Anda di halaman 1dari 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
Vianney Ayu Asanti
NIM : 151434008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
Vianney Ayu Asanti
NIM : 151434008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Filipi 4:6-7

Dengan penuh rasa syukur

Karya ini ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus segala sumber kekuatan dan segalanya. Bapak tercinta dan ibu tercinta,
adik tercinta, teman-teman PBIO 2015, sahabat SMA dan SMP.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juni 2019


Penulis

Vianney Ayu Asanti

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Vianney Ayu Asanti

NIM : 151434008

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengaruh Suplemen Organik Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan


Jamur Merang (Volvariella volvacea)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Juni 2019

Yang menyatakan,

Vianney Ayu Asanti

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini. Naskah skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan naskah skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu
memberikan dorongan dan masukan serta motivasi kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati
ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Sanata Dharma yang telah menyetujui dan mengesahkan skripsi ini.

2. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.,Sc. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma.

3. Ig. Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar meluangkan waktu, memberikan arahan, motivasi, mendukung dan membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang selama ini berkenan membagi ilmu
serta arahan selama proses perkuliahan.

5. Bapak Edi selaku pemilik Bita Jamur yang telah mengizinkan penulis untuk menggunakan
kumbung sebagai tempat penelitian.

6. Bapak Antonius Ripto Basuki dan Ibu Maria Goreti Sunarti yang selalu mendukung,
memberikan semangat, kasih sayang serta memenuhi materi penulis.

7. Angen, Aming, Mocha, Bagas, Dona Laksana, Hap dan Brygitta Adina selaku teman
terbaik yang selalu memberikan semangat serta dorongan bagi penulis selama penyusunan
skripsi ini.

8. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang mendukung dan saling memberi
semangat dalam setiap langkah yang dilalui selama empat tahun ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala
bantuan dan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan naskah skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 12 Juni 2019

Vianney Ayu Asanti

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)

Vianney Ayu Asanti


151434008
Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Jamur merang adalah salah satu jamur yang banyak diminati oleh masyarakat karena
tinggi nutrisi. Di Indonesia, budidaya jamur merang sudah banyak diminati oleh petani.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal maka perlu adanya solusi untuk memicu
pertumbuhan dan perkembagan jamur merang. Salah satu solusi yang dapat dicoba oleh
petani yaitu menambahkan suplemen organik tanaman sebagai bahan tambahan dalam
budidaya jamur merang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
suplemen organik tanaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur merang serta
konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman yang optimal.
Penelitian ini menggunakan perbandingan suplemen organik tanaman dan air dengan
Kontrol dan 3 perlakuan yaitu P1 (5%), P2 (15%) dan P3 (25%). Parameter yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berat basah, tinggi badan buah, jumlah badan buah dan volume
badan buah. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi dan uji regresi.
Hasil penelitian berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penambahan suplemen organik tanaman terhadap parameter tinggi badan buah dan volume
badan buah. Tetapi tidak meningkatkan parameter berat basah dan jumlah badan buah.
Konsentrasi P2 (15%) memberikan hasil yang optimal.
Kata kunci: Jamur merang, suplemen organik tanaman, konsentrasi, parameter

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE INFLUENCE OF PLANTS ORGANIC SUPPLEMENT THE GROWTH AND


DEVELOPMENT OF STRAW MUSHROOM (Volvariella volvacea)
Vianney Ayu Asanti
151434008
Sanata Dharma University

ABSTRACT

Straw mushroom is one of fungus that is interesting many people because of its high
nutrition. In Indonesia, straw mushroom cultivation has interested many farmers. To obtain
maximum yield therefore it needs solution to trigger the growth and development of the
mushroom.One of solution that can be considered by the farmer is adding plants organic
supplement as the additional substance in straw mushroom cultivation. The aim of this
research is to know the influence of giving plants organic supplement towards straw
mushroom’s growth and development as well as optimum concentration of plants organic
supplement addition.
This research uses ratio of plants organic supplement and water by control and 3
ways of treatment those are P1 (5%), P2 (15%) and P3 (25%). Parameters that are used in
this research were fresh weight, height of fruit bodies, number total of fruit bodies and the
volume. Data analysis used in this research was corelation test and regression test.
Based on statistical test showed that there was an effect of adding plants organic
supplement for height and volume of fruit bodies. But, it does not effect to improve the wet
weight and number total of fruit bodies. The optimal concentration treatment was P2 (15%).
Key words : Straw mushroom, plants organic supplement, concentration, parameter

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIK.............................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii


ABSTRAK ............................................................................................................................. ix
ABSTRACT...............................................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................5
C. Batasan Masalah .........................................................................................................5
D. Tujuan Penelitian .........................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................................6
1 Manfaat Teoritis ........................................................................................................6
2. Manfaat Praktis .......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................8
A. Jamur Merang ..............................................................................................................8
1. Klasifikasi .............................................................................................................. 8
2. Morfologi Jamur Merang ....................................................................................... 9
3. Syarat TumbuhJamur Merang.............................................................................. 11
4. Siklus Hidup......................................................................................................... 12
5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat jamur Merang ................................................. 14
B. Jerami Padi ................................................................................................................. 15
C. Bekatul ....................................................................................................................... 19

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Kapur (CaCO3)........................................................................................................... 19
E. Suplemen Organik Tanaman ..................................................................................... 20
F. Penelitian Yang Relevan ........................................................................................... 21
G. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 25
H. Hipotesis ................................................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................28
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 28
B. Variabel Penelitian .................................................................................................... 28
1. Variabel Bebas ....................................................................................................... 28
2. Variabel Terikat .................................................................................................... 29
3. Variabel Kontrol ................................................................................................... 30
C. Batasan Masalah ........................................................................................................ 30
D. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 31
E. Cara Kerja .................................................................................................................. 31
1. Tahap Persiapan .................................................................................................... 32
2. Pembuatan Konsentrasi Suplemen Organik Tanaman ........................................... 32
3. Pemeliharaan ......................................................................................................... 32
4. Tahap Pemanenan ................................................................................................. 33
5. Parameter Pengamatan .......................................................................................... 34
F. Metode Analisis Data ................................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................................37
A. Parameter Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang .................................... 37
1. Berat Basah JamurMerang .................................................................................... 37
2. Tinggi Badan Buah Jamur Merang ....................................................................... 47
3. Jumlah Badan Buah Jamur Merang ...................................................................... 54
4. Volume Badan Buah Jamur Merang ..................................................................... 62
B. Uji Proksimat Jamur Merang ..................................................................................... 67
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 70
BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ............................. 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................75
A. Kesimpulan ................................................................................................. ..............75
B. Saran ........................................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................76
LAMPIRAN...........................................................................................................................79
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi nilai nutrisi jermi padi ........................................................................... 16

Tabel 2.2 Komposisi kimia jerami padi ................................................................................... 17

Tabel 2.3 Komposisi kimia beberapa biomassa ....................................................................... 18

Tabel 3.1 Konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman ............................................. 29

Tabel 4.1 Rerata berat basah jamur merang tiap perlakuan (gr) .............................................. 38

Tabel 4.2 Rerata tinggi badan buah jamur merang tiap perlakuan (cm) .................................. 48

Tabel 4.3 Rerata jumlah badan buah jamur merang tiap perlakuan (buah) ............................. 55

Tabel 4.4 Rerata volume badan bauh jamur merang (gr) ........................................................ 63

Tabel 4.5 Uji proksimat jamur merang ................................................................................... 67

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi jamur merang ...................................................................................... 10

Gambar 2.2 Morfologi Jamur merang yang dipelihara........................................................... 10

Gambar 2.3 Siklus hidup jamur merang .................................................................................. 13

Gambar 2.4 Kerangka berpikir penelitian................................................................................26

Gambar 4.1 Perbedaan berat basah jamur merang pada setiap perlakuan ............................... 38

Gambar 4. 2 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan pertama .................................................................................................................... 40

Gambar 4. 3 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan kedua ....................................................................................................................... 41

Gambar 4. 4 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan ketiga ....................................................................................................................... 42

Gambar 4.5 Perbedaan tinggi jamur merang pada setip perlakuan ......................................... 47

Gambar4.6 Perbedaan jumlah badan buah jamur merang pada setiap perlakuan .................... 55

Gambar 4.7 Perbedaan volume badan buah pada setiap perlakuan ......................................... 63

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Uji regresi berat basah jamur merang ..................................................................... 45

Grafik 4.2 Uji regresi tinggi badan buah jamur merang .......................................................... 50

Grafik 4.3 Uji regresi jumlah badan buah jamur merang ........................................................ 58

Grafik 4.4 Uji regresi volume badan buah jamur merang ....................................................... 65

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus pembelajaran ............................................................................................ 80

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................................... 84

Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik I ............................................................................... 93

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik II ............................................................................. 95

Lampiran 5 Format penilaian kognitif peserta didik................................................................ 99

Lampiran 6 Format penilaian afektif peserta didik ............................................................... 115

Lampiran 7 Format penilaian psikomotorik peserta didik ..................................................... 118

Lampiran 8 Data hasil penelitian ........................................................................................... 121

Lampiran 9 Analisis statistika ................................................................................................ 122

Lampiran 10 Foto Penelitian .................................................................................................. 126

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jamur termasuk dalam golongan fungi. Jamur tidak berklorofil atau tidak

memiliki zat hijau daun sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis

untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai heterotrofik,

karena jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa,

glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain (Saparinto dkk,

2010).

Salah satu jamur yang banyak diminati oleh masyarakat adalah jamur

merang (Volvariella volvacea). Jamur merang adalah salah satu jenis jamur

pangan yang memiliki kandungan serat cukup tinggi sehingga baik untuk

kesehatan. Jamur merang memiliki citra rasa yang khas dengan tekstur yang

baik serta nilai gizi yang cukup lengkap (Karjono, 1992).

Menurut Alex (2011), jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan

salah satu jenis jamur yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

Selain memiliki rasa yang enak dan gurih, jamur merang juga memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan. Badan buah yang masih muda berbentuk bulat telur,

berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada badan

buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna

cokelat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna cokelat muda. Jamur

merang (Volvariella volvacea) yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah

badan buah masih muda yang tudungnya belum berkembang.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jamur merang (Volvariella volvacea) kaya akan protein kasar dan

karbohidrat bebas nitrogen (N-face carbohydrate). Tingkat kandugan serat

kasar dan abunya moderat atau sedang dan mempunyai kandungan lemak yang

rendah. Jamur merang merupakan sumber protein dan mineral yang baik

dengan kandungan Kalium (K) dan Fosfor (P) tinggi. Jamur merang juga

mengandung kalsium, magnesium, tembaga, seng dan besi. Sementara logam

berat beracun seperti Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) tidak terkandung dalam

jamur merang. Jamur merang juga mengandung bermacam-macam vitamin.

Walaupun tidak mengandung Vitamin A tetapi kandungan riboflavin dan

tiamin cukup tinggi. Berikut ini kandungan per 100 gram dari jamur merang:

protein 5,94%, karbohidrat 0,59%, lemak 0,17%, abu 1,14%, serat 1,56%, besi

1,9 mg, fosfor 17 mg, Vitamin B-1 0,15 mg, Vitamin B-2 0,75 mg, Vitamin C

12,40 mg serta mineral tambahan seperti asam folat, kalium dan tembaga

(Sinaga, 2005).

Menurut Nurman dan Kahar (1990), kandungan gizi yang terdapat pada

jamur merang meliputi karbohidrat 8,7%, protein 26,49%, lemak 0,67%,

kalsium 0,75%, fosfor 30%, kalium 44,2% dan vitamin. Jamur merang juga

merupakan sumber dari beberapa macam enzim terutama tripsin yang berperan

penting untuk membantu proses pencernaan. Jamur merang juga dapat

dijadikan sebagai makanan pelindung karena vitamin B-kompleks yang

lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial yang cukup

lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Andoko dan Parjimo (2008), menambahkan dengan kandungan gizi yang

sangat kompleks membuat jamur merang (Volvariella volvacea) ini menjadi

salah satu bahan menu makanan sehat yang baik bagi tubuh. Beberapa manfaat

jamur merang bagi kesehatan antara lain, sebagai anti racun, mencegah kurang

darah (anemia), kanker dan meurunkan tekanan darah tinggi. Mengingat

kandungan gizinya kiranya jamur merang dapat dijadikan alternatif untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam budidaya jamur merang (Volvariella volvacea)perlu diperhatikan

lingkungan tempat budidaya. Hagutami (2001), menyatakan bahwa dalam

budidaya jamur merang membutuhkan suhu dan kelembaban yang cukup tinggi

berkisar antara 30ºC sampai dengan 38 ºC dalam kumbung. Kelembaban relatif

yang diperlukan berkisar antara 80% sampai dengan 85% serta kebutuhan akan

pH media tumbuh berkisar antara pH 5,0-pH 8,0. Jamur merang dapat tumbuh

pada media yang mengandung selulosa atau karbohidrat pada tumbuhan.

Budidaya jamur merang umumnya menggunakan jerami kerena mudah

diperoleh dan jerami memiliki kandungan selulosa paling tinggi dibandingkan

dengan bahan lainnya.

Marsono dan Lingga (2005), menyatakan bahwa untuk pertumbuhan dan

perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea) diperlukan sumber nutrisi

atau makanan dalam bentuk unsur-unsur hara yang diperoleh dari hasil

pelapukan bahan organik. Jamur merang tumbuh dan berkembang pada

medianya sehingga dapat bermanfaat dalam menyediakan unsur hara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang

mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini sudah semakin

banyak orang mengetahui nilai gizi jamur merang dan manfaatnya bagi

kesehatan manusia, sehingga permintaan jamur merang terus meningkat, di lain

pihak produksi jamur merang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga nilai

ekonomi jamur merang semakin meningkat(Sinaga, 2009).

Untuk itu perlu adanya solusi untuk memicu pertumbuhan dan

perkembangan pada jamur merang agar produksi dapat meningkat. Salah satu

yang bisa digunakan oleh petani adalah penambahan suplemen organik

tanaman.

Suplemen organik tanaman merupakan mikroba starter atau bakteri starter

yang dapat dibiakkan dan juga dapat langsung digunakan. Suplemen organik

tanaman merupakan suplemen cair yang terbuat dari bahan-bahan alami

dengan kandungan unsur makro dan mikro yang seimbang. Penggunaan

suplemen organik tanaman mampu meningkatkan produksi panen lebih

maksimal dari sebelumnya karena suplemen organik tanaman akan

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pada jamur merang.

Keunggulan yang dimiliki suplemen organik tanaman adalah kandungan

haranya yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur

hara makro pada suplemen organik tanaman meliputi Nitrogen (N), Phospor

(P2O2) dan Kalium (K2O). Untuk unsur hara mikro meliputi Mangan (Mn),

Molybedenum (Mo), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Kobalt (Co),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tembaga (Cu), Seng (Zn), Kalsium (Ca), dan belerang (S) (Widhartonod kk,

2011).

Pada penelitian ini juga dicoba berbagai konsentrasi pemberian suplemen

organik tanaman. Dengan tujuan agar dapat mengetahui berapa konsentrasi

yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella

volvacea) sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea)?

2. Berapakah konsentrasi suplemen organik tanaman yang optimal terhadap

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea)?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian adalah suplemen organik tanaman

2. Obyek penelitian adalah pertumbuhan dan perkembangan jamur merang

(Volvariella volvacea)

3. Parameter yang diukur adalah jumlah badan buah, berat basah, tinggi

badan buah dan volume badan buah

4. Penambahan suplemen organik tanaman dengan berbagai konsentrasi yaitu

kontrol, 5%. 15% dan 25%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.

2. Mengetahui konsentrasi optimal suplemen organik tanaman terhadap

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi-informasi di

penelitian yang relefan untuk selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Salah satu kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat

melalui pemberian informasi mengenai penggunaan suplemen organik

tanaman serta memberikan pengalaman bagi peneliti dalam budidaya

jamur merang (Volvariella volvacea).

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk budidaya

jamur merang dengan menggunakan suplemen organik tanaman. Terutama

bagi masyarakat yang bekerja sebagai petani jamur merang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Bagi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi untuk

memperluas pengetahuan bagi perserta didik terutama di kelas XII dengan

materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jamur Merang

Jamur merang tersusun atas hifa-hifa atau semacam benang halus putih

seperti sarang laba-laba putih atau kapas yang akan menyatu kemudian

membentuk miselium. Badan jamur merang berwarna cokelat kegelapan

hingga abu-abu dengan bagian batang berwarna cokelat muda. Jamur merang

merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat dalam mengkonsumsi

jamur semakin meningkat, sehingga prospek pengembangan jamur di

Indonesia cukup baik (Alex, 2011).

