Anda di halaman 1dari 5

PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 11 Nomor 4, November 2022

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH CABAI RAWIT MELALUI PENGUJIAN DPPH

Irma Antasionasti1*, Surya Sumantri Abdullah1, Jainer Pasca Siampa1, dan Imam Jayanto1

1
Program Studi Farmasi, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia, 95115

*Email: irmaantasionasti07@gmail.com

ABSTRACT
Red chili (Capsicum frutescens L.) is a spice that has an important role as a raw material for food, industry,
and medicine. Therefore, the exploration of red chili as a natural antioxidant is highly needed. The study aims
to investigate the antioxidant activity of red chili from Kawangkoan, Tomohon, and Remboken using DPPH
radical assay. Red chili was extracted using maceration technique by ethanol 70% as a solvent and tested for
antioxidant activity using spectrophotometer UV-Vis at 517 nm. The antioxidant activity of red chili extract
from Kawangkoan, Tomohon, and Remboken were 80,215 ± 2,486; 100,1 ± 0,140; and 97,136 ± 0,026 µg/mL,
respectively. Based on statistical test, there are significant differences between the three samples of red chili
(P>0,05), namely red chili extract from Kawangkoan is different with red chili extract from Tomohon and
Remboken, whereas not significant differences between red chili extract from Tomohon and Remboken
(P>0,05). However, the antioxidant activity from three samples have strong antioxidant activity (IC 50 50-100
µg/mL), so that it have potential to be a antioxidant in the food and pharmaceutical industries.
.
Keywords: Red Chili, Antioxidant, dpph

ABSTRAK
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu rempah yang sangat penting untuk makanan,
industry, dan obat. Oleh karena itu, eksplorasi cabai rawit sebagai antioksidan alami sangat dibutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan cabai rawit merah dari daerah Kawangkoan,
Tomohon, dan Remboken menggunakan pengujian DPPH. Cabai rawit diekstraksi menggunakan teknik
maserasi menggunakan etanol 70% sebagai pelarut dan pengujian antioksidan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada Panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit dari Kawangkoan,
Tomohon, dan Remboken secara berturut-turut adalah 80,215 ± 2,486; 100,1 ± 0,140; and 97,136 ± 0,026
µg/mL. Berdasarkan analisis data statistic, terdapat perbedaan bermakna dari ketiga sampel ekstrak cabai rawit
(P>0,05), yaitu ekstrak cabai rawit dari Kawangkoan berbeda dengan ekstrak cabai rawit dari Tomohon dan
Remboken (P>0,05). Namun, aktivitas antioksidan dari ketiga sampel masih dalamkategori aktivitas
antioksidan kuat (IC50 50-100 µg/mL), sehingga ektrak cabai rawit memili potensi sebagai antioksidan pada
makanan dan industry farmasi.

