Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK TOTAL ALGA HIJAU


Halimeda opuntia Linnaeus DAN Halimeda macroloba Decaisne DARI
PERAIRAN TELUK TOTOK
(Antioxidant Activity Test of Total Extract of Halimeda opuntia Linnaeus and Halimeda
macroloba Decaisne from Totok Bay Waters)

Regina Leibo1*, Desy M. H. Mantiri1, Grevo S, Gerung1

1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi, Manado`
*e-mail : reginaleibo06@gmail.com

The study was conducted to analyze the antioxidant activity of Halimeda opuntia Linnaeus
and Halimeda macroloba Decaisne. The samples were collected from Totok Bay waters, Ratatotok,
Southeast Minahasa Regency and continued with laboratory analysis. The antioxidant activity test
applied a spectrophotometer and 1,1-phenyl-2-picryhydrazyl (DPPH). The results showed that total
pigmen extract of Halimeda opuntia and Halimeda macroloba that lived in relatively polluted areas
could still grow and contained antioxidants. The inhibition rate of both extracts was also generally very
high. The smaller the absorbance value is, the higher the inhibition value and the antioxidant activity
will be.
Keywords : Antioxidant, Halimeda opuntia, Halimeda macroloba

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan dari
Halimeda opuntia Linnaeus dan Halimeda macroloba Decaisne. Sampel diperoleh dari perairan Teluk
Totok, Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium.
Analisis uji aktivitas antioksidan dengan alat Spektrofotometer dan menggunakan metode 1,1-phenil-
2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak pigmen total Halimeda opuntia
dan Halimeda macroloba yang hidup di daerah relatif tercemar masih tetap berkembang dan memiliki
kandungan antioksidan. Sesuai dengan presentase nilai inhibisi dari kedua ekstrak umumnya sangat
tinggi. Karena semakin kecil nilai absorban maka semakin tinggi nilai inhibisi dimana aktivitas
antioksidan pada ekstrak semakin tinggi.
Kata kunci : Antioksidan, Halimeda opuntia, Halimeda macroloba

PENDAHULUAN akan mineral, elemen makro dan elemen


mikro lainnya. Beberapa jenis alga yang
Di perairan terdapat bermacam- mengandung mineral penting yang
macam makluk hidup baik berupa berguna untuk metabolisme tubuh seperti
tumbuhan air maupun hewan. Salah satu lodin, calsium dan selenium
yang tumbuh dan berkembang di laut (Burtin, 2006).
adalah alga. Alga adalah sekelompok Antioksidan merupakan senyawa
organisme autotrof yang tidak memiliki yang dapat menetralkan atau meredam
organ seperti yang dimiliki tumbuhan radikal bebas, serta menghambat
(akar, batang, daun, dsb). Alga merupakan terjadinya oksidasi pada sel tubuh,
kelompok organisme yang bervariasi, baik sehingga dapat mencegah atau
bentuk, ukuran, maupun komposisi mengurangi terjadinya kerusakan sel
senyawa kimia lainnya (Kawaroe, 2010). (Abdul, 2003). Radikal bebas merupakan
Secara tradisional alga makro atom atau molekul yang memiliki satu atau
telah lama digunakan sebagai bahan lebih elektron yang tidak berpasangan
makanan dan obat-obatan, karena kaya yang dapat menarik elektron dari senyawa
lain sehingga terbentuk radikal bebas