1. Klasifikasi

Klasifikasi jamur merang adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Division : Basidiomycota

Class : Homobasidiomycetes

Order : Agaricales

Family : Pluteaceae

Genus : Volvariella

Species : Volvariella volvacea (Sani, 2016).

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Morfologi Jamur Merang

Jamur ini sudah terlanjur disebut dengan jamur merang walaupun

tidak selalu tumbuh di media merang. Jamur merang juga dapat tumbuh

pada media sisa-sisa tanaman yang memiliki selulosa seperti limbah pabrik

kertas, limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas

sagu, sisa kapas dan kulit buah pala. Sesuai dengan nama ilmiahnya

Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna

cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus badan buah

saat masih stadia telur. Dalam perkembangnnya, tangkai dan tudung buah

membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan terangkat ke atas

sehingga sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan. Jika

cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang

memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.

Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah

itu, kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial

yang akan membesar membentuk badan buah stadia kancing kecil (small

button) kemudian tumbuh menjadi stadia kancing (button) dan akhirnya

berkembang menjadi stadia telur (egg). Dalam budidaya jamur merang

pada stadia telur inilah jamur dapat dipanen (Sinaga, 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Morfologi jamur merang secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.1 Morfologi jamur Gambar 2.2 Morfologi jamur merang

merang (Suriawiria, 2001). yang dipelihara

Jamur merang memiliki bentuk badan lengkap yang menyerupai

tanaman seperti sudah memiliki akar (rhizoid), tangkai dan tudung.

Sebagai organisme yang tidak berklorofil jamur merang memiliki warna

agak kecokelatan yang umumnya terdiri dari zat aromatik yang tidak

mengandung nitrogen. Pada jamur merang memiliki tangkai yang berbeda-

beda tergantung dengan pertumbuhan jamur tersebut, tangkai jamur

merang memiliki panjang 3-8 cm, berdiameter 5-9 cm, biasanya di bagian

dasar berwarna putih, kuat dan juga licin. Selain itu jamur merang juga

memiliki spora berwarna merah jambu dengan ukuran spora 7-9 x 5-6

mikro, menjorong dan sangat kecil. Spora jamur ini memiliki garis-garis

yang berbentuk seperti kipas dan juga terdapat cincin membulat di bagian

spora tersebut. Jamur merang juga memiliki cawan yang menutupi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

bagiantangkai dasar mendekati tanah dengan bentuk yang unik yaitu

membulat dan mencorong di bagian atas. Cawan ini memiliki ukuran yang

berbeda-beda juga tergantung dengan pertumbuhannya. Cawan ini

memiliki warna yang sangat beragam mulai dari warna cokelat, putih

kekuningan dan memiliki warna buram. Jamur merang memiliki akar semu

atau akar rhizoid yang memiliki panjang 2-5 cm dengan menembus

permukaan media. Akar pada jamur merang memiliki peran penting untuk

menyerap air yang terdapat didalam media (Riduwan, 2013).

3. Syarat Tumbuh Jamur Merang

Jamur merang dapat dibudidayakan di dalam kumbung atau rumah

jamur yang teduh dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Hal

ini dimaksudkan untuk menjaga suhu dan kelembaban ruang kumbung.

Dikumbung juga perlu diperhatikan untuk sirkulasi udara agar didalam

kumbung sirkulasi dapat lancar. Di dalam kumbung jamur merang juga

membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan dan produksi badan buahnya.

Kebutuhan oksigen selama perkembangan miselium tidak terlalu besar.

Namun, pada stadia pembentukan badan buah aerasi (aliran udara terutama

oksigen) sangat dibutuhkan. Kekurangan oksigen biasanya akan

menyebabkan payung dari jamur merang menjadi kecil sehingga

cenderung mudah pecah dan bentuk badannya abnormal. Selain oksigen

cahaya matahari secara tidak langsung dibutuhkan yang berfungsi untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

memicu pembentukan primodia dan untuk menstimulasi pemecahan spora

(Sinaga, 2010).

Jamur merang memiliki kondisi lingkungan tertentu untuk dapat

menghasilkan tudung atau kepala jamur yang optimal untuk dipanen.

Selama kondisi suhu dan kelembaban yang terjaga, maka pertumbuhan

dari jamur merang ini akan maksimal. Jamur merang dapat tumbuh dengan

optimal pada kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai yakni sekitar

30ºC-35ºC dan yang paling baik adalah 32ºC dan dengan kelembaban yang

optimal berkisar antara 80%-90%, jika kelembaban terlalu tinggi dapat

menyebabkan jamur busuk sedangkan, kelembaban udara yang terlalu

rendah (kurang dari 80%) dapat mengakibatkan kepala buah yang

terbentuk kecil dan sering terdapat dibawah media merang, tangkai buah

panjang dan kurus serta payung jamur mudah terbuka (Riduwan, 2013).

Menurut Zuyasna, Nasution dan Fitriani (2011), media tanam juga

berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah dan diameter tudung.

Semakin baik media yang digunakan maka semakin baik pula

pertumbuhan jamur yang dihasilkan. Jamur merang umumnya tumbuh

pada media yang merupakan sumber selulosa seperti tumpukan merang,

limbah pabrik kertas dan limbah kelapa sawit.

4. Siklus Hidup

Kehidupan jamur berawal dari spora (basidiospora) yang kemudian

akan berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang halus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Hifa ini akan bergabung menjadi satu dan membentuk gumpalan kecil

yang disebut dengan miselium. Miselium kemudian tumbuh membesar

menjadi badan buah. Sementara itu, pertumbuhan jamur dimulai dari

kepala jarum (pine head), kancing kecil (small button), kancing (button)

dan telur (egg). Dalam budidaya jamur, pada stadium telur inilah jamur

mulai dipanen. Umumnya, jamur merang dipanen pada umur 10 hingga 11

hari. Tahap selanjutnya adalah perpanjangan (elongation) dan dewasa

(mature). Saat stadium perpanjangan, tangkai jamur akan memanjang dan

tudung juga membesar hingga mengoyak selubung yang berbentuk telur

(selubung besar). Selubung besar yang terkoyak akan menempel di tangkai

jamur dan berbentuk seperti cawan (volva). Pada tahap akhir atau jamur

dewasa, tangkai jamur memanjang dan tudung jamur juga mekar

sempurna. Selanjutnya, jamur merang akan memproduksi basidia dan

basidiospora yang kemudian menghasilkan spora untuk memulai

kehidupan baru. Tipe perkembangan badan buah seperti ini disebut

angiocarpic (Suharjo, 2010).

Gambar 2.3 Siklus Hidup Jamur Merang (Sinaga, 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jamur Merang

Jamur menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai

gizi. Pada dasarnya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga, mengatur proses

di dalam tubuh dan melancarkan pertumbuhan serta memperbaiki jaringan

tubuh. Beberapa zat gizi di dalam jamur disebut zat gizi esensial,

mengingat bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk di dalam

tubuh. Memiliki kandungan gizi, dalam 100 gram bahan segar jamur

merang mengandung 90% lebih air. Kandungan protein sebesar 3,5 g,

kalori 128 kkal, lemak 0,8 g, mineral kalsium (Ca) 53 mg dan fosfor 224

mg. Selain itu, jamur merang juga mengandung sejumlah vitamin, seperti

vitamin B, B12 dan C, serta beberapa jenis mineral (Na, Ca, Mg, Cu, Zn

dan Fe). Gizi esensial penunjang juga dimiliki jamur merang, diantaranya

asam lemak dan asam amino. Saat kondisi kering, kandungan protein

jamur merang mencapai 18 g. Kandungan protein yang tinggi berdampak

pada nilai gizi asam-asam amino yang terdapat pada jamur merang.

Semakin tinggi kandungan protein semakin tinggi pula asam amino yang

terkandung. Jika diperinci, kandungan asam amino esensial tertinggi pada

jamur merang adalah lisin, sedangkan kandungan asam amino non-esensial

yang tertinggi adalah asam glutamat. Tingginya kandungan asam amino

pada jamur merang sangat bermanfaat bagi tubuh. Pasalnya, kecukupan

kebutuhan protein dan asam-asam amino akan mengoptimalkan

pertumbuhan tubuh dan jaringannya serta meningkatkan kecerdasan (Enjo

suharjo, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

B. Jerami Padi

Jerami merupakan bagian vegetatif dari tanaman padi yang meliputi

batang, daun maupun malai. Jerami merupakan media tumbuh yang

mempunyai zat-zat selulosa dan lignin yang diharapkan dengan aktivitas

mikroba (pada saat pengomposan) dapat merubah menjadi zat-zat karbohidrat

yang sederhana seperti gula, amilum, sampai hidrat arang. Jerami yang

digunakan sebaiknya yang sudah benar-benar kering sebelum dilakukan

pengomposan (Suhartatik, 2001).

Di lain pihak jerami padi juga sebagai limbah pertanian dan sering

menjadi permasalahan bagi petani. Menurut Adrinal dan Gusmini (2012),

jerami padi adalah bagian yang digolongkan dalam limbah pertanian tanaman

pangan yang pada faktanya sebagian besar penduduk Indonesia yang

mempunyai sawah memilikinya. Produksi jerami padi ini bahkan bisa dapat

mencapai 12 hingga 15 ton/hektar tiap panen tergantung lokasi dan

varietasnya. Penggunaan jerami untuk pakan berkisar 31%-39% dan untuk

industri 7%-16%. Dari keseluruhan produksi jerami sebagian besar masih dapat

dibakar dan dikembalikan ke dalam tanah.

Menurut Badan Pusat Statistik, produksi padi tahun 2015 diperkirakan

sebanyak 75,55 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan

sebanyak 4,70 juta ton (6,64%) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi

padi tahun 2015 diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebanyak 1,83 juta ton dan

di luar Pulau Jawa sebanyak 2,88 juta ton. Kenaikan produksi padi tersebut

diikuti dengan kenaikan limbah jerami padi (Berita Resmi Statistik, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Komposisi kimia limbah pertanian tergantung pada spesies tanaman, umur

tanaman, kondisi lingkungan tempat tumbuh dan langkah prosesnya. Jerami

padi mengandung selulosa yang tinggi yaitu mencapai 39,1% berat kering,

hemiselulosa dan kandungan lignin. Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga

komponen utama yang terkandung dalam dinding sel tumbuhan. Kandungan

dari jerami padi ialah lignoselulosa yang terdiri dari tiga komponen fraksi serat

yaitu selulosa 32,1%, hemiselulosa 24% dan lignin 18%. Disamping itu juga

jerami padi mengandung silika (Howard, 2003).

Kandungan nutrisi jerami padi juga berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh

umur panen, jenis padi serta lokasi. Rahmawati dan Rosmayanti (2016), bahwa

kandungan nutrisi jerami padi bisa dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi Nilai Nutrisi Jerami Padi

Zat-zat Makanan Komposisi


EM (Kkal/kg) 3799,00
Bahan kering (%) 92,00
Protein kasar (%) 5,31
Lemak kasar (%) 3,32
Serat kasar (%) 32,14
BETN (%) 36,68
Abu (%) 22,25
ADF (%) 51,53
NDF (%) 73,82
Lignin (%) 8,81
Sumber :Rahmawati dan Rosmayanti (2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Andoko dan Parjimo (2007), menambahkan bahwa komposisi kimia

jerami dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Komposisi kimia jerami padi

Komposisi Kimia Jerami Padi


Lignin (%) 10-25
Hemiselulosa (%) 20-35
Selulosa (%) 35-50
Abu (%) 15-20
Tipe tanaman Monokotil
Sumber : Andoko dan Parjimo (2007).
Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat bahwa kadar lignin, hemiselulosa,

selulosa dan abu berbeda-beda. Selulosa adalah polimer alam berupa zat

karbohidrat (polisakarida) yang mempunyai serat warna putih, tidak dapat larut

dalam air dan pelarut organik. Selulosa juga merupakan polimer yang tersusun

atas unit-unit glukosa melalui ikatan α-1, 4-glikosida. Bentuk polimer ini

memungkinkan selulosa saling menumpuk atau terikat menjadi bentuk serat

yang sangat kuat. Panjang molekul selulosa ditentukan oleh jumlah unit 4

glukan didalam polimer disebut dengan derajat polimerisasi. Derajat

polimerisasi selulosa tergantung pada jenis tanaman dan umumnya dalam

kisaran 200-27.000 unit glukosa. Selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa

dengan menggunakan asam atau enzim. Hemiselulosa mirip dengan selulosa

namun, tersusun dari bermacam-macam jenis gula.

Lignin adalah material yang paling kuat dalam biomassa namun, sangat

resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis maupun kimia.

Kandungan karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan selulosa dan

hemiselulosa, lignin memiliki kandungan energi yang tinggi. Dalam pembuatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

media tanam biasanya menggunakan jerami dengan ditambahkan bahan-bahan

lainnya seperti air, dedak dan kapur. Fungsi jerami adalah sebagai substrat

pertumbuhan jamur. Lignin, selulosa, karbohidrat dan serat pada jerami dapat

didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan

untuk sintesis protein. Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk

kelembaban dan sumber air bagi pertumbuhan jamur (Safan dkk, 2008).

Menurut Mayun (2007), menambahkan bahwa perbandingan komposisi

kimia jerami padi dengan biomassa lainnya yang dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komposisi kimia beberapa biomassa

Biomassa Selulosa Hemiselulosa Lignin Abu


Lignoselulosa (%) (%) (%) (%)
Sekam padi 58,852 18,03 20,9 0,16-1
Jerami padi 28-36 23-28 12-16 15-20
Tandan kosong 36-42 25-27 15-17 0,7-6
Ampas tebu 32-44 27-32 19-24 1,5-5
Bambu 26-43 15-26 21-31 1,7-5
Kayu keras 40-45 7-14 26-34 1
Kayu lunak 38-49 19-20 23-30 1
Sumber : Mayun (2007).

Pemanfaatan substrat jerami padi sebagai media tanam jamur merang yang

banyak mengandung selulosa untuk pertumbuhan mikroorganisme memiliki

peluang yang bagus karena disamping dari ketersediaan yang melimpah juga

dapat memberikan alternatif biaya yang lebih murah dan dapat juga

mengurangi limbah pertanian yang menjadi masalah bagi petani di Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C. Bekatul

Bekatul berfungsi untuk meningkatkan nutrisi media tanaman sehingga

menjadi sumber karbohidrat, sumber karbon (C), protein, lemak dan nitrogen

(Yusniasmara dkk, 1990). Bekatul juga merupakan bagian untuk pertumbuhan

dan perkembangan miselia jamur serta menjadi pemicu pertumbuhan badan

buah jamur yang kaya vitamin terutama vitamin B kompleks. Menurut Sukimin

dalam Cahyana (2006), mengemukakan bahwa bekatul pada kadar air 14%

mempunyai komposisi sebagai berikut: protein 11,3-14,9%, lipida 15,0-19,7%,

serat kasar 7,0-11,4%, abu 6,6-9,9%, karbohidrat 34,1-52,3%, pati 13,8%,

neutral detergentfiber 23,7-28,6%, pentosan 7,0-8,3%, hemiselulosa 9,5-

16,9%, selulosa 5,9-9,0%, asam poliuronat 1,2%, gula bebas 5,5-6,9% dan

lignin 2,8-9,3% yang semuanya dapat menunjang pertumbuhan jamur.

Bekatul atau dedak merupakan hasil samping dari penggilingan padi

menjadi beras. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan

beras sebanyak 60-65%. Sementara bekatul yang dihasilkan sebanyak 8-12%

dan sisanya adalah sekam padi. Produksi bekatul dari proses penggilingan padi

di Indonesia sendiri mencapai 4-6 juta ton pertahun. Bekatul sebagai bahan

tambahan media tanam berfungsi sebagai nutrisi, sumber karbohidrat, karbon,

lemak, vitamin, mineral dan nitrogen (Gunawan, 2000).

D. Kapur (CaCO3)

Kapur berfungsi supaya temperatur kompos cukup tinggi sehingga

kegiatan mikroorganisme lebih efektif dan fermentasi berjalan lebih cepat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Selain itu, mengurangi keasaman dari kompos karena terjadinya reaksi CaO

dengan air menjadi Ca(OH)2, sifat basa ini akan mempertinggi pH (Nurman dan

Kahar,1990). Kapur sebagai bahan penambah mineral, sumber kalsium dan

karbon digunakan untuk meningkatkan mineral yang diperlukan sebagai

pertumbuhan jamur (Suhardiman, 1992).