Kata kunci: Cabai rawit, antioksidan, dpph

1824
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 4, November 2022

Pendahuluan yang kuat pada panjang gelombang 517 nm


Cabai merupakan salah satu komoditas dan berwarna ungu. Warna akan berubah dari
buah-buahan yang penting di Indonesia karena ungu menjadi kuning sebagai absorptifitas
banyak digunakan sebagai pewarna dan molar dari radikal DPPH pada panjang
penyedap rasa agen dalam banyak makanan gelombang 517 nm menurun dari 9660
Indonesia. Ada dua jenis cabai dan dijual di menjadi 1640 ketika elektron tidak
setiap pasar tradisional atau modern di berpasangan dari radikal bebas DPPH menjadi
Indonesia yaitu Capsicum annum L. dan C. berpasangan dengan hidrogen dari antioksidan
frustescens L. C. annum memiliki banyak penangkap radikal bebas menjadi bentuk
varietas seperti Cabai merah besar (C. annum DPPH-H tereduksi. Dekolorisasi yang
L. var abbreviata), cabai merah keriting (C. dihasilkan merupakan stoikiometri dengan
annum L var longum Sendt) dan paprika (C. jumlah elektron yang ditangkap (Prakash,
annum L. var grossum) adalah yang paling 2011). Menurut penelitian Nascimento et al.,
terkenal [Zhigila et al., 2014 dan Octaviani et (2013), ekstrak etanol buah cabai rawit
al., 2014]. Cabai dikenal karena karakteristik memiliki aktivitas antioksidan ketika diuji
aroma dan rasa pedasnya yang membuat cabai menggunakan metode DPPH dengan nilai
banyak digunakan di banyak kuliner dunia IC50 sebesar 302,3±3,97 µg/mL. Oleh karena
[Naccarato et al., 2016]. itu, berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan
Cabai kaya akan karbohidrat, protein, pengujian aktivitas antioksidan buah cabai
lemak, vitamin (vitamin A, vitamin B, vitamin rawit dari beberapa daerah di Sulawesi Utara
C, dan vitamin E), flavonoid, capsaicin,
mineral, air, dan serat. Cabai juga mengandung Metode Penelitian
senyawa antioksidan antara lain vitamin K, Alat dan Bahan
fitosterol, beta karoten dan beta cryptoxanchin Alat yang digunakan antara lain : neraca
(Anggraeni dan Fadlil, 2013). Kandungan analitik dengan kepekaan 0,1 mg (Mettler
vitamin C pada buah cabai rawit merupakan Toledo), spektrofotometer UV-VIS (UV 1800-
suatu antioksidan enzimatis yang bekerja Shimadzu), dan alat-alat gelas (Pyrex) yang
dengan cara pembersih senyawa radikal bebas lazim digunakan di Laboratorium Kimia
baru (Firdaus et al., 2013). Radikal bebas Analisis.
merupakan molekul atau senyawa dapat Bahan yang digunakan antara lain : buah
berdiri sendiri mengandung satu atau lebih cabai yang berasal dari Kawangkoan,
elektron tidak berpasangan (Reni, 2018). Tomohon,dan Remboken, Provinsi Sulawesi
Dampak dari reaktivitas senyawa radikal bebas Utara, Indonesia, 2,2-diphenyl-1-
dapat menyebabkan kerusakan pada struktur picrylhydrazyl (DPPH) (Sigma-Aldrich),
sel yang mengganggu fisiologi sel, bahkan ethanol p.a. (Merck), aquadest (Bratachem).
akhirnya seluruh sel menjadi rusak sehingga Metode
terjadi inflamasi, proses penuaan, menurunnya 1. Preparasi Sampel
kekebalan, kanker dan atherosclerosis ( Reni, Buah cabai dicuci bersih, dipotong kecil-
2018). kecil dan dikeringkan. Simplisia yang telah
Salah satu metode yang dapat digunakan kering dihaluskan dan dilakukan pengayakan
untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah dengan ukuran 90 mesh.
metode DPPH (2,2-diphenyl-1- 2. Ekstraksi Sampel
picrylhydrazyl). Uji DPPH didasarkan pada Serbuk sampel ditimbang sebanyak 1 g
reduksi warna ungu larutan DPPH (Floegel et dan ditambahkan dengan 10 mL etanol 70%
al., 2011), dimana terjad reaksi transfer atom dan diekstraksi selama 30 menit menggunakan
hidrogen antara antioksidan dan radikal ultrasonikator dengan frekuensi 42 kHz pada
peroksil (Wootton-Beard et al., 2011). suhu ruang. Ekstrak disaring dalam botol yang
Elektron yang tidak berpasangan dalam bersih kemudian ditutup rapat.
radikal bebas DPPH memberikan absorpsi 3. Uji Aktivitas Antioksidan DPPH

