ABSTRACT
Kesumba keling (Bixa orellana L) has been widely used as a natural dye on lips, hair, and cloth. The red pigment
in kesumba keling seeds comes from a bixin and norbixin compound which have many conjugated double bonds,
so it has the potential of antioxidants. This study aims to determine the antioxidant compound and an antioxidant
activity of methanol extract of kesumba keling seeds. The moisture content of kesumba keling seeds is 78.74%.
The powder of kesumba keling seeds was extracted using maceration method with 80% of methanol.
Phytochemical test results of methanol extract positively contained flavonoid compound. An antioxidant activity
test of methanol extract of kesumba keling seeds was carried out by determining DPPH free radical deterrent
activity. The absorbance measurement were made using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 517 nm.
Kesumba keling seeds extract has antioxidant activity which is indicated by IC 50 value of 69.425 ppm, so it is
classified as a strong antioxidant.
Keywords: Antioxidant activity, kesumba keling seeds, methanol extract, phytochemical test.
25
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
(2013), biji kesumba keling dapat digunakan konstan, kemudian dihitung kadar air. Sampel
sebagai pewarna makanan dan antioksidan. kering diblender, kemudian disaring
Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas menggunakan ayakan 100 mesh hingga menjadi
antioksidan ekstrak metanol biji kesumba keling serbuk.
melalui penentuan aktivitas penangkal radikal
bebas DPPH menggunakan spektrofotometer Ekstraksi biji kesumba keling
UV-Vis. Parameter hasil pengujian dengan Serbuk biji kesumba keling sebanyak 10 g
metode DPPH adalah IC50 (inhibition dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan
concetration), yaitu konsentrasi larutan sampel ditambahkan 200 mL metanol 80% hingga
yang menyebabkan reduksi terhadap aktivitas sampel terendam, selanjutnya dimaserasi selama
DPPH sebesar 50%. Menurut Molyneux 12 jam. Hasil ekstraksi disaring, kemudian filtrat
(2004), secara spesifik suatu senyawa diuapkan menggunakan rotavapor. Ekstrak
dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika metanol biji kesumba keling yang diperoleh
nilai IC 50<50 ppm, kuat 50<IC50<100 ppm, ditimbang, kemudian dilakukan uji fitokimia.
sedang 100<IC50<150 ppm, lemah 150
ppm<IC50<200 ppm, dan sangat lemah Uji Fitokimia
IC50 >200 ppm. Uji fenolik (Harbone, 2006)
Penelitian meliputi penentuan kadar air biji Ekstrak metanol sebanyak 2 mL
kesumba keling, ekstraksi biji kesumba keling dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
dengan metode maserasi menggunakan metanol ditambahkan 2 tetes FeCl3 1% kemudian
80%, kemudian dilakukan uji fitokimia terhadap dikocok. Uji positif apabila menghasilkan warna
ekstrak, yaitu uji fenolik, uji flavonoid, uji tanin, biru pekat.
penentuan kandungan total fenolik, dan
penentuan kandungan total flavonoid. Ekstrak Uji flavonoid (Nafisah dkk., 2014)
metanol biji kesumba diharapkan dapat Ekstrak metanol sebanyak 2 mL
diaplikasikan secara maksimal sebagai dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
antioksidan alami dalam industri pangan, ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl
kosmetik, dan farmasi. 1%. Uji positif bila menimbulkan busa dan
berwarna jingga.
METODOLOGI
Uji tanin (Tiwari dkk., 2011)
Alat Ekstrak metanol sebanyak 2 mL
Alat-alat yang digunakan yaitu peralatan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
gelas laboratorium (pyrex), hot plate (Cimarec ditambahkan dengan 1 mL akuades kemudian
2), rotary evaporator (Rotavapor R-215 Buchii), dididihkan. Selanjutnya disaring dan filtratnya
neraca analitik (Electronic Balance), mikropipet, ditambahkan 2-3 tetes FeCl3 1% dan dikocok.
dan vortex. Instrumentasi kimia yang digunakan Uji positif bila menghasilkan warna hijau pekat
adalah spektrofotometer UV-Vis (Apel PD-3000 atau biru pekat.
UV).
Penentuan kandungan total fenolik (Conde
Bahan dkk., 1997)
Bahan dasar yang digunakan adalah biji Kandungan total fenolik ditentukan
kesumba keling. Bahan-bahan lain yang menggunakan metode Folin-Ciocalteau. Fenol
digunakan dengan kualitas pro analisis dari dengan konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm
Merck, yaitu metanol, reagen Folin-Ciocalteu, dibuat sebagai kurva standar, kemudian analisis
natrium karbonat 2%, FeCl3 1%, serbuk Mg, HCl dengan dua kali pengukuran. Sebanyak 0,1 mL
1%, AlCl3 2%, DPPH, kuersetin (Sigma), kertas ekstrak metanol biji kesumba keling dimasukkan
saring, dan akuades. ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,1 mL
reagen Folin-Ciocalteu 50%. Campuran
Prosedur Kerja dihomogenkan menggunakan vortex, kemudian
Preparasi Sampel ditambahkan 2 mL larutan natrium karbonat 2%.