30
antara lain dapat merusak molekul makro yang digunakan untuk menghitung
pembentuk sel yaitu : protein, karbohidrat aktivitas IC50. Semakin kecil konsentrasi
lemak dan deoxyribo nuleic acid (DNA) IC50, maka semakin besar aktivitas
(Anon., 2004). Akibatnya sel menjadi antioksidannya. Aktivitas antioksidan dari
rusak dan menyebabkan berbagai jenis kedua ekstrak sampel alga tersebut
penyakit seperti kanker, anemia, asma, menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-
inflamasi, degerenasi syaraf, parkinson, 2-dipikrihidrazil). Metode DPPH dipilih
dan proses penuaan dini (Polterait, 1997) karena sederhana, mudah, cepat, pekat,
oleh kerana itu antioksidan sangat serta hanya memerlukan sedikit sampel
bermanfaat bagi kesehatan dan berperan (Hanani et al., 2005).
penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan.
Cara Kerja
Berdasarkan hal tersebut, maka
Menyiapkan alat dan bahan yang
penelitian ini dilakukan dengan tujuan
akan digunakan untuk penelitian,
untuk menganalisis aktivitas antioksidan
melarutkan serbuk DPPH dengan
yang terdapat pada alga makro spesies
konsentrasi 100 ppm dengan
Halimeda opuntia dan Halimeda
menggunakan rumus V1M1 = V2M2.
macroloba dari perairan yang relatif
Larutan tersebut akan menjadi warna
tercemar oleh logam berat.
ungu pekat. Sebelum melakukan
pengenceran untuk larutan yang lain,
METODE PENELITIAN maka alfa tokoferol yang dalam bentuk
kapsul gel digunakan cairan di dalam
kapsul sebanyak 0.1 ml. Kemudian
Lokasi penelitian berada pada melakukan terhadap ekstrak sampel
perairan Teluk Totok, Kabupaten dalam pigmen total. Masing-masing
Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara dan sampel diambil 1.1 ml untuk dilarutkan
Laboratorium Biomolekuler dan dengan metanol pada konsentrasi
Farmasitika Laut, Fakultas Perikanan dan 100.000 ppm diaduk hingga homogen.
Ilmu Kelautan, Universitas Sam Dan diencerkan lagi pada konsentrasi
Ratulangi. Kegiatan penelitan diawali 1000 ppm dan 100 ppm. Kemudian
dengan penyiapan alat dan bahan yang pengenceran terhadap alfa tokoferol,
digunakan dalam menunjang penelitian dalam hal ini sebagai pembanding untuk
ini. Kemudian pengambilan sampel uji antioksidan pada alga. Alfa tokoferol
dilakukan dengan cara mencabut secara diencerkan pada konsentrasi 100 ppm
perlahan sampel alga dengan tangan dan 10 ppm. Kemudian melakukan
langsung dari substratnya saat surut pengenceran terhadap DPPH, serbuk
terendah. Sampel alga setelah diambil DPPH dilarutkan pada konsentrasi 100
dari lokasi, selanjutnya dicuci dengan air ppm, 75 ppm, 50 ppm dan 25 ppm.
laut dan dimasukan ke dalam kantong Kemudian ukur nilai absorban dengan
plastik serta diletakkan dalam kotak mengunakan spektrofotometer pada
pendingin (coolbox). Selanjutnya sampel serapan λ 515 (nm).
dibawa ke laboratorium untuk
diidentifikasi dan dianalsis aktivitas
antioksidan.

Uji Aktivitas Antioksidan


Sebelum dilakukan uji kandungan
aktivitas antioksidan pada sampel
H. opuntia dan H. macroloba dengan alat
spektrofotometer, hal yang perlu
dilakukan adalah melakukan
pengenceran pada larutan. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut (Miryanti et al 2011). Parameter