1825
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 4, November 2022

Aktivitas antioksidan radikal DPPH antioksidan ekstrak cabai rawit uji DPPH
dilakukan berdasarkan Kikuzaki et al., (2002) disajikan pada Tabel 1.
dengan modifikasi. Pada pengujian ini diambil Tabel 1. Aktivitas antioksidan ekstrak cabai
4 mL dari masing-masing larutan sampel (80, rawit
160, 240, 320, 400 µg/mL) dan ditambahkan 1 DPPH (IC50-µg/mL ±
Sampel
mL DPPH 0,4 mM. Campuran divortex selama SD)
1 menit dan didiamkan selama 15 menit pada Ekstrak Cabai
suhu 25oC di ruang gelap. Absorbansi masing- 80,215 ± 2,486
Rawit Kawangkoan
masing larutan diukur menggunakan Ekstrak Cabai
spektrofotometer pada Panjang gelombang 100,1 ± 0,140
Rawit Tomohon
maksimum 517 nm menggunakan etanol Ekstrak Cabai
sebagai blanko. Aktivitas antioksidan dihitung 97,136 ± 0,026
Rawit Remboken
sebagai nilai IC50. Nilai IC50 diperoleh dari
persamaan regresi linier hasil ploting persen Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak
inhibisi dengan konsentrasi (µg/mL). cabai rawit Kawangkoan dan Remboken
Persamaan berikut menghitung persen memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
inhibisi: dibandingkan dengan ekstrak cabai rawit
% Inhibisi = Tomohon (IC50 berada pada rentang 100-150
µg/mL yang mengindikasikan bahwa aktivitas
Hasil dan Pembahasan antioksidan yang diberikan sedang) (Ervina et
Sejumlah besar bukti telah menunjukkan al., 2016). Walaupun memiliki aktivitas
peran kunci untuk radikal bebas dalam proses antioksidan yang sedang berdasarkan
penuaan dan penyakit degeneratif seperti pengujian DPPH, ekstrak cabai rawit
kanker, penyakit kardiovaskular, katarak, dan Tomohon memiliki aktivitas yang lebih besar
sistem kekebalan tubuh serta disfungsi otak dibandingkan dengan fraksi-toluen etil asetat
(Park et al., 2017). Salah satu buah yang ekstrak etanol buah cabai rawit (IC50 347,998
memiliki aktivitas antioksidan yaitu buah ± 19,359) yang dilaporkan oleh Angelista
cabai. Ekstrak buah cabai rawit memiliki (2017). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
aktivitas antioksidan sebesar 505,67 ± 0,56 penelitian Mulia et al.(2016), cabe jawa dari
µmol Fe2+/g ekstrak pada konsentrasi 100 daerah Karangasem dan Pamekasan memiliki
µg/ml. Aktivitas antioksidan yang diberikan aktivitas antioksidan tergolong lemah dengan
cukup besar jika dibandingkan dengan vitamin nilai IC50 masing-masing sebesar 285.61 ppm
C sebagai control positif yaitu 726,33 ± 3,37 dan 288.037 ppm.
µmol Fe2+/g vitamin C pada konsentrasi 100 Aktivitas antioksidan erat hubungannya
µg/ml (Fridiana et al., 2019). dengan kandungan metabolit sekunder yang
Selain menggunakan metode FRAP, berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa
Angelista (2017) dan Rinanda (2019) telah bioaktif yang ada pada cabai seperti fenol,
melakukan pengujian aktivitas antioksidan flavonoid dan capsaicinoid menurut Chen et
buah cabai menggunakan metode DPPH. al. (2012) memiliki korelasi yang positif
Indicator uji aktivitas antioksidan DPPH terhadap aktivitas antioksidan. Sebagaimana
adalah nilai IC50 yang merupakan konsentrasi yang dilaporkan oleh Mulia et al.(2016) bahwa
substrat yang dapat menyebabkan hilangnya kadar total senyawa fenolik yang berasal dari
aktivitas DPPH sebesar 50%. Hilangnya Karangasem lebih tinggi dibandingkan dengan
aktivitas DPPH sebesar 50% ditandai dengan yang berasal dari Pamekasan. Hal ini
adanya perubahan warna larutan dari ungu berkorelasi positif dengan aktivitas
menjadi kuning pucat ketika direaksikan antioksidan yang diberikan, yang mana cabe
dengan larutan yang mampu medonorkan atom jawa dari Karangasem dengan kandungan
hidrogen. Hasil penentuan aktivitas fenolik lebih besar memiliki nilai IC50 lebih
rendah dibandingkan dengan cabe jawa dari
1826
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 4, November 2022