Biji kesumba keling segar dikeringkan di Selanjutnya larutan disimpan dalam ruang gelap
dalam oven pada suhu 50C sampai berat
26
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
selama 30 menit. Absorbansi diamati pada konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, dan 100 ppm.
panjang gelombang 750 nm. Kandungan total Larutan pembanding kuersetin dibuat dengan
fenolik dinyatakan sebagai ekuivalen fenol konsentrasi 2,5; 5,0; 7,5; 10; dan 20 ppm.
dalam mg/g ekstrak. Masing-masing larutan uji sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
Kandungan total fenolik = x FP ditambahkan 2 mL larutan DPPH 40 ppm,
kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu
kamar. Pengukuran absorbansi dilakukan pada
Keterangan:
panjang gelombang 517 nm menggunakan
M= Konsentrasi fenolik (ppm)
spektrofotometer UV-Vis. Pengujian dilakukan
V= Volume sampel (L)
dengan dua kali pengukuran. Selanjutnya
W= Berat sampel (g)
dihitung nilai IC50 berdasarkan persamaan
FP= Faktor pengenceran
regresi yang diperoleh. IC50 merupakan
konsentrasi ekstrak yang menghambat aktivitas
Penentuan kandungan total flavonoid
DPPH sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50,
(Alhabsyi, dkk. 2014)
semakin tinggi aktivitas antioksidan.
Kuersetin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan
10 ppm dibuat sebagai kurva standar, selanjutnya
dianalisis dengan dua kali pengukuran. Sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN
0,1 mL ekstrak metanol kesumba keling Preparasi Sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan Biji buah kesumba keling dikeringkan
ditambahkan 2 mL AlCl3 2%. Campuran diaduk dalam oven sampai berat konstan, diperoleh
kemudian absorbansinya diamati pada panjang kadar air 78,74%. Sampel kering dihaluskan
gelombang 415 nm. Kandungan total flavonoid hingga menjadi serbuk berukuran 100 mesh.
dinyatakan sebagai ekuivalen kuersetin dalam
mg/g ekstrak. Ekstraksi Sampel
-
Kandungan total flavanoid = Serbuk biji buah kesumba diekstrak dengan
metanol 80% menggunakan metode maserasi
selama 12 jam. Diperoleh ekstrak berwarna
Keterangan:
merah bata, selanjutnya ekstrak disaring,
E= Ekivalen kuersetin (ppm)
kemudian filtrat diuapkan menggunakan
V= Volume sampel (L)
rotavapor.
W= Berat sampel (g)
FP= Faktor pengenceran
Uji Fitokimia
Uji fenolik
Pembuatan larutan DPPH 40 ppm
Uji fenolik akan menunjukkan hasil positif
Sebanyak 0,01 g DPPH dimasukkan ke
dengan terbentuknya warna biru pekat bila
dalam labu takar 250 mL kemudian ditambahkan
ekstrak direaksikan dengan FeCl 1%, sesuai
metanol hingga tanda batas. Larutan segera
reaksi pada Gambar 1. Uji menunjukkan hasil
digunakan dan dijaga pada temperatur rendah
negatif, ditandai dengan perubahan warna
dan terlindung dari cahaya.
sampel dari merah bata menjadi coklat tua.
Penentuan panjang gelombang maksimum
Uji flavonoid
DPPH
Untuk mengetahui ada tidaknya senyawa
Sebanyak 5 mL larutan DPPH 40 ppm
flavonoid dalam ekstrak dilakukan analisis
diamati serapannya pada panjang gelombang
dengan uji Shinode menggunakan HCl 1% dan
490–534 nm dengan menggunakan blanko
serbuk Mg, seperti reaksi pada Gambar 2. Uji
metanol.
menunjukkan hasil positif, ditandai dengan
perubahan warna sampel dari merah bata
Penentuan aktivitas penangkal radikal bebas
menjadi jingga. Reaksi uji flavonoid menurut
DPPH (Mulyani dkk., 2013)
Nafisah dkk. (2014) adalah sebagai berikut.