31
10 mg DPPH

- Dimasukan ke dalam
tabung reaksi
- Ditambahkan metanol
murni sebanyak 10 ml

Larutan DPPH 100 ppm

- Dimasukan ke dalam
tabung reaksi Gambar 2. Alga makro spesies Halimeda
- Diencerkan hingga macroloba Decaisne
konsentrasi 75 ppm, 50
ppm, dan 25 ppm
- Larutan DPPH 100 ppm Hasil identifikasi sampel alga
diukur serapan pada 515 H. opuntia memiliki panjang 3-8 mm,
nm
lebar 4-10 mm dan tebal 0,5-0,7 mm.
Memiliki thallus yang membentuk rumpun
Nilai absorban larutan DPPH berkelompok, mengandung kapur dan
warnanya berubah menjadi putih ketika
Gambar 1. Bagan Alir nilai absorban alga ini mati. Selain itu alga jenis ini hidup
larutan DPPH di perairan dengan substrat berpasir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Identifikasi
Hasil identifikasi sampel alga hijau
spesies H.opuntia dan H. macroloba yang
didapati dari perairan Teluk Totok. Buku
identifikasi yang digunakan adalah Kepel
dan Baulu (2013). Identifikasi sampel
dengan cara melihat morfologi sampel
alga hijau kemudian membandingkannya
dengan buku identifikasi. Adapun ciri-ciri Gambar 3. Alga makro spesies Halimeda
morfologi spesies H. macroloba yang opuntia Linnaeus
diamati yaitu memiliki percabangan rata-
rata 3-4 percabangan. Memiliki thallus Hasil Pengujian Antioksidan
yang dominan berwarna hijau yang Berdasarkan hasil ekstraksi yang
disebabkan oleh klorofil a dan b sehingga telah dilakukan di Laboratorium
warna pigmen-pigmen lain seperti Bimolekuler dan Farmasitika Kelautan,
karatenoid dan xantofil tidak terlihat, hasil ekstrak yang telah rendam dengan
bersegmen agak tebal, dan bercabang. aseton ditimbang beratnya.
Selain itu alga ini jenis hidup di perairan
substrat pasir berbatu dan memiliki Tabel 1. Berat dan Karakteristik kedua
karbon organik dan zat yang dapat makroalga .
dimanfaatkan sebagai bahan obat- Sampel Berat Berat
obatan. awal ekstrak
Halimeda macroloba 245 g 18,25 g

Halimeda opuntia 278 g 23.21 g

32
Selanjutnya dilaksankan uji lanjut dengan larutan DPPH untuk mengetahui aktivitas
menggunakan metode DPPH. Metode antioksidan. Dari hasil pengukuran nilai
DPPH adalah suatu metode yang absorban DPPH yang diperoleh dapat
didasarkan pada kemampuan antioksidan ditentukan nilai penghambat radikal
untuk memperhambat radikal bebas DPPH (% inhibisi). DPPH yang
dengan mendonorkan atom hydogen merupakan radikal bebas akan memiliki
(Green, 2004). nilai absorban yang tinggi. Nilai absorban
Untuk mengetahui kandungan pada larutan DPPH konsentrasi 75 ppm
antioksidan pada ekstrak H. opuntia dan yaitu 1,937, pada konsentrasi 50 ppm
H. macroloba maka perlu direaksikan nilai absorban 0,538, dan pada 25 ppm
sampel larutan DPPH. Masing-masing nilai absorban 0,139. Nilai radikal bebas
ekstrak sampel dengan konsentrasi 1000 dapat dilihat pada Gambar 4.
ppm direaksikan dengan larutan DPPH Tokoferol (Vitamin E) merupakan
75 ppm, 50 ppm, dan 25 ppm kemudian antioksidan yang sudah dikomersilkan.
diukur nilai absorbannya pada kontrol ini direaksikan dengan larutan
spektrofotometer. Sama halnya juga DPPH untuk mengetahui aktivitas
dengan ekstrak yang berkonsentrasi 100 antioksidan dengan mengukur nilai
ppm. absorban pada spektrofotometer. Nilai
Untuk zat pembanding yaitu absorban yang semakin rendah
Tokoferol (Vitamin E) menggunakan menandakan adanya aktivitas
larutan yang sudah diencerkan menjadi 10 antioksidan. Persamaan linier pada
ppm untuk direaksikan dengan larutan kontrol adalah y= 0,2386x + 2,3144. R2=
DPPH yang berkonsentrasi 75 ppm, 50 0,9777.
ppm dan 25 ppm. Tokoferol merupakan Nilai IC50 merupakan bilangan
antioksidan sintetik yang berfungsi yang menunjukan konsentrasi ekstrak
sebagai antioksidan sekunder yaitu (ppm) yang mampu menghambat proses
menangkap radikal bebas dan mencegah oksidasi sebesar 50 %. Semakin kecil
terjadinya reaksi berantai (Praptiwi et al nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas
2006). antioksidan.
Nilai inhibisi dari larutan kontrol
Aktivitas antioksidan pada DPPH dan yang direaksikan dengan larutan DPPH
Kontrol dapat dilihat pada Gambar 5.
DPPH dalam metanol murni, nilai Aktivitas antioksidan yang kuat
absorbannya diukur pada serapan 515 kontrol ada pada larutan 75 ppm.
nm tanpa ada penambahan bahan uji. Semakin besar konsentrasi maka
Untuk kontrol tokoferol (Vitamin E) yang aktivitas antioksidan semakin
sudah diencerkan direaksikan dengan kuat (Widyowati et.al. 2016)