E. Suplemen Organik Tanaman

Suplemen Organik Tanaman merupakan bahan organik yang lebih

memberikan manfaat juga hasil yang berlimpah untuk para petani didalam

menyiasati harga pupuk yang saat ini harganya mahal. Suplemen organik

tanaman juga banyak mengandung unsur-unsur yang dapat membantu memicu

pertumbuhan semua jenis tanaman dan jamur. Kandungan unsur hara makro

pada suplemen organik tanaman meliputi Nitrogen (N), Phospor (P2O2) dan

Kalium (K2O). Untuk unsur hara mikro meliputi Mangan (Mn), Molybedenum

(Mo), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Kobalt (Co), Tembaga (Cu),

Seng (Zn), Kalsium (Ca), dan belerang (S). Manfaat dari Suplemen Organik

Tanaman yaitu dapat meningkatkan produksi panen, produk organik murni

(100%) yang diproduksi dengan bahan alami, proses penyerapan nutrisi lebih

maksimal daripada pupuk kimia, mengandung nutrisi yang seimbang untuk

pertumbuhan dan perkembangan, dapat diaplikasikan pada semua jenis dan

umur tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, mengurangi pencemaran

lingkungan dan aman terhadap pemakai (Widhartono dkk, 2011).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

F. Penelitian Yang Relevan


Referensi Tujuan Hasil Penelitian
Zuyasna, Mencari jenis media 1. Media tanam berpengaruh

Mariani dan konsentrasi tidak nyata terhadap

Nasution dan pupuk super A-1 terbentuknya primodial, jumlah

Dewi Fitriani yang tepat untuk badan buah, diameter badan

(2011) pertumbuhan dan buah, panjang batang, diameter

hasil jamur merang batang dan berpengaruh sangat

yang maksimal. nyata terhadap berat badan buah

Untuk mengetahui dan diameter tudung. Media

ada tidaknya tanam yang terbaik untuk

interaksi antara perkembangan jamur merang

kedua faktor adalah ampas tebu.

tersebut. 2. Pemberian pupuk super A-1

berpengaruh sangat nyata

terhadap jumlah badan buah,

diameter tudung dan

berpengaruh nyata terhadap

berat badan buah. Konsentrasi

pupuk super A-1 yang terbaik

untuk pertumbuhan jamur

merang adalah 15 cc/L air.

3. Terdapat interaksi yang tidak

nyata antara media tanam dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

konsentrasi pupuk yang

diberikan terhadap semua

perubahan yang diamati.

Cut Nur Ichsan, Mengetahui 1. Media tanam berpengaruh

Fuadi Harun dan karakteristik sangat nyata terhadap panjang

Nana Ariska pertumbuhan dan badan buah umur 14 HST, berat

(2011) hasil jamur merang badan buah dan jumlah badan

yang tumbuh pada buah. Media tanam berpengaruh

media tanam ampas nyata terhadap panjang badan

kelapa sawit dan buah umur 10 dan 12 HST,

jerami padi serta diameter badan buah umur 10

konsentrasi pupuk dan 12 HST dan produksi jamur

Biogreen yang merang. Akan tetapi tidak

berbeda. berpengaruh nyata terhadap

panjang badan buah umur 8

HST, diameter badan buah umur

8 dan 14 HST serta media

terbaik terdapat pada media

jerami padi.

2. Konsentrasi pupuk Biogreen

berpengaruh sangat nyata

terhadap jumlah badan buah,

berpengaruh nyata terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

berat badan buah dan produksi

jamur merang. Akan tetapi tidak

berpengaruh nyata terhadap

panjang badan buah umur 8 dan

12 HST, diameter badan buah

umur 8 dan 12 HST dan

konsentrasi terbaik terdapat pada

konsentrasi 15 cc/L air.

3. Terdapat interaksi yang sangat

nyata antara media tanam dan

konsentrasi pupuk Biogreen

pada jumlah badan buah dan

produksi jamur merang.

Kombinasi terbaik untuk jumlah

badan buah dijumpai pada

perlakuan media tanam jerami

padi dengan konsentrasi pupuk 5

cc/L air, sedangkan kombinasi

terbaik untuk produksi dijumpai

pada perlakuan media tanam

ampas kelapa sawit dengan

konsentrasi pupuk 5 cc/L air.

Suparti, Aninda Mengetahui Produksi jamur merang yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Ayu Kartika dan pengaruh media ditumbuhkan dalam baglog

Devi Ernawati tumbuh limbah ditambahkan limbah organik

(2016). organik yang terdiri atas klaras, kardus

(penambahan air leri enceng gondok dan leri yang

dan enceng gondok, terbaik yaitu pada perlakuan

klaras serta kardus) M1L2 (klaras 125g dan

dalam meningkatkan penambahan air leri 100 ml)

pertumbuhan yaitu 67,51 g dan perlakuan

miselium jamur M2L2 (media kardus dengan

merang pada media panambahan air leri 100 ml)

baglog. yaitu 75,00 g dan perlakuan

Mengetahui M3L1 (enceng gondok 125 g +

pengaruh media leri 50 ml) yaitu 76,67 g.

tumbuh limbah Sedangkan berat badan buah

organik organik jamur merang paling rendah

(penambahan air leri pada perlakuan M1L0 yaitu

dan enceng gondok, 61,67 g, M2L0 (media kardus

klaras serta kardus) tanpa penambahan air leri) yaitu

dalam meningkatkan 56,67 g dan M3LO yaitu 60,67

jumlah badan buah g.

jamur merang pada

media baglog

Mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

pengaruh media

tumbuh limbah

organik organik

(penambahan air leri

dan enceng gondok,

klaras serta kardus)

dalam meningkatkan

produktivitas jamur

merang pada media

baglog.

G. Kerangka Berpikir

Salah satu bahan olahan makanan yang banyak diminati masyarakat

adalah jamur. Salah satu jamur yang disukai masyarakat ialah jamur merang.

Jamur merang ini disukai oleh masyarakat karena banyak mengandung gizi dan

manfaat. Oleh karena tingginya peminat jamur merang di pasaran maka,

banyak produsen yang membudidayakan jamur merang. Dalam budidaya jamur

merang produsen biasanya menggunakan media jerami dan ditambahkan bahan

lain seperti bekatul serta air untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam

kumbung.

Dalam membudidayakan jamur merang diperlukan adanya penambahan

nutrisi untuk memicu pertumbuhan dan perkembangan jamur merang agar

menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Untuk itu dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

menggunakan Suplemen Organik Tanaman yang diharapkan dapat memicu

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.

Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Jamur merang banyak diminati masyarakat karena mengandung


banyak gizi dan manfaat bagi masyarakat

Tingginya permintaan jamur merang di pasaran

Banyak produsen yang membudidayakan jamur merang


merang
Menggunakan media jerami dan tambahan bahan lain
seperti bekatul serta air untuk menjaga suhu dan
kelembaban di dalam kumbung

Perlu adanya penambahan nutrisi untuk


memicu pertumbuhan dan perkembangan
jamur merang

Penambahan Suplemen Organik Tanaman diharapkan


memberikan hasil yang paling optimal pada
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang
dibandingkan tidak diberi Suplemen Organik Tanaman

Gambar 2.4 Kerangka berpikir penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

H. Hipotesis

1. Pemberian suplemen organik tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan jamur merang dapat dilihat melalui parametertinggi

badan buah dan volume badan buah jamur merang.

2. Konsentrasi suplemen organik tanaman yang optimal adalah P2 dengan

konsentrasisebesar 15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya akibat dari treatment pada subjek yang akan diselidiki. Cara untuk

mengetahuinya yaitu membadingkan satu atau lebih kelompok eksperimen

yang diberi treatment dengan satu kelompok pembanding yang tidak diberi

treatment (Arikunto, 2000).

Penelitian ini dilakukan dengan kontrol dan 3 perlakuan dan masing-

masing perlakuan memiliki 3 kali ulangan. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat bagaimana pengaruh pemberian suplemen organik tanaman terhadap

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, terikat dan

kontrol. Variabel yang digunakan sebagai berikut:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau yang

mempengaruhi variabel terikat dan dibuat secara bebas. Variabel bebas dari

penelitian ini yaitu penambahan suplemen organik tanaman dengan berbagai

konsentrasi yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel 3.1 konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman

Pemberian suplemen organik


Perlakuan
(%) (ml)
Kontrol 0 0
Perlakuan 1 (P1) 5 50
Perlakuan 2 (P2) 15 150
Perlakuan 3 (P3) 25 250

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diamati dan diukur dalam

rangka menentukan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

digunakan dalam variabel terikat adalah berat basah, tinggi badan buah,

jumlah badan buah dan volume badan buah. Alasan menggunakan variabel

terikat tersebut karena biasanya masyarakat saat akan membeli jamur

merang parameter yang dilihat adalah berat basah, jumlah badan buah dan

volume badan buah. Parameter berat basah dilihat sebagai seberapa berat

jamur merang yang akan dibeli, jumlah badan buah dilihat sebagai seberapa

banyak jamur merang dan volume badan buah dilihat sebagai seberapa besar

ukuran jamur merang. Untuk parameter tinggi badan buah dijadikan petani

sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan jamur

merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat tetap

sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dapat

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam

penelitian ini adalah media tanam, bibit jamur merang, umur jamur merang

dan waktu penyiraman suplemen organik tanaman.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yaitu:

1.Suplemen organik tanaman diencerkan dengan komposisi 1 ml suplemen

organik tanaman + 1 liter air + 1 sendok makan plastik gula pasir.

Berdasarkan standar dari yang dianjurkan pada kemasan, penggunaan 1 ml

suplemen organik tanaman ini bertujuan untuk efisiensi biaya. Diharapkan

agar petani mendapatkan keuntungan. Hasil pengenceran ini nantinya yang

akan diencerkan kembali dengan 3 konsentrasi yaitu 5%, 15% dan 25%

dengan komposisi sebagai berikut: 5% (50 ml suplemen organik tanaman +

950 ml air), 15% (150 ml suplemen organik tanaman + 850 ml air) dan

25% (250 ml suplemen organik tanaman + 750 ml air).

2.Perlakuan yang digunakan untuk kontrol adalah hanya menggunakan air atau

100% air (0 ml suplemen organik tanaman + 1000 ml air).

3. Jerami yang digunakan merupakan jerami padi kering. Bagian jerami yang

digunakan sebagai bahan untuk media yaitu pada bagian pangkal sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

sebelum ujung daun. Sedangkan untuk bahan tambahannya adalah dedak

dan serbuk gamping.

4. Parameter yang diukur adalah berat basah, tinggi badan buah, jumlah

badan buah dan volume badan buah.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,

hygrometer, pH meter, rak penyimpanan, gunting, pisau, ruang produksi,

gelas ukur, pipet ukur, kamera, log book, pena, spidol, pensil, penggaris,

tipex,

penghapus, label, tali rafia dan sprayer.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah bibit jamur merang (Volvariella

volvacea), suplemen organik tanaman, gula pasir, jerami 2-3 cm, bekatul,

kapur dan air.

E. Cara Kerja

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018 yang

bertempat di kumbung Bita Jamur Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman

DIY. Berikut merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu dengan

mencari tempat-tempat budidaya jamur khususnya jamur merang. Setelah

observasi ditemukan tempat yang sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan. Tempat sesuai yang dimaksud adalah tempat budidaya jamur

merang yang aktif dalam memproduksi sehingga dapat digunakan selama

penelitian. Selanjutnya menyewa sebagian media yang telah ditabur bibit

jamur merang atas persetujuan pemilik kumbung. Setelah itu menunggu

bibit jamur merang tumbuh hifa hingga berkembang menjadi badan buah.

2. Pembuatan Konsentrasi Suplemen Organik Tanaman

Suplemen organik tanaman yang sudah dibeli kemudian diencerkan

dengan komposisi 1 ml suplemen organik tanaman + 1 liter air + 1 sendok

makanplastik gula pasir. Kemudian diencerkan kembali dengan berbagai

konsentrasi. Pengenceran dilakukan dengan komposisi sebagai berikut: 5%

(50 ml suplemen organik tanaman+ 950 ml air), 15% (150 ml suplemen

organik tanaman + 850 ml air) dan 25% (250 ml suplemen organik

tanaman + 750 ml air). Kemudian dimasukkan ke dalam sprayer sebanyak

50 ml dan diberi lebel agar jelas untuk setiap perlakuan.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga suhu dan kelembaban.

Apabila tidak memenuhi syarat pertumbuhan dan perkembangan jamur

merang maka dilakukan penyemprotan air di lantai kumbung. Pemberian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

suplemen organik tanaman selain memberikan nutrisi tambahan bagi jamur

merang juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga agar media tanam tidak

kering. Pemeliharaan lainnya juga dapat dilakukan dengan cara membuang

jamur yang pertumbuhannya berbeda dengan jamur yang ditanam serta

membuang gulma yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

jamur merang. Pemberian suplemen organik tanaman dilakukan satu

minggu dua kali di pagi hari hingga tahap pemanenan. Pemberian

suplemen organik tanaman dilakukan pertama kali pada hari ke-18 setelah

menabur bibit. Volume yang disemprotkan sebanyak 50 ml disetiap

ulangan dan pada setiap perlakuan memiliki 3 kali ulangan. Pemberian

suplemen organik tanaman dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan

sprayer yang berisi campuran suplemen organik tanaman dan air dengan

berbagai konsentrasi pada permukaan media tanam.

4. Tahap Pemanenan

Pemanenan jamur merang dapat dilakukan dengan 3 tahap yaitu:

a. Tahap Pertama

Pemanenan jamur merang dilakukan dengan cara hati-hati agar tidak

merusak jamur yang dipanen dan calon tunas tumbuhnya. Pemanenan

pertama dilakukan pada hari ke 10 setelah diberikan perlakuan pertama.

b. Tahap Kedua

Waktu panen jamur merang harus dilakukan dengan tepat waktu yaitu

pada stadia kancing sebelum stadia perpanjangan. Apabila sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

memasuki stadia perpanjangan maka tidak laku dijual di pasaran karena

konsumen lebih menyukai jamur merang pada waktu stadia kancing.

c. Tahap Ketiga

Periode panen berlangsung sekitar satu bulan dengan interval waktu 3

hari sekali. Data produksi yang dilakukan dalam penelitian ini diambil

dari pemanenan sebanyak 3 kali.

5. Parameter Pengamatan

a. Berat basah (gr)

Pengukuran berat basah dilakukan dengan cara mencabut pangkal

badan buah jamur merang yang sudah siap panen dan ditimbang

dengan menggunakan timbangan digital. Badan buah ditimbang pada

setiap perlakuan dan ditimbang dengan ukuran jamur merang yang

seragam. Data diambil ketika panen pertama yaitu pada hari ke-10

setelah diberikan perlakuan pertama, panen kedua pada hari ke-13

setelah diberikan perlakuan pertama dan panen ketiga pada hari ke-16

setelah diberikan perlakuan pertama.

b. Tinggi badan buah (cm)

Pengukuran tinggi badan buah dilakukan dengan cara mengukur tinggi

dari yang berukuran pendek, sedang dan paling tinggi kemudian dirata-

rata. Pengukuran ini dilakukan pada setiap ulangan dan perlakuan.

Pengukuran tinggi badan buah dilakukan dengan menggunakan

penggaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

c. Jumlah badan buah (buah)

Pengamatan jumlah badan buah dilakukan dengan menghitung jumlah

badan buah jamur merang setelah panen pada setiap perlakuan.

Perhitungan jumlah badan buah dilakukan dari panen pertama sampai

panen ketiga. Pada panen pertama data diambil ketika pada hari ke-10

setelah diberikan perlakuan pertama, panen kedua diambil ketika pada

hari ke-13 setelah diberikan perlakuan pertama dan panen ketiga

diambil ketika pada hari ke-16 setelah diberikan perlakuan pertama.

d. Volume badan buah (gr)

Pengukuran volume badan buah dilakukan dengan mengukur terlebih

dahulu berat basahnya. Perhitungan volume dilakukan dengan cara hasil

dari berat basah dibagi dengan jumlah badan buah yang ukurannya

seragam. Pengukuran ini dilakukan pada setiap ulangan dan perlakuan.

F. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan ada 3 yaitu uji normalitas kolmogrov

smirnov, uji korelasi dan uji regresi. Uji normalitas kolmogrov smirnov adalah

untuk menentukan apakah data normal atau tidak normal. Uji normalitas adalah

sebagai syarat untuk dilakukannya uji korelasi. Uji korelasi dibedakan menjadi

dua yaitu uji korelasi pearson dan uji korelasi spearman. Menggunakan uji

korelasi pearson apabila data dinyatakan normal dan menggunakan uji korelasi

spearman apabila data dinyatakan tidak normal. Tujuan menggunakan uji

korelasi adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas atau independen

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

dependen. Selanjutnya apabila data berkorelasi, maka dilanjutkan dengan uji

regresi.

Pengambilan kesimpulan uji korelasi pearson berdasarkan buku dari

Sarwono (2006), menyatakan bahwa kegunaan uji korelasi pearson untuk

menentukan hubungan antara dua variabel (gejala) yang berskala interval

(skala yang menggunakan angka sebenarnya), oleh karena itu korelasi

termasuk dalam kategori uji statistik parametrik. Besarnya korelasi adalah 0 s/d

1. Korelasi dapat positif yang artinya searah: jika variabel pertama besar, maka

variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif yang artinya berlawanan

arah: jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil.