Sebanyak 2 mg ekstrak metanol biji
kesumba keling dibuat menjadi larutan dengan
27
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
Absorbansi
MgCl2(aq) + 6 ArOH(s) [Mg(OAr)6]-4(aq) +
0.6
6 H+(aq) + 2 Cl-(aq)
0.4
Uji tanin 0.2
Uji positif adanya senyawa tanin ditandai 0
dengan terbentuknya endapan putih bila ekstrak 0 2 4 6
direaksikan dengan FeCl3 1%. Uji menunjukkan Konsentrasi fenol (ppm)
hasil negatif, ditandai dengan perubahan warna Gambar 2. Kurva standar fenol
sampel dari merah bata menjadi coklat muda.
Nilai absorbansi yang diperoleh dari tiap
Penentuan kandungan total fenolik ekstrak diplotkan terhadap kurva standar fenol
Senyawa fenol diketahui memiliki aktivitas dan dihitung kandungan total fenoliknya.
antioksidan. Pengujian dan penentuan kandungan Kandungan total fenolik ekstrak metanol biji
total fenolik merupakan dasar dilakukan kesumba keling adalah 0,00595 mg/g ekstrak.
pengujian aktivitas antioksidan. Pada penentuan kandungan total fenolik terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi hijau,
yang merupakan hasil dari reaksi antara senyawa
fenolik dalam ekstrak dengan reagen Folin-
Ciocalteu yang ditunjukkan pada Gambar 3.
28
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
0.6
menguji linearitas pada sampel. Penentuan
0.4
aktivitas penangkal radikal bebas DPPH
0.2 dinyatakan dengan nilai IC50 menggunakan
0 kuersetin sebagai kontrol. Dari hasil pengukuran
0 5 10 15 menggunakan UV-Vis pada panjang gelombang
Konsentrasi kuersitin (ppm) 517 nm diperoleh nilai absorbansi dari masing-
Gambar 4. Kurva standar kuersetin masing konsentrasi. Nilai absorbansi digunakan
untuk perhitungan % Inhibisi dan IC50 kuersetin.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data
0.74
aktivitas penangkal radikal bebas DPPH dari
kuersetin seperti disajikan pada Tabel 3.
Absorbansi
29
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
Dari hasil yang diperoleh, dibuat kurva ekstrak metanol biji kesumba keling disajikan
standar aktivitas penangkal radikal bebas DPPH pada Tabel 4.
dari kuersetin seperti ditunjukkan pada
Gambar 6. Tabel 4. Hasil pengukuran absorbansi ekstrak
metanol biji kesumba keling
150 Ekstrak metanol biji Absorbansi
No
kesumba keling
% Inhibisi
100 1 P1 0,390
2 P2 0,402
50
Dari hasil pengukuran, dibuat kurva
0 aktivitas penangkal radikal bebas DPPH ekstrak
0 10 20 30 metanol biji kesumba keling seperti ditunjukkan
Konsentrasi (ppm) pada Gambar 8. Ekstrak metanol biji kesumba
Gambar 6. Kurva standar aktivitas penangkal keling menunjukkan peningkatan % inhibisi tiap
radikal bebas DPPH dari kuersetin konsentrasinya. Persen inhibisi diperoleh dari
perbedaan absorbansi kontrol dengan absorbansi
Persamaan regresi kurva standar aktivitas
sampel. Selanjutnya, penentuan aktivitas
penangkal radikal bebas DPPH dari kuersetin
penangkal radikal bebas DPPH digunakan
digunakan untuk menentukan nilai IC50
parameter IC50. Penentuan IC50 dari sampel yang
kuersetin. Berdasarkan perhitungan diperoleh
diekstrak bertujuan untuk menentukan jumlah
nilai IC50 kuersetin 8,485 ppm.
kandungan ekstrak yang dapat menurunkan
intensitas serapan radikal bebas DPPH sebesar
Penentuan aktivitas penangkal radikal bebas
50% dibandingkan dengan larutan kontrol.
DPPH
Semakin kecil nilai IC50, semakin tinggi aktivitas
Aktivitas antioksidan ekstrak metanol biji
antioksidan. Ekstrak metanol biji kesumba keling
kesumba keling diuji menggunakan metode
mengandung senyawa flavonoid yang dapat
DPPH. Uji DPPH merupakan metode yang
menyumbangkan elektron untuk menangkal
efektif untuk menentukan aktivitas antiradikal
radikal bebas.
bebas. Radikal DPPH adalah suatu senyawa
organik yang mengandung nitrogen yang tidak 80
stabil dengan absorbansi kuat pada panjang
60
% Inhibisi
30
Fensia A. Souhoka dkk. / Indo. J. Chem. Res., 2019, 7(1), 25-31
(Phaseolus vulgaris L) dengan Metode DPPH, (Bixa orellana L), Jurnal Scientia, 3(1), 29-
diperoleh nilai IC 50 164,44ppm, sehingga 34.