2.5
1.937
2
Nilai Absorban (nm)

1.5

1
0.538
0.5
0.139
0
75 ppm 50 ppm 25 ppm

Gambar 4. Histogram nilai absorban

33
1
0.9
0.8
Nilai Inhibisi (%)

0.7
0.6 Pengamatan 1(0')
0.5 Pengamatan 2 (30')
0.4 Pengamatan 3 (60')
0.3
Pengamatan 4 (90')
0.2
0.1
0
75 ppm 50 ppm 25 ppm
tokoferol

Gambar 5. Histogram pada kontrol Tokoferol (Vit E)

1
0.8
Nilai Inhibisi %

0.6 Pengamatan 1(0')


0.4 Pengamatan 2 (30')
0.2 Pengamatan 3 (60')
0 Pengamatan 4 (90')
75 ppm 50 ppm 25 ppm 75 ppm 50 ppm 25 ppm
1000 ppm tokoferol
Halimeda macroloba

Gambar 6. Histogram nilai inhibisi ekstrak total Halimeda macroloba (1000 ppm)
terhadap Kontrol.

Aktivitas antioksidan pada ekstrak total Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak


Halimeda macroloba Halimeda opuntia
Pengujian yang dilakukan pada Pengujian yang dilakukan pada
ekstrak total H. Macroloba menghasilkan ekstrak total H. Opuntia menghasilkan
ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan ekstrak ini memiliki aktivitas antioksidan
dengan adanya penurunan intensitas dengan adanya penurunan intensitas
warna ungu pada DPPH. Pada ekstrak ini warna ungu pada DPPH. Aktivitas
aktivitas antioksidan yang paling kuat ada antioksidan yang kuat ada pada ekstrak
pada ekstrak yang sudah direaksikan yang direaksikan dengan larutan DPPH
dengan larutan DPPH yang konsentrasi 75 ppm. Aktivitas antioksidan
berkonsentrasi 75 ppm. secara umum pada ekstrak konsentrasi
Dari grafik pada Gambar 6 dan 7 1000 ppm dan 100 ppm terhadp kontrol
dapat diketahui bahwa ekstrak dari dapat dilihat pada Gambar 8.
H. Macroloba memiliki aktivitas yang kuat
karena ekstrak tersebut mendekati kontrol.

34
1
0.9
0.8
0.7
Nilai Inhibisi %

0.6
0.5 Pengamatan 1(0')
0.4 Pengamatan 2 (30')
0.3
0.2 Pengamatan 3 (60')
0.1
0 Pengamatan 4 (90')
75 ppm 50 ppm 25 ppm 75 ppm 50 ppm 25 ppm
100 ppm tokoferol
Halimeda macroloba

Gambar 7 . Histogram nilai inhibisi ekstrak total Halimeda macroloba (100 ppm)
terhadap Kontrol.

