Pelaksanaan Uji
component of Curcuma domestica, Klinik Obat Tradisional”, DepKes
Radiation Physics and Chemistry, 46 RI, DitJen POM Direktorat
(4-6), Part 1, October-December, Pengawasan Obat Tradisional,
663-667 (1995). Jakarta, (2000).

52

Anda mungkin juga menyukai