Pamekasan. Nascimento et al. (2014) Rawit (Capsicum frustescens L.) dengan


menambahkan bahwa capsaicin yang Metode 2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil
terkandung dalam buah cabai selain (DPPH). [Skripsi]. Fakultas Farmasi
memberikan rasa pedas juga memiliki aktivitas Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
antioksidan. Senyawa fenolik dan capsaisin Angraeni, N.T & Fadlil, A. (2013). Sistem
bersifat sebagai antioksdian karena identifikasi citra jenis cabai (Capsicum
kemampuannya mendonorkan atom hidrogen, annum L.) Menggunakan Metode
menangkap radikal bebas dan sebagai pengikat Klasifikasi City Block Distance. Jurnal
logam. Aktivitas antioksidan sangat ditentukan Sarjana Teknik Informatika, 1, (2), 409-
oleh reaktivitasnya sebagai agen pendonor 410.
hidrogen. Chen, L, Hwang, J, E, Gu, K, M, Kim, J, H,
Selanjutnya, untuk membandingkan Choi, B, Song, K, S, Park Y, Kang, Y, H.
aktivitas yang diberikan oleh ekstrak cabai 2012. Comparative study of antioxidant
rawit dari Kawangkoan, Tomohon, dan effects of five Korean varieties red
Remboken, dilakukan analisis statistic. Hasil pepper (Capsicum annuum L) extracts
analisis diawali dengan uji Kolmogorov from various parts including placenta,
Smirnov, hasil menunjukkan bahwa data stalk, and pericarp. Food Science and
aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit Biotechnology. 21(3):715-721
terdistribusi normal dengan nilai asiymp.Sig Ervina, M., Nawu, Y. E., & Esar, S. Y. (2016).
(2-tailed) sebesar 1,000 > 0,05. Dengan Comparison of in vitro antioxidant
demikian, asumsi atau persyaratan normalitas activity of infusion, extract and fractions
dalam model regresi sudah terpenuhi. Setelah of Indonesian Cinnamon (Cinnamomum
itu, dilakukan pengujian Levene untuk burmannii) bark. International Food
mengetahui homogenitas varian dan diperoleh Research Journal, 23(3), 1346–1350.
nilai sig. 0,007 < 0,05. Hal ini menunjukkan Firdaus, Muhammad., Prihatno, Asep
bahwa aktivitas antioksidan setiap ekstrak Awaludin., & Nurdiani,Rahmi. (2013).
tidak homogen. Walaupun tidak homogen, Tanaman Bakau Biologi dan
namun data aktivitas antioksidan ekstrak cabai Bioaktivitas Malang: Universitas
rawit terdistibusi normal. Oleh karena itu, Brawijaya Press.
dilakukan pengujian parametrik menggunakan Floegel, A., Kim, D.-O., Chung, S.-J., Koo,
post hoc test. Berdasarkan uji parametrik S.I., dan Chun, O.K., 2011. Comparison
tersebut, terdapat perbedaan bermakna antara of ABTS/DPPH assays to measure
ekstrak cabai rawit Tomohon dan Remboken antioxidant capacity in popular
(P>0,05) antioxidant-rich US foods. Journal of
Food Composition and Analysis, 24:
Kesimpulan 1043–1048.
Aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit Fridiana, Slamet, Arifiyanto, D., dan Wirasti.
dari Kawangkoan, Tomohon, dan Remboken 2019. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
secara berturut-turut adalah 80,215 ± 2,486; PARTISI n-HEKSAN, METANOL DAN
100,1 ± 0,140; and 97,136 ± 0,026 µg/mL yang EKSTRAK BUAH CABAI RAWIT
mana terdapat perbedaan bermakna pada (Capsicum frutescens L.) DENGAN
aktivitas antioksidan ekstrak cabai rawit METODE FRAP (Ferric Reducing
Tomohon dan ekstrak cabai rawit Remboken.n Antioxidant Power). Universitas
Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan.
1-9.
Istininrum, Reni Banowati.”Analysis Total
Daftar Pustaka
Antioxidant Capacity on. Ingredients of
Angelista, R. H. E. 2016. Penetapan Kadar
Lotek Menu by Ferric Reducing
Kapsaisin dan Uji Aktivitas Antioksidan
Antioxidant Power Assay” Eksaktaa 13
Fraksi Toluen-Etil Asetat Buah Cabai
1827
PHARMACON-PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 4, November 2022

(2013): 40-48. Folin–Ciocalteu methods. Food


Kikuzaki, Hiroe;Hisamoto, Masahi; Hirose, Research International, 44: 217–224.
Kanae; Akiyama, Kayo; Taniguchi, H. Zhigila, D.A., Rahaman, A.A.A., Kolawole,
(2002). Antioxidant properties of ferulic O.S., and Oladele, F.A., 2014, Fruit
acid and its related compounds. Journal morphology as taxonomic features in
of Agricultural and Food Chemistry, five varieties of Capsicum annuum L.
50(7), 2161–2168. Solanaceae, J Bot., 2014, 540868.
Mulia, K., Hasan, A. E. Z., dan Suryani. otal
Fenolik, Aktivitas Antikanker dan
Antioksidan Ekstrak Etanol Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl) dari Pamekasan
dan Karang Asem. Current Biochemistry.
3(2): 80-90.
Naccarato, A., Furia, E., Sindona, G., and
Tagarelli, A., 2016, Multivariate class
modeling techniques applied to
multielement analysis for the
verification of the geographical origin of
chili pepper, Food Chem., 206, 217–222.
Nascimento, P.L.A., Nascimento, T.C.E.S.,
Ramos, N.S.M., Silva, G.R., Camara,
C.A., Silva, T.M., 2013. Antimicrobial
and antioxidant activities of Pimenta
malagueta (Capsicum frustescens).
Academic Journal. 7(27), 3526-3533.
Octaviani, T., Guntarti, A., and Susanti, H.,
2014, Penetapan kadar β-karoten pada
beberapa jenis cabe (Genus Capsicum)
dengan metode spektrofotometri
tampak, Pharmaciana, 4 (2), 101–109.
Park, S. J., Kim, M. O., Kim, J. H., Jeong, S.,
Kim, M. H., Yang, S. J., Lee, J., & Lee,
H. J. (2017). Antioxidant activities of
functional beverage concentrates
containing herbal medicine extracts.
Preventive Nutrition and Food Science,
22(1), 16–20.
https://doi.org/10.3746/pnf.2017.22.1.16
Prakash, A., 2011. Antioxidant activity.
Medallion Laboratories Analytical
Progress Summer 2011 Takes You into
the Heart of a Giant Resource, 19: 1–4.
Wootton-Beard, P.C., Moran, A., dan Ryan,
L., 2011. Stability of the total antioxidant
capacity and total polyphenol content of
23 commercially available vegetable
juices before and after in vitro digestion
measured by FRAP, DPPH, ABTS and

1828

Anda mungkin juga menyukai