tergolong antioksidan lemah. Widianingsih Mulyani, W., Idiawati, N., dan Gusrizal, 2013,
(2016), menguji aktivitas antioksidan ekstrak Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksana,
metanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizy) Etil Asetat, dan Metanol Kulit Buah Jeruk
hasil maserasi dan dipekatkan dengan kering Sambal (Citrus microcarpa Bunge), Jurnal
angin diperoleh nilai IC50 67,42 ppm, sehingga Kimia Khatulistiwa, 2(2), 90-94.
tergolong antioksidan kuat. Nafisah, M., Tukiran, Suyanto, Hidayati, N.,
2017, Skrining Fitokimia dan Analisis
KESIMPULAN Kromatografi Lapis Ekstrak Tanaman
Patikan Kebo (Euphorbiae hirta L),
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat Medicamento, 3(2), 61-70.
disimpulkan bahwa ekstrak metanol biji kesumba Prakash, A., 2001, Antioxidant Activity,
keling mengandung senyawa flavonoid dan Medallion Laboratories: Analytical
memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan Progress, 19(2), 1-4.
dengan nilai IC50 sebesar 69,425 ppm, sehingga Pujilestari T., 2014, Pengaruh Ekstraksi Zat
tergolong sebagai antioksidan kuat. Warna Alam dan Fiksasi terhadap
Ketahanan Luntur Warna pada Kain Batik
DAFTAR PUSTAKA Katun, Dinamika Kerajinan dan Batik,
Alhabsyi, D. F., Suryanto, E., dan Wewengkang, 31(1), 31-40.
D. S., 2014, Aktivitas Antioksidan dan Purwaningsih, D., 2013, Pemanfaatan Biji
Tabir Surya pada Ekstrak Kulit Buah Pisang Tanaman Kesumba (Bixa orellana L)
Goroh (Musa acuminate L), Pharmacon J. sebagai Pewarna Alami dan Antioksidan
Ilmiah Farmasi, 3(2), 107-114. (Vitamin C) untuk Pembuatan Kue Bolu
Burda, S., dan Oleszek, W., 2001, Antioxidant dari Berbagai Macam Tepung, Skripsi,
and Antiradical Activities of Flavonoids, J. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Agric. and Food Chem., 49(6), 2774-2779. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Conde, E., Cadahia, M. C., Vallejo, G., Simon, Solo.
B. E. D., dan Adrados, J. R. G., 1997, Low Rustiah, W., Umriani, N., 2018, Uji Aktivitas
Molecular Weight Polyphenol in Cork of Antioksidan Pada Ekstrak Buah Kawista
Quercus suber, J. Agric. and Food Chem., (Limonia Acidissima) Menggunakan
45(7), 2695-2700. Spektrofotometer UV-Vis., Indo. J. Chem.
Gardjito M., 2013, Bumbu, Penyedap, dan Res., 6(1), 22-25.
Penyerta Masakan Indonesia, PT. Gramedia Sadikin, M., 2008, Radikal Bebas Harus
Pustaka Utama, Jakarta. Dikendalikan, Media Indonesia, 27 Februari
Harbone J. B., 2006, Metode Fitokimia: 2008, hal. 17.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Suhaling, S., 2010, Uji Aktivitas Antioksidan
Tumbuhan, Terjemahan dari: Ekstrak Metanol Kacang Merah (Phaseolus
Phytochemical Method, Penerjemah; vulgaris L) dengan Metode DPPH, Skripsi,
Padmawinata K., Soediro I., ITB, Bandung. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Mahardika, R., Roanisca, O., 2018, Aktivitas Universitas Islam Negeri Alauddin,
Antioksidan dan Fitokimia dari Ekstrak Makassar.
Etil Asetat Pucuk Idat (Cratoxylum Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, H., 2011,
glaucum). Indo. J. Chem. Res., 5(2), 69- Phytochemical Screening and Extraction: A
74. Review, Internationale Pharmaceutica
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Scienciea, 1(1), 96-106.
Radical Diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for Widianingsih, M., 2016, Aktivitas Antioksidan
Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Ekstrak Metanol Buah Naga Merah
Technol., 26(2), 211–219. (Hylocereus polyrhizy (F.A.C. Weber)
Mira E., Anggraini D., Sukmayani P., 2013, Britton & Rose) Hasil Maserasi dan
Formulasi Sediaan Pewarna Bibir dari dipekatkan dengan Kering Angin, Jurnal
Ekstrak Etanol Biji Buah Kesumba Keling Wiyati, 3,(2), 146-150.
31