ABSTRAK
Alopesia androgenetik adalah suatu kelainan kerontokan rambut yang progresif yang dialami oleh pria
maupun wanita. Alopesia androgenetik disebabkan karena dua factor, yang pertama dikarenakan oleh
kelainan poligenik yang sifatnya diturunkan, dan yang kedua dikarenakan oleh peningkatan 5-α-
dehydrotestosterone (DHT) diserum maupun dikulit kepala yang menyebabkan pemendekan dari fase
anagen siklus pertumbuhan rambut. Kelainan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan rambut dan
kulit kepala penderita tetapi juga mimiliki dampak psikososial dari perubahan yang ditimbulkan.
Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengobatan apa yang paling tepat untuk
penyakit alopesia androgenetik.Jenis penelitian ini berupa penelitian deskriptif. Metode penulisan
berupa literature review dengan sumber pustaka yang didapatkan berjumlah 25 artikel yang berasal
dari buku, jurnal nasional dan jurnal internasional dan dipilih sebanyak 22 sumber yang sesuai dengan
penelitian ini yang berasal dari 2 buku, 3 jurnal nasional dan 17 jurnal internasional.dengan
menggunakan pencarian di PubMed, Elsevier, dan Google Scholar. Berbagai penelitian meta analisis
telah membuktikan hasil yang signifikan bahwa finasteride oral dan minoxidil topical dapat digunakan
sebagai first line therapy untuk penyakit alopesia androgenetik. Finasterid dan minoxidil juga telah
teruji dan terbukti memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan rambut kembali
dan hanya memiliki sedikit efek samping dibandingkan obat lainnya.
ABSTRACT
Androgenetic alopecia is a progressive hair loss disorder experienced by both men and women.
Androgenetic alopecia is caused by two factors, the first is due to polygenic abnormalities that are
inherited, and the second is due to an increase in 5-α-dehydrotestosterone (DHT) in the serum or
scalp which causes shortening of the anagen phase of the hair growth cycle. This disorder does not
only affect the health of the patient's hair and scalp but also has a psychosocial impact from the
changes caused. So the purpose of this paper is to find out what treatment is most appropriate for
androgenetic alopecia. This type of research is in the form of descriptive research. The writing method
in the form of literature review with literature sources obtained amounted to 25 articles from books,
national journals and international journals and selected as many as 22 sources in accordance with
this study originating from 2 books, 3 national journals and 17 international journals. at PubMed,
Elsevier, and Google Scholar. Various meta-analysis studies have proven significant results that oral
finasteride and topical minoxidil can be used as first line therapy for androgenetic alopecia.
Finasterid and Minoxidil have also been tested and proven to have significant effects in promoting
hair regrowth and have few side effects compared to other drugs.
83
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 1, Hal 83 - 90, Januari 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
berupa kerontokan atau kebotakan (alopesia) terminal. Hail ini dari perubahan siklus
dan pertumbuhan yang berlebih.Alopesia pertumbuhan rambut, durasi fase anagen
memiliki dua macam tipe berdasarkan secara bertahap menurun dan fase telogen
morfologinya yaitu alopesia dengan sikatrik meningkat. Karena durasi fase anagen
yang bersifat permanen dan alopesia non menentukan panjang rambut, maka rambut
sikatrik yang masih dapat tumbuh kembali. anagen baru menjadi lebih pendek, akhirnya
Alopesia androgenetik merupakan salah satu mengarah pada tampilan kebotakan(Kaliyadan,
penyakit alopesia non sikatrik yang terjadi Nambiar, & Vijayaraghavan, 2013).
pada sebagian besar pria (Stough et al., 2005). Miniaturasi pada alopesia androgenetik
melibatkan induksi dari androgen khususnya 5-
Androgenetic alopecia (AGA), juga dikenal α-dehydrotestosterone (DHT) yang
alopesia androgenetik, merupakan kelainan menyebabkan rambut terminal menjadi rambut
rambut yang sering ditemukan baik pada laki- vellus di area kulit kepala. Walaupun ini
laki ataupun perempuan.Alopesia androgenetik merupakan fenomena fisiologis, akan tetapi
adalah jenis kerontokan rambut progresif yang alopesia androgenetik dapat memberikan
umumnya paling terlihat pada pria. Alopesia implikasi psikososial yang dalam pada
androgenetik merupakan kondisi poligenetik penderitanya karena perubahan yang signifikan
dengan berbagai derajat keparahan, usia pada penampilan (Tsuboi et al., 2012).