Patokan hasil perhitungan korelasi sbb:

≤ 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada

0, 20 – 0,40 : hubungan ada tetapi rendah

≥ 0,40 – 0,70 : hubungan cukup

≥ 0, 70 – 0,90 : hubungan tinggi

≥ 0,90 – 1,00 : hubungan sangat tinggi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Parameter Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang

Pertumbuhan jamur merang diamati dengan berbagai parameter. Parameter

yang diamati meliputi berat basah, tinggi badan buah, jumlah badan buah

serta volume badan buah. Selain parameter tersebut dilakukan juga uji

proksimat kandungan gizi. Parameter yang diamati dalam uji proksimat yaitu

kadar abu, protein, lemak, serat kasar dan serat pangan terlarut. Dalam

penelitian ini masing-masing parameter yang digunakan akan dibahas agar

lebih jelas dan rinci.

1. Berat Basah Jamur Merang

Salah satu parameter pertumbuhan jamur merang yang dapat

diamati adalah berat basah jamur merang. Berat basah jamur merang dapat

diamati secara langsung setelah dipanen dengan menggunakan timbangan

digital. Berat basah jamur merang sama halnya dengan berat segar jamur

merang. Perhitungan berat basah jamur merang dilakukan setiap panen

sedangkan panen dilakukan hingga tiga kali. Hasil perbedaan berat basah

jamur merang pada masing-masing perlakuan setiap panen dapat dilihat

pada gambar berikut:

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Data Berat Basah Jamur Merang


1000

Berat Basah Jamur Merang


800
600 Kontrol
(gr) 400 P1 (5%)
200 P2 (15%)
0 P3 (25%)
28 31 34
Panen hari ke-

Gambar 4.1 Perbedaan Berat Basah Jamur Merang Pada Setiap Perlakuan

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hasil berat basah jamur

merang setiap perlakuan memiliki hasil yang berbeda-beda. Dari gambar

4.1 menunjukkan bahwa perlakuan kontrol mendapatkan hasil yang paling

tinggi pada panen terakhir yaitu 933 gram. Sedangkan hasil yang paling

rendah yaitu pada perlakuan P1 (5%). Meskipun pada panen terakhir

kontrol mendapatkan hasil yang paling tinggi tetapi pada hasil rerata dapat

dilihat bahwa P2 (15%) menunjukkan hasil yang paling tinggi. Hasil rerata

berat basah jamur merang pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1 Data berat basah jamur merang tiap perlakuan (gr)
Panen hari ke-
Perlakuan Total Rerata
28 31 34
Kontrol (0%) 0 122 933 1055 351,6 ± 507,1
PI (5%) 12 143 16 171 57± 74,5
P2 (15%) 244 256 574 1074 358± 187,1
P3 (25%) 18 243 219 480 160 ± 123,5

Berdasarkan tabel 4.1 pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa

pemberian suplemen organik tanaman untuk P2 (15%) menunjukkan

hasil yang paling tinggi dengan rerata 358 gram. Komposisi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

digunakan adalah 150 ml suplemen organik tanaman + 850 ml air. Pada P3

(25%) rerata berat basah sebesar 160 gram dengan komposisi 250 ml

suplemen organik tanaman + 750 ml air, sedangkan hasil yang paling

rendah yaitu pada P1 (5%) rerata berat basah sebesar 57 gram dengan

komposisi 5 ml suplemen organik tanaman + 950 ml air. Pada kontrol

rerata berat basah sebesar 351,6 gram.

Faktor dari rerata berat basah yang tinggi pada P2 (15%) dapat

juga disebabkan karena struktur jamur merang yang memiliki hifa yang

cepat dalam menyerap nutrisi sehingga meningkatkan berat basah jamur

merang. Nutrisi yang diserap dapat digunakan jamur merang untuk

tumbuh membentuk filamen kecil yang disebut hifa. Hifa yang

berkembang tersebut kemudian akan menjadi miselium. Miselium

merupakan kumpulan dari hifa yang tumbuh menjadi badan buah. Jamur

mendapatkan makanan dalam bentuk selulosa, glukosa, lignin, protein dan

senyawa pati. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari jerami yang merupakan

media utama dan juga media yang umum digunakan dalam budidaya jamur

merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada
gambar berikut:

KONTROL P1 (5%)
Jamur KONTROL
Jamur
merang
akan
menyera
p nutrisi
lebih
tinggi
jika
kondisi
lingkung
an dan
syarat
tumbuh
yang
dibutuhk P3 (25%)
an (15%)
P2
terpenuh
i.

Gambar 4.2 Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Pertama

Berdasarkan gambar 4.2 yang diambil saat pertama kali diberikan

perlakuan dapat dilihat bahwa hifa yang tumbuh pada media perlakuan P2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan media perlakuan lainnya. Pada

kontrol belum terlihat adanya pertumbuhan hifa. Sedangkan pada media

P1 hifa sudah mulai tumbuh tetapi belum banyak dibandingkan dengan

media P2 dan media P3.

KONTROL
P1 (5%)
Jamur
merang
akan
menyera
p nutrisi
lebih
tinggi
jika
kondisi
lingkung
an dan
syarat
tumbuh
yang P3 (25%)
dibutuhk
P2 (15%)
(15%)
an
terpenuh
Gambar 4.3
i. Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Berdasarkan gambar 4.3 yang diambil saat pemberian perlakuan

kedua miselium yang di media P2 sudah mulai berkembang menjadi badan

buah. Dibandingkan dengan perlakuan yang lain hifa yang terdapat pada

media P2 tumbuh dengan cepat. Sedangkan pada kontrol hifa tumbuh

lambat. Pada media P3 memang miselium sudah berkembang menjadi

badan buah tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan media P2.

Kontrol P1 (5%)

P2 (15%) P3 (25%)

Gambar 4.4 Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada media P3

semakin banyak hifa yang tumbuh dan miselium semakin berkembang

menjadi badan buah. Dilihat pada gambar tersebut bahwa badan buah pada

media perlakuan P2 lebih banyak dibandingkan dengan media perlakuan

lainnya. Hal ini yang menyebabkan panen pertama P2 menunjukkan hasil

yang lebih tinggi.

Jamur merang akan menyerap nutrisi lebih tinggi jika kondisi

lingkungan dan syarat tumbuh yang dibutuhkan terpenuhi. Suhu dan

kelembaban di dalam kumbung sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan jamur merang. Kisaran suhu yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang antara 30ºC sampai dengan

38°C di dalam kumbung. Sedangkan kelembaban udara yang dibutuhkan

didalam kumbung berkisar antara 80% sampai dengan 85% (Hagutami,

2001). Pernyataan ini sesuai dengan pengamatan di lapangan selama

penelitian. Suhu didalam kumbung berkisar antara 28,9ºC sampai dengan

30°C sedangkan kelembaban udara diperoleh sebesar 85%. Selain itu berat

basah jamur merang ditentukan oleh banyak sedikitnya kandungan air di

dalam badan buah jamur merang. Berat basah jamur merang berkaitan

dengan ketersediaan sumber nutrisi pada substrat yang meliputi lignin,

selulosa, protein, senyawa pati, karbon, nitrogen, hidrogen dan oksigen.

Chang dan Miles (2004), menyatakan bahwa kandungan nutrisi pada

media khususnya dengan bahan jerami padi dapat digunakan sebagai

nutrisi tambahan yang membantu pertumbuhan berat basah badan buah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

jamur merang. Selain itu penambahan karbohidrat yang lebih banyak pada

media, produksi jamur dapat mempercepat munculnya badan buah dan

menambahkan bobot segar badan buah jamur.

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang tidak

signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation -0,238 dan sig (0,762) > 0,05.

Dari hasil tersebut didapatkan korelasi negatif, maka hubungan antara

penambahan suplemen organik tanaman terhadap berat basah jamur

merang tidak searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik

tanaman tinggi, maka nilai berat basah akan rendah. Hal ini berarti tidak

ada pengaruh nyata dalam penambahan suplemen organik tanaman

terhadap berat basah jamur merang. Setelah uji korelasi dilakukan uji

regresi yang bertujuan untuk melihat seberapa banyak pengaruh suplemen

organik tanaman terhadap berat basah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Berikut garfik hasil dari uji regresi berat basah jamur merang:

Variabel Y

Persamaan
kuadrat

1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%

Grafik 4.1 Uji Regresi Berat Basah Jamur Merang

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa R2 = -0,19 yang

artinya suplemen organik tanaman mempengaruhi -0,19% terhadap berat

basah. Mendapatkan hasil negatif dikarenakan pada uji korelasi pearson

hubungan korelasi negatif dimana hubungan antara suplemen organik

tanaman terhadap berat basah tidak searah. Adapun faktor lain yang

mempengaruhi berat basah yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.

Berat basah jamur merang ditentukan oleh banyak sedikitnya

kandungan air didalam badan buah jamur merang. Berat basah jamur

merang berkaitan dengan ketersediaan sumber nutrisi pada substrat yang

meliputi lignin, selulosa, protein, senyawa pati, karbon, nitrogen, hidrogen

dan oksigen. Menurut Agency (2013), jerami padi mengandung

lignoselulosa yang baik digunakan sebagai bahan baku untuk budidaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

jamur. Jerami padi yang mengandung 30-45% selulosa, 20-25%

hemiselulosa, 15-20% lignin dan silika. Selain itu media jerami padi yang

berongga bersifat seperti spon mempunyai kemampuan menahan air lebih

tinggi sehingga mampu menjaga kelembaban media (Wahyuni, 2011).

Pada penelitian Maulana (2012), menunjukkan bahwa hasil berat

basah saat panen dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi nutrisi dan

sifat media. Hasil berat basah jamur dipengaruhi oleh adanya selulosa,

lignin dan serat yang terkandung dalam substrat. Lignin, selulosa dan

hemiselulosa merupakan komponen utama pada media tumbuh jamur

merang. Oleh karena itu bahan subtitusi seharusnya mengandung lignin

dan selulosa karena jamur merang termasuk jamur kayu yang tumbuh

subur pada media yang mengandung kayu (lignin dan selulosa).

Berdasarkan hasil uji proksimat pada jamur merang dengan kontrol

dan P2 (15%), P2 memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi

dibandingkan kontrol. Hal ini yang membuat hasil berat basah pada P2

lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pada dasarnya serat kasar berfungsi

untuk menyerap air. Apabila kandungan serat kasar tinggi maka

kandungan air juga tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat juga hasil

dari berat basah pada kontrol dan P2. Hasil rerata berat basah pada P2

lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Menurut Nurhidayati (2006),

serat kasar adalah serat yang secara laboratorium tahan asam dan basa

serta sebagian besar terdiri dari selulosa dan tidak mudah larut. Serat kasar

adalah salah satu jenis polisakarida atau sering disebut sebagai karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

kompleks. Serat kasar juga mempunyai kemampuan untuk menyerap air.

Berat basah jamur merang juga dipengaruhi oleh banyaknya badan

buah jamur, umumnya jika jumlah badan buah yang dihasilkan jumlahnya

banyak maka beratnya akan tinggi. Namun kadang-kadang jumlah badan

buah yang sedikit tetapi beratnya besar, hal ini dapat disebabkan jumlah

badan buah yang sedikit tersebut mempunyai ukuran panjang dan diameter

yang besar. Selain itu juga dipengaruhi oleh kandungan air pada badan

buah jamur (Suriawiria, 2001).

2. Tinggi Badan Buah Jamur Merang

Pengukuran tinggi badan buah jamur merang dimulai saat panen

pertama hingga panen yang ketiga. Pengukuran dilakukan dari pangkal

hingga ujung badan buah. Hasil perbedaan tinggi jamur merang pada

masing-masing perlakuan setiap panen dapat dilihat pada gambar berikut:

Data Tinggi Badan Buah Jamur Merang


6
Tinggi Jamur Merang (cm)

4
Kontrol
3
P1 (5%)
2
P2 (15%)
1 P3 (25%)

0
28 31 34
Panen hari ke-

Gambar 4.5 Perbedaan Tinggi Jamur Merang Pada Setiap Perlakuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa jamur merang

mengalami pertumbuhan tinggi badan buah serta menunjukkan bahwa

adanya perbedaan tinggi jamur merang antara beberapa perlakuan yaitu

kontrol, konsentrasi suplemen organik tanaman 5%, konsentrasi suplemen

organik tanaman 15% dan konsentrasi suplemen organik tanaman 25%.

Pada panen terakhir tinggi jamur merang dengan perlakuan kontrol

menunjukkan hasil yang paling tinggi yaitu 4,9 cm akan tetapi hasil ini

tidak jauh berbeda dari hasil perlakuan pada P2 (15%) yaitu 4,8 cm. Selain

itu pada panen pertama dan panen kedua P2 menunjukkan hasil yang

paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Data tinggi jamur merang yang didapatkan merupakan hasil dari

setiap panen yang dilakukan sebanyak tiga kali. Dengan rentang waktu

dari panen satu ke panen selanjutnya yaitu selama tiga hari. Rerata

pertambahan tinggi badan buah jamur merang pada setiap perlakuan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Rerata tinggi tanaman tiap perlakuan (cm)


Panen hari ke-
Perlakuan Total Rerata
28 31 34
Kontrol (0%) 0 3,9 4,9 8,8 2,9± 2,58
PI (5%) 3,9 4,4 2,25 10,55 3,51 ± 1,12
P2 (15%) 5,3 5,4 4,8 15,5 5,16 ± 0,32
P3 (25%) 4,2 4,7 3,9 12,8 4,26 ± 0,4

Beradasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rerata tinggi jamur

merang yang diberi perlakuan P2 (15%) merupakan yang tertinggi yaitu

5,16 cm, diikuti dengan perlakuan P3 (25%) yaitu 4,26 cm, kemudian P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

(5%) yaitu 3,51 cm dan kontrol dengan rerata pertambahan tinggi yaitu 2,9

cm. Rerata tinggi jamur merang yang terendah yaitu yang tidak diberi

suplemen organik tanaman dengan tinggi 2,9 cm.

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang

signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation 0,755 dan sig 0,245 > 0,05.

Hal ini berarti ada pengaruh tidak nyata dalam penambahan suplemen

organik tanaman terhadap tinggi badan buah jamur merang. Dari hasil

tersebut didapatkan korelasi positif, maka hubungan antara penambahan

suplemen organik tanaman terhadap tinggi badan buah jamur merang

searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik tanaman tinggi,

maka nilai tinggi badan buah akan tinggi pula. Oleh sebab itu maka akan

dilakukan uji lanjut berupa uji Regresi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Berikut grafik hasil uji regresi tinggi badan buah jamur merang:

Variabel Y
Persaman
Kuadrat

1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%

Grafik 4.2Uji Regresi Tinggi Badan Buah Jamur Merang

Berdasarkan grafik 4.2 bahwa R2= 0,744 artinya suplemen organik

tanaman mempengaruhi tinggi badan buah jamur merang sebanyak 74%

dan sebanyak 26% dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan

oleh peneliti. Berbeda hasil dari yang didapatkan dari grafik 4.1 dimana

pada grafik 4.2 mendapatkan hasil yang positif dikarenakan pada hasil uji

korelasi hubungan antara suplemen organik tanaman terhadap tinggi badan

buah searah.

Sel jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat

berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat tinggi. Jamur memperoleh

makanan secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan

organik. Bahan-bahan organik yang ada disekitar tempat tumbuh diubah

menjadi molekul-molekul sederhana dengan bantuan enzim yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

dihasilkan oleh hifa. Untuk selanjutnya molekul-molekul sederhana

tersebut dapat diserap langsung oleh hifa. Jadi, jamur tidak seperti

organisme heterotrof lainnya yang menyerap makanannya kemudian

mencernakannya sebelum diserap (Gunawan, 2000).

Pertambahan tinggi badan buah terjadi akibat pembentangan sel-sel

yang terdapat pada jamur merang. Sel-sel yang bertambah ukurannya akan

mengakibatkan perubahan tinggi badan buah. Tidak hanya tinggi badan

buah saja tetapi juga berat basahnya. Pertumbuhan adalah proses dalam

kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman

semakin besar dan menentukan hasil tanaman. Pertambahan ukuran badan

tanaman secara keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan ukuran

bagian-bagian sel yang dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel (Sitompul

dan Guritno, 1995).