1
0.9
0.8
Nilai Inhibisi (%)

0.7
0.6
0.5 Pengamatan 1(0')
0.4
0.3 Pengamatan 2 (30')
0.2
0.1 Pengamatan 3 (60')
0 Pengamatan 4 (90')
75 50 25 75 50 25 75 50 25
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
1000 ppm asam askorbat tokoferol
Halimeda opuntia

Gambar 8. Histogram nilai inhibisi ekstrak total Halimeda opuntia (100 ppm) terhadap
Kontrol.

1
0.8
Nilai Inhibisi %

0.6
Pengamatan 1(0')
0.4 Pengamatan 2 (30')
0.2 Pengamatan 3 (60')
0 Pengamatan 4 (90')
75 ppm 50 ppm 25 ppm 75 ppm 50 ppm 25 ppm
100 ppm tokoferol
Halimeda oputia

Gambar 9. Histogram nilai inhibisi ekstrak total Halimeda opuntia (1000 ppm) terhadap
Kontrol.

35
Dari semua pengujian yang telah Tissues. (Thesis). Faculty of
dilakukan, rata – rata aktivitas North Carolina State
antioksidan yang tinggi ada pada University. 82 pp.
ekstrak yang telah direaksikan
dengan larutan DPPH 75 ppm pada, Hanani, E , A. Uji Aktivitas
karena pada konsentrasi ini donasi antioksidan beberapa spons
atom hidrogen dihasilkan dalam laut dari Kepulauan Seribu.
bentuk non radikal. Semakin besar Majalah ilmu kefarmasian. 11
konsentrasi ekstrak maka semakin (1): 11-15.
besar perendamannya (Windono et.
al 2004 dalam Rumengan dan Kawaroe, M., Protono. T. 2010.
Mantiri, 2015). Mikroalga Potensi dan
Pemanfaatanya untuk
KESIMPULAN Produksi Bio Bahan Bakar.
IPB Press.
Meskipun alga tersebut hidup
didaerah yang relatif tercemar, alga Kepel, R. C , Baulu S. 2013.
tersebut dapat berkembang dan Makroalga dan Lamun,
mempunyai kandungan aktivitas keanekaragaman vegetasi
antioksidan yang sangat tinggi. Dari laut di Maluku Tenggara, 86
hasil pengujian kedua ekstrak Hal.
sampel H. Macroloba dan
H. Opuntia memiliki kandungan Miryanti, A., L. Sapei., K. Budiono S.
antioksidan. Karena presentase nilai Indra. 2011, Ekstraksi
inhibisi dari kedua ekstrak umumnya Antioksidan dari Kulit Buah
sangat tinggi karena semakin kecil Manggis (Gracinia
nilai absorban maka semakin tinggi mangostana L). Lembaga
nilai inhibisi dimana aktivitas Penelitian dan Pengabdian
antioksidan pada ekstrak semakin Pada Masyarakat,
tinggi. Universitas Katolik
Parahyangan.
DAFTAR PUSTAKA
Polteraid, O. 1997. Antioxidants and
Anonim. 2004. Antioksidan, radikal free radical scaven-gers of
bebas dan penuaan. natural origin. Current Org.
Http//www.kompas.com/komp Chem 1. P. 415-440.
as_cetak/03.05/11/fokus/306
284/htm. Rumengan, A.P ., D. M. H. Mantiri.
2015. Uji Aktivitas
Abdul., M. 2003. Peranan radikal Antioksidan Ekstrak Alga
bebas dan antioksidan dalam Dictyosphaeria cavernova
kesehatan dan penyakit. dari perairan teluk manado.
Http://ww.intisari.com/radikal. Jurnal LPPM Bidang Sains
html. dan Teknologi volume 2.

Burtin, P. 2006. Nutritional value of Widyowati. W. Sastiono. A.


seaweed. Electronic J. Rumampuk.R.J, 2008. Efek
Environ. Agric . Food Chem 5 Toksikologi Logam. Penerbit
(3): 6. ANDI. Yogyakarta.

Green, R. J. 2004. Antioxidant


Activity of Peanut Plant

36

Anda mungkin juga menyukai