serangan, dan lokasi kulit kepala yang
mengalami kerontokan. Pada pria, pola Manajemen penanganan alopesia androgenetik
kerontokan menggambarkan pola “horseshoe” pada laki-laki sekarang dapat dilakukan
atau “tapal kuda”yang khas yang melibatkan melalui medikamentosa atau terap obat, terapi
daerah temporal dan vertex. Kerontokan pembedahan dan kamuflase(Nyoman & Utami,
rambut pada wanita yang mengalami alopesia 2015). Ada beberapa pilihan pengobatan untuk
androgenetik menggambarkan penipisan pada menangani alopesia androgenetik, yaitu:
bagian depan rambut (Lolli et al., 2017). (1)Antiandrogen yang memiliki dau sub
golongan, yang pertama golongan 5-α-
Angka kejadian dan prevalensi alopesia reductase inhibitor (finasteride oral,
androgenetik tergantung pada usia dan ras. dutasteride, finasteride topical, 17-α-
Prevalensi usia pada alopesia androgenetik propionate) dan yang kedua antagonis reseptor
yang dialami laki-laki bervariasi, tetapi terjadi androgen (spironolactone, cyproterone acetate,
pada rata-rata usia pertengahan 20-an. flutamide). (2)Androgen-Independent yang
Prevalensi dan keparahan meningkat seiring memiliki 3 jenis obat yaitu minoxidil,
usia. Pada pria kulit putih denhan usia 30 tahun antagonis dan analog prostaglandin, serta
menunjukkan prevalensi 30% mengalami ketoconazole. (3)Terapi Coadjuvant yaitu
alopesia androgenetik, pada usia 50 tahun dengan terapi laser, transplantasi rambut,
menunjukkan prevalensi sekurangnya 50% kamuflase. (4)Terapi Emerging yaitu dengan
mengalami alopesia androgenetik, dan 80% injeksi platelet rich plasma, scalp
terkena pada usia 70 tahun (Nyoman & Utami, microneedling, wnt signalling, stem cells, dan
2015). Alopesia androgenetik dapat terjadi JAK-STAT signalling (Kelly, Blanco, & Tosti,
pada semua ras dan prevalensi tertinggi 2016). Dari berbagai pilihan pengobatan
dialami oleh orang Kaukasia da hamper semua diatas, penulis tertarik untuk mencari obat apa
laku-lakinya mengalami pemunduran garis yang paling tepat sebagai terapi alopesia
rambut regio frontotemporal setelah pubertas, androgenetik. Oleh karena itu, tujuan dari
tetapi pada pria Asia dan Afrika jarang terjadi. literature review ini adalah untuk mengetahui
Laki-laki kulit putih empat kali lebih pengobatan apa yang paling tepat untuk
berpeluang menderita alopesia androgenetik penyakit alopesia androgenetik. Tanpa
daripada laki-laki kulit hitam (Chandrashekar, penanganan, alopesia androgenetik merupakan
2018). Di Amerika Serikat diperkirakan kondisi yang progresif.Jumlah rambut
dialami oleh 35 juta laki-laki. Kelainan dapat menurun dengan kecepatan hampir 5% per
dialami mulai usia remaja dan bertambah tahun.Sehingga penelitian ini penting untuk
parah seiring dengan pertambahan usia dilakukan untuk mencari obat yang teapat
(Legiawati, 2013). dalam mencegah dan menangani penyakit ini.
mengancam nyawa tetapi dapat menjadi botak(Sadick, Callender, Kircik, & Kogan,
masalah yang serius bagi kehidupan 2017);(Marchbein, Shapiro, & Nagler, 2019).