Faktor yang dapat mempengaruhi tinggi jamur merang diduga

karena faktor dari pH media. Menurut Gunawan (2000), semakin lama

pertumbuhan yang kurang optimal karena nutrisi yang semakin habis dan

juga pH rendah, apabila pH media terlalu rendah atau terlalu tinggi maka

pertumbuhan jamur akan terhambat bahkan tumbuh jamur lain yang sangat

menggangu pertumbuhan jamur merang itu sendiri. Keasaman pH media

perlu diatur antara pH 7,0-8,0 dengan menggunakan kapur. Pernyataan

tersebut sesuai dengan penelitian bahwa pH media tanam saat diukur yaitu

7,0 artinya pH media tanam memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan

dan perkembangan jamur merang. Akan tetapi kapur yang digunkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

harus berkualitas baik agar tidak menggangu pertumbuhan dan

perkembangan jamur. Kapur yang berfungsi untuk mengatur pH media

tanam dan sebagai sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan jamur dalam

pertumbuhannya. Oleh karena itu, pemilihan kapur sebagai bahan

tambahan bagi media tanam jamur harus dilakukan dengan baik. Selain

kapur, media jamur merang juga dapat ditambahkan dengan bekatul yang

berfungsi sebagai nutrisi tambahan yang dapat mendukung pertumbuhan

dan perkembangan jamur merang. Bekatul yang kualitasnya kurang baik

dapat menurunkan tingkat produktivitas jamur merang. Selain faktor-

faktor tersebut dapat disebabkan oleh ketebalan media, semakin tebal

media diasumsikan ketersediaan nutrisi juga semakin banyak. Tetapi

ketebalan media yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan yang

nantinya menyebabkan banyak organisme lain yang tumbuh dalam media

tersebut sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur

merang serta berakibat pada hasil produksi yang tidak stabil.

Media yang digunakan untuk budidaya merang adalah jerami padi.

Untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam media perlu dilakukan

penambahan nutrisi yaitu berupa aplikasi suplemen organik tanaman.

Suplemen organik tanaman merupakan bahan organik yang dapat memicu

pertumbuhan miselium serta memberikan nutrisi tambahan bagi jamur

merang. Pemberian suplemen organik tanaman dengan konsentrasi dan

jumlah yang tepat dapat menunjang pertambahan berat, jumlah badan

buah, tinggi badan buah dan volume badan buah. Pemberian konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

dan jumlah suplemen organik tanaman yang berlebihan dapat

memperlambat pertumbuhan jamur. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan bahwa perlakun P3 (25%) merupakan konsentrasi yang paling

tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Berdasarkan hasil

rerata panen dengan parameter berat basah, jumlah badan buah dan tinggi

badan buah perlakuan P3 (25%) mendapatkan rerata yang lebih rendah

dibandingkan dengan P2 dengan konsentrasi 15%. Pada parameter volume

badan buah perlakuan P3 (25%) mendapatkan hasil rerata lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan P2 (15%), namun perbedaan hasil ini tidak

terlalu jauh. Menurut Suriawiria (2001), tanaman mempunyai batas

tertentu terhadap konsentrasi unsur hara. Konsentrasi unsur hara kurang,

maka akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena tanaman

kurang mendapatkan unsur yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.

Bahan tambahan pada pertumbuhan jamur merang bertujuan untuk

mengaktifkan mikroflora yang akan merombak selulosa, hemiselulosa

serta lignin sehingga nutrisi yang tersedia akan lebih mudah dicerna oleh

jamur merang dan hasil pengomposan selain menghasilkan zat asam amino

dan protein juga menghasilkan hasil samping berupa H2O dan NH3. Hasil

NH3 yang berlebihan dalam medium akan menghambat pertumbuhan

miselium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Terjadinya fluktuasi suhu siang dan malam serta aliran angin yang

keluar masuk kumbung diduga mempengaruhi munculnya primordia

jamur. Adanya faktor cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan suhu

kumbung berubah dan dapat berpengaruh pada pertumbuhan jamur

merang. Miselium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau

tanpa sinar. Sebaiknya selama masa pertumbuhan badan buah memerlukan

adanya rangsangan sinar.

3. Jumlah Badan Buah Jamur Merang

Parameter lain yang dapat diukur dalam pertumbuhan jamur

merang adalah jumlah badan buah. Jumlah badan buah dapat dijadikan

parameter pertumbuhan karena banyak sedikitnya jumlah badan buah akan

mempengaruhi berat jamur. Dari data yang telah didapatkan menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan dari jumlah badan buah antara beberapa

perlakuan yaitu perlakuan kontrol, suplemen organik tanaman 5%,

suplemen organik tanaman 15% dan suplemen organik tanaman 25%.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Data Jumlah Badan Buah Jamur


Jumla Badan Buah Jamur Merang
Merang
40

30
(buah)

Kontrol
20
P1 (5%)
10 P2 (15%)
0 P3 (25%)
28 31 34
Panen hari ke-

Gambar 4.6 Perbedaan Jumlah Badan Buah Jamur Merang Pada Setiap
Perlakuan

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan

jumlah badan buah jamur merang pada setiap perlakuan. Jumlah badan

buah yang tertinggi pada panen terakhir diperoleh kontrol dengan jumlah

sebesar 36 buah. Pada panen pertama kontrol tidak menghasilkan panen.

Sedangkan jumlah badan buah yang terendah diperoleh perlakuan P1

(5%). Meskipun kontrol mengalami pertambahan jumlah badan buah yang

pesat akan tetapi rerata yang diperoleh masih rendah dibandingkan dengan

P2 (15%).

Berikut ini rerata jumlah badan buah tiap panen pada setiap

perlakuan:

Tabel 4.3 Rerata jumlah badan buah setiap perlakuan (buah)


Panen hari ke-
Perlakuan Total Rerata
28 31 34
Kontrol (0%) 0 7 36 43 14,3 ± 19,08
PI (5%) 1 7 2 10 3,33 ± 3,21
P2 (15%) 15 14 24 53 17,6 ± 5,5
P3 (25%) 1 9 15 25 8,33 ± 7,02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rerata pertambahan

jumlah badan buah paling banyak dihasilkan oleh jamur merang yang

diberi perlakuan P2 (15%) 17,6 buah sedangkan rerata jumlah badan buah

paling sedikit adalah jamur merang yang diberi perlakuan P1 (5%) yaitu

3,33 buah.

Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah badan buah jamur

merang yaitu diduga karena proses pengomposan yang kurang maksimal

sehingga menyebabkan kurangnya nutrisi pada media. Mayun (2007),

menyebutkan bahwa pengomposan selama tujuh hari tampak pembentukan

badan buah yang tidak terlalu banyak tetapi merata dan sebagian dapat

berkembang penuh. Pada pengomposan yang terlalu masak (selama 12

hari), badan buah dibentuk terlalu banyak dan sebagian besar tidak

berkembang penuh bahkan tetap kecil. Sesuai dengan pernyataan tersebut

jumlah badan buah jamur merang sangat dipengaruhi oleh lamanya proses

pengomposan. Sesuai dengan penelitian ini bahwa pengomposan media

kurang maksimal, dapat dilihat dengan tekstur media yang kurang lembab

sehingga jumlah badan buah jamur merang juga rendah. Peningkatan dan

penurunan kadar unsur hara dapat dipengaruhi oleh pengomposan yang

dilakukan mikroba didalam kompos. Proses pengomposan dapat

menyebabkan bahan organik terurai dan melepaskan unsur-unsur hara.

Pengompsosan merupakan proses peruraian secara mikrobiologis

setumpuk bahan organik untuk menjadi bahan organik yang relatif lebih

stabil disebut kompos atau humus. Lama pengomposan bahan organik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

ditentukan oleh jenis maupun komposisi bahan kompos. Menurut

Abdullah (1992), pengomposan bahan-bahan yang mempunyai C dan N

tinggi memerlukan waktu yang lama. Maka tinggi perbandingan C dan N

bahan kompos yang dipakai makin lama waktu pengomposan yang

dibutuhkan. Lama pengomposan juga berpengaruh terhadap kadar unsur

hara dalam kompos yang dihasilkan.

Selain itu kurangnya unsur hara juga dapat diduga sebagai faktor

yang mempengaruhi jumlah badan buah jamur merang. Menurut

Widyastuti (2005), salah satu unsur hara yang diperlukan oleh jamur

merang adalah nitrogen. Tanaman yang kekurangan nitrogen akan

menghasilkan buah yang kecil dan buah terlalu cepat tua. Selain nitrogen

terdapat unsur-unsur lain dalam pembentukan badan buah sehingga

memerlukan unsur tambahan seperti vitamin dan kalsium. Vitamin dapat

diperoleh dari bekatul dan kalsium dapat diperoleh dari bekatul dan kapur

CaCO3.

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang tidak

signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation -0,074 dan sig 0,926 > 0,05.

Dari hasil tersebut didapatkan korelasi negatif, maka hubungan antara

penambahan suplemen organik tanaman terhadap jumlah badan buah

jamur merang tidak searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen

organik tanaman tinggi, maka nilai jumlah badan buah akan rendah. Hal

ini berarti tidak ada pengaruh nyata dalam penambahan suplemen

organik tanaman terhadap jumlah badan buah jamur merang. Namun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

akan dilakukan uji selanjutnya yaitu uji regresi. Dimana uji regresi

bertujuan untuk melihat seberapa banyak pengaruh suplemen organik

tanaman terhadap jumlah badan buah. Berikut grafik dari uji regresi

jumlah badan buah jamur merang:

Variabel Y
Persamaan
kuadrat

1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%

Grafik 4.3Uji Regresi Jumlah Badan Buah Jamur Merang

Berdasarkan grafik 4.3 dapat dilihat bahwa R2= -0,18 dimana

mendapatkan hasil yang negatif. Artinya hubungan antara suplemen

organik tanaman terhadap jumlah badan buah memiliki hubungan yang

negatif atau tidak searah. Hal ini berkaitan dengan apabila nilai

penambahan suplemen organik tanaman tinggi makan nilai jumlah badan

buah akan rendah. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak -

0,18% suplemen organik tanaman mempengaruhi jumlah badan buah.

Adapun faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Dalam perbedaan jumlah badan buah jamur merang dapat

dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, lingkungan tumbuh dan

persaingan mendapatkan makanan. Jumlah badan buah jamur merang

dipengaruhi oleh penyerapan nutrisi dalam media. Menurut Gandjar

(2006), pertumbuhan jumlah badan buah menuntut nutrisi dan mineral

yang banyak, sehingga terjadi mobilisasi dan transport dari bagian

vegetatif ke tempat perkembangan badan buah pada fase primodia.

Sedangkan menurut Munawar (2011), nitrogen (N) berfungsi untuk

pembentukan protein dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam

jamur untuk memicu pertumbuhan badan buah jamur merang. Faktor yang

mempengaruhi jumlah badan buah adalah banyaknya jumlah benang-

benang hifa jamur yang berkembang menjadi miselium, sedangkan

miselium dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu suhu, kelembaban, pH,

cahaya dan konsentrasi CO2.

Selain nutrisi yang terdapat pada media pertumbuhan, badan buah

jamur memiliki kemampuan untuk mengambil nutrisi berupa air dari

lingkungan. Dengan demikian badan buah memiliki energi untuk

pembelahan sel-sel yang ada pada badan buah. Jamur memiliki morfologi

multiseluler yang dapat meningkatkan kemampuan untuk tumbuh kedalam

dan menyerap nutrisi dari lingkungan luar media tanam. Miselium sebagai

pengabsorbsi nutrisi yang menembus ke media tanam sedangkan badan

buah yang sudah muncul menangkap uap air yang di udara. Saat jamur

berada pada fase pertumbuhan miselium, nutrisi pada media sangat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

dibutuhkan oleh miselium untuk berkembangbiak. Untuk itu penambahan

suplemen organik tanaman dapat menjadi alternatif untuk penambahan

nutrisi. Fase pertumbuhan miselium sangat membutuhkan O2 . Menurut

Sinaga (2005), kebutuhan oksigen selama perkembangan miselium tidak

terlalu besar namun, pada stadia pembentukan badan buah sangat

dibutuhkan. Bila kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, badan buahnya akan

kerdil. Kekurangan oksigen biasanya akan menyebabkan payung dari

jamur merang menjadi kecil sehingga cenderung mudah pecah dan bentuk

badan buahnya abnormal. Kekurangan oksigen yang ekstrim menyebabkan

badan buah tidak pernah terbentuk serta pertumbuhan miselium menjadi

padat dan meluas ke semua bagian media.

Pada saat miselium sudah menjadi sebuah bakal badan buah jamur,

nutrisi yang terkandung dalam media tanam menjadi berkurang. Oleh

sebab itu bakal badan buah mencari nutrisi dari lingkungan yang sesuai

menggunakan bakal buah yang bersentuhan langsung dengan udara.

Sebagian besar badan buah jamur mengandung air, maka jamur merang

mengambil nutrisi dari lingkungan berupa uap air melalui pori-pori.

Mayun (2007) menyatakan bahwa, beberapa faktor yang

mempengaruhi terhadap badan buah jamur merang adalah suhu dan

oksigen (O2). Suhu dibawah 30ºC dan kebutuhan O2 tidak terpenuhi maka

badan buahnya kecil dan kualitasnya rendah. Pernyataan tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan sebab saat fase pertumbuhan miselium

dilakukan pengukuran suhu udara dengan menggunakan Hygrometer.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Dimana mendapatkan hasil yaitu sebesar 28,9ºC. Hal ini kurang sesuai

dengan syarat tumbuh jamur merang yang seharusnya diatas 30ºC. Akan

tetapi dalam penelitian ini untuk meningkatkan suhu dilakukan dengan

penguapan. Penguapan bertujuan untuk menjaga suhu agar sesuai dengan

syarat tumbuh jamur merang. Sedangkan menurut Maulana (2012),

kelembaban udara juga ikut berpengaruh dalam jumlah badan buah jamur

merang. Apabila kondisi lingkungan pertumbuhan tidak terpenuhi

(kelembaban) maka, akan menghambat pertumbuhan baik penyebaran

miselium jamur pada fase inkubasi maupun pada fase pembentukan badan

buah. Dalam penelitian ini untuk menjaga kelembaban udara dilakukan

penyiraman di lantai. Penyiraman dilakukan saat kelembaban kurang dari

standar syarat tumbuh jamur merang. Sehingga dapat menjaga kelembaban

dalam kumbung. Selain itu banyaknya miselium yang tumbuh

mempengaruhi banyaknya jumlah badan buah jamur merang. Waktu

tumbuh miselium tiap perlakuan dalam penelitian ini bervariasi, yang

mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah badan buah waktu panen.

Terjadinya kontaminasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan

miselium, dimana pada fase pertumbuhan miselium persediaan nutrisi

harus terpenuhi. Menurut Karlovsky (2008), ketika jamur lain menjadi

inang parasit jamur kontaminan, maka terjadilah kompetisi penyerapan

nutrisi. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian ini bahwa terjadi

kontaminan. Dimana kontaminan itu terdapat pada media kontrol, P1, P2

dan P3. Hal tersebut diduga karena kurangnya unsur hara. Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tersedianya unsur hara bagi jamur merang diantaranya adalah proses

fermentasi tidak berjalan dengan baik, sehingga beberapa senyawa

komplek tidak terurai menjadi beberapa senyawa komplek sederhana yang

siap untuk diserap oleh miselium jamur merang dan kemungkinan lain

adalah bahan yang digunakan berkualitas rendah, terutama bila terjadi

kerusakan sebelum digunakan.

Dalam penelitian ini terdapat kekurangan yaitu terjadi kehilangan

jumlah badan buah pada perlakuan P2 (15%) dan P3 (25%). Pada

perlakuan P2 kehilangan 1 badan buah di ulangan 2 sedangkan pada P3

kehilangan 1 badan buah diu langan 1 dan 2 badan buah di ulangan 2.

Kehilangan badan buah tersebut diakibatkan karena kurangnya

pengawasan saat proses penelitian.

4. Volume Badan Buah Jamur Merang

Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya perbedaan

volume badan buah dari beberepa perlakuan yaitu perlakuan kontrol,

suplemen organik tanaman 5%, suplemen organik tanaman 15% dan

suplemen organik tanaman 25%. Perbedaan dari beberapa perlakuan

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Data Volume Badan Buah Jamur


Volume Badan Buah Jamur
Merang
30
Merang (gr)

25
20
Konrtol
15
P1 (5%)
10
5 P2 (15%)
0 P3 (25%)
28 31 34
Panen hari ke-

Gambar 4.7 Perbedaan Volume Badan Buah Jamur Merang Pada Setiap
Perlakuan

Berdasarakan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan

volume badan buah jamur merang dari setiap perlakuan. Volume badan

buah yang tertinggi pada panen terakhir diperoleh perlakuan kontrol yaitu

26,08 gram, sedangkan yang terendah diperoleh perlakuan P1 (5%)

sebesar 8 gram. Pertambahan volume badan buah yang didapatkan

merupakan data yang diambil setiap kali panen sedangkan panen

dilakukan sampai tiga kali. Rerata volume badan buah jamur merang pada

setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Rerata volume badan buah jamur merang tiap perlakuan
(gr)
Panen hari ke-
Perlakuan Total Rerata
28 31 34
Kontrol (0%) 0 17,4 26,08 43,48 14,49 ± 13,28
PI (5%) 12 20,4 8 40,4 13,46 ± 6,32
P2 (15%) 17,22 18,2 23,9 59,32 19,77 ± 3,6
P3 (25%) 18 27 14,6 59,6 19,86 ± 6,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rerata volume badan

buah jamur merang paling banyak dihasilkan pada perlakuan P3 (25%),

sedangkan hasil yang paling sedikit adalah jamur merang yang diberi

pelakuan P1 (5%) yaitu 13,46 gram. Pada data rerata ini hasil dari

perlakuan P2 (15%) memperoleh sebesar 19,77 gram. Hasil ini tidak

terlalu jauh dibandingkan dengan perlakuan P3 (25%) yang mendapatkan

hasil paling tinggi.

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang

signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation 0,852 dan sig 0,148 > 0,05.

Hal ini berarti ada pengaruh tidak nyata dalam penambahan suplemen

organik tanaman terhadap volume badan buah jamur merang. Dari hasil

tersebut didapatkan korelasi positif, maka hubungan antara penambahan

suplemen organik tanaman terhadap volume badan buah jamur merang

searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik tanaman tinggi,

maka nilai volume badan buah akan tinggi pula. Oleh sebab itu maka akan

dilakukan uji lanjut berupa uji Regresi. Berikut grafik dari uji Regresi

volume badan buah jamur merang:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Variabel Y
Persamaan
kuadrat

1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%

Grafik 4.4 Uji Regresi Volume Badan Buah Jamur Merang

Berdasarkan grafik 4.4 bahwa R2= 0,445 artinya suplemen organik

tanaman mempengaruhi volume badan buah jamur merang sebanyak 44%

dan sebanyak 56% dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan

oleh peneliti. Pada grafik 4.4 mendapatkan hasil yang positif dikarenakan

pada hasil uji korelasi hubungan antara suplemen organik tanaman

terhadap volume badan buah searah.

Faktor yang dapat mempengaruhi volume badan buah adalah

kandungan air di dalam jamur merang. Banyaknya kandungan air akan

mempengaruhi berat basah. Namun pada penelitian ini terdapat

kekurangan yaitu tidak menguji kandungan air jamur merang pada setiap

perlakuan sehingga tidak diketahui secara jelas kandungan air jamur

merang pada penelitian ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Selain itu pembentangan sel badan buah yang besar diduga sebagai

salah satu faktor yang mempengaruhi volume badan buah. Dimana

pembentangan sel badan buah berkaitan dengan serat kasar yang terdapat

pada jamur merang. Seperti yang diketahui bahwa serat kasar berfungsi

untuk menyerap air. Apabila serat-serat kasar yang terdapat pada jamur

merang berukuran besar maka dapat menyerap air lebih banyak sehingga

volume badan buah juga akan bertambah banyak. Hal ini sesuai dengan uji

proksimat yang dilakukan yaitu pada kontrol kandungan serat kasar

sebesar 1,86045% dan pada perlakuan P2 (15%) kandungan serat kasar

sebesar 2,47725%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kandungan serat

kasar perlakuan P2 (15%) lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Hal

tersebut yang menyebabkan rerata volume badan buah dan berat basah

lebih besar perlakuan P2 (15%) dibandingkan kontrol.

Setiap parameter yang diukur tidak terlepas dari faktor lingkungan.

Untuk itu parameter volume badan buah juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Faktor lingkungan yang sesuai dapat memberikan

pertumbuhan dan perkembagan jamur merang yang baik. Untuk itu apabila

akan membudidayakan jamur merang hendaknya memperhatikan faktor-

faktor lingkungan yang dapat menghambat. Faktor tersebut dapat berupa

suhu udara, kelembaban udara dan pH media. Selain faktor lingkungan

faktor media juga mempengaruhi volume badan buah. Apabila di dalam

media tidak cukup kandungan airnya maka jamur merang tidak dapat

menyerap dengan baik kandungan airnya. Hal tersebut sangat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

mempengaruhi volume badan buah dan berat basah jamur merang. Untuk

itu pemilihan bahan-bahan yang berkualitas dan pengomposan media yang

tepat juga perlu diperhatikan.

B. Uji Proksimat Jamur Merang

Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam jamur merang terdiri dari

berbagai macam enzim misalnya Tripsin yang berfungsi membantu proses

pencernaan. Vitamin B kompleks beserta riboflavin dengan asam amino yang

lengkap membuat jamur merang memiliki unsur-unsur yang bisa digunakan

untuk melindungi tubuh dari ancaman penyakit. Pada penelitian ini dilakukan

uji proksimat terhadap jamur merang meliputi kadar abu, protein, lemak, serat

kasar dan serat pangan terlarut. Uji proksimat yang dilakukan menggunakan

sampel dengan hasil panen terbanyak pada panen terakhir yaitu perlakuan P2

(15%). Selain perlakuan P2 (15%), uji proksimat dilakukan juga pada kontrol.

Hal ini bertujuan untuk membandingkan uji proksimat yang diberi perlakuan

dengan yang tidak diberi perlakuan. Hasil uji proksimat jamur merang secara

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Uji Proksimat Jamur Merang

Uji
Serat
Perlakuan Serat
Abu Protein Lemak pangan
kasar
terlarut
Kontrol 1,1418% 3,56645% 0,28955% 1,86045% 0,1742%
P2 (15%) 0,72845% 2,8361% 1,8649% 2,47725% 0,073405
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Berdasarkan Tabel 4.5 kadar abu tertinggi pada jamur merang terdapat

pada kontrol yaitu 1,1418%, sedangkan pada P2 (15%) sebesar 0,72845%.

Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan

mineral yang terdapat dalam jamur merang. Abu merupakan residu yang

tertinggal setelah sesuatu bahan dibakar hingga bebas karbon. Kadar abu

menggambarkan secara kasar kandungan bahan mineral yang biasanya

komponen-komponen tersebut terdiri dari magnesium, kalsium, besi dan

mangan. Jamur merang mengandung berbagai mineral yang tinggi seperti Na,

Ca, Mg, Fe dan Cu. Jamur dalam kondisi segar mengandung kadar abu yang

cukup tinggi yaitu 1,0/bb (Karjono, 1992). Sedangkan dalam Standar Nasional

Indonesia (SNI 01-6945-2013) batas maksimum kadar abu jamur merang segar

yaitu 3%. Berdasarkan dari uji proksimat dengan analisa kadar abu

mendapatkan hasil yaitu 1,1418% pada kontrol dan 0,72845% pada P2 (15%).

Hasil tersebut masih dibatas aman berdasarkan Standar Nasional Indonesia

(SNI 01-6945-2013).

Protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena

berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun,

protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi

di dalam tubuh. Protein yang terdapat dalam makanan apabila dikonsumsi

manusia akan diserap dalam bentuk asam amino oleh usus (Winarno, 2008).

Berdasarkan uji proksimat yang telah dilakukan kandungan protein pada jamur

merang yaitu 3,56645% pada kontrol dan 2,8361% pada perlakuan P2 (15%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Hasil ini cukup rendah apabila berdasarkan dengan standar protein maksimum

jamur merang segar yaitu 3,8%.

Dari data uji proksimat dapat dilihat bahwa kandungan lemak nabati di

dalam jamur merang yaitu 0,28955% pada kontrol dan 1,8649% pada

perlakuan P2 (15%). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-6945-2013),

maksimum kandungan lemak yaitu 2,0%/bb. Berdasarkan hasil uji proksimat

maka dapat dikatakan bahwa kandungan lemak yang terdapat didalam jamur

merang pada penelitian ini cukup rendah.

Serat adalah komponen bahan makanan nabati yang penting dan yang

tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim-enzim pada sistem pencernaan

manusia. Komponen serat yang terkandung dalam jamur merang termasuk

senyawa struktural seperti selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin dengan

jumlah 1,2/bb. Serat dapat dibedakan menjadi dua yaitu serat kasar dan serat

terlarut. Serat kasar adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ

pencernaan manusia ataupun hewan. Sedangkan serat terlarut adalah senyawa

yang dapat dicerna dalam organ manusia ataupun hewan. Berdasarkan data dari

uji proksimat diperoleh hasil yaitu kandungan serat kasar pada jamur merang

sebesar 2,4224% pada kontrol dan 1,86045% pada perlakuan P2 (15%)

sedangkan untuk hasil dari serat pangan terlarut diperoleh sebesar 0,1742%

pada kontrol dan 0,07361% pada perlakuan P2 (15%).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Kurangnya pengawasan dalam proses penelitian sehingga terjadi kehilangan

jumlah badan buah. Disebabkan karena tempat penelitian jauh dari tempat

tinggal peneliti sehingga terjadi kurangnya pengawasan.Diharapkan untuk

penelitian selanjutnya tempat penelitian lebih dekat dengan tempat tinggal

peneliti.

2. Tidak mengamati dari proses pembuatan media sampai penaburan bibit

sehingga tidak dapat mengetahui apakah bahan-bahan dalam pembuatan

media berkualitas baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu

peneliti sehingga tidak mengamati dari proses pembuatan media hingga

penaburan bibit. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan

proses dari pembuatan media hingga panen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN

Hasil penelitian “Pengaruh Pemberian Suplemen Organik Tanaman

Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang (Volvariella

volvacea)” dapat menjadi pengetahuan baru dalam dunia pendidikan dan dapat

diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi khususnya pada peserta didik

SMA kelas XII semester 1 yaitu materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk

hidup. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah KD 3.1 dan KD 4.1. Sub materi

dari materi pokok ini adalah faktor internal dan faktor eksternal terhadap

pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

A. Kompetensi Inti:

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta

dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara

efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

4.1 Menyususun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal

terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan jamur merang

Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mengetahui faktor

internal dan faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur

merang. Perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP dapat dilihat pada

lampiran 1 dan 2. Dalam kegiatan pembelajaran di SMA dengan materi

pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada kurikulum 2013 ada

banyak metode dan model pembelajaran yang dapat digunakan, hal ini

bermaksud agar pembelajaran lebih menarik sehingga peserta didik tidak

merasa bosan dan peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

baik. Pembelajaran mengenai pertumbuhan dan perkembangan menggunakan

pendekatan kontekstual dan saintifik. Melalui pembelajaran peserta didik dapat

mengetahui dan memahami faktor internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur, khususnya jamur

merang. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan 2 LKPD yang dapat

dilihat pada lampiran 3 dan 4 untuk memacu peserta didik agar mudah

memahami materi ini. LKPD 1 memiliki tujuan agar peserta didik dapat

mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan, mengidentifikasi

bahan-bahan pembuatan media, proses pembuatan media jamur merang, tahap

pemeliharaan hingga tahap pemanenan serta faktor internal yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur merang. LKPD 2

memiliki tujuan agar peserta didik dapat menganalisis pengaruh pemberian

suplemen organik tanaman pada jamur merang yang sudah dibuat dan

diencerkan dengan berbagai kosentrasi oleh guru. Dengan pemberian LKPD ini

diharapkan peserta didik dapat memahami faktor internal dan faktor eksternal

pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.

Peserta didik mengerjakan LKPD secara berkelompok menggunakan

sumber media apapun yang terpercaya dan relevan dengan tujuan

pembelajaran. Setelah itu didiskusikan dan dipresentasikan di depan kelas

bersama kelompoknya. Dalam presentasi, peserta didik diharapkan

mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait faktor internal dan faktor

eksternal pertumbuhan dan perkembangan jamur merang. Dalam mengerjakan

LKPD dengan materi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

peserta didik diharapkan mampu bersikap jujur, mau bekerjasama dengan baik,

teiliti, tanggungjawab dan berpikir kritis. Hasil yang diharapkan dapat berupa

presentasi yang bermanfaat sebagai referensi peserta didik terkait pengaruh

penambahan suplemen organik tanaman terhadap pertumbuhan dan

perkembangan jamur merang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul Pengaruh Suplemen Organik

Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Merang dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penambahan suplemen organik tanaman memberikan pengaruh terhadap

tinggi badan buah dan volume badan buah, namun tidak meningkatkan berat

basah dan jumlah badan buah.

2. Konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman yang optimal adalah

perlakuan P2 dengan konsentrasi suplemen organik tanaman sebesar 15%.

B. Saran

Saran bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini adalah:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan uji kandungan air pada

setiap perlakuan dan uji proksimat setiap perlakuan.

2.Diperlukan adanya penelitian lanjutan mengenai frekwensi penyiraman

suplemen organik tanaman yang paling baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan jamur merang.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.dan Syarief, M., 1992, Sifat Fisik Pangan, PAU Pangan Gizi IPB,
Bogor.
Adrinal, A., Saidi dan Gusmini, 2012, Perbaikan Sifat Fisika Kimia Tanah
Psamment dengan Pemulsaan Organik dan Olah Tanah Konservasi
pada Budidaya Padi, Jurnal Solum, 91, 25-35.
Agency, N.L., 2013, Rice Strow and Wheat Straw, NL Agency Ministry of
Economic Affairs, Netherlands.
Alex, S.M., 2011, Untung Besar Budi Daya Aneka Jamur, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Andoko, A. dan Parjimo, 2007, Budidaya Jamur Kuping, Jamur Tiram dan
Jamur Merang, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Anonim, 2013, Jamur Merang Segar, SNI O1-6945-2013, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2015, Data Kenaikan Gabah Kering Giling (GKG) pada
tahun 2014 (http;//www.bps.go.id), diakses pada 28 Maret 2019.
Cahyana, Y., A., Muchrodji. dan M., Bakrun, 2006, Jamur Tiram, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Chang, S.T. dan P.G. Miles, 2004, Mushrooms Cultivation, Nutrition Value,
Medicinal Effect and Environmental Impact Second Eddition, CRC
Press, Washington.
Gandjar, Indrawati, Wellyzar, S. dan Ariyanti, O., 2006, Mikologi Dasar dan
Terapan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Gunawan, Agustin, W., 2000, Usaha Pembibitan Jamur, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hagutami, Y., 2001, Budidaya Jamur Merang, Yapentra Hagutami, Cianjur.
Howard, R.L., 2003, Lignocellulose Biotechnology issues of biocoservasion and
enzyme production, African Journal of Biotechnology, 2, 602-619.
Ichsan, C.N., Harun, F. dan Ariska, N., 2011, Karakteristik Pertumbuhan dan
Hasil Jamur Merang (Volvariella volvacea) Pada Media Tanam dan
Konsentrasi Pupuk Biogreen yang Berbeda, Jurusan Agroteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh,
6, 171-180.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Karjono, 1992, Jamur-jamur Konsumsi Yang Dibudidayakan, Trubus. Agustus:


271-279.
Karlovsky, P., 2008, Secondary Metabolites In Soil Ecology, Soil Biologi.
Springer, Berlin
Marsono dan P. Lingga., 2005, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Maulan, E., 2012,Panen Jamur Tiap Musim, Lily Publisher, Lampung.
Mayun, I.A.,2007, Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada
Berbagai Media Tumbuh, Jurnal Pertanian, 3, 124-128.
Munawar, A., 2011, Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, IPB Press, Bogor.
Nurhidayati, S., 2006, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty, Yogyakarta.
Nurman dan A. Kahar., 1990, Bertanam Jamur Merang, Angkasa, Bandung.
Rahmawati, N., Hasanuddin, Rosmayanti., 2016, Budidaya dan Pengolahan Jamur
Merang (Volvariella volvacea) dengan Media Limbah Jerami, Abdimas
Talenta, 1, 58-63.
Riduwan, M., 2013, Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang (Volvariella
volvacea) Pada Berbagai Sistem Penebaran Bibit dan Ketebalan Media,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,
1.
Safan., 2008, Produksi Enzim Selulase dengan Substrat Jerami Padi, Pustaka
Utama, Jakarta.
Sani, B., 2016,Asyiknya Budidaya Jamur Di Perkotaan (Udara Panas), Kata
Pena, Jakarta.
Saparinto, C. dan Sunarmi., 2010, Usaha 6 jenis Jamur Skala Rumah Tangga,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwono, J., 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Sinaga, M.S., 2005, Jamur Merang dan Budidayanya, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sinaga, M.S., 2010, Jamur Merang dan Budidayanya, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sitompul, S.M., dan Guritno, B., 1995, Analisa Pertumbuhan Tanaman, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Suhardiman, P., 1992, Jamur Merang, Penebar Swadaya, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Suharjo, E., 2010, Bertanam Jamur Merang di Media Kardus, Limbah Kapas dan
Limbah Pertanian, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Suhartatik, E. dan S. Roechan., 2001, Tanggap Tanaman Padi Sistem Tanam
Benih Langsung Terhadap Pemberian Jerami dan Kalium, Penelitian
Tanaman Pangan, 20, 33-38.
Suparti, A., Ayu, Kartika. dan Devi, E., 2016, Pengaruh Penambahan Leri dan
Enceng Gondok, Klaras serta Kardus Terhadap Produktivitas Jamur
Merang (Volvariella volvacea) Pada Media Baglog, Prodi Pendidikan
Biologi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2.
Suriawiria, U., 2001, Bioteknologi Perjamuran, Angkasa, Bandung.
Wahyuni, S., 2011, Menghasilkan Biogas dan Aneka Limbah, PT Agromedia,
Jakarta.
Widhartono,S., Choirul, A., Sri, H., Masykur, H. dan Junaidi., 2011, Buku
Panduan Penggunaan SOT dan SOC Pola Organik, PT Hidup Cerah
Sejahtera, Sidoharjo.
Widyastuti, B., 2005, Budidaya Jamur Kompos (Jamur Merang dan Jamur
Kancing, Penebar Swadaya, Jakarta.
Winarno, F.G., 2008, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yusniasmara, C., Muchrodji. dan M. Bahun., 1990, Jamur Tiram, Penebar
Swadaya, Jakarta
Zusyana, M.N.dan Dewi, F., 2011, Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang Akibat
Perbedaan Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Super A-1,
Universitas Syariah Kuala Darussalam, 6, 92-103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran

Silabus Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI3:Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 :Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


waktu
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1 Menganalisis pengaruh Pertumbuhan Kegiatan 1 LKPD I 4 x 45 1.Priadi, Arif.,
faktor internal dan dan Menerima umpan balik Presentasi menit (2 x 2010, Buku
faktor eksternal Perkembangan Peserta didik melihat gambar/foto pertemuan) Biologi 3A.
terhadap pertumbuhan Makhluk Hidup jamur merang dari hifa, miselium 2.Video mengenai
dan perkembangan hingga terbentuk badan buah dan bahan-bahan
makhluk hidup peserta didik melihat video pembuatan media,
mengenai bahan-bahan pembuatan proses pembuatan
media, proses pembuatan media media jamur,
jamur, tahap pemeliharaan hingga tahap
tahap pemanenan. pemeliharaan
Guru mendorong peserta didik hingga tahap
dengan memberikan pertanyaan pemanenan
berkaitan video tersebut: 3. Internet
a. Apa yang dilakukan dalam video 4. Artikel Ilmiah
tersebut? 5. Jurnal
b. Bahan-bahan apa saja yang Penelitian
digunakan?

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Bagaimana proses
pembuatannya?
d. Faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan jamur?
Membentuk kelompok
Peserta didik diminta untuk duduk
berkelompok
Menyajikan informasi
Peserta didik mengumpulkan
informasi dan mengolah informasi
melalui berbagai studi literatur dan
berbagai referensi
Bekerja dalam kelompok
Peserta didik mengerjakan LKPD
untuk bahan diskusi
Peserta didik menarik kesimpulan
dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKPD

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Presentasi hasil kerja kelompok


Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusinya
4.1 Menyususun laporan Kegiatan II LKPD II
hasil percobaan tentang Presentasi hasil kerja kelompok Presentasi
pengaruh faktor Guru meminta peserta didik untuk Laporan
eksternal terhadap mempresentasikan hasil Pengamatan
proses pertumbuhan pengamatan Postest
dan perkembangan Menerima umpan balik
jamur merang Kelompok yang tidak presentasi
diminta untuk menanggapi
kelompok yang presentasi.
Guru bersama dengan peserta didik
mengklarifikasi dari hasil
presentasi

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS SEKOLAH

Satuan Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

B. Kompetensi Inti:

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta dalam ranah


kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

C. Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

4.1 Menyususun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap

proses pertumbuhan dan perkembangan jamur merang

D. Indikator Pembelajaran

3.1.1 Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

3.1.2 Mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan media pertumbuhan dan proses

pembuatannya

3.1.3 Mengamati proses pertumbuhan jamur merang di media yang telah dibuat

3.1.4 Membedakan hasil panen setiap perlakuan

3.1.5 Menemukan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan

miselium jamur merang

4.1.1 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

4.1.2 Melaksanakan percobaan sederhana dengan petunjuk kerja yang sesuai

4.1.3 Merancang laporan hasil penelitian tentang pengaruh penambahan suplemen organik

tanaman terhadap pertumbuhan miselium jamur merang secara tertulis

E. Tujuan Pembelajaran

3.1.1.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup

3.1.2.1 Melalui video pembuatan media pertumbuhan jamur merang peserta didik mampu

mengidentifikasi bahan-bahan yang digunakan dan proses pembuatannya

3.1.3.1 Melalui melakukan percoban sederhana peserta didik mampu mengamati proses

pertumbuhan jamur merang di media yang telah dibuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

3.1.4.1 Setelah mengerjakan LKPD peserta didik mampu membedakan faktor internal dan

faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur merang

4.1.1.1 Setelah mengerjakan LKPD peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas

4.1.2.1 Melalui video pembuatan media dan mengerjakan LKPD peserta didik mampu

melaksanakan percobaan sederhana dengan petunjuk kerja yang sesuai

4.1.3.1 Setelah melakukan kegiatan pengamatan peserta didik mampu merancang laporan

hasil penelitian tentang pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap

petumbuhan miselium jamur merang secara tertulis yaitu portofolio

F. Materi

Materi Pokok : Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

Sub Materi :

A) Faktor internal dan faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang

B) Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan


miselium jamur merang

G. Pendekatan dan metode pembelajaran

Pendekatan : Kontekstual dan saintifik

Metode : Diskusi, presentasi, eksperimen

H. Media, Alat dan Sumber belajar

Media : LKPD, Video, Proyektor, Laptop, LCD

Alat : Alat tulis, papan tulis, spidol, penghapus, penggaris, nampan, media
pertumbuhan, rak, hygrometer

Sumber belajar : Internet, jurnal penelitian, artkel ilmiah, Priadi., Arif, 2010, Biologi
3A Yudistira: Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

I. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2JP x 45 menit)

Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik


Pendahuluan (10 menit)
- Guru menyampaikan salam
pembuka untuk mengawali
kegiatan pembelajaran,
mengecek kehadiran dan
kesiapan perserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
- Ditanyakan konsep-konsep
a. Apersepsi
yang telah dipelajari
sebelumnya

- Ditayangkan gambar/foto
b. Motivasi
jamur merang dari hifa,
miselium hingga terbentuk
badan buah.
Diajukan pertanyaan :
- Apa yang dapat kalian lihat
dari gambar-gambar tersebut?
- Mengapa bisa terjadi proses
tersebut?

- Ditayangkan tujuan/ruang
c. Orientasi
lingkup materi yang akan
dibahas
Kegiatan Inti (70 menit) Menerima umpan balik
- Peserta didik mengamati video Mengamati
yang ditampilkan oleh guru
mengenai bahan-bahan
pembuatan media, proses
pembuatan media jamur, tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

pemeliharaan hingga tahap


pemanenan
- Berdasarkan video tersebut Menanya
kemudian peserta didik
ditanya :
a. Apa yang dilakukan dalam
video tersebut?
b. Bahan-bahan apa saja yang
digunakan?
c. Bagaimana proses
pembuatannya?
d. Faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan jamur? Mencoba
Membentuk kelompok
- Peserta didik diminta untuk
duduk berkelompok sesuai
dengan kelompok praktikum
biologi Mencoba
Bekerja dalam kelompok
- Peserta didik diberikan LKPD
untuk bahan diskusi
- Peserta didik mengerjakan
LKPD untuk bahan diskusi Menalar
Menyajikan informasi
- Berdasarkan LKPD tersebut
peserta didik diminta untuk
mengumpulkan dan mengolah
informasi, melalui berbagai
studi literatur dan berbagai
referensi yang terpercaya Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kerja kelompok
- Peserta didik
mempresentasikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

diskusinya di depan kelas


bersama dengan kelompok
Menerima umpan balik
- Peserta didik yang tidak
presentesai diharapkan
menanggapi dari kelompok
yang presentasi
- Guru bersama dengan peserta
didik mengklarifikasi dari
hasil presentasi

Penutup (10 menit)


a. Merangkum - Peserta didik diminta untuk
menyimpulkan apa yang telah
dipelajari
- Peserta didik menjawab
b. Evaluasi
beberapa pertanyaan terkait
materi yang telah dibahas

- Peserta didik diminta


c. Refleksi
mengungkapkan apa manfaat
yang diperoleh setelah
mempelajari materi faktor-
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan jamur merang

- Guru memberikan media


d. Arahan/Tindak lanjut
jamur merang yang telah
ditumbuhi hifa. Dalam
penelitian ini setiap kelompok
diberikan media dan suplemen
organik tanaman yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

diencerkan dalam 4 perlakuan


yaitu kontrol, 5%, 15% dan
25% sehingga peserta didik
bisa langsung
menggunakannya. Penelitian
dilakukan dalam waktu 1
minggu, selama pengamatan
peserta didik diminta untuk
mengamati proses
pertumbuhan jamur merang,
mencatat suhu dan
kelembaban serta mencatat
pertumbuhan miselium
(cm)setiap hari. Setelah itu
peserta didik diberikan LKPD
II. Selama pengamatan peserta
didik diminta mengisi LKPD
II.
- Guru menutup kegiatan
pembelajaran serta
memberikan salam penutup

Pertemuan ke-2 (2JP x 45 menit)

Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik


Pendahuluan (10 menit)
- Guru menyampaikan salam
pembuka untuk mengawali
kegiatan pembelajaran,
mengecek kehadiran dan
kesiapan perserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

- Ditanyakan konsep-konsep yang


telah di pelajari sebelumnya
(faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jamur)
- Ditayangkan tujuan/ruang
lingkup materi yang akan
dibahas

Kegiatan Inti (70 menit)


- Guru menanyakan tugas yang
diberikan pada minggu lalu
mengenai pengamatan yang
telah dilakukan
Presentasi hasil kerja kelompok
- Peserta didik diminta untuk Mengkomunikasikan
presentasi hasil pengamatan
Menerima umpan balik
- Kelompok yang tidak presentasi
diminta untuk menanggapi
kelompok yang presentasi di
depan kelas
- Guru bersama dengan peserta
didik mengklarifikasi dari hasil
presentasi
- Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal postest
Penutup (10 menit)

a. Merangkum - Peserta didik menyimpulkan apa


yang telah dipelajari
b. Evaluasi - Peserta didik menjawab
beberapa pertanyaan terkait
materi yang telah dibahas
- Peserta didik diminta
c. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

mengungkapkan apa manfaat


yang diperoleh
d. Arahan/Tindak lanjut - Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan laporan hasil
penelitian secara tertulis

J. Penilaian :

Aspek Teknik Instrumen


Kognitif Non tes LKPD, presentasi, laporan pengamatan
penelitian
Tes
Postest
Psikomotorik Observasi kinerja Lembar observasi kinerja
Afektif Observasi kinerja Lembar observasi sikap

K. Lampiran

a) Instrumen tes tertulis (Postest)

b) Instrumen non tes (LKPD, presentasi, laporan pengamatan penelitian)

c) Instrumen lembar observasi sikap (Afektif)

d) Instrumen lembar observasi kinerja (Psikomotorik)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Lampiran 3 : Lembar Kerja Pesera Didik I

Lembar Kegiatan Peserta Didik I

A. Judul : Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

B. Tujuan :

1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan

2. Mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan media jamur merang

3. Menyusun langkah kerja proses pemuatan media jamur merang hingga tahap
pemanenan

C. Alat dan Bahan : Proyektor, alat tulis, laptop, video, LCD

D. Petunjuk :

a) Cermati video mengenai pembuatan media jamur merang, tahap pemeliharaan


hingga tahap pemanenan

b) Diskusikan bersama kelompok

c) Lengkapi tabel berikut sesuai dengan video yang telah ditayangkan serta berdasarkan
sumber lain yang sesuai dan terpercaya

d) Jawablah pertanyaan yang diberikan

e) Presentasikan hasil diskusi didepan kelas

E. Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan

No Soal Jawaban
1 Alat

2 Bahan

3 Proses pembuatan
media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

4 Tahap
pemeliharaan

5 Tahap pemanenan

Pertanyaan:

1) Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan?

2) Sebut dan jelaskan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan?

3) Jelaskan tahap pemanenan dengan benar?

F. Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 4 : Lembar Kerja Pesera Didik II

Lembar Kegiatan Peserta Didik II

A. Judul : Faktor-faktor pertumbuhan miselium jamur merang

B. Tujuan :

1. Menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur


merang

C. Alat dan Bahan : Alat tulis, media pertumbuhan jamur merang, hygrometer, rak,
ruangan untuk tempat penelitian, suplemen organik tanaman dengan perlakuan kontrol,
P1 (5%), P2 (15%) dan P3 (25%)

D. Petunjuk :

a) Letakkan media di rak yang sudah disiapkan

b) Letakkan hygrometer pada rak

c) Amatilah perubahan yang terjadi setiap hari bersama kelompok

d) Catatlah berat basah, jumlah badan buah, tinggi badan buah dan volume badan buah
setiap panen.

e) Catatlah data hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan

f) Diskusikan dengan teman satu kelompok

g) Buatlah laporan

h) Presentasikan hasil pengamatan bersama kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

E. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data Hasil Panen Jamur Merang

Perlakuan:..........

No Panen Suhu Kelembaban Berat Jumlah Tinggi Volume


Ke- (°C) (%) Basah Badan Badan Badan
Buah Buah Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata

Tabel 2. Data Hasil Panen Jamur Merang

Perlakuan:..........

No Panen Suhu Kelembaban Berat Jumlah Tinggi Volume


Ke- (°C) (%) Basah Badan Badan Badan
Buah Buah Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Tabel 3. Data Hasil Panen Jamur Merang

Perlakuan:..........

No Panen Suhu Kelembaban Berat Jumlah Tinggi Volume


Ke- (°C) (%) Basah Badan Badan Badan
Buah Buah Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata

Tabel 4. Data Hasil Panen Jamur Merang

Perlakuan:..........

No Panen Suhu Kelembaban Berat Jumlah Tinggi Volume


Ke- (°C) (%) Basah Badan Badan Badan
Buah Buah Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata

F. Menganalisis data hasil panen

G. Pertanyaan

a) Sebut dan jelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan miselium jamur merang?

b) Analisislah perlakuan mana yang memberikan hasil optimal terhadap


pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur merang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

H. Kesimpulan

I. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 : Format Penilaian Kognitif Peserta Didik

Instrumen non tes

INSTRUMEN PENILAIAN LKPD I DAN PRESENTASI

No Nama Mencermati Melengkapi tabel Menjawab Menuliskan Presentasi hasil Total Nilai
Kelompok video pertanyaan kesimpulan Skor Akhir

1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

RUBRIK PENILAIAN LKPD I DAN PRESENTASI

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas/ semester : XII / 1

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor


1 Mencermati Mencermati video dengan menghadap kedepan dan 4
video tidak mengobrol saat video ditayangkan
Mencermati video dengan tidak menghadap kedepan 3
dan tidak mengobrol
Saat video ditayangkan mengobrol bersama teman 2
Tidak mencermati video 1
2 Melengkapi Mampu melengkapi 5 tabel dengan jelas dan tepat 4
tabel Mampu melengkapi 3 tabel dengan jelas dan tepat 3
Mampu melengkapi 2 tabel dengan jelas dan tepat 2
Mampu melengkapi 1 tabel dengan jelas dan tepat 1

3 Menjawab Menjawab 3 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 4


pertanyaan Menjawab 2 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 3
Menjawab 1 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 2
Menjawab 3 pertanyaan dengan tidak lengkap dan 1
kurang tepat
4 Menuliskan Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik dan 4
kesimpulan tujuan dengan tepat
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik 3
namun tidak sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik 2
namun sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik dan 1
tujuan
5 Presentasi hasil Mempresentasikan dengan suara jelas dan penuh 4
keyakinan
Mempresentasikan dengan suara jelas dan ragu ragu 3
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas namun 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

penuh keyakinan
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas dan ragu 1
ragu

Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INSTRUMEN PENILAIAN LKPD II DAN PRESENTASI

No Nama Menyajikan Menganalisis Menjawab Menuliskan Presentasi hasil Total Nilai


Kelompok data data hasil panen pertanyaan kesimpulan Skor Akhir

1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

RUBRIK PENILAIAN LKPD II DAN PRESENTASI

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas/ semester : XII / 1

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor


1 Menyajikan data Menyajikan data yang sesuai, lengkap, jelas dan rapi 4
Menyajikan data yang sesuai, lengkap, jelas namun 3
tidak rapi
Menyajikan data yang sesuai, tidak lengkap, jelas dan 2
rapi
Menyajikan data yang sesuai, tidak lengkap, tidak 1
jelas dan tidak rapi
2 Menganalisis Menganalisis data hasil panen secara lengkap, jelas 4
data hasil panen dan rapi
Menganalisis data hasil panen secara lengkap, jelas 3
namun tidak rapi
Menganalisis data hasil panen secara tidak lengkap, 2
jelas dan rapi
Menganalisis data hasil panen secara tidak lengkap, 1
tidak jelas dan tidak rapi
3 Menjawab Menjawab 3 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 4
pertanyaan Menjawab 2 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 3
Menjawab 1 pertanyaan dengan lengkap dan tepat 2
Menjawab 3 pertanyaan dengan tidak lengkap dan 1
tepat
4 Menuliskan Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik dan 4
kesimpulan tujuan dengan tepat
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik 3
namun tidak sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik 2
namun sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik dan 1
tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

5 Presentasi hasil Mempresentasikan dengan suara jelas dan penuh 4


keyakinan
Mempresentasikan dengan suara jelas dan ragu ragu 3
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas namun 2
penuh keyakinan
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas dan ragu 1
ragu

Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN PENELITIAN

No Nama Kelengkapan Menuliskan Menyajikan Menganalisis Sistematika Total Nilai


Kelompok materi tujuan penelitian hasil permasalahan laporan Skor Akhir
pengamatan
1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN PENELITIAN

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas/ semester : XII / 1

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor


1 Kelengkapan Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi 4
materi yang sangat kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi 3
yang cukup kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi 2
yang kurang kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi 1
tidak kompleks
2 Menuliskan Mampu menulis tujuan penelitian dengan lengkap dan 4
tujuan penelitian tepat
Mampu menulis tujuan penelitian dengan kurang 3
lengkap namun tepat
Mampu menulis tujuan penelitian dengan kurang 2
lengkap dan kurang tepat
Tidak menulis tujuan penelitian 1
3 Menyajikan Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, lengkap, 4
hasil jelas dan rapi
pengamatan Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, lengkap, 3
jelas namun tidak rapi
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, tidak 2
lengkap, jelas dan rapi
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, tidak 1
lengkap, tidak jelas dan tidak rapi
4 Menganalisis Mampu menganalisis permasalahan dengan lengkap 4
permasalahan dan tepat
Mampu menganalisis permasalahan dengan kurang 3
lengkap namun tepat
Mampu menganalisis permasalahan dengan kurang 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

lengkap dan kurang tepat


Mampu menganalisis permasalahan dengan tidak 1
lengkap dan tidak tepat
5 Sistematika Sistematika laporan dibuat dengan urut dan tepat 4
laporan Sistematika laporan dibuat dengan kurang urut namun
tepat 3
Sistematika laporan dibuat dengan kurang urut dan 2
kurang tepat
Sistematika laporan dibuat dengan tidak urut dan 1
tidak tepat

Kriteria nilai:
80-100 = A
60-79 = B
26-59 = C
10-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Format Penilaian Kognitif Peserta Didik

Insterumen Tes Tertulis

Indikator Level Kognitif No Soal Bentuk


C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
3.1.1 Menjelaskan v a, b, c, d, Pertanyaan
pengertian e, f singkat
pertumbuhan dan 1, 3 Essay
perkembangan
makhluk hidup

3.1.2 Mengidentifikasi v 2 Essay


bahan-bahan
pembuatan media
pertumbuhan dan
proses
pembuatannya

3.1.4 Membedakan hasil V 4 Essay


panen setiap
perlakuan

3.1.5 Menemukan faktor v 5 Essay


internal dan faktor
eksternal yang
mempengaruhi
pertumbuhan
miselium jamur
merang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Penilaian kognitif dengan pertanyaan tertulis

Jenjang Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1JP)
Jumlah Soal : 6 pertanyaan singkat dan 5 essay

Pertanyaan singkat
Jawablah dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskanlah beberapa istilah berikut! (30 Poin)
a. Miselium d. Hygrometer
b. Hifa e. Suplemen Organik Tanaman
c. Volvariella volvacea f. Media Pertumbuhan

Essay
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan! (Poin 10)

2. Sebut dan jelaskan fungsi bahan-bahan dalam pembuatan media jamur


merang! (Poin 15)

3. Jelaskan 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


jamur merang! (Poin 15)

4. Bagaimana perbedaan hasil panen dari setiap perlakuan dari pengamatan


yang telah dilakukan! (Poin 15)

5. Pada pengamatan pertumbuhan jamur merang yang telah dilakukan,


perlakuan mana yang menghasilkan panen jamur merang paling optimal! (15
Poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Kunci Jawaban

Pertanyaan singkat

Kode Skor Jawaban


Soal
A 5 Bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan
beberapa hifa
B 5 Struktur jamur berbentuk seperti tabung yang terbentuk dari
pertumbuhan spora
C 5 Nama spesies dari jamur merang
D 5 Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
udara
E 5 Suplemen organik atau tanpa bahan kimia yang digunakan
untuk memicu pertumbuhan miselium jamur merang
F 5 Media yang digunakan untuk tempat pertumbuhan miselium
jamur merang yang sudah dibuat dengan ditambahkan
beberapa bahan untuk memberikan nutrisi pada masa
pertumbuhan

Essay

No Soal Skor Jawaban


1 10 Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
berbeda. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
dan berat tetapi tidak dapat balik (irreversible). Pertumbuhan
dapat diukur secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses
perubahan dalam bentuk (morfogenesis). Perkembangan
bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur
secara kuantitatif.
2 15 Fungsi bahan-bahan pembuatan media jamur merang:
Jerami: sebagai substrat tumbuhnya miselium jamur.
Mengandung karbohidrat, nitrogen dan mineral
Bekatul: sumber nutrisi karbohidrat, protein dan vitamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Air: sebagai pencampur semua bahan dan menyebabkab


kelembaban dalam media serta untuk diserap oleh jamur
merang sebagai proses pertumbuhannya
Kapur: penstabil pH media tanam
Inokulan jamur merang: bibit jamur merang yang diinokulasi
pada media tanam sehingga jamur yang tumbuh adalah
jamur merang
3 15 Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar tubuh jamur.
Faktor ekternal terdiri dari luar media dan dalam media.
Faktor eksternal dari luar media tanam terdiri dari suhu,
kelembaban, intensitas cahaya dan polutan. Sedangkan dari
dalam media yaitu karbohidrat, nitrogen dan kandungan air.
Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam tubuh jamur.
Terdiri dari kualitas bibit yang diinokulasi, kecepatan hifa
untuk memanjang, kemampuan sel miselium dalam
menyerap nutrisi dari media, dan kemampuan sel-sel jamur
untuk membelah.
4 15 Dari parameter yang diukur yaitu berat basah, jumlah badan
buah, tinggi badan buah dan volume badan buah terjadi
perbedaan hasil panen di setiap perlakuan. Rerata parameter
berat basah yang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan 15%
sedangkan kontrol tidak menghasilkan panen. Untuk
parameter tinggi badan buah rerata paling tinggi yaitu 15%,
jumlah badan buah rerata paling tinggi yaitu 15% dan
volume badan buah rerata paling tinggi yaitu 25%.
5 15 Pertumbuhan miselium jamur merang yang paling optimal
adalah pada konsentrasi Suplemen Organik Tanaman 15%.
Hal tersebut terjadi karena dengan komposisi 150 ml
suplemen organik tanaman + 850 ml air merupakan
komposisi yang tepat untuk dapat memicu pertumbuhan
miselium jamur merang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Rubrik penilaian kognitif tes tertulis

A. Pertanyaan singkat

Kode Skor Aspek


Soal
A 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
B 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
C 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
D 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
E 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
F 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

B. Essay

No Soal Skor Aspek


1 0 Tidak menjawab
3 Hanya menjawab salah satu dari pertumbuhan dan
perkembangan
5 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
10 Jika menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
2 0 Tidak menjawab
5 Menjawab bahan-bahan yang digunakan, namun tidak
menjelaskan fungsinya
10 Menjawab bahan-bahan yang digunakan serta fungsinya
namun kurang lengkap
15 Menjawab bahan-bahan yang digunakan serta fungsinya
dengan tepat dan lengkap
3 0 Tidak menjawab
5 Hanya menjawab salah satu faktor eksternal dan internal
10 Menjawab faktor eksternal dan internal namun contoh yang
diberikan kurang tepat
15 Menjawab faktor eksternal dan internal namun contoh yang
diberikan tepat dan lengkap
4 0 Tidak menjawab
5 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas namun kurang lengkap dan tepat
10 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas, lengkap namun kurang tepat
15 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas, lengkap dan tepat
5 0 Tidak menjawab

5 Hanya menjawab perlakuan yang menghasilkan


pertumbuhan miselium jamur merang yang optimal tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

disertai penjelasan

10 Menjawab perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan


miselium jamur merang yang optimal disertai penjelasan
namun kurang tepat
15 Menjawab perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan
miselium jamur merang yang optimal disertai penjelasan
yang tepat dan lengkap

Skor maksimal = 100

Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 6: Format Penilaian Afektif Peserta Didik

Materi :

Kelas/Semester :

NO Aspek yang dinilai Skor Keterangan


1 2 3
1. Teliti
2. Jujur
3. Kerjasama
4. Disiplin
5. Tanggungjawab
Keterangan:
1: Kurang (apabila 1 indikator terpenuhi)
2: Cukup (apabila 2 indikator terpenuhi)
3: Baik (apabila 3 indikator terpenuhi)

Rubrik Penilaian Afektif Peserta Didik

NO Aspek yang dinilai Kategori penilaian Skor


1. Teliti Teliti dalam menjawab pertanyaan 3
sesuai dengan data, teliti dalam
mengolah data dan informasi,
teliti dalam melakukan
pengukuran saat pengamatan
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2
yang ditentukan
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek 1
yang ditentukan
2 Jujur Tidak menyontek dalam 3
mengerjakan tugas, mencatat
. langsung data pengamatan apa
adanya dan melaporkan data
sesuai hasil pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Tidak mencatat langsung hasil 2


pengamatan tetapi melihat dulu
pada kelompok lain
Mencatat/melaporkan data tidak 1
sesuai dengan hasil pengamatan
3. Kerjasama Memenuhi aspek sikap berbagi 3
tugas, memberi kesempatan pada
teman dan mau mengerjakan
tugas kelompok bersama
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2
yang ditentukan
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek 1
yang ditentukan
4. Disiplin Mengikuti pelajaran tepat waktu, 3
mengumpulkan tugas tepat waktu
dan menghargai pendapat orang
lain
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2
yang ditentukan
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek 1
yang ditentukan
5. Tanggungjawab Melaksanakan tugas individu atau 3
kelompok dengan baik,
melakukan tugas kelompok sesuai
dengan kesepakatan dan
mengakui kesalahan apabila
berbuat salah
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2
yang ditentukan
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek 1
yang ditentukan
6. Peduli Memenuhi aspek sikap mau 3
membantu teman, peduli terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

tugas-tugas sebagai peserta didik


dan mau berbagi pengetahuan
apabila ada teman yang bertanya
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2
yang ditentukan
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek 1
yang ditentukan

Jumlah skor maksimum = 18

Nilai yang dicapai =

Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7: Format Penilaian Psikomotorik (Lembar observasi kinerja)

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Nama Menyusun Menyiapkan alat Mengukur Mengolah data Mengembalikan Total Nilai
Kelompok langkah kerja pengamatan parameter alat Skor Akhir
pengamatan yang diamati
1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas/ semester : XII / 1

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor


1 Menyusun 1. Langkah kerja yang dibuat benar 3
langkah kerja 2. Langkah kerja urut sesuai dengan petunjuk
pengamatan pengamatan
3. Langkah kerja yang dibuat menggunakan kalimat
pasif
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2

Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1


2 Menyiapkan alat 1. Alat yang digunakan sesuai dengan yang tercantum 3
pengamatan dalam langkah kerja
2. Alat yang digunakan lengkap
3. Alat yang digunakan memiliki spesifikasi dan
standarisasi yang benar
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
3 Mengukur 1. Mengukur parameter yang diamati dengan alat 3
parameter yang yang ditentukan
diamati 2. mengukur parameter yang diamati dengan cara
yang sesuai
3. Mengukur parameter yang diamati setiap panen
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2

Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1


4 Mengolah data 1. Mengolah data dengan cara yang benar 4
2. Mengolah data dengan sistematis
3. mengolah data sesuai dengan hasil pengamatan

Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1

5 Mengembalikan 1. Mengembalikan seluruh alat dengan lengkap


alat 2. mengembalikan alat di tempat semula
3. Mengambalikan alat tepat waktu

Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2

Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1

Skor maksimal: 15

Kriteria nilai:
80-100 = A
60-79 = B
26-59 = C
10-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 : Data Hasil Penelitian

Panen Berat basah Tinggi badan buah Jumlah badan buah Volume badan buah
hari ke
K 5% 15% 25% K 5% 15% 25% K 5% 15% 25% K 5% 15% 25%
28 0 12 244 18 0 3,9 5,3 4,2 0 1 15 1 0 12 17,22 18
31 122 143 256 243 3,9 4,4 5,4 4,7 7 7 14 9 17,4 20,4 18,2 27
34 933 16 574 219 4,9 2,25 4,8 3,9 36 2 24 15 26,08 8 23,9 14,6
Total 1055 171 1074 480 8,8 10,55 15,5 12,8 43 10 53 25 43,48 40,4 59,32 59,6

Rerata 351,67 57 358 16 2,93 3,517 5,17 4,267 14,3 17,67 8,3 14,493 13,467 19,73 19,73 19,867

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 9 : Analisis Statistika

Berat basah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 4
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std. 432,1488169
Deviation 6
Absolute ,208
Most Extreme
Positive ,165
Differences
Negative -,208
Kolmogorov-Smirnov Z ,416
Asymp. Sig. (2-tailed) ,995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
0,995>0,05 maka data berdistribusi normal
Correlations
KONSENTRASI BERAT
BASAH
Pearson
1 -,238
KONSENTR Correlation
ASI Sig. (2-tailed) ,762
N 4 4
Pearson
-,238 1
BERAT Correlation
BASAH Sig. (2-tailed) ,762
N 4 4

Kesimpulan:
-0,238 tidak ada korelasi dan hubungan negatif
0,762 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Tinggi Badan Buah


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 4
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std.
1,68507863
Deviation
Absolute ,269
Most Extreme
Positive ,269
Differences
Negative -,230
Kolmogorov-Smirnov Z ,538
Asymp. Sig. (2-tailed) ,934
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig > 0,05 data normal
0,934 > 0,05 maka data berdistribusi normal

Correlations
KONSENTRASI TINGGI
BADAN
BUAH
Pearson Correlation 1 ,755
KONSENTRASI Sig. (2-tailed) ,245
N 4 4
Pearson Correlation ,755 1
TINGGI BADAN BUAH Sig. (2-tailed) ,245
N 4 4

Kesimpulan:
0,755 korelasi kuat dan hubungan positif
0,245 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Jumlah Badan Buah


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 4
a,b Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 19,03242847
Absolute ,174
Most Extreme Differences Positive ,140
Negative -,174
Kolmogorov-Smirnov Z ,349
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
1,0 > 0,05 maka data berdistribusi normal

Correlations
KONSENTRASI JUMLAH
BADAN
BUAH
Pearson Correlation 1 -,074
KONSENTRASI Sig. (2-tailed) ,926
N 4 4
Pearson Correlation -,074 1
JUMLAH BADAN BUAH Sig. (2-tailed) ,926
N 4 4

Kesimpulan:
-0,074 tidak ada korelasi dan hubungan negatif
0,926 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Volume Badan Buah


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 4
a,b Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 5,33550622
Absolute ,205
Most Extreme Differences Positive ,162
Negative -,205
Kolmogorov-Smirnov Z ,410
Asymp. Sig. (2-tailed) ,996
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
0,996 > 0,05 maka data berdistribusi normal

Correlations
KONSENTRASI VOLUME
BADAN
BUAH
Pearson
1 ,852
Correlation
KONSENTRASI
Sig. (2-tailed) ,148
N 4 4
Pearson
,852 1
VOLUME BADAN Correlation
BUAH Sig. (2-tailed) ,148
N 4 4

Kesimpulan:
0,852 korelasi sempurna dan hubungan positif
0,148 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Lampiran 10: Foto Penelitian

Suplemen organik Pengenceran pertama


Tanaman yang digunakan

Berbagai konsentrasi SOT Sprayer yang digunakan untuk penelitian

Panen 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Panen 2

Kontrol P1(5%) P2 (15%) P3 (25%)

Panen 3

Kontrol P1 (5%) P2 (15%) P3 (25%)

Pengukuran kelembaban dan suhu udara pengukuran pH media

Anda mungkin juga menyukai