psikososial pasien.Genetik, hormonal, dan
factor lingkungan merupakan factor yang Diagnosis alopesia androgenetik pada laki-laki
berhubungan dalam kejadian alopesia dapat ditegagkkan berdasarkan gambaran
androgenetik. Laporan literature terbaru telah klinis, khususnya pasien dengan riwayat
membuktikan adanya peradangan dan juga kerontokan rambut yang bertahap pada
stress oksidatif pada tingkat sel papilla dermal keluarga.Pada wanita, biasanya diagnosis
pasien dengan alopesia androgenetik (Prie, membutuhkan evaluasi yang lebih
Iosif, Tivig, Stoian, & Giurcaneanu, 2016). kompleks.Pada pemeriksaan mikroskop
terdapat peningkatan jumlah rambut telogen
Alopesia androgenetik pada laki-laki memiliki terutama pada daerah vertex kepala.Gambaran
predisposisi genetic yang jelas dan rambut distrofik dapat ditemukan walaupun
kemungkinan karena respon yang berlebihan jarang.Pemeriksaan penunjang berupa
terhadap androgen.Pola alopesia adalah trikogram dapat memberikan data jumlah
kelainan poligenik dengan dengan melibatkan folikel dan persentase rambut anagen dan
gen ayah dan ibu. Anak laki-laki memiliki telogen.Pola kebotakan pada laki-laki dimulai
risiko lima sampai enam kali lebih tinggi untuk pada daerah dahi. Garis rambut (hair line)
terjadinya alopesia androgenetik jika ayah semakin melebar membentuk gambaran
mereka juga mengalami alopesia.Penelitian “M”shape. Rambut juga menipis pada daerah
pada manusia dewasa kembar ditemukan mahkota, dan sering mengalami progresifitas
prevalensi 80-90% pada kembar menjadi kebotakan parsial atau
monozigot.Osborn mengatakan bahwa alopesia komplit.Progresifitas alopesia androgenetik
androgenetik diturunkan secara autosomal pada pria secara umum diklasifikasikan oleh
dominan, sedangkan dari hasil evaluasi terbaru Hamilton-Norwood scale, yang berkisar dari
ditemukan bahwa penurunannya secara gradasi I sampai VII.Pola kerontokan rambut
poligenik.Pola alopesia juga membutuhkan pada wanita berbeda, yaitu rambut kepala
androgen untuk terjadi dan hanya berkembang menjadi lebih tipis, tetapi garis rambut tidak
setelah masa pubertas.Hal ini dikarenakan pernah melebar. Alopesia androgenetik pada
pada laki-laki yang dikastrasi atau dikebiri wanita jarang menjadi kebotakan total
sebelum pubertas tidak pernah muncul (Legiawati L, 2013).
kelainan alopesia androgenetik. Dari studi
eksperimental diketahui adanya pelepasan Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan
factor penghambat pertumbuhan rambutt penunjang untuk menegakkan diagnosis, baik
(transforming growth factor-β) oleh androgen- pada laki-laki maupun wanita dengan pola
stimulated fibroblast dari folikular papilla kerontokan rambut yang khas. Namun, jika
dermis (Goldsmith et al., 2012); (Chan & kerontokan terjadi secara difus dan tidak
Cook, 2018); (Tanaka, Aso, Ono, Hosoi, & terjadi pada lokasi yang khas, perlu dilakukan
Kaneko, 2018). pemeriksaan tambahan antara lain pemeriksaan
thyroid stimulating hormone (TSH) dan kadar
Aktivasi reseptor androgen memperpendek besi serum pada pasuen dengan riwayat
fase anagen atau fase pertumbuhan dalam kekurangan zat besi dalam diet atau riwayat
siklus pertumbuhan rambut normal.Pada perdarahan. Sementara untuk wanita
alopesia androgenetik, aktivasi berlebihan dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan kadar
menyebabkan miniaturisasi folikel melalui fase ferritin seru,. TSH, dan kadar androgen serum.
anagen yang semakin pendek, menghasilkan Pemeriksaan androgen serum harus
folikel rambut yang lebih tipis dan lebih dipertimbangkan khususnya pada wanita
pendek yang pada akhirnya mungkin tidak dengan koinsidensi hirsutisme, akne dewasa
menembus melalui epidermis. Spesimen derajat sedang-berat, akantosis nigrikans, haid
patologis akan menunjukkan penurunan rasio yang tidak teratur, dan atau galaktorea.
5:0 dari rambut anagen ke telogen dimana Pemeriksaan minimal yang dilakukan
normalnya adalah 12:1. Pasien alopesia mencakup testosteron bebas atau total dengan
androgenetik memiliki produksi atau tanpa dehidroepiandrosteron sulfat
dihidrotestosteron yang lebih tinggi, dan kadar (Goldsmith et al., 2012). Ada dua obat yang
reseptor alfa-reduktase dan androgen yang disetujui FDA untuk terapi alopesia
lebih tinggi pada kulit kepala yang mulai androgenetik, yaitu minoxidil topical dan
finasteride oral, yang keduannya memerlukan
86
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 1, Hal 83 - 90, Januari 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
setidaknya 4-6 bulan pemakaian untuk terlihat alopesia androgenetik pada pria.Pada dosis ini,
peningkatan atau efek dari terapinya. Obat ini finasteride telah terbukti mengurangi DHT
digunakan secara rutin untuk mempertahankan kulit kepala sebesar 64% dan DHT serum
respon yang ditimbulkan oleh obat.Akan sebesar 68%.Profil efek samping dari
tetapi, kepatuhan dalam pengobatan sering kali finasteride termasuk penurunan libido,
buruk. Inisiasi obat dapat menyebabkan fase disfungsi ereksi dan depresi membuat beberapa
pelepasan awal dan kedua obat ini dapat pasien ragu untuk menggunakan
bekerja lebih baik jika diberikan secara finasteride.Pemeriksaan serangkaian biopsy
bersamaan(Manabe et al., 2018). kulit kepala pada pasien denga AGA
mengungkapkan bahwa setelah 12 bulan
Minoxidil Topikal perawatan dengan finasteride, jumlah rambut
Minoxidil merupakan obat turunan terminal meningkat dan jumlah rambut vellus
piperidinopyrimidine dan vasodilator arteriol menurun. Studi ini menunjukkan kemampuan
yang kuat (Trueb RM, 2010).Telah terbukti finasteride untuk membalikkan proses
efekttif dalam mengubah rambut vellus ke miniaturisasi dan mendorong pertumbuhan
rambut terminal pada 30% pasien bila rambut terminal. Sebaliknya penggunaan
diterapkan dalam larutan 2% dengan basis air finasteride topical dalam larutan 0,05% tidak
propilen glikol 10%.Minoxidil 1 mL diterapka menunjukkan efek pada pertumbuhan kembali
ke kulit kepala dua kali sehari.Efluvium rambut meskipun mengurangi serum DHT
telogen sementara dapat terjadi dalam 2-8 sebesar 40%(Irwig, 2012); (Chandrashekar,
minggu pertama.Perawatan dengan minoxidil 2018).
5% menghasilkan pertumbuhan rambut yang
lebih baik dibandingkan minoxidil 2% pada SIMPULAN
pria dan wanita.Sediaan tanpa propilen glikol Pengobatan yang paling tepat untuk menangani
memiliki lebih sedikit edek samping pada penyakit alopesia androgenetik adalah obat
kulit. Ada risiko yang lebih tinggi dari finasterid oral dan minoxidil topical atau
hipertrikosis wajah dengan penggunaan kombinasi dari kedua obat
sediaan 5% pada wanita (Chandrashekar, tersebut.Dikarenakan obat tersebut telah
2018). terbukti efek dan tingkat
keamanannya.Finasterid memiliki efek dalam
Respon terbaik dapat dilihat pada pria dan menurunkan kadar5α-dehydrotestosterone
wanita yang diterapi diawal proses kebotakan, (DHT) didalam serum dan kulit kepala,
dengan diameter maksimum kebotakan kurang pengurangan produksi DHT ini kemudian
dari 10 cm dan di mana kepadatan rambut pra- membatasi miniaturisasi folikel rambut.
perawatan lebih dari 20 rambut/cm2. Respon Minoxidil memiliki efek vasodilator arteriol
maksimal terlihat dalam 6 bulan pertama yang nantinya akan mempermudah darah dan
terapi, manfaat setelahnya bersifat nutrisi disuplai ke rambut dan juga akan
marjinal.Untuk mempertahankan manfaat ini, memperpanjang fase anagen dari siklus
pasien disarankan agar penggunaan minoxidil pertumbuhan rambut. Sehingga finasterid dan
harus dilanjutkan selama sisa hidup minoxidil dapat digunakan sebagai obat pilihan
mereka.Regresi hasil terjadi setelah 3 bulan untuk penyakit alopesia androgenetik.
penghentian dan menjadi kebotakan yang
mungkin terjadi jika pengobatan tidak DAFTAR PUSTAKA
diterapkan lagi. Penggunaan secara bersama Adil, A., & Godwin, M. (2017). The
minoxidil dengan spironolactone pada wanita effectiveness of treatments for
dapat menghasilkan efek aditif androgenetic alopecia: A systematic
(Chandrashekar, 2018). review and meta-analysis. Journal of
American Dermatology, 77(1), 136-
Finasteride 141.e5.https://doi.org/10.1016/j.jaad.201
Finasteride adalah azo-steroid sintesis yang 7.02.054
merupakan antagonis ampuh 5-α-reductase
tipe 2.Ia mengikat secara ireversibel pada Chan, L., & Cook, D. K. (2018). Female
enzim ini untuk menghambat konversi pattern hair loss, 47(7), 459–464.
testosterone menjadi DHT. Pengurangan
produksi DHT ini kemudian membatasi Chandrashekar, B. S. (2018). IADVL Textbook
miniaturisasi folikel rambut.Dosis 1 mg per of Trichology (1st ed.). New Delhi:
oral adalah dosis optimal untuk pengobatan Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd.
87
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 1, Hal 83 - 90, Januari 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
88
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 1, Hal 83 - 90, Januari 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
11(7), 32–35.
89
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 1, Hal 83 - 90, Januari